My rating: 4 of 5 stars
Paperback, Cetakan Pertama, 244 pages
Published January 2010 by LIRIS PUBLISHING (first published 1758)
ISBN139786029597806
"Semua hal tidak bisa menjadi lain daripada sebagaimana adanya mereka. Itu karena semuanya dibuat untuk suatu tujuan tertentu, maka semua haruslah dimaksudkan untuk tujuan terbaik." Pangloss(Hlm 3-4)
"tidak ada akibat tanpa suatu sebab." Pangloss (Hlm 3)
Buku ini berjudul asli Candide, ou L’optimisme yang diterbitkan pada tahun 1759. Berarti sudah lebih 250 tahun usia karya ini. Ada 30 Bab dalam buku ini. Sebenarnya dengan membaca judul-judul bab ini, kita dapat mengetahui isinya secara umum. Sebab judul babnya sudah menjelaskan apa dan bagaimana tokoh-tokoh tersebut berkisah. Saya lebih suka dalam Bahasa Inggris, karena untuk terjemahannya, pemaknaannya jadi berbeda. Lebih lengkap judul bab tersebut dalam bahasa inggris adalah sebagai berikut.
Chapter 1 - How Candide Was Brought Up in a Magnificent Castle and How He Was Driven Thence
Chapter 2 - What Befell Candide among the Bulgarians
Chapter 3 - How Candide Escaped from the Bulgarians and What Befell Him Afterward
Chapter 4 - How Candide Found His Old Master Pangloss Again and What Happened to Him
Chapter 5 - A Tempest, a Shipwreck, an Earthquake, and What Else Befell Dr. Pangloss, Candide, and James, the Anabaptist
Chapter 6 - How the Portuguese Made a Superb Auto-De-Fe to
Prevent Any Future Earthquakes, and How Candide
Underwent Public Flagellation
Chapter 7 - How the Old Woman Took Care Of Candide, and How He
Found the Object of His Love
Chapter 8 - Cunegund's Story
Chapter 9 - What Happened to Cunegund, Candide, the Grand
Inquisitor, and the Jew
Chapter 10 - In What Distress Candide, Cunegund, and the Old
Woman Arrive at Cadiz, and Of Their Embarkation
Chapter 11 - The History of the Old Woman
Chapter 12 - The Adventures of the Old Woman Continued
Chapter 13 - How Candide Was Obliged to Leave the Fair Cunegund and the Old Woman
Chapter 14 - The Reception Candide and Cacambo Met with among the Jesuits in Paraguay
Chapter 15 - How Candide Killed the Brother of His Dear Cunegund
Chapter 16 - What Happened to Our Two Travelers with Two Girls,Two Monkeys, and the Savages, Called Oreillons
Chapter 17 - Candide and His Valet Arrive in the Country of ElDorado-What They Saw There
Chapter 18 - What They Saw in the Country of El Dorado
Chapter 19 - What Happened to Them at Surinam, and How Candide Became Acquainted with Martin
Chapter 20 - What Befell Candide and Martin on Their Passage
Chapter 21 - Candide and Martin, While Thus Reasoning with Each Other, Draw Near to the Coast of France
Chapter 22 - What Happened to Candide and Martin in France
Chapter 23 - Candide and Martin Touch upon the English Coast-What They See There
Chapter 24 - Of Pacquette and Friar Giroflee
Chapter 25 - Candide and Martin Pay a Visit to Seignor Pococurante, a Noble Venetian
Chapter 26 - Candide and Martin Sup with Six Sharpers-Who They Were
Chapter 27 - Candide's Voyage to Constantinople
Chapter 28 - What Befell Candide, Cunegund, Pangloss, Martin, etc.
Chapter 29 - What Manner Candide Found Miss Cunegund and the Old Woman Again
Chapter 30 - Conclusion
Apa yang menarik dari novel ini adalah, Voltaire ingin menumbangkan suatu falsafah pada zamannya yang mengatakan bahwa
semua bencana dan penderitaan manusia adalah bagian dari rencana kosmis yang baik hati. Untuk itu, ia menggunakan tokoh Candide yang berkeliling ke seluruh dunia untuk membuktikan bahwa pandangan
itu tidaklah demikian.
Apa yang menjadi keyakinan masyarakat pada saat novel ini ditulis?
Pada saat itu berkembang suatu pemahaman bahwa "ini adalah bentuk terbaik dari semua kemungkinan yang ada di dunia." Voltaire ingin menunjukkan bahwa betapa banyak juga ketidakadilan dan kebodohan yang sebenarnya terjadi di dunia nyata. Ia memberi sasaran pada perbudakan, ketidaktoleransian beragama, dan kezaliman. Voltaire menyimpulkan bahwa setiap orang memiliki kecenderungan untuk melakukan hal itu di "kebun sendiri" dan meninggalkan (orang) lainnya untuk melakukan hal serupa.
