Palestina Milik Siapa
Penulis: Gary M. Burge
Paperback, 338 pages
Penerbit PT BPK GUNUNG MULIA 2010
ISBN 139789796877003
Akhirnya selesai..Mungkin sepertinya perlu membaca buku ini sekali lagi, agar saya bisa mendapat ilmu dan pemandangan yang lebih objektif. Setahu saya, sangat sedikit literatur yang ditulis oleh orang Indonesia sendiri mengenai konflik Timur Tengah, lebih tepatnya Israel-Palestina. Dua judul buku karangan Bapak Trias Kuncahyono yang sudah saya punya, yaitu Jerusalem dan Jalur Gaza setidaknya membuka sedikit mata saya dengan apa yang terjadi di belahan bumi sana dari sisi seorang wartawan.
Buku ini karangan Gary M Burger, seorang guru besar Perjanjian Baru di Wheaton College & Graduate School. Latar belakang pendidikan cukup beragam. Secara berurutan dari mulai bachelor, ia lulusan Ilmu Politik, Studi Teologi, dan New Testament (Perjanjian Baru). Merujuk pada daftar artikel maupun buku yang dibuatnya, terlihat bahwa ia sangat concern pada kehidupan di Timur Tengah. Ia menginginkan muridnya supaya mewarisi pemahaman akan abad-abad pertama Palestina untuk memahami Injil. Berikut lebih lengkap kutipannya yang dipaste dari web Wheaton College.
As I teach New Testament at Wheaton, I want my students to grasp how knowing the unique world of the Middle East in antiquity shapes how we read the New Testament today. Jesus' cultural reflexes were different than ours and unless we understand him in his world, we risk misrepresenting his story. The setting of first century Palestine must be the lens through which we read the gospels. This has been the passion of my career since the 1970s and I want my students to inherit it.
banyak karya tulis yang memberikan perhatian pada masalah Israel/Palestina, Burge bertujuan menulis buku ini adalah menyaring karya-karya itu, menguraikan berbagai argumentasi utamanya, dan menyerapnya sebagai Orang Kristen yang memiliki komitmen sepenuh hati pada Tanah Suci ini (hlm 16). Buku ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama yaitu Latar Belakang Masalah Israel-Palestina, bagian kedua yaitu Perjanjian Lama dan Tanah Perjanjian, serta bagian ketiga yaitu Perjanjian Baru dan Tanah Perjanjian.
Daerah Palestina
dimanakah lokasi yang menjadi tempat konflik ini?
Untuk lebih detil daerah Palestina, ada pada gambar berikut.
kebanyakan konflik politik yang terjadi mempunyai hubungan erat dengan geografi. Lokasi gunung, lembah, jalan raya, sumber-sumber air, dan curah hujan untuk pertanian semuanya dapat menjadi akar masalahnya. Sebagai contoh, Laut Hitam di utara Istanbul, Turki, memiliki pelabuhan-pelabuhan air hangat yang sangat vital bagi armada laut uni Sovyet. Namun sekarang , akibat dari terpecahnya Uni Sovyet, Ukraina-lah yang mendapat keuntungan. Masalah geografis berdampak langsung pada rasa keamanan sebuah negara. Empat zona yang membagi wilayah besar Israel-Palestina dari Utara-Selatan.
Zona 1: Galilea
wilayah ini didominasi oleh danau dengan panjang 21 kilometer, lebar 13 kilometer. Pegunungan memiliki pola memanjang dari timur ke barat dengan meninggi di sebelah barat danau hingga ke Laut Tengah. Ke utara, pegunungan ini memuncak di Gunung Hermon, yang tingginya 2.800 meter. Air mengalir turun dari pegunungan ini ke sebuah lembah sungai bernama Lembah Huleh, yang bermuara ke Danau Galilea. Karena itu, "daerah hulu" Sungai Yordan melewati negeri ini seperti pita dari utara ke selatan.
Sebelah timur Gunung Hermon terdapat dataran tinggi luas yang bernama Dataran Tinggi Golan. Dataran ini berlanjut ke Selatan di sekitar sisi timur Danau Galilea dan menjulang tinggi dari 762 sampai 915 meter. Mengingat Danau Galilea terletak 199 meter di bawah garis permukaan laut, Dataran Tinggi Golan memiliki suatu keuntungan strategis yang besar atas wilayah ini. Berikut gambar danau galilea dengan dataran tinggi Golan disisinya.
