Sisters Red (Dua Saudari Bertudung Merah)
Jackson Pearce @ 2010
Ferry Halim (Terj.)
Penerbit Atria – Cet 1, Februari 2011
432 Hal.
Kehidupan Scarlett dan Rosie March tiba-tiba berantakan ketika seorang pria misterius datang ke rumah mereka di suatu siang. Pria misterius itu tidak hanya merengut nyawa Oma March, hingga menyebabkan mereka harus bertahan hidup berdua, tapi juga mengakibatkan Scarlett kehilangan mata kanannya dan mempunyai bekas luka di sekujur tubuhnya.
Pria yang menawarkan jeruk itu bukanlah manusia sesungguhnya, ia adalah seorang (atau seekor?) Fenris, atau serigala jadi-jadian, atau yang biasa kita kenal dengan sebutan werewolves. Tapi, ow, jangan bayangkan werewolves ini seperti Jacob di Twilight Saga, di sini Fenris itu sangat mengerikan. Awalnya, mereka menyamar sebagai pria ganteng, rapi dan berlaku baik-baik, tapi begitu mereka berubah, sangat mengerikan dan menjijikan. Korban mereka adalah gadis-gadis muda yang gampang tergoda oleh rayuan pria. Mereka biasanya ada di tempat ramai tapi cenderung terpisah, mereka akan menggiring korban ke tempat yang gelap dan sepi dengan segala bujuk rayu, baru kemudian mereka perlahan-lahan berubah menjadi Fenris.
Kejadian mengerikan itu, membuat Scarlett bertekad untuk memburu para Fenris sampai habis. Ia menjadi sangat protektif terhadap Rosie. Meskipun ia menganggap Rosie sebagai rekannya dalam berburu, tapi sangat berat bagi Scarlett membiarkan Rosie berburu sendiri. Rosie yang cantik adalah umpan yang tepat untuk Fenris. Dengan kostum jubah merah lengkap dengan tudungnya, Scarlett dan Rosie memancing para Fenris untuk mendekat. Di balik jubah merah, tersembunyi senjata yang mematikan.
Semakin lama, berburu Fenris menjadi semacam obsesi bagi Scarlett. Baginya jika ia bersantai dan lengah sedikit, berarti akan ada gadis lain yang menjadi korban. Ia merasa tugasnyalah untuk menyelamatkan dunia ini dari Fenris. Tapi tidak bagi Rosie, yang diam-diam jatuh cinta pada sahabat mereka sejak kecil, Silas. Silas tak lain, adalah partner mereka juga dalam berburu. Dan Scarlett kerap marah setiap perhatian mereka berdua teralihkan dari berburu. Sementara Rosie merasa ia harus setia pada Scarlett yang sudah berkorban begitu besar untuk menyelamatkan nyawanya.
Masalahnya sekarang ini, adalah pergerakan Fenris yang semakin cepat, karena mereka sedang berburu Calon Fenris baru – seorang putra ketujuh dari putra ketujuh, tepat sebelum datangnya bulan purnama. Scarlett semakin tegang, sementara Rosie dan Silas – meskipun dengan rasa bersalah – menginginkan kehidupan lain di luar berburu. Mereka berburu hingga ke Atlanta, untuk mencegah jangan sampai Fenris menemukan sang Calon.
Yang pertama menarik perhatian gue, tentu saja covernya. Setelah sekian lama tertunda, akhir gue berhasil mendapatkan novel ini lewat barter dengan My Milky Way. Gue suka dengan ketiga tokoh utama dalam novel ini. Scarlett, yang sangat protektif, sampai-sampai dia lupa ada dunia lain yang begitu luas. Terkadang ia minder dengan luka-lukanya. Si Cantik Rosie, yang rapuh, tapi pintar dalam hal melempar pisau. Ia masih kerap gugup ketika menghadapi Fenris, tapi jadi berani saat orang-orang yang dia sayangi dalam bahaya. Sementara Silas, seolah menjadi sahabat, pelindung, penyeimbang bagi mereka berdua. Memang agak mengerikan ya, ngebayangin dua perempuan, remaja, bertarung melawan serigala jadi-jadian. Kena cakar, udah biasa… nyium bau yang *hueeekkk*, juga biasa… Lempar kapak, ok… lempar pisau… ok juga… Dan yang pasti, jangan sampai Fenris itu lolos, karena mereka akan jadi lebih lapar, dan mencari mangsa lebih banyak.
