Buku Dunia Sophie - ulasan

Wow!...wow!.. Dua kata itulah yang tampaknya paling tepat untuk mendeskripsikan buku karya Jostein Gaarder ini. Sudah sejak lama aku mencari-cari buku ini, tapi ternyata sulit mendapatkannya. Lalu aku mendengar kabar bahwa penerbit Mizan telah menerbitkannya sebagai Gold Edition. Maksudnya, dengan cover apik dengan efek kilau keemasan serta jenis kertas luks sehingga buku setebal 797 halaman ini layak dijadikan koleksi. Apalagi mengingat isinya yang begitu menakjubkan.

Dunia Sophie adalah pelajaran filsafat yang dikemas ke dalam semacam kisah misteri-fantasi. Kita harus berterima kasih pada Jostein Gaarder karena telah memberi kita cara yang asyik dan tidak membosankan untuk belajar filsafat. Alih-alih menggunakan kalimat dan bahasa yang sulit ditangkap bagi awam seperti kita, Gaarder mendeskripsikan pemikiran filsafat dari mulai ribuan tahun lalu hingga masa kini ke dalam bahasa yang mudah dicerna dan disertai contoh-contoh yang kadang lucu, meski tetap membantu kita memahami suatu pemikiran dengan lebih baik.

Sophie adalah cewek berusia 14 tahun yang tinggal bersama ibunya. Menjelang ulangtahunnya yang ke-limabelas, di suatu siang sepulang sekolah, ia menemukan sebuah surat misterius di kotak surat rumahnya. Surat itu ditujukan pada dirinya. Isinya hanya 2 kata disertai tanda tanya: Siapakah kamu? Amplop surat itu tak menunjukkan nama atau alamat pengirimnya, tak pula ada perangko. Belum sampai pada jawaban yang memuaskan, Sophie lalu menemukan sepucuk surat lainnya di kotak suratnya, yang tentu saja berasal dari si pengirim anonim yang sama. Kali ini pertanyaannya berbeda: Dari mana datangnya dunia?

Dan memang, manusia mulai belajar filsafat dengan kedua pertanyaan mendasar itu. Dua pertanyaan yang hanya terdiri dari beberapa kata, namun butuh 797 halaman untuk membawa kita kepada jawabannya. Apakah pertanyaan itu akhirnya terjawab? Kita harus melalui jalan yang panjang untuk mengetahuinya...

Seolah 2 pucuk surat itu masih belum cukup membngungkan Sophie, datang pula selembar kartu pos yang berperangko Norwegia dan bercap pos Batalyon PBB. Yang lebih aneh lagi, kartu pos itu dialamatkan pada Hilde Moller Knag, d/a Sophie Admundsen. Alamat yang tercantum adalah alamat rumah Sophie. Tapi siapa Hilde yang berulang tahun hanya beda beberapa hari darinya itu? Lebih bingung lagi Sophie membaca isinya, yaitu ucapan selamat ulang tahun seorang ayah kepada putrinya yang bernama Hilde, dan si ayah meminta maaf pada Hilde karena harus mengirim kartu pos itu lewat Sophie. Apa maksud semuanya ini? Dalam sehari saja, hidup Sophie nampaknya akan berubah 180 derajat. Sophie yang dulunya seorang remaja yang ceria dan suka bermain bersama sahabatnya Joanna, kini jadi lebih tertarik untuk berpikir tentang asal usul dirinya dan dunia daripada main badminton.

Surat-surat misterius secara periodik berdatangan ke rumah Sophie. Kini amplopnya berukuran besar, dan isinya beberapa halaman ketikan. Judulnya: Pelajaran Filsafat. Maka kita semua bagaikan murid-murid yang bertemu dalam kelas filsafat bersama dengan Sophie, si gadis cerdas yang baru berusia 15 tahun itu. Filsafat bukanlah ilmu omong kosong yang hanya perlu bagi orang-orang kuper yang kerjanya berpikir. Filsafat membantu mata kita terbuka pada hal-hal yang paling hakiki: keberadaan kita di dalam dunia.