Zona 2: Yizreel
Galilea berbatasan di selatan dengan Lembah Yizreel yang penting. Lembah itu memotong pegunungan yang menghubungkan laut tengah di barat dengan lembah Sungai Yordan di timur. Lembah ini merupakan tempat terjadinya banyak pertempuran pada masa-masa awal kerajaan Israel. mengingat banyaknya pertempuran disini, dinamakanlah tempat ini dengan lembah armagedon. Megido adalah nama sebuah benteng di pegunungan sebelah barat daya lembah ini. "Har" berarti pegunungan. Jadi Armagedon adalah lembah di bawah pegunungan Megido yang akan menjadi saksi sebuah pertempuran akhir yang menyudahi sejarah manusia di muka bumi.
Lembah ini juga sangat potensial bagi daerah pertanian, karena banyaknya curah hujan dari Laut Tengah yang memberikan kesuburan bagi tanah ini. View dari Lembah Yizreel:
Zona 3: Pegunungan Tengah dan Lembah Yordan
Sebuah rangkaian membentang di belakang Lembah Yizreel, berbelok ke selatan ketika mendekati Sungai Yordan, dan kemudian lanjut ke Selatan sejauh beberapa kilometer. Rangkaian pegunungan ini meninggi sampai kira-kira 792 meter di sekitar Yerusalem dan 914 meter di sekitar Sikhem dan Hebron. Wilayah pegunungan tengah ii sekarang disebut Samaria dan Yudea oleh Israel dan merupakan tanah leluhur nenek moyang suku-suku Israel. Di lain pihak, orang Palestina menamakan wilayah itu "Tepi Barat", yang berarti bagian barat Sungai Yordan.
Lembah Sungai Yordan merupakan tempat paling rendah di bumi. Sungai Yordan mengalir ke arah selatan dari Galilea dan berakhir di laut mati (sekitar 389 meter di bawah permukaan air laut). Di sepanjang tepi barat Laut Mati, beberapa situs arkeologi yang penting ditemukan disini, seperti Wumran, tempat ditemukannya Naskah Laut Mati, dan Masada, benteng di atas gunung yang dibangun oleh ahli bangunan romawi dan akhirnya menjadi tempat pertahanan terakhir bangsa Yahudi melawan Bangsa Romawi pada abad pertama. Di sebelah timur Sungai Yordan, terdapat pegunungan Moab dan Edom, secara ekstrim memuncak hampir 1.219 meter. Masa kini wilayah tersebur milik Yordania.
Zona 4: Gurun Negeb
Permukaan pegunungan Tengah kemudian menurun dan membentang ke daerah gurun. Dataran tinggi Yordania tetap mengekor di sisi timur pegunungan; Lembah Yordan tetap menjadi sebuah celah yang tersambung ke Laut Mati; di bagian barat, padang Gurun (bernama Negeb) memiliki populasi manusia yang hidup bergantung pada mata air alami.
Selanjutnya, Bab 3 memberi konteks sejarah agar pembaca dapat memahami referensi dan perbandingan.
Periode kesukuan (2000-1000SM)
Suku Abraham bermigrasi dari Mesopotamia (Irak) ke tanah ini. Israel/Palestina merupakan Provinsi Mesir bernama Kanaan. Keturunan Yakub kemudian bermigrasi ke Mesir dan tinggal di sana selama 4oo tahun, kemudian Musa memimpin bangsa ini kembali ke Kanaan. Saul menjadi raja pertama Kerajaan ini.
Kerajaan Israel (1000-538?SM)
Saul, Daud, dan Salomo memberikan Israel status internasional di wilayah ini, namun kesuksesan mereka hanya berlangsung kira-kira 75 tahun. perang saudara menjadikan Israel terbagi dua, Israel Utara (ibukota: Samaria) dan Israel Selatan(ibukota: Yehuda), Israel Utara dikuasai Asyur, dan Israel Selatan dikuasai Babel. Orang Yehuda yang selamat dibuang ke Babel.
Periode Persia ( 538?SM-332 SM)
Persia mengalahkan Babel dan memulangkan bangsa Israel ke Yerusalem. Israel/Palestina menjadi provinsi Persia yang dikontrol dari Samaria. Yerusalem dibangun kembali oleh Ezra dan Nehemia.
Periode Yunani(332 SM-164 SM)
Aleksander Agung menaklukkan Timur Tengah setelah mengalahkan Persia pada tahun 333 SM. Israel kemudian dikuasainya pada tahun 332 SM dan dijadikan bagian dari kekaisaran Yunani. Yudaisme hidup sebagai bawahan budak di bawah penguasa Yunani dan mengadopsi banyak kebudayaan Yunani.
Kerajaan Yahudi Hasmone (164 SM-63SM)
Pasukan Yahudi mengalahkan Yunani, dan membentuk pemerintahan baru. Pemerintahan tidak stabil karena korupsi dan konflik internal.
Kekaisaran Romawi (63 SM-324M)
Bangsa Romawi menaklukkan seluruh timur tengah dan menjadikannya salah satu provinsinya selama lebih dari 400 tahun. Bangsa Romawi melakukan penindasan terhadap Yahudi, karena Yahudi sering melakukan pemberontakan kepada Romawi.
Kemaharajaan Romawi Kristen (324M-638M)
dikuasai oleh penguasa yang berpusat di Konstantinopel (sekarang Istanbul, Turki). Peradaban mereka (disebut Bizantium) merupakan keturunan dari Kekaisaran Romawi dan memeluk kristen sebagai agama nasional.Pada periode ini banyak dibangun gereja yang indah dan terkenal, antara lain Gereja Makam Kudus.
Periode Islam(638M-1099M)
Orang Arab yang berasal dari Arab Saudi merangsek ke utara dan menyebarkan agama Islam. Pada tahun 638 Yerusalem takluk kepada pengganti kedua Muhammad yaitu Kalifah Umar. Umar menghormati orang Yahudi dan Kristen sehingga tidak membantai seisi kota. Ia menolak bersembahyang di Gereja Makam Kudus, meski sudah dipersilakan tua-tua Yerusalem. Argumentasinya: Jika saya sembahyang di gereja, itu akan menjadi kerugian bagi kalian karena kaum beriman (muslim) akan merampasnya dengan alasan: Umar pernah sembahyang di sini.
Tentara Salib(1099M-1187M)
Para kesatria kristen (Crusader) dari Eropa berdatangan ke Israel/Palestina dan merebut Yerusalem dengan membantai orang Yahudi dan muslim. nama "tentara salib" menimbulkan amarah di kalangan orang muslim. Masa pemerintahan mereka singkat, Saladin mengalahkan tentara salib pada 1187.
Kerajaan Mamluk Mesir (1250M-1517M)
Tentara Mesir mengalahkan Saladin dan 300 tahun berikutnya Israel/Palestina menjadi provinsi kemaharajaan Mesir.
Turki Ottoman (1517-1918)
Kekuatan Islam lain dari Turki berhasil mengalahkan Mesir. Israel/Palestina menjadi jajahannya selama 400 tahun. Penguasa terkenal adalah Sulaiman Agung yang banyak memberikan sumbangan pada ciri khas arsitektur kota tua Yerusalem. Pada abad 19, orang Yahudi Eropa mulai berdatangan ke wilayah Palestina karena mengalami penganiayaan.
Cita-cita tersebut-dinamakan Zionisme-berakar dari sebuah pandangan teologis Yahudi yang mempertahankan harapan untuk kembali ke tanah Israel. Penganiayaan Yahudi di Rusia sekitar tahun 1880-1900 ikut memberi pengaruh atas migrasinya orang Yahudi dari Eropa ke Palestina. Ottoman akhirnya tersingkir akibat pecahnya perang dunia I.
Mandat Inggris (1918-1948)
Karena Turki memihak Jerman yang kalah di perang dunia I, wilayah kemaharajaan Ottoman dibagi-bagi pemenang perang.Inggris menguasai Palestina dan Yordania. Kaum zionis melihat, jika ingin membangun negara, mereka harus mendapat dukungan Inggris. Kejutan dari kekejaman Nazi terhadap Yahudi mendorong kaum zionis untuk pindah ke luar Eropa secepatnya. Kapal-kapal pengungsi mulai merapat ke Yerusalem. Inggris menyadari ancaman pendirian negara Yahudi karena akan merusak perdamaian, namun tentara zionis mulai menyerang Inggris. Inggris meninggalkan Palestina dan menyerahkannya pada PBB pada tahun 1947. PBB mengusulkan pembuatan negara Arab dan negara Yahudi. Namun, pembagian tanah itu hampir tidak mencerminkan ukuran populasi masing-masing. Pada 14 Mei 1948, tanpa menghiraukan kemarahan orang Arab, Israel mengibarkan bendera Daud. Amerika memberikan pengakuan formal lewat presiden Truman, sejak itu Arab mengumumkan perang.
Perang Pertama 1948, "Perang Kemerdekaan"
antara tentara Israel dan Arab (dari Mesir, Suriah, Yordania, Lebanon, Arab Saudi, dan Irak). Pada akhir perang, Israel menduduki 77% tanah negeri itu (33% lebih luas daripada usulan PBB). Akibat peperangan ini, ribuan orang mengungsi ke tepi Barat. Melihat aktivitas ini, Israel menutup perbatasannya dan menolak kembalinya pengungsi setelah perang berakhir.
Perang Kedua 1956, "Perang Sinai"
Mesir menasionalisasi Terusan Suez pada tahun 1954 dan menutup akses bagi kapal-kapal Israel. Mesir juga memblokade Eliat, pelabuhan Israel. Selanjutnya Israel menyerang Mesir pada 1956. Pasukan PBB memasuki daerah ini dan meminta Mesir membuka blokade atas kapal Israel yang berlayar dari Eliat menuju Teluk Aqaba.
Perang Ketiga 1967, "Perang Enam Hari"
Pada 1967, Mesir meminta PBB untuk mundur dari teluk Aqaba kemudian memblokade kembali Teluk Aqaba. Negara Arab lain yang turut menyerang Israel adalah Suriah dan Yordania. Saat inilah perang besar-besaran untuk menekan Israel. Negara Arab ini mengerahkan 540.000 tentara, 2.500 tank, dan 950 pesawat tempur. Sementara itu, Israel memiliki 260.000 tentara, 800 tank, dan 300 pesawat tempur.
5 juni 1967, Israel menyerang kekuatan udara Mesir
7 juni 1967, Israel menduduki bagian timur Yerusalem
10 Juni 1967, perang berakhir.
Dengan kecepatan luar biasa dan organisasi yang baik, Israel menguasai Sinai, Gaza, Tepi Barat (dari Sungai Yordan), dan Dataran Tinggi Golan.
Perang Keempat 1973, "Perang Yon Kippur"
Mesir kembali menyerang Israel pada 1973, di terusan Suez 400 tentara Israel ditaklukkan. Sementara itu, Suriah dengan bantuan rudal antiserangan udara dari Sovyet menaklukkan pesawat israel. Israel menyerang balik pada minggu itu juga dengan persediaan senjata AS di Eropa. Intelijen AS turut berkontribusi pada serangan balik Israel tersebut. Pada akhir Oktober 1973, tentara Mesir terkepung di Sinai. Meskipun Israel ingin menghancurkan, karena tekanan Amerika, membuat Israel menarik diri.
ada kepentingan mesir untuk menguasai kembali ladang minyak di Sinai, dan mesir memberikan konsesi pada Israel, jika Mesir mendapatkan kembali ladang minyaknya. Usaha diplomasi berhasil. Presiden Anwar Sadat melakukan kunjungan ke Camp David pada tahun 1979, yang berakhir pada persetujuan untuk menarik tentara Israel dari Sinai. Kedua belah pihak juga menetapkan bahwa perdamaian ini "dihubungkan" dengan otonomi penuh dengan warga Palestina. Tawaran Sadat yang berani itu harus dibayar dengan nyawanya saat ia dibunuh oleh kelompok radikal Mesir yang menentang proses perdamaian.
Perang Kelima 1982, "Invasi ke Lebanon"
Pada 1978, Israel menyerang Lenbanon dengan maksud mencipatakan zona penyangga. Namun, kekuatan Palestina sangat besar. Pada 1982, Israel melakukan invasi besar-besaran ke Lebanon untuk mengusir kelompok perlawanan, PLO. Banyak orang Arab Lebanon berpendapat Amerika bertanggungjawab karena membiayai pengepungan Israel atas negeri mereka.
Perang Keenam 1987-1993, "Intifada Pertama"
Satu persatu pemimpin Arab mulai mengakui keberadaan Israel. Demonstrasi dan perlawanan orang Palestina terhadap Israel dilancarkan. Aksi melempar batu dan serangan bom bunuh diri. Intifada bukan berarti "perlawanan." Orang Palestina menyebutnya sebagai cara untuk menggoyang dengan agresif seperti seekor kalajengking yang tiba-tiba muncul di tangan Anda. Intifada merupakan ekspresi yang pertama kali menyatukan solidaritas bangsa Palestina yang tidak dapat dihentikan.
Perang Teluk 1990-1991
dilatarbelakangi kemerosotan ekonomi Irak karena perang 8 tahun dengan Iran. Irak memprovokasi Israel dengan menghujani Tel Aviv dan Haifa dengan rudal scud. Israel tidak melakukan serangan balasan ke Irak, hanya pasukan koalisi akhirnya yang menyelesaikan sekalian pembebasan Kuwait.
Persetujuan Camp David II 12-15 Juli 2000
Pada 12 Juli 2000, Bill Clinton mengundang PM Israel Ehud Barak dan Presiden Palestina Yasser Arafat untuk membicarakan perdamaian. Sembilan hari bernegoisasi (sampai 20 Juli) tidak ditemukan kesepakatan. Menurut staf Arafat, Israel tidak ingin berdamai sebab proposal Israel, ingin membagi Palestina menjadi empat kantong wilayah dimana masing masing dipisahkan tanah Israel. Sementara itu Barak mengalami dilema. Kaum konservatif mengancam akan menghancurkan koalisi politiknya yang lemah jika ia memberikan kelonggaran soal Yerusalem.
Intifada Jilid Dua
pemicunya adalah Ariel Sharon, bersama dengan ratusan pasukan dan izin Ehud Barak memasuki Haram al-Sharif, yang berdiri di dekat Masjid Al-Aqsa dan mengumumkan kontrol Yahudi atas daerah ini. Konflik dan pertikaian dimana-mana. Malah Barak akhirnya berhadapan dengan Sharon, si pembuat masalah, dan akhirnya Sharon menjadi perdana menteri dan mengumumkan semua perjanjian perdamaian yang dibuat Barak, "ditarik."
Selanjutnya dan sampai sekarang pertikaian tidaknya berhenti. Data-data mengenai jumlah korban kekeraasan dan pembunuhan, banyak tersedia di internet. Belum lagi rekaman video yang bisa kita lihat di dunia maya. dengan Pemandangan nyata sekarang ini, apakah dapat menunjukkan bahwa perdamaian di tanah suci masih menyisakan ruang?
Burge mencatat, bahwa ada tiga prinsip yang harus dipegang bersama agar dapat membangun perdamaian yang langgeng di kawasan ini.
1. Keamanan Israel. Perlu dibuat pernyataan tegas untuk memastikan hak Israel berada sebagai sebuah negara di kawasan ini. Kecemasan Israel akan penentangan, penolakan atas legitimasi keberadaannya, sangat besar dan berdasar, melihat fakta bahwa selama berpuluh-puluh tahun haknya untuk mengekspresikan keyahudiannya dalam negara Israel yang berdaulat telah ditolak orang Kristen maupun Arab. Hal ini harus diikuti dengan sikap sama kuatnya untuk menentang kekerasan yang dilakukan orang Palestina dengan menjadikan penduduk sipil sebagai sasaran.
2. Pengungsi Palestina. Harus diakui adanya kekerasan yang menimpa bangsa Palestina akibat pendudukan Israel, hilangnya tanah mereka, dan penolakan terhadap keinginan mereka untuk merdeka. Mereka juga mengalami penolakan atas hak-hak kebangsaan mereka oleh Israel dan perlu diberikan jaminan, yang sungguh-sungguh, atas tanah air yang akan menjadi milik mereka. Hal ini pun harus diikuti dengan sebuah penolakan yang sama besarnya terhadap kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah Israel, yang tidak selalu mempertahankan diri tetapi lebih pada sebuah usaha untuk terus menerus menguasai dan mengambil alih lebih banyak lagi tanah. Permukiman Israel harus ditarik dan kecemasan Palestina akan pengasingan permanen harus diperhatikan.
3. Anti Yudaisme. Kritikan terhadap Israel modern bukan berarti bersikap Anti-Semit. Bagaimanapun juga, orang Kristen harus diberi peringatan bahwa ada pembaca buku ini yang salah menyimpulkan bahwa musuh dalam buku ini adalah Yudaisme, bukannya kebijakan domestik dari Negara Israel. Selanjutnya, Burge menambahkan bahwa ia berharap bahwa ia dapat membuka mata orang Kristen Zionis, yang gejolak semangat politis dan religiusnya selama beberapa tahun belakangan ini tidak mendapat cukup informasi.
Tentu perdamaian, menjadi dambaan setiap pihak. Termasuk kita yang jauh disini, setidaknya tahu dan dapat bersimpati atas nama kemanusiaan.
@hws11082010
Buku Palestina Milik Siapa - ulasan
Katagori :
buku,
buku bagus,
resensi buku,
sinopsis buku,
Timur Tengah,
ulasan buku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar