Sumber: dari sini |
Jacob dan Wilhelm Grimm atau yang biasa disebut Grimm bersaudara adalah pasangan peneliti budaya dari Jerman. Mereka berdua mulai mengumpulkan dongeng-dongeng rakyat sekitar tahun 1806. Pada tahun 1812, Grimm bersaudara menerbitkan Children's and Household Tales yang terdiri atas 86 dongeng, yang 19 diantaranya diterjemahkan ke dalam buku Hansel dan Gretel dan Dongeng-dongeng lain.
Membaca dongeng di buku terbitan Atria ini rasanya seperti melakukan perjalanan waktu ke masa kecil. Snow White, Rapunzel, dan Cinderella kembali menemui saya di buku setebal 183 halaman ini. Namun, selain dongeng-dongeng yang sudah familiar, ada pula beberapa yang saya belum pernah membaca maupun mendengarnya.
Pengalaman kembali membaca dongeng sepertinya membuat saya sadar bahwa selama ini daya imajinasi saya terlalu terbatas pada tembok-tembok akal sehat. Saya terus-menerus mengingatkan diri sendiri bahwa semua ini hanyalah dongeng belaka, manakala saya menemukan hal-hal yang sangat tak terjangkau akal sehat. Hambatan ini sangat saya rasakan di halaman-halaman awal, sampai-sampai saya memilih untuk meletakkan buku ini sejenak dan memilih membaca buku lain terlebih dahulu. untungnya, saya kembali membuka buku ini dan terbiasa dengannya sampai halaman terakhir.
Kesembilan belas dongeng di buku ini antara lain:
1. Musisi dari Bremen (The Bremen Town Musician)
2. Teka-Teki (The Riddle)
3. Tom Ibu Jari (Thumbthick)
4. Briar Rose (Little Brier Rose)
5. Dua belas puteri yang menari (The Shoes That Were Danced to Pieces)
6. Pengantin Perampok (the Robber Bridegroom)
7. Ratu Lebah (the Queen Bee)
8. Raja-Janggut Mengerikan (King Thrushbeard)
9. Peri Pembuat Sepatu
10. Aschenputtel (Cinderella)
11. Hansel dan Gretel (Hansel and Gretel)
12. Serigala dan Tujuh Kambing Kecil (The Wolf and The Seven Young Kids)
13. Pangeran Katak (The Frog King or Iron Heinrich )
14. Frau Holle (Frau Holle)
15. Rumpelstiltskin (Rumpelstiltskin)
16. tiga pemintal (The Three Spinning Women)
17. Gadis Angsa (The Goose-girl)
18. Rapunzel (Rapunzel)
19. Snow-White (Little Snow-White)
Dari kesembilan belas dongeng tersebut, saya sangat menikmati cerita Frau Holle. Dongeng ini mengingatkan saya pada dongeng bawang merah dan bawang putih, dengan sedikit perbedaan.
Salah satu ilustrasi di dalam buku Hansel dan Gretel. Sumber: dari sini |
Secara keseluruhan, saya menikmati buku dongeng ini. Sayangnya ada beberapa hal di penerjemahannya yang saya rasa cukup mengganggu. Saya ambil contoh di dongeng Teka-Teki:
Namun, ketika si perempuan tua mengambilnya, Pangeran sudah terlebih dahulu memacu kudanya. Sementara itu, pelayannya masih harus mengikat pelananya erat-erat dan dia masih berada di depan rumah penyihir keji itu ketika dia kembali membawa minuman untuk pangeran. ( page 12)
Kata pengganti orang ketiga yaitu dia di sini memiliki kerancuan. Saya sendiri mengartikan Dia di sini sebagai sang pelayan, bukan penyihir keji. Saya rasa, keambiguan seperti ini seharusnya dapat dihindari atau dihilangkan. Masih ada beberapa kasus kerancuan penggunaan kata ganti orang ketiga juga di beberapa dongeng berikutnya.
Saya juga memperhatikan ada satu konjugasi yang sekarang umumnya jarang sekali dipakai, yaitu pada dongeng Frau Holle.
Hatta, Frau Holle memegang tangannya dan menuntunnya ke sebuah gerbang.
Setelah saya mencari tahu lewat google, saya menemukan bahwa konjugasi di awal kata ini artinya adalah 'lalu', 'kemudian', yang berasak dari kata atha (sansekerta). Di dalam kalimat aslinya, awalan yang digunakan adalah
With that she took her by the hand and led her to a large gate.
Diluar ketidaktersediaannya Daftar Isi yang ternyata sangat penting, saya masih sangat menikmati buku ini. Salut untuk Atria karena telah menjadi perintis dalam menerbitkan kembali dongeng-dongeng rakyat. Saya sendiri berpikiran untuk menyimpannya untuk anak-anak saya kelak, meskipun beberapa dongeng versi grimm ini sebenarnya tidak cocok untuk anak-anak karena adanya hal-hal kejam.
Overall, bintang 3,5!
Judul: Hansel dan Gretel dan dongeng-dongen lain
Penulis: Grimm Bersaudara
Penerjemah: Dhanang Ernawan dan Ambhita Dhyaningrum
Tebal: 183 halaman
ISBN: 978-979-024-461-0
0 komentar:
Posting Komentar