Jackson Pearce @ 2010
Ferry Halim (Terj.)
Penerbit Atria – Cet 1, Februari 2011
432 Hal.
Kehidupan Scarlett dan Rosie March tiba-tiba berantakan ketika seorang pria misterius datang ke rumah mereka di suatu siang. Pria misterius itu tidak hanya merengut nyawa Oma March, hingga menyebabkan mereka harus bertahan hidup berdua, tapi juga mengakibatkan Scarlett kehilangan mata kanannya dan mempunyai bekas luka di sekujur tubuhnya.
Pria yang menawarkan jeruk itu bukanlah manusia sesungguhnya, ia adalah seorang (atau seekor?) Fenris, atau serigala jadi-jadian, atau yang biasa kita kenal dengan sebutan werewolves. Tapi, ow, jangan bayangkan werewolves ini seperti Jacob di Twilight Saga, di sini Fenris itu sangat mengerikan. Awalnya, mereka menyamar sebagai pria ganteng, rapi dan berlaku baik-baik, tapi begitu mereka berubah, sangat mengerikan dan menjijikan. Korban mereka adalah gadis-gadis muda yang gampang tergoda oleh rayuan pria. Mereka biasanya ada di tempat ramai tapi cenderung terpisah, mereka akan menggiring korban ke tempat yang gelap dan sepi dengan segala bujuk rayu, baru kemudian mereka perlahan-lahan berubah menjadi Fenris.
Kejadian mengerikan itu, membuat Scarlett bertekad untuk memburu para Fenris sampai habis. Ia menjadi sangat protektif terhadap Rosie. Meskipun ia menganggap Rosie sebagai rekannya dalam berburu, tapi sangat berat bagi Scarlett membiarkan Rosie berburu sendiri. Rosie yang cantik adalah umpan yang tepat untuk Fenris. Dengan kostum jubah merah lengkap dengan tudungnya, Scarlett dan Rosie memancing para Fenris untuk mendekat. Di balik jubah merah, tersembunyi senjata yang mematikan.
Semakin lama, berburu Fenris menjadi semacam obsesi bagi Scarlett. Baginya jika ia bersantai dan lengah sedikit, berarti akan ada gadis lain yang menjadi korban. Ia merasa tugasnyalah untuk menyelamatkan dunia ini dari Fenris. Tapi tidak bagi Rosie, yang diam-diam jatuh cinta pada sahabat mereka sejak kecil, Silas. Silas tak lain, adalah partner mereka juga dalam berburu. Dan Scarlett kerap marah setiap perhatian mereka berdua teralihkan dari berburu. Sementara Rosie merasa ia harus setia pada Scarlett yang sudah berkorban begitu besar untuk menyelamatkan nyawanya.
Masalahnya sekarang ini, adalah pergerakan Fenris yang semakin cepat, karena mereka sedang berburu Calon Fenris baru – seorang putra ketujuh dari putra ketujuh, tepat sebelum datangnya bulan purnama. Scarlett semakin tegang, sementara Rosie dan Silas – meskipun dengan rasa bersalah – menginginkan kehidupan lain di luar berburu. Mereka berburu hingga ke Atlanta, untuk mencegah jangan sampai Fenris menemukan sang Calon.
Yang pertama menarik perhatian gue, tentu saja covernya. Setelah sekian lama tertunda, akhir gue berhasil mendapatkan novel ini lewat barter dengan My Milky Way. Gue suka dengan ketiga tokoh utama dalam novel ini. Scarlett, yang sangat protektif, sampai-sampai dia lupa ada dunia lain yang begitu luas. Terkadang ia minder dengan luka-lukanya. Si Cantik Rosie, yang rapuh, tapi pintar dalam hal melempar pisau. Ia masih kerap gugup ketika menghadapi Fenris, tapi jadi berani saat orang-orang yang dia sayangi dalam bahaya. Sementara Silas, seolah menjadi sahabat, pelindung, penyeimbang bagi mereka berdua. Memang agak mengerikan ya, ngebayangin dua perempuan, remaja, bertarung melawan serigala jadi-jadian. Kena cakar, udah biasa… nyium bau yang *hueeekkk*, juga biasa… Lempar kapak, ok… lempar pisau… ok juga… Dan yang pasti, jangan sampai Fenris itu lolos, karena mereka akan jadi lebih lapar, dan mencari mangsa lebih banyak.
0 komentar:
Posting Komentar