Sophie memiliki tempat persembunyian di antara sesemakan di taman depan rumahnya, dan disitulah ia menyembunyikan kaleng berisi semua materi pelajaran filsafatnya. Namun, meski bahan itu tersembunyi, Sophie tak mampu menyembunyikan sikap anehnya dan omongan seriusnya dari ibunya. Sophie kini bukan hanya seorang gadis lugu yang hanya menerima apapun yang dunia sediakan baginya, namun ia mulai mempertanyakan dunia itu sendiri.

Setelah itu "sang guru" misterius mulai menjabarkan asal-usul filsafat dari 600 ribu tahun sebelum Masehi. Seperti kita tahu, kebanyakan filsuf berasal dari Yunani. Sebelum filsafat murni lahir, keberadaan dunia sering dijelaskan dalam bentuk mitos keagamaan. Tak heran begitu banyak kisah tentang dewa-dewi di Yunani. Kemudian para filsuf mulai melepaskan diri dari agama, dan pemikirannya lebih didasarkan pada aspek ilmiah. Bagaimana tumbuhan dapat hidup? Dan pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Mereka sampai pada kesimpulan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini abadi dan kekal sifatnya. Karena tak mungkin ada ketiadaan sebelum semuanya ada. Mereka juga meyakini bahwa dunia ini terus mengalami perubahan hingga masa di mana mereka hidup.

Sementara itu banyak hal aneh terjadi. Misalnya saja, Sophie selalu saja menemukan benda-benda yang bukan miliknya terselip entah di bagian mana kamarnya. Ada selendang sutra merah.... Dari kartu-kartu pos ayah Hilde yang terus datang ke rumahnya, Sophie mengetahui bahwa barang-barang itu adlah milik Hilde. Tapi...bagaimana semua barang itu bisa sampai ke kamar Sophie??

Hal yang tak kalah misteriusnya adalah sang guru filsafat anonim Sophie. Siapakah dia? Setelah beberapa saat sang guru, yang belakangan ia tahu bernama Alberto Knox, mulai mengutus seekor anjing berbulu coklat bernama Hermes untuk menjadi kurir yang mengirim bahan pelajaran filsafat kepada Sophie. Lalu pada suatu saat Sophie memberanikan diri mengikuti Hermes untuk menemukan tempat tinggal Alberto. Ternyata ia tinggal di sebuah gubuk yang, belakangan Sophie tahu, disebut orang "gubuk mayor" karena dulunya pernah ditinggali seorang mayor.

Di sepanjang kisah ini anda akan dijejali, selain dengan penjabaran pemikiran para filsuf dunia, juga dengan misteri ke misteri yang makin misterius saja. Sophie bersama Alberto, yang akhirnya dapat bertatap muka langsung untuk pelajaran filsafat mereka, sering merasa terganggu dengan ulah ayah Hilde, seorang mayor yang bekerja di batalyon PBB di Norwegia. Sang mayor seolah-olah mengikuti mereka kemanapun mereka pergi dan seolah-olah dapat membaca pikiran mereka. Lalu datang juga tokoh-tokoh dongeng seperti Winnie The Pooh, Gadis Korek Api, Snow White dll mengganggu pelajaran mereka.

Lalu siapakah sebenarnya Alberto itu? Apakah Hilde itu benar-benar ada? Bagaimana si mayor bisa mengintervensi kehidupan Sophie dengan ulah-ulah konyol dan menjengkelkan itu? Anda akan mengetahui jawabannya di akhir kisah ini. Namun di sela-sela petualangan Sophie dan Alberto itu, anda juga akan menelusuri bagaimana para ahli filsafat membaktikan hidupnya untuk menjawab satu pertanyaan besar itu: Darimana asal dunia. Ada yang bilang dunia ini kekal dari awalnya, ada yang berpendapat semua berasal dari sebuah sel atom yang terus menerus membelah diri. Berbagai ide ditawarkan, berbagai argumen dikemukakan, namun pada akhrirnya tak seorang pun dapat mengetahui dengan pasti bagaimana dunia ini bisa terbentuk. Dan makin modern sains, manusia juga menemukan bahwa bumi tempat manusia hidup ini bagaikan setitik pasir di tengah samudra nan luas. Bayangkan saja, benda angkasa yang kita sebut matahari adalah pusat bagi planet-planet yang mengelilinginya, yang salah satunya adalah bumi yang kita cintai ini. Di galaksi Bima Sakti ini terdapat 400 milyar matahari seperti matahari kita! Padahal alam raya ini terdiri dari kira-kira seratus milyar galaksi. Bisakah anda membayangkan betapa luasnya alam raya ini? Dan lagi-lagi kita kembali pada satu pertanyaan besar itu? Darimana asalnya alam raya ini? Bagaimana awal mula terbentuknya? Siapa atau apa yang mengatur dan menggerakkan masing-masing elemennya yang total berjumlah...ahh..tak cukup digit di kalkulatorku untuk menghitungnya. Tak cukup otak kecilku untuk memikirkannya.

Semua itu akhirnya hanya menjelaskan satu hal: bahwa ada "sesuatu" yang jauh lebih besar daripada alam raya ini. Suatu kekuatan yang tak mampu kita terima di radar otak kita, namun pastilah ada karena hanya itu yang mampu menjelaskan semua pertanyaan para orang pintar itu. Sesuatu yang akhirnya kita sebut dengan "God" atau "Tuhan".

Ada seorang filsuf yang jadi favoritku (berkat Sophie, Alberto, sang mayor, oh..dan tentu saja Jostein Gaarder--aku yang buta filsafat malah bisa memiliki filsuf favorit!). Si filsuf adalah Soren Kirkegaard dari Denmark. Orangnya ganteng juga loh, at least dari sketsa yang ada di buku ini (tiap filsuf ada sketsa wajahnya loh, dan itu membuat buku ini semakin unik dan keren). Inilah kutipan pemikirannya: yang aku jadikan penutup review panjang ini,

Jika aku dapat menangkap Tuhan secara obyektif, aku tidak akan percaya; tapi justru karena aku tidak dapat melakukannya, maka aku harus percaya.

Jika aku ingin menjaga imanku,aku harus terus menerus berpegang teguh pada ketidakpastian obyektif, agar imanku tetap lestari.

Masuk akal juga, karena kalau kita manusia bisa memahami Tuhan, bagaimana kita akan bisa beriman sungguh-sungguh kepadaNya? Justru karena Ia tak dapat dipahami, maka kita hanya mampu bertekuk lutut di hadapanNya....

Judul: Dunia Sophie
Pengarang: Jostein Gaarder
Penerbit: Mizan


lintasberita

Lanjut Baca

Buku IN SEARCH OF MEMORY - ulasan

Judul : In Search of Memory – The Emergence of a New Science of MindPengarang : Eric R. KandelPenerbit : Norton, NYTahun : 2007 (Cet.1 th 2006)Tebal : 430 hal + 22 hal daftar istilah, paperbackMengapa kita bisa mengingat suatu kejadian dengan jelas untuk seumur hidup, bahkan setelah puluhan tahun kejadian tersebut berlalu? Memori atau ingatan, kenangan, yang dimiliki seseorang mendasari dan
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Has Science Found God? - ulasan

Judul : Has Science Found God? The Latest Results in the Search for Purpose in the UniversePengarang : Victor J. StengerPenerbit : Prometheus Books, NYTahun : 2003Tebal : 357 hal "Perhaps science can teach us humility and self reliance, and the need to live our lives within the universe as it really, not as we might wish it to. The universe is not populated by mysterious forces, beyond our
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Mini Shopaholic - ulasan


New year's atmosphere has already come. It's here. I feel it. But, instead of doing some reflection or preparing a new year resolution, I enjoy this day by reading Sophie Kinsella latest book. Although I am not into chiclit, but these shopaholic series are too good to be ignored. I read all books from the shopaholic series and always cekikikan then and there.

This time Becky Brandon is back with her 2-yr-old daughter, Minnie Brandon. At first Becky thought it is easy to be a mother and she is excited to have Minnie as her shopping partner for life. But things not always turn out as she plans. From Minnie's attitude, financial crisis, a surprise party and many more, Becky stories never fail to entertain us.

This novel has already been translated in Bahasa by Gramedia on December 2010.

lintasberita

Lanjut Baca

Buku NEW YEAR BOOK GIVEAWAY - ulasan

New years coming.. and i want to celebrate it by hosting a givaway. This time, i will give this book FOR FREE.


And here the description of the book
Terlahir dalam keluarga yang percaya pada takdir, Amy Tan selalu mencari cara-cara alternatif untuk memahami dunia. Dalam The Oppsite of Fate, Amy membagi pengalamannya dalam melepaskan diri dari ekspektasi-ekspektasi dan kutukan-kutukan masa lalunya, serta menciptakan takdirnya sendiri.
Amy Tan bercerita tentang keluarganya, hantu-hantu penghuni komputernya, perjalanan main ski, rock and roll bersama Stephen King dan kawan-kawan, serta misteri-misteri yang mengaitkan keyakinan dan takdir. Perjalanan hidupnya tidak kalah ajaib dan menarik dibandingkan karya-karya fiksinya, dan penuturannya yang penuh humor dalam buku ini membawa kita untuk memahami takdir serta lawan-lawannya, yakni pilihan-pilihan pribadi, pengaruh-pengaruh, serta kebetulan-kebetulan menguntungkan yang membentuk kita semua.

Just put your name down there, and dont forget to fill the form.

Remember!
This event will be over at January 7th, 2011
closed
*This Event is OPEN to EVERYONE. but, I dedicate this special event to our customers who have faithfully stay together with bukumoo for 6 months. happy new year and always victory!
-Moo-

lintasberita

Lanjut Baca

Buku More Book Challenges For 2011! - ulasan

Menjelang pergantian tahun, tak seperti teman-teman lainnya, aku tak bisa menampilkan daftar bacaanku selama tahun 2010 ini, karena memang tak sempat mencatatnya. Yang jelas, banyaaak deh. Mungkin mulai tahun depan aku akan semakin rajin mencatatnya di blog ini.

Tadi saat jalan-jalan ke blog sesama pecinta buku: mbak Dessy, aku menemukan sebuah book challenge lagi yang mbak Dessy ciptakan sendiri. Tak terlalu sulit, dan yang jelas makin menambah asyik pengalaman membaca buku. Intip yuk book challenge-nya...


5 books, 5 writers, 5 countries

Maksudnya adalah membaca 5 buku dari 5 pengarang yang berasal dari negara yang berbeda-beda. Dengan cara ini kita menjadi semakin mengenal pengarang-pengarang buku. Bukan hanya karyanya saja, tapi juga paling tidak negeri asalnya. Mengikuti mbak Dessy, aku juga sengaja memilih buku-buku yang berbeda dengan book challenge yang lain. Ini dia daftarku:

1. The True Story of Hansel & Gretel
by Louise Murphy --> Skotlandia-Irlandia

READ


-----

2. The Prince and The Pauper
by Mark Twain --> Amerika

-----

3. Water For Elephants
Sara Gruen --> Kanada
READ

-----

4. The Phantom Of The Opera
Gaston Leroux --> Prancis
READ

-------

5. Jerawat Cinta
Fanny Fredlina --> Indonesia
READ

(Yang ini buku pertama soulmate-dunia-mayaku yang sudah diterbitkan. Yipiiiee!! Meski aku tak pernah membaca buku bergenre remaja, tapi karena ini hasil karya seorang sahabat, wajib baca dong!).


------

Dan merasa belum cukup tertantang (belum cukup, Fan?!), aku akan menambah 1 book challenge lagi yang bisa digabung dengan book challenge lainnya. Tantangan ini kudapat sewaktu jalan-jalan ke blognya Aleetha.


100+ Reading Challenge


Itu tajuknya, dan jelaslah maksudnya adalah menantang kita untuk membaca lebih dari 100+ judul buku dalam tahun 2011. Karena tak ditentukan genre atau jenis bukunya, membuat tantangan ini fleksibel dan bisa digabung dengan book challenge lain yang spesifik. Kita boleh membaca apa saja loh, dari komik, novel gratis, kumcer, novel, non fiksi dst pokoknya yang pernah diterbitkan dan punya ISBN. Yuuk! Siapa mau ikutan? Langsung aja kesini. Book challenge yang diatas boleh, digabung dengan yang ini juga boleh. Ayo giat membaca di tahun 2011!

PS: Kalau mau lebih besar peluang mencapai/melampaui tantangan, mulailah dengan buku pertama tepat pada tgl. 1 Januari 2011 besok. Hari ini aku khusus tidak membaca buku sama sekali, kusimpan untuk besok. Gak boleh curang dong!....


lintasberita

Lanjut Baca

Buku Wisata ke Kota Nabi - ulasan

Judul Buku: Ketika Nabi Saw. di Kota
Penulis: Nizar Abazhah
Penerbit: Zaman
Cetakan: Pertama, 2010
Tebal: 603 Halaman

Muhammad Saw. merupakan sosok terpenting dalam komunitas muslim. Ia bukan hanya seorang penerima dan penyampai wahyu Tuhan kepada manusia, namun juga sosok yang interpretasinya terhadap wahyu tidak mungkin salah.

