Judul : Penculikan Watson
Penulis : Tracy Mack & Michael Citrin
Penerjemah : Dina Begum
Penyunting : Esti Budihabasari
Desainer Sampul : Dodi Rosadi
ISBN : 978-602-8579-55-1
Halaman : 220
Penerbit : Qanita
Watson diculik!
Itu artinya perang dengan Sherlock Holmes, detektif nomer wahid!
Bagi Sherlock Holmes, Dr. Watson adalah bayangannya. Mungkin tak banyak yang menyadari dibalik tingkah lakunya yang kadang-kadang konyol, justru membantu Sherlock Holmes memecahkan sebuah masalah. Ide-ide sederhana yang dilontarkannya justru merupakan kunci utama guna memecahkan sebuah kasus. Plus, tanpa kehadirannya, kisah-kisah petualangan Sherlock Holmes tak akan terpublikasikan. Kisah sahabat sang detektif yang diculik bukan hanya ada dalam kisah Sherlock. Poirot juga pernah mengalami penculikan sahabatnya dalam cerita Empat besar yang legendaris. Hal ini membuktikan, para penjahat pun gentar akan kehadiran sahabat para detektif.
Laskar Jalanan Baker Street kembali beraksi. Kali ini Master, panggilan untuk Sherlock Holmes, memberikan tugas yang sangat berbeda. Mereka dibantu mencari Dr. Watson yang diculik! Satu-satu petunjuk mengarah pada sosok seorang professor, musuh bebuyutan Sherlock Holmes. Serta beberapa lembar kertas yang bertuliskan tangan Dr. Watson, “DI MANA: Segi-empat William, dikelilingi dua kali, Sembilan belas menjadi satu, pangeran. Apa: all’s Well that ends well (semua yang baik berakhir dengan baik), Mengapa: berikutnya.”
Untuk menyelesaikan kasus kali ini, para anggota laskar harus bekerja ekstra keras. Selain kasus yang dihadapi berbeda, musuh yang dihadapi juga sangat berbahaya. Belum lagi adanya mata-mata diantara mereka. Strategi yang biasa mereka gunakan kali ini sangat berbeda. “ Otak itu lebih hebat daripada otot. Kita harus berhenti mengandalkan kekuatan Rohan dan lebih banyak menggunakan akal kita.” Kata Pilar penuh percaya diri saat mereka berdiskusi
Mereka menelusuri seluruh jalanan di Kota London hingga menyusup ke Katakomba. Katakomba adalah lubang di bawah tanah tempat persembunyian atau makam orang, semuanya dilakukan demi mencari keberadaan Dr. Watson tercinta! Mereka juga harus memecahkan kode-kode rahasia yang ditemukan di beberapa tempat. Setiap detik sangat berarti bagi nasib Dr. Watson, Laskar Jalanan Baker Street harus berburu dengan waktu!
Kisah lain yang juga menarik dalam buku ini adalah mengenai Ozzie mantan pemimpin Laskar Jalanan Baker Street. Ia memutuskan untuk sementara waktu meninggalkan para sahabatnya agar bisa berkonsentrasi mencari ayahnya yang hilang. Ia bertualang hingga ke Oxfordshire. Namun ia justru menemukan sebuah teka-teki besar, alih-alih jawaban dimana ayahnya berada. Dan itu ada hubungannya dengan sang Master.
Laskar Jalanan Baker Street, mengacu pada anak-anak muda yang berkeliaran di daerah Baker Street. Mereka tak memiliki keluarga, hidup mereka berkeliaran di jalanan sebagai pengemis dan pengamen. Setiap Sherlock Holmes membutuhkan bantuan ia akan mengontak Laskar Jalanan Baker Street
Baker Street, tepatnya 221B Baker Street adalah tempat tinggal di Sherlock Holmes, walau lokasi rumah ini belum disebutkan pada saat cerita diterbitkan pada tahun 1887.
Kemunculan nama Barker Street pertama kali muncul pada A Study in Scarlet, terbit tahun 1887. Lokasi tersebut sekarang dijadikan sebagai Museum Sherlock Holmes.
