WOW.
Tadinya, dari pemilihan judul buku ini, aku udah merasa underestimate. Ini tentang apa? Kok judulnya nggantung dan semacam ngga enak didengar (buatku). But, i was wrong. Buku Khatulistiwa Literary Award ini memng patut untuk menyita perhatian banyak orang.
Ini adalah karya Leila S. Chudori pertamaku. di sampulnya dikatakan bahwa ini adalah buku kumpulan cerpen. But, are they?. No, BIG NO. Buatku ini adalah puzzle yang berserakan dan memang sengaja diatur seperti itu agar pembaca sendiri yang teliti menyusun satu persatu. Puzzle-puzzle itulah yang memikat, yang membuat ketagihan, yang ngga akan dihentikan sebelum ketemu kepingan terakhirnya. Tapi apa yang aku temukan? Ternyata Leila tidak menyediakan kepingan terakhirnya untuk pembaca.
Ia menyimpannya untuk dirinya sendiri, karena ia akan sangat puas melihat pembaca kehausan dengan potongan terakhir. Candu itu belum selesai, pembaca hanya akan menerka-nerka seumur hidupnya, seperti apa potongan terkhir itu.
Itu semua kesan yang aku dapetin selama mengikuti kisah Nadira, dari ia lahir sampai-entahlah. Nadira sendiri merupakan bahasa Persi yang artinya rare, precious. Sembilan cerita di dalam buku ini akan membawa pembaca kepada kondisi yang campur aduk, sedih, senang, mual, kalut, rumit, dan kecewa. Kita akan disodori permasalahan dan karakter masing-masing keluarga Nadira yang campur baur dan tak keruan. Semuanya hanya berujung pada satu; Nadira dan misteri kematian Ibunya.
Satu hal yang menjadi daya tarik lain dari buku ini adalah kayanya referensi buku-buku dan karya sastra, baik dalam negeri maupun luar negeri. Tokoh Nadira yang kutu buku psti mengingatkan pada para goodreaders sendiri, dan pengalaman berburu buku di luar negeri dengan beberapa karya langka mungkin akan membuat goodreaders iri. Hehehhe.
Bintang 4 saja, sebagai ganti atas kepingan puzzle terakhir yang tidak didapatkan. Impas kan? ^^
Tadinya, dari pemilihan judul buku ini, aku udah merasa underestimate. Ini tentang apa? Kok judulnya nggantung dan semacam ngga enak didengar (buatku). But, i was wrong. Buku Khatulistiwa Literary Award ini memng patut untuk menyita perhatian banyak orang.
Ini adalah karya Leila S. Chudori pertamaku. di sampulnya dikatakan bahwa ini adalah buku kumpulan cerpen. But, are they?. No, BIG NO. Buatku ini adalah puzzle yang berserakan dan memang sengaja diatur seperti itu agar pembaca sendiri yang teliti menyusun satu persatu. Puzzle-puzzle itulah yang memikat, yang membuat ketagihan, yang ngga akan dihentikan sebelum ketemu kepingan terakhirnya. Tapi apa yang aku temukan? Ternyata Leila tidak menyediakan kepingan terakhirnya untuk pembaca.
Ia menyimpannya untuk dirinya sendiri, karena ia akan sangat puas melihat pembaca kehausan dengan potongan terakhir. Candu itu belum selesai, pembaca hanya akan menerka-nerka seumur hidupnya, seperti apa potongan terkhir itu.
Itu semua kesan yang aku dapetin selama mengikuti kisah Nadira, dari ia lahir sampai-entahlah. Nadira sendiri merupakan bahasa Persi yang artinya rare, precious. Sembilan cerita di dalam buku ini akan membawa pembaca kepada kondisi yang campur aduk, sedih, senang, mual, kalut, rumit, dan kecewa. Kita akan disodori permasalahan dan karakter masing-masing keluarga Nadira yang campur baur dan tak keruan. Semuanya hanya berujung pada satu; Nadira dan misteri kematian Ibunya.
Satu hal yang menjadi daya tarik lain dari buku ini adalah kayanya referensi buku-buku dan karya sastra, baik dalam negeri maupun luar negeri. Tokoh Nadira yang kutu buku psti mengingatkan pada para goodreaders sendiri, dan pengalaman berburu buku di luar negeri dengan beberapa karya langka mungkin akan membuat goodreaders iri. Hehehhe.
Bintang 4 saja, sebagai ganti atas kepingan puzzle terakhir yang tidak didapatkan. Impas kan? ^^
Judul: 9 dari Nadira
Penulis: Leila S. Chudori
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 270 halaman
ISBN: 9789799102096
0 komentar:
Posting Komentar