Sebagai makhluk pilihan Allah, hamba tersuci-Nya, dan orang yang dipercaya menerima wahyu-Nya. Rasulullah merupakan sosok yang ma’shum, dilindungi atas segala kekeliruan. Bahkan Allah memberinya fasilitas keistimewaan berupa syafa’at, untuk menyelamatkan umatnya di akhirat kelak.

Selain itu, sejarah membuktikan bahwa Nabi juga merupakan seorang insinyur yang jenius, pedagang yang brilian, panglima perang yang mumpuni, negarawan yang pandai dan politisi yang handal. Tidak sedikit kebijakan yang diambilnya merupakan cerminan langsung atas perintah Ilahi, namun tidak jarang pula merupakan representasi hasil inisiatif seorang manusia biasa yang lahir atas dasar pertimbangan-pertimbangan teknis rasional semata.

Salah satu maha karyanya adalah proyek mercusuar membentuk komunitas oase Yatsrib yang kemudian berganti nama menjadi Madinah, menjadi sebuah imperium penguasa jazirah Arab bahkan Dunia. Buku ini merupakan jejak rekam Nabi selama sepuluh tahun lebih membangun Madinah.


Penulisnya, Nizar Abazhah, merupakan sejarawan tersohor di Damaskus yang tidak sedikit dari karya-karyanya menjadi bestseller di tanah Timur Tengah, termasuk buku setebal enam ratus tiga halaman ini. Penulis berhasil memotret secara rinci pertumbuhan Madinah sebagai sebuah kota baru yang berkembang secara pesat dari segala dimensi.


Buku berjudul lengkap Ketika Nabi Saw. di Kota: Kisah Sehari-hari Nabi di Madinah ini, menceritakan perjuangan Rasulullah menata Madinah, baik dari segi sosial, politik, administrasi, ekonomi hingga keilmuan. Hingga menjadikan Madinah menjadi sebuah negara dengan perdaban yang tak pernah dikenal dalam peta sejarah Arab sebelumnya.

Hal yang pertama kali dilakukan Nabi adalah mengganti Yatsrib menjadi Madinah. Sebuah pergantian yang merubah arah sejarah daerah oase tersebut.  Nabi bukan membangun gedung dan berbagai fasilititas fisik yang dilakukan pertama kali, melainkan membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Beliau mendidik shahabat, mengajari mereka syariat, dan merintis jalan untuk mereka lanjutkan kelak sepeninggal beliau. Inilah visi dan misi jauh ke depan yang diemban Nabi sekaligus sebagai seorang pemimpin. Tidak mengherankan jika dikemudian hari Madinah menjadi sebuah negara ideal di segala bidang. 

Setelah mengajari para shahabat, mempersaudarakan antara kalangan Anshar dan Muhajirin, Rasulullah mulai menata konstruksi bangunan dan fasilitas fisik, yang ditandai dengan ditegakkannya Masjid Nabawi, tepat di jantung kota dikepung bangunan rumah dari segala arah. Masjid ini merupakan tempat kajian keilmuan dan keagamaan dalam bentuk lingkaran atau halaqah, tempat Nabi menyampaikan bimbingan, arahan, perintah, dan larangan kepada para sahabat. Sekaligus menjadi lembaga perundingan, pengambil keputusan dan lembaga tempat meminta fatwa ketika Rasulullah absen.

Dengan demikian, masjid ini menjadi tempat paling penting pada masa hidup Rasulullah dan sahabat. Ia adalah tempat semua hati bergantung. Sebuah kebun surga tempat mereka menggembala jiwa. Sesekali acara hiburan digelar di masjid ini. Orang-orang Habsyi bahkan pernah unjuk kebolehan bermain pedang, bergulat dan menari.

Selain itu Nabi juga menata sistem perekonomian Madinah yang berdiri atas landasan transaksi yang transparan. Karena itu, riba diharamkan secara mutlak, baik dalam bentuknya yang terang-terangan maupun yang samar-samar, dan yang memakannya diancam dengan keras. Tujuannya selain perintah nash al-Qur’an adalah demi terciptanya masyarakat yang jujur.

