Judul : FIRELIGHT
Penulis : Sophie Jordan
Penerjemah : Ferry Halim
Penyunting : Ida Wajdi
Pewajah Isi : Aniza
ISBN : 978-979-024-475-7
Halaman : 425
Penerbit : Atria
Cetakan : I, April 2011
Harga : Rp 55,000
Aku seekor draki-“
Tidak, kau adalah-“
“Itulah diriku. Kalau Mom mau membunuh bagian itu dari diriku, maka yang sebenarnya Mom inginkan adalah membunuhku
Bagaimana jika dirimu harus hidup sebagai sosok yang berbeda? Sosok yang bukan jati diirmu? Semuanya harus dilakukan atas nama keselamatan seluruh keluarga. Apakah kamu akan memberontak dan hidup sebagaimana adanya tanpa perduli nasib yang lain atau kamu akan menekan egomu hingga tak mampu lagi menekannya?
Apa gunanya keselamatan jika bagian dari dirimu mati?
Sekilas tidak ada perbedaan antara Jacinda dan saudara kembarnya Tamra dengan anak gadis lainnya. Demikian juga dengan sang mom dengan ibu lainnya. Mereka seakan sebuah keluarga bahagia yang baru saja ditinggal berpulang ayahnya. Nyaris tidak ada bedanya kecuali mereka merupakan keturunan naga, draki.
Jika Tamra tidak mampu berubah wujud menjadi naga sehingga sering dikucilkan, maka Jacinda justru menjadi idola! Ia merupakan draki penyembur setelah 400 tahun yang lalu. Jacinda sangat dipuja hingga dijodohkan dengan putra sang pemimpin. Dasarnya adalah kelangsungan hidup kelompok, bukan cinta.
Sang ibu menekan kemampuannya sebagai darki dorman demi Tamra, tentunya juga demi kebahagian Jacinda. Ia tak ingin anak-anaknya dijadikan sebagai betina oleh kelompoknya. Walau itu harus dibayar dengan peralihan perlahan-lahan menjadi 100 % manusia.
Sebuah peristiwa membuatnya mengambil keputusan nekat, keputusan yang seharusnya diambil sejak dulu. Mom nekat membawa Jacinda dan Tamra minggat meninggalkan kelompoknya, kaumnya. Bagi Tamra ini semacam mimpi yang menjadi kenyataan. Sedangkan bagi Jacinda ini merupakan mimpi buruk. Ia tak bisa lagi terbang bebas bersama sahabat-sahabatnya dalam wujud naga. Terbang adalah sesuatu yang sangat digemarinya.
Sang ibu berusaha agar Jacinda menekan unsur draki dalam dirinya. Jelas ini bukan hal yang mudah, setidaknya jika dibandingkan dengan Tamra. Sialnya saat itu Jacinda sudah mulai berkenalan dan jatuh hati pada seorang pemuda bernama Will. Setiap kali berada di dekat Will, sudah bisa dipastikan Jacinda tak mampu mengontrol dirinya. Ia nyaris berubah wujud menjadi naga. Hal ini tentu membahayakan banyak orang. Mom dan Tamra yang sudah susah payah menyelamatkan dirinya dari kelompoknya, serta Will dan saudaranya. Jacinda nyaris melupakan siapa Will sebenarnya.
Sungguh berat hidup Jacinda. Di satu sisi ia sangat memahami kekhawatiran ibunya. Di sisi lain ia juga tak kuasa menekan apa lagi membunuh naluri draki yang ada dalam dirinya. Sementara Tamra sang saudara kembar sukses bergaul diantara manusia, Jacinda justru merasa terkucil. Posisi mereka sekarang terbalik. Suatu saat, gejolak jiwanya sudah tak tertahankan lagi. Ia nekat terbang walau itu dilakukan di malam hari. Walau sesaat, ia merasa bebas dan bahagia.
Naga sepertinya merupakan hewan yang paling sering kita jumpai saat berurusan dengan bacaan dari genre fantasi. Di Eropa, menurut Kitab Mosnter, naga sering digambarkans ebagai sosok yang makhluk yang kejam yang mewakili kejahatan dan wajib diperangi. Tapi di kawasan Asia, naga justru digambarkan sebagai makhluk ramah pembawa keberuntungan.Dalam dunia binatang fantasi, naga merupakan hewan yang unik karena memiliki variasi bentuk yang sangat kaya.
Istilah naga merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta atau India kuna yang bermakna "ular". Dalam naskah Mahabharata dikisahkan bahwa para Naga merupakan anak-anak Resi Kasyapa dari perkawinannya dengan Dewi Kadru. Nama-nama mereka yang terkenal antara lain Sesa, Taksaka, Basuki, Karkotaka, Korawya, dan Dritarastra. Bangsa Naga yang berjumlah ribuan memiliki dua orang sepupu berwujud burung dan disebut sebagai bangsa Kaga. Keduanya bernama Aruna dan Garuda, yang merupakan putra dari Dewi Winata yang juga dinikahi Resi Kasyapa. Dengan demikian, hubungan antara Naga dengan Kaga selain sebagai sepupu juga sebagai saudara tiri. Meskipun demikian hubungan mereka kurang baik dan sering terlibat perselisihan. Di antara para Naga ada pula yang menjadi dewa, yaitu Sesa, yang tertua di antara putra Kadru. Ia memisahkan diri dari adik-adiknya dan hidup bertapa menyucikan diri. Ia akhirnya diangkat sebagai dewa para ular, bergelar Ananta.(wikipedia)
Belakangan buku seputar naga juga mulai bermunculan. Setiap buku memberikan pengetahuan tambahan seputar naga. Salah satu buku lawas yang juga membahas mengenai naga adalah Kitab Naga. Dalam buku ini disebutkan sebuah mantera guna menjinakkan naga:
Ivashi yuduin!
Enimor taym insplelz!
Boyar ugomer gedi!
Tunggu! tidak hanya sekedar membaca mantra ada beberapa hal yang juga harus dilakukan. Sebelum membaca mantra, ambil 93 gram, debu naga dari piring perak yang sudah dicuci tiga kali di air yang dipantulkan cahaya bulan baru. Lalu tebarkan ke naga sambil meneriakan mantra. Mantra ini konon mampu bertahan selama tiga jam penuh. Maka manfaatkanlah waktu dengan sebaik mungkin.
Hidup memang pilihan.
Apakah Jacinda memilih untuk kembali ke kelompoknya, berarti juga kembali ke jati dirinya sebagai sosok yang sangat suka terbang.
Atau...............
Ia memilih mengikuti keinginan sang ibu, menekan kuat naluri draki dalam dirinya
Lalu................
Bagaimana dengan nasib Will?
Semuanya memang tergantung bagaimana pilihan Jacinda...
Mari kita simak sama-sama sajalah he he he he
Jangan lupa mengunjungi www.sophiejordan.net untuk info lebih lengkap seputar sang penulis.
Ssst sekedar berbagi rahasia, Sophie Jordan juga menulis dengan nama samaran Sharie Kohler.
Heran, ada apa sih para penulis ini? Kok senang sekali memiliki nama banyak...Semoga karya mereka sebanyak nama mereka yahh
Tidak butuh waktu lama kok untuk menuntaskan buku ini.Saya membacanya sambil menunggu jemputan. Kisah fantasi yang diramu dengan bumbu cinta kasih memang menawan. Tidak hanay cinta kasih kepada pujaan hati, namun juga untuk keluarga, bahkan kelompoknya.
Ya ampuinnnnnnnnnnn!
Ternyata Will adalah...
*kabur dari timpukan yang belum baca*
0 komentar:
Posting Komentar