Baker Street dan Sherlock Holmes, sempat dijadikan bagian dari sebuah cerita tiga orang detektif remaja. Judul bukunya adalah Misteri Nuri Gagap dari Seri Trio Detektif. Seekor Burung Nuri yang semula dianggap hilang justru merupakan kunci menemukan sebuah harta. Belakangan bukan hanya satu ekor burung yang hilang. Sang Nuri mengucapkan kalimat “Little Bo-Peep kehilangan domba dan tidak tahu ia harus dicari di mana. Hubungi Sherlock Holmes!” lalu “To-to-to-be or not to-to-to be that is the question.” Sherlock Holmes memang tidak pernah hidup, maka yang harus dihubungi adalah alamatnya Baker Street. Jika digabung dengan kalimat kedua maka akan menjadi Baker Street 222B alamat sebuah pekuburan! Itu awal perkenalan saya dengan Sherlock Holmes.
Awal membaca buku ini, saya sempat terheran-heran dengan beberapa kata yang dicetak tebal. Misalnya Plokis di halaman 48 , opas di halaman 49, gepeng di halaman 57 dan masih banyak lagi. Di akhir buku, saya baru menemukan jawaban dari rahasia tersebut. Plus bisa membaca arti kode rahasia yang ditemukan oleh Laskar Jalanan Baker Street. Butuh ketelitian untuk mengartikan sebuah kode, bukan karena sulit namun karena mata minus saya sedikit kesulitan untuk bisa tetap fokus menatap kode yang ada. Walau bagimana senang rasanya setelah kode yang saya pecahkan artinya sama dengan yang diberikan oleh penulis. Jadi memahami mengenai Enkripsi, sebuah proses mengamankan informasi dengan menggunakan kode atau key sehingga informasi asal berubah menjadi sebuah informasi dalam format acak dan menikmati menjadi Kriptolog ^_^
Sepasang suami istri yang menuliskan buku ini mengaku sangat mengagumi dan mencintai tokoh Sherlock Holmes. Kisah seputar kode rahasia yang digunakan dalam buku ini terinspirasi dari buku "Kembalinya Sherlock Holmes" di cerita " Gambar Orang Menari" Kisahnya mengenai ditemukannya gambar mirip orang yang menari di beberapa tempat. Coretan yang sekilas bisa dianggap perbuatan anak-anak iseng ternyata sebuah pesan rahasia yang hanya dimengerti oleh segelintir orang.
Secara lengkap, buku ini terdiri dari empat buah buku, yaitu:
- Sherlock Holmes & Laskar Jalanan Baker Street : Misteri Kematian Bintang Sirkus
- Sherlock Holmes & Laskar Jalanan Baker Street : Teka-teki Kasus Pemanggilan Arwah
- Sherlock Holmes & Laskar Jalanan Baker Street : Penculikan Watson
- Sherlock Holmes & Laskar Jalanan Baker Street : Pertarungan terakhir
Sepasang suami istri yang menuliskan buku ini mengaku sangat mengagumi dan mencitai tokoh Sherlock Holmes. Kisah seputar kode rahasia yang digunakan dalam buku ini terinspirasi dari buku "Kembalinya Sherlock Holmes" di cerita " Gambar Orang Menari" Kisahnya mengenai ditemukannya gambar mirip orang yang menari di beberapa tempat. Coretan yang sekilas bisa dianggap perbuatan anak-anak iseng ternyata sebuah pesan rahasia yang hanya dimengerti oleh segelintir orang.
Puas membaca seluruh isi buka, secara iseng saya membaca ulang kover belakang. Mendadak kedua alis saya bertemu! Sebuah kalimat, " Sherlock Holmes jelas nggak terima" mengganggu saya. Duh sis, kenapa yah dibacanya kok jadi enggak enak. Apakah tidak bisa dicarikan yang lain? Kata "nggak" kok terasa mengganggu yah.
Buku ini saya terima sebagai hadiah ulang tahun dari Sis Dina Begum sang tukang alih bahasa. Menurutnya menerjemahkan buku ini sungguh menyenangkan. Mau tak mau saya setuju dengannya. DIbandingkan kedua buku yang lalu, buku ini lebih mengalir bahasanya, lebih menawarkan tantangan untuk ikut memecahkan misteri yang ada. Jadi berharap kelanjutannya selesai dalam waktu dekat, tinggal saya yang harus memutar otak mencari alasan apalagi yah buat menodong Sis Dina ^_^
0 komentar:
Posting Komentar