Bentara: Puisi Tak Pernah Pergi by Bentara
Paperback, 122 pages
Published 2003 by Penerbit Buku Kompas
ISBN 9797090825
My rating: 3 of 5 stars
Pembuka pada buku ini ditulis oleh Hasif Amini, Ia bekerja sebagai kurator sastra di Komunitas Salihara dan juga menjadi redaktur domain Indonesia pada Poetry International(www.poetryinternational.org) serta redaktur tamu rubrik puisi di harian Kompas edisi Minggu.
Kalimat pembuka pada pengantarnya, mengutip penyair Osip Mandelstam, membaca puisi bagus itu seperti melakukan latihan pernafasan. Menghirup kesegaran, menahannya, meresapkannya ke dalam arus darah, dan menghembuskan keluar anasir yang tak diperlukan lagi oleh tubuh.
Kumpulan puisi dalam buku ini adalah puisi yang dimuat dalam rubrik puisi "Bentara" Kompas pada tahun 2002. Sejujurnya saya sendiri tidak pernah/jarang memerhatikan rubrik ini di Kompas. Kalaupun saya baca, puisi tersebut pasti saya lupakan karena tidak berkesan bagi saya.
Tapi mungkin cara membaca saya yang salah. Hasif Amini menambahkan bahwa kaitan makna dan teks telah berubah. Makna muncul dari teks, atau dari pertemuan antara pembaca dan teks-bukan seseuatu yang ada lebih dulu yang lalu coba ditangkap, disingkap, diungkap oleh tanda-tanda yang terjalin dalam teks.
Ini saja pelajaran yang saya peroleh, sebab saya tidak sanggup menyelesaikan membacanya sekaligus.....Pelan..pelan saja... kata Kotak.
sekian
@hws070111
*masihcenutcenut*
Buku Bentara: Puisi Tak Pernah Pergi - ulasan
Katagori :
buku,
buku bagus,
Puisi,
resensi buku,
sinopsis buku,
ulasan buku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar