Perkemahan yang luas itu terlihat sunyi. Saat itu waktu sudah menandakan dini hari. Kabut yang keluar malam hari itu membuat suasana terasa mencekam.Hanya ada suara jangkrik dan dedaunan yang bernyanyi sendu. Perkemahan kaum blasteran baru dimulai beberapa hari. Karena renovasi belum selesai dan kacaunya jadwal kaum fana, anak-anak blasteran terpaksa diletakkan di pondok berdasarkan kedatangan alih-alih orang tua dewa mereka.
Untung sebuah peristiwa di masa lalu membuat para dewa-dewi yang menjadi (setengah) orang tua mengajarkan agar mereka saling menghormati dan menyayangi sesama. Minimal jika berhadapan secara langsung. Jika tidak bayangkan bagaimana jika anak Ares berada satu pondok dengan anak Apollo. Pengawas perkemahan baru saja selesai melakukan ronda malamnya. Ia berharap malam ini akan seperti malam-malam yang lalu, aman dan tentram.
Doanya ternyata tidak terkabul! Di salah satu pondok terlihat samar-samar cahaya lampu serta terdengar suara bisik-bisik beberapa anak. “Aman!” kata seorang anak yang menggunakan kaos berwarna kuning, sambil mengintip melalui celah pintu yang dibuka sedikit. Di belakangnya terlihat ada beberapa anak berdiri berhimpitan dengan tegang. “Ayo!” ajakkan segera. Rombongan itu berlahan dan sangat hati-hati keluar dari pondok. Tanpa perlu saling berkata, mereka sudah tahu kemana tujuan mereka, perpustakaan yang ada di sebelah pondok pengawas.
Bermula dari percakapan singkat siang tadi seputar sejarah perkemahan yang mereka sambangi. Dari luar, kaum fana akan mengira itu hanya perkemahan biasa yang terletak di pinggir kota Manhattan, padahal . itu adalah tempat pendidikan bagi anak-anak yang memiliki orang tua setengah dewa-dewi, kaum blasteran. Dahulu pernah terjadi peristiwa hebat. Dimana sang pahlawan Percy Jakcson dan teman-temannya juga penah mendapat pendidikan di perkemahan itu seperti mereka. Sedikit yang tahu siapa itu Percy Jackson. Jejaknya menghilang seiring waktu.
"Kita bisa melihat arsip peserta perkemahan” usul salah seorang anak saat mereka iseng membahas hal tersebut sebelum tidur.
“Mana mungkin diijinkan! Data peserta selalu dirahasiakan. Anak-anak blasteran segera tercatat dalam buku induk saat mereka berusia 1 tahun. Nama mereka harus dirahasiakan guna keamanan mereka sendiri” tukas yang lainnya.
Entah dari mana dan siapa yang mengusulkan. Mendadak segerombolan anak-anak blesteran itu sudah berada berdesakan di depan pintu pondok dan menjalankan aksi menyusup ke perpustakaan guna mengintip buku induk.
Ternyata mencari buku induk bukanlah hal yang mudah. Semua buku disusun rapi di rak-rak tanpa terkecuali. Tiada tanda-tanda penyimpanan buku rahasia atau sejenisnya. “Ketemu?” tanya seorang anak berambut pirang ke yang lain, ia mendapatkan gelengan serentak. Entah dimana buku itu berada, mereka sudah mencari seluruh perpustakaan tanpa hasil
”Wah keren............................!” tiba-tiba seorang anak berbadan tambur berseru. Ia lupa untuk berbisik. ” Hai, kamu mau membuat kita dihukum!” tegur anak yang berbaju kuning ditambah tatapan sebal seluruh anak yang lain.
"Maaf...maaf, tapi buku ini keran !” jawab anak berbadan tambur segera. ”Ini semacam buku yang dibuat kaum fana bernama Rick Riordan berdasarkan cerita Grover Sang Penguasa Alam Liar yang ditujukan untuk menghormati sahabatnya Percy Jakcson” sambungnya
”Judulnya apa?” tanya yang lain penasaran
”Percy Jackson & The Olympians” jawab anak berbadan tambur
Penulis: Rick Riordan
Penerjemah: Reni Indardini
Penerbit: Mizan Fantasi
Cetakan: Pertama, Juni 2010
Tebal: 454 Halaman
”Buku sungguh menengangkan! Dibuka dengan adegan upaya penyabotan kapal Putri Andromeda oleh Percy dan sahabatnya, Charles Beckendor . Kapal Putri Andromeda yang dibawah komando busuh bebuyutannya Kronos. Kronos yang mengambil jasad Luke berniat meluluhlantakan Kota Manhattan. Misi berhasil, setengah berhasil sebenarnya. Karena selain Kronos masih bertahan hidup. Charles Beckendorf juga menjadi korban” katanya lagi panjang lebar.
”Wah itu buku yang hanya boleh dibaca kalangan tertentu. Ayo kita baca pasti banyak hal seru! Kata anak berkaos hijau sambil bergegas duduk di sebelah anak berbadan tambur yang menemukan buku pertama kali. Anak yang lain ikut mendekat dan mereka duduk membentuk lingkaran, Salah satu yang memiliki kemampuan lebih merapal mantera dan buku itu berubah membesar sehingga setiap anak bisa membaca bersama-sama tanpa perlu berdesak-desakan.
Buku itu sebenarnya berwujud buku cetakan biasa . Tak heran jika anak-anak itu tidak melihatnya. Hanya karena rasa penasaran anak berbadan tambur akan sebuah buku biasa yang diletakkan diantara buku-buku penting dengan aneka macam ornamen dan aura yang terpancar, mereka bisa membaca buku itu
Selembar kertas berisi pesan dari Grover melayang dari buku itu.
Untuk sahabat-sahabatku......
Setelah semua pengorbanan serta keberanian kalian untuk berdiri dan bertempur bersama saat perang terjadi ijinkan aku menguraikan dengan kata-kataku semua yang terjadi. Agar kelak, peristiwa yang sama tidak terjadi lagi.
-Grover-
Selembar gambar yang berisi kekacauan pada saat itu juga ikut jatuh. Sungguh mencekam suasana yang terlihat pada gambar itu.
Sejenak anak-anak blasteran itu saling menatap. Mereka saling bertanya apakah akan meneruskan membaca atau menutup buku itu. Rasa ingin tahu akan peristiwa hebat yang selalu menjadi topik yang dihindari saat diskusi lebih kuat dari pada rasa takut menemukan sesuatu yang menyeramkan disana. Entah tangan siapa yang terlebih dahulu beraksi, lembar selanjutnya sudah terbuka. Dan mulailah mereka membaca dalam hening dan penuh rasa penasaran
Sikap mengingkari anak serta perbedaan strata sosial ternyata bukan hanya milik kaum fana, namun juga para dewa-dewi. Dewa-dewi harus diingatkan untuk tidak terlalu "celamitan" layaknya kaum fana yang terbukti lebih mau mengakui anak-anaknya. Akibat sakit hati karena tidak diakui anak, beberapa blasteran, anak berdarah dewa-dewi, melakukan aksi unjuk rasanya. Kronos salah satunya bahkan berniat menghancurkan Olympus. Kronos tidak akan bangkit jika tidak ada sekelompok blateran yang merasa diabaikan oleh orang tua mereka. Jika semua dewa-dewi mau mengakui anak-anaknya maka tidak akan ada pondok Hermes, pondok tempat kaum blasteran yang tidak diketahui orang tua dewanya, akibat sifat pelupa mereka.
Karena merasa tertindas menjad dewa-dewi kelas dua, banyak yang bersikap masa bodoh saat terjadi kekacauan di Olympus. Alhasil, Percy Jackson, blasteran dari wanita fana bernama Sally dan Poseidon Dewa penguasa air yang ketiban tugas membereskan semua kerusuhan yang ada.
Bayangkan Percy jackson, belum juga 16 tahun harus menghadapi marabahaya yang super menakutkan. Ia tak yakin harus bersikap bagaimana saat ramalan besar dibacakan secara lengkap.
Anak blasteran dewa tertua akan mencapai enam belas setelah meleati bahaya
Dan saksikan dunia dalam tidur abadi
Jiwa sang pahlawan, bilah terkutuk yang akan menghabisi
Satu pilihan akan akhiri usianya
Olympus tetap lestari atau binasa
Percy Jackson dan teman-temannya yang setia bahu membahu mempertahaknkan serangan musuh yang akan masuk menyusup ke Manhattan. Untuk mengalahkan Kronos, Percy mandi di sungai Styx, selain kebal ia juga menyandang kutukan Achilles. Kelihaiannya dalam bertempur melampaui manusia fana manapun juga seiring meningkatnya kelemahannya Percy.
Berbagai wujud mosnter menyerang kota Manhattan. Masalahnya bukan hanya monster yang harus dihadapi oleh Percy dan sahabatnya namun juga situasi Kota Manhatta yang berubah menjadi aneh. Seluruh kota mendadak tertidur! Tidak perduli sedang mengerjakan apa sebelumnya! Ada gerobah hamburger yang masih mengeluarkan api, halikopter yang sedang berputar di udara hingga mobil yang sedang berjalan. Mereka harus memindahkan orang-orang yang tertidur sekaligus menghadapi monster yang aneh
Bala bantuan terus berdatangan! peperangan kian seru! Anak-anak kaum blasteran bahu membahu mengesampingkan ego masing-masing untuk sementara demi bertempur melawan musuh yang sama Kronos. Kronos memainkan strategi yang cerdik. Disatu sisi ia mengirim Tifon untuk berhadapan dengan para dewa-dewi di barat sementara PErcy dan kawan-kawannya harus menghadapi kaum Titan yang hendak menghancurkan Gunung Olympus, dimulai dengan menguasai Manhattan, dimana lift menuju kesana berada.
Manhattan memang merupakan salah satu pintu yang bsai dilalui untuk menuju Gunung Olympus. Namun jika satu saja sudah kacau maka bisa ditebak, sisi yang lain juga akan terganggu. Kekacauan di Titan brakibat fatal bagi kehidupan manusia, terutama bagi peradaban barat. Segala yang mmbuat hidup layak seperti kesenian, video game, baju sutra dan lainnya akan menghilang. Dewa tak akan bisa pindah ke negara lain, itu merupakan tanda kehancuran Olympus.
Ramalan akhirnya terbukti!
Walau harus diakui bukanlah Percy Jackson pahlawan yang mengalahkan Kronos, namu intinya untuk sementara dunia aman. Semua memang berakhir indah. Percy dan para sahabat mendapat hadiah yang menyenangkan. Rachel mengerti apa manfaat kemampuannya menembus kabut selubung magis. Nico, anak blasteran Dewa Hades telah membuktikan kecakapannya dan membuat sang ayah bangga. Tyson saudara tiri Percy diangkat menjadi jenderal di ketentaraan Olympus, Annabeth diberikan hak untuk mendesain ulang seluruh Olympus. Dan tokoh utama Percy Jacson meminta sesuatu yang sangat bijaksana dan menolak hadiah terhebat dari Zeus. Ia membuat bangga kaum blasteran. Iia juga menciptakan kencan bawah air terbaik sepanjang masa
“Sudah menemukan apa yang kalian cari anak-anak?” mendadak sebuah suara mengagetkan mereka. Sosok pengawas perkemahan berdiri di belakang mereka sejak tadi. Anak-anak yang membaca serentak berdiri. Biar bagaimana juga, pengawas perkemahan yang satu ini cukup disengani. Walau ia baik hati namun ia sangat tegas jika berurusan dengan beraturan dan mereka telah melanggar beraturan jam malam.
“Pak, bapak tahu dimana Percy Jackson sekarang berada? “ salah satu anak nekat bertanya.
“ Untuk apa kalian mencarinya?” pengawas perkemahan balik bertanya sambil tersenyum
“Sekedar ingin bertemu dan mendengarkan cerita mengenai peristiwa Dewi Olympia Terakhir. Keren…., ada blasteran yang menolak hadiah terhebat dari dewan dewa" jawab si anak yang tadi bertanya. Beberapa temannya memberikan anggukan setuju
“Keren….? Menurut sudut pandangku, melihat sahabat kita meninggal di pertempuran bukanlah hal yang keren. Sangat menyakitkan seperti melihat beberapa kawan yang berkhianat karena salah arah” jawab pengawas perkemahan dengan nada sendu.
“Bertahanlah hingga akhir pendidikan, aku jamin kalian akan bertemu dan mendapat pendidikan dari Percy Jakcson langsung” lanjut pengawas perkemahan sambil tersenyum. Anak-anak blasteran itu saling melirik seakan tak percaya. Mereka menatap wajah sang pengawas yang biasa di panggil Pije mencari-cari tanda kebenaran di sana.
“Kembalilah ke pondok kalian dalam hitungan 10 jika ingin peristiwa penyusupan ini dicoret dari daftar pelanggaran kalian” lanjutnya dengan nada tegas.
Gerombolan anak blasteran yang berjumlah enam orang itu berebut menuju pintu keluar. Kali ini tidak ada upaya perlahan agar tidak bersuara. Mereka beradu cepat keluar. Setiap orang tahu, semakin pendek daftar pelanggaran semakin mereka dianggap hebat. Dan tertangkap menyusup perpustakaan saat jam tidur bukanlah pelanggaran yang keren!
Sang pengawas perkemahan, Pije alias Percy Jackson mengawasi gerombolan anak-anak yang berlari kembali ke pondoknya sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Anak-anak zaman sekarang terlalu dimanja! Mereka saling memamerkan kekuatan orang tuanya dan sesumbar menjadi anak blasteran. Seandainya dulu dewa-dewi mau mengakui anaknya alih-alih lupa, tentunya tidak bakal ada kekacauan”
Sesaat sebelum keluar dari perpustakaan tanpa sengaja ia menatap buku yang diletakkan sembarang oleh anak-anak tadi. Buku catatan Grover yang legendaris! Buku yang diberi judul The last Olympian. Sempat terjadi perdebatan sengit dikalangan dewa-dewi. Ada yang ingin menyebar luaskan guna menjadi pelajaran bagi yang lain. Ada yang tidak mau karena dianggap membuka aib para dewa-dewi
Percy Jackson mengambil buku itu dan membuka halaman yang sangat dikenalnya. Halaman ramalan selanjutnya.
Tujuh blasteran akan menjawab panggilan
Karena badai atau api, dunia akan terjungkal
Sumpah yang ditepati hingga tarikan napas penghabisan
Dan musuh panggul senjata menuju Pintu Ajal
Ramalan itu yang membuat akhirnya para dewa-dewi sepakat untuk tidak menyebar luaskan buku itu. Agar tidak menimbulkan keresehan. Hanya orang tertentu dan tujuh anak yang secara otomatis akan langsung membaca buku itu. Buku itu sudah diberi kemampuan untuk menemukan mereka yang dianggap layak membaca.
Ia juga menatap nanar coretan gambar saat Manhattan menjadi kancah pertempuran. Gambar yang memperlihatkan saat mobil yang membawa ibunya dan Paul nyaris terseret ke bahaya. Untung semuanya sudah selesai..., walau untuk sementara.
Percy Jackson berbalik keluar dari perpustakaan dan mengiunci pintu kembali. Ia berjalan menuju danau, dimana sang istri, Dewi Athena dan Poseidon ayahnya sedang berbincang-bincang . Keluarga tetaplah keluarga bagaimana wujud dan asalnya.
-----------------------------------
APA..............................!
KALIAN MEMBACANYA?
Hem... apakah kalian pengidap dileksia dan ADHD?
Jika jawabannya ya , jangan-jangan kalian 1 dari 7 blasteran yang akan menjawab panggilan!
Sebaiknya bersiap-siap karena hidup kalian akan berdampingan dengan bahaya!
0 komentar:
Posting Komentar