Apa yang dimaksud dengan Filosofi Optimism?
Pada saat itu optimisme adalah sistem filsafat yang percaya segala sesuatu sudah merupakan yang terbaik, tidak peduli seberapa mengerikan tampaknya. optimist philosophy dipopulerkan oleh Gottfried Wilhelm von Leibniz. Voltaire mengkritik paham yang terkenal dengan optimisme tersebut dalam Candide.
Peristiwa gempa bumi di Lisbon, Portugal pada tahun 1755, menjadi bukti Voltaire untuk mengkritik "in the best of all possible worlds". Rumor yang berkembang di Eropa saat itu dinilai melebih-lebihkan keadaan yang sebenarnya. Enam menit gempa (dan disertai tsunami) itu menewaskan 30.000 jiwa. Pertanyaan mendasarnya: Bagaimana gempa yang menewaskan 30.000 orang untuk hal yang terbaik? Apakah tempat pembantaian pada perang Eropa 1756-1763 adalah yang terbaik dari kemungkinan dunia?
Gbr 1: Ilustrasi Gempa Bumi di Lisbon
Gbr 2: Ilustrasi Perang Tujuh Tahun Eropa.
Gbr 3: Ilustrasi Pangloss sedang mengajar Candide
Berbagai kemalangan
2. Cunegund diperkosa oleh tentara Bulgaria
3. Kakaknya Cunegund, Baron Yesuit disiksa
4. Pangloss digantung (namun tidak mati)
5. Candide ditipu oleh nelayan Belanda
Dengan menggunakan satire, Voltaire seolah mengejek paham optimisme, yang tidak hanya tidak masuk akal, tetapi juga sombong. Voltaire terjalin cinta dengan Emilie du Chatelet lasted dari 1733 sampai 1749. Masalahnya si kekasih adalah pengikut filosofi optism. Namanya cinta, ketika hidup dengan Emilie, kritiknya pada Optimisme lebih berkurang.
Kritikan di Bidang Agama
Voltaire sebenarnya berkonflik dengan gereja. Saat itu Gereja Katolik Roma adalah kekuatan terbesar kedua setelah kerajaan. Perselisihan Voltaire dengan gereja lebih besar gaungnya daripada perselisihan Voltaire dengan otoritas politik. Ia menganggap gereja adalah pendukung takhyul, konservatif dalam pengambilan keputusan yang rasional. Ia beranggapan bahwa gereja menjadi penyebab fanatisme dan intoleransi.
Pada waktu itu, agama terorganisir di Perancis (dan di tempat lain) gereja antara lain menyensor pers dan pidato, menentang toleransi beragama, mendukung doktrin hak ilahi dari raja untuk memerintah dan sering mendukung perbudakan. Voltaire mencerca terhadap Gereja Katolik bukan karena dia adalah orang jahat yang menginginkan kebebasan bagi dosa, tetapi karena ia melihat gereja sebagai mata air dan benteng kejahatan. Dia merasa bahwa tidak akan ada perubahan yang mungkin tanpa mengabaikan kekuatan Gereja; itulah sebabnya dia mencurahkan begitu banyak perhatian untuk mengejek dan mendiskreditkan itu.
Perjalanan Candide
Petualangan Candide mulai dari diusir dari Istana di Westphalia dan mencari kekasihnya Nona Cunegund hingga ke Venesia. Dalam perjalanannya, ia menemukan banyak kejadian yang menakjubkan sekaligus mengerikan. Setiap orang-orang yang ditemui Candide memiliki kiasan tersendiri yang diramu oleh Voltaire. Peta perjalanan Candide dapat dilihat sebagai berikut.
Gbr 4: Perjalanan Candide
Dari hasil penelusuran, buku ini adalah buku terlarang bagi kaum Yesuit. Paul LeClerc, President dan CEO The New York Public Library mengatakan dalam suatu wawancara, ia harus meminta izin melalui surat dari Bishop di Jesuit College, Holy Cross untuk membaca buku ini. Baginya, buku ini seperti buah terlarang di taman Eden. Ia menambahkan bahwa Masih adanya perang, kemiskinan, kelaparan, kehilangan hak hidup, dan sebagainya itu sejalan dengan kesimpulan Voltaire yang menyatakan bahwa dunia belum sempurna. Karena itu kita harus berjuang, berjuang akan keadilan, melawan intoleransi, melawan takhyul, berjuang pada hak asasi manusia hingga saat ini.
Kelebihan terjemahan novel ini menurut saya adalah adanya catatan kaki pada kata yang menyangkut nama orang, tempat, istilah-istilah. Catatan kaki tersebut cukup membantu walaupun ada istilah baru lagi dalam catatan kaki tersebut.
Kekurangan buku terjemahan ini adalah pada terjemahan judul babnya tidak sesuai dengan yang bahasa Inggris. Sebagai contoh pada Bab I
dalam bahasa Inggrisnya "How Candide Was Brought Up in a Magnificent Castle and How He Was Driven Thence", yang diterjemahkan dengan "Kastel Thunder-Ten-Tronkch." Hal ini menyulitkan pembaca jika ingin membandingkan isi novel ini dalam dua bahasa (Inggris-Indonesia). Padahal, sumber-sumber yang membahas novel ini cukup banyak di internet. Dan salah satu jembatannya adalah nomor bab dan judulnya. Salah satu web yang memberi perhatian pada novel ini adalah New York Public Library yang membuat tautan khusus mengenai Candide di http://candide.nypl.org/text/.
Bagi saya, dengan kekurangan buku ini, saya malah asyik sendiri menelusri tautan yang menceritakan karya besar ini. Itupun masih jauh dari cukup untuk memahami konteks dan kritik terhadap kehidupan sosial masyarakat pada saat itu. Saya menjadi kagum dengan para penulis yang menggunakan penanya untuk menyuarakan yang tidak bersuara. Seperti novel klasik Indonesia Max Havelaar oleh Multatuli (Douwes Dekker), Siti Nurbaya oleh Marah Roesli, dan selanjutnya
Pelajaran yang saya ambil, Selama masih di dunia, akan selalu berhadapan dengan masalah. Karena itu berjuanglah, selagi bisa. Berjuang atas rezeki, cita-cita, kebahagiaan, sesama, dan sebagainya. Semoga Tuhan menyertai. Amin.
_________________________________
Voltaire sendiri adalah nama pena. Nama aslinya adalah Francois Marie Arouet. Lahir di Paris, 21 November 1694. Ia menggunakan nama Voltaire pada usia 25 tahun. Ia sendiri bersekolah di Jesuit College. Ayahnya menginginkan dia untuk menjadi pengacara, tapi ia berkeinginan menjadi penulis. Ketika ayahnya, M. Arouet,meninggaldunia pada 1 Januari 1722, Voltaire mendapat warisan yang sangat besar. Sebab ayahnya memiliki kantor yang berpenghasilan 13.000 franc setahun. Ia meminjamkan uangnya 10 persen setahun pada adipati, pangeran, dan bangsawan besar. Ia hidup dengan baik dengan penghasilan seperti itu.
Ia dituduh menulis puisi satire Duke of Orleans, padahal bukan ia yang menulis. Ia dipenjara di penjara Bastille dan diasingkan ke Inggris. Di Inggris, justru kemampuan menulisnya meningkat seiring belajar menulis dan berbicara. Ia banyak belajar dengan Orang-orang besar Inggris, seperti Sir Isaac Newton (1642-1727), Shakespeare, Milton, Dryden, John Locke (1632-1704), Bacon, Jonathan Swift (1667-1745), Young, Thomson, Congreve, Alexander Pope (1688-1744), Addison. Secara khusus pada Newton dan Locke, mereka sangat mempengaruhi Voltairedalam hal pengembangan intelektual. Di samping itu, Voltaire mengalami kebebasan berbahasa dan menulis Bahasa Inggris, yang tidak didapatnya di negerinya sendiri.
Pada Tahun 1750, Frederick the Great, raja Prusia mengundang Voltaire tinggal di istananya dan membayarnya 20.000 franc setahun untuk menulis. Gempa bumi Lisbon pada Tahun 1755 yang menjadi inspirasinya membuat Candide. Sebelum Candide, ia menulis puisi panjang untuk Gempa Lisbon. Ia menunjukkan bahwa manusia tidak dapat menolak bencana alam, dan mempertanyakan justifikasi para penganut Optimism akan bencana alam tersebut, apakah bencana itu adalah dalam kerangka menemukan bentuk terbaiknya? Ia kembali ke Perancis pada 1778, untuk menyaksikan pertunjukannya yang terakhir, Irene, dan ia meninggal pada tahun yang sama. Karena keberadaannya ditolak oleh Gereja Katolik, temannya membawa jenazahnya keluar Perancis untuk dimakamkan, sebab Gereja menolak melakukan upacara pemakaman Voltaire. Pada 1791, barulah jenazahnya dibawa kembali ke Perancis untuk dimakamkan (kembali). Diperkirakan satu juta jiwa menghadiri prosesi ini.
@hws02022011
0 komentar:
Posting Komentar