Keberhasilan Nabi membangun masyarakat Madinah adalah sebuah mukjizat. Madinah sebenarnya bukanlah sebuah komunitas yang hidup harmonis. Di sini beliau harus berhadapan dengan segala muslihat yang licik, perang dingin, musuh dalam selimut, yang lebih berbahaya daripada perantg terbuka.

Madinah juga merupakan komunitas yang heterogen. Di dalamnya bukan sekedar terdapat aneka suku, namun juga ras dan kepercayaan beragam. Berbeda dengan Makkah yang homogen. Untuk menjaga dan memperkokoh bangunan masyarakat baru tersebut Nabi menyusun asas-asas pedoman hidup yang berlandaskan pada persamaan hak dan kewajiban pada seluruh tingkat masyarakat.  

Membaca buku ini, membuat kita serasa berwisata ke Kota Nabi, Madinah. Dan menyaksikan langsung bagaimana Rasulullah menanamkan fondasi serta membangun tembok dan merias salah satu kota suci umat Islam tersebut menjadi kota yang cantik dan diberkahi. Sehingga bagi yang mengaku sebagai pecinta Nabi, keberadaan buku ini sangat memiliki arti lebih berupa informasi hal ihwal yang dilakukan nabi ketika beliau membangun dan menata Madinah.

Selamat membaca dan berwisata ke Kota Nabi!


lintasberita

Lanjut Baca

Buku ARUS BARU ISLAM RADIKAL - ulasan

Judul : Arus Baru Islam Radikal – Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke IndonesiaPengarang : M. Imdadun RahmatPenerbit : ErlanggaTahun : 2007, AgustusTebal : 166 halSeberapa besarkah kebangkitan Islam di Indonesia dipengaruhi dari luar? Apakah tujuan akhirnya? Bagaimana kemungkinan perkembangannya di masa mendatang? Penulis mendefinisikan revivalisme Islam sebagai kebangkitan Islam dalam
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Yang paling disuka di 2010 - ulasan

via prettybooks

Sesuai 'tradisi', dari 72 + 1 buku yang gue baca di 2010, ini nih, yang jadi favorit gue. 'Cuma' 10, lebih sedikit dibanding tahun lalu.

1. Kronik Betawi (Ratih Kumala)
2. Six Suspects (Vikar Swarup)
3. Waktu Aku sama Mika (Indi)
4. The Help (Kathryn Stockett)
5. The Hunger Games (Suzanne Collins)
6. Catching Fire (Suzanne Collins)
7. Negeri 5 Menara (A. Fuadi)
8. Sang Pencerah (Akmal Nasery Basral)
9. Thirteen Reasons Why (Jay Asher)
10.Water for Elephants (Sara Gruen)

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Quote of the Day - ulasan

We must never stop dreaming
Dreams provide nourishment for the soul
Just as a meal does for the body

(The Pilgrimage by Paulo Coelho)

lintasberita

Lanjut Baca

Buku 2011-book list - ulasan

I would like to make a 2010 book list, since i were active at goodreads.com since April 2010, so i could only filed my book from April and then. Here they are
  1. Bidadari Santa Monica
  2. Garis Perempuan
  3. L
  4. Negeri 5 Menara
  5. Eragon
  6. Sang Alkemis
  7. Paris Pandora
  8. Moonlight Becomes You
  9. Astral Astria
  10. The Man Who Loved Books Too Much
  11. Captain Underpants and the Big, Bad Battle of the Bionic Booger Boy, Part 1: The Night of the Nasty Nostril Nuggets
  12. Digital Fortress
  13. Puri Gorila Merah
  14. Soulmate
  15. Saksi yang tak nampak
  16. Tuesday with Morrie
  17. The Guy Next Door
  18. Valentine Frankentsein
  19. Pollyanna
  20. The Boy in the striped Pyjamas
  21. Nayla
  22. An Affair to Forget
  23. Garis Perempuan
  24. Pak Tua yang membaca kisah cinta
  25. Remember Me
  26. Kisah Pi
  27. Girl With a Pearl Earring
  28. Hanna's Suitcase
  29. Zizi: Bintang Jodoh
  30. Love, Stargirl
  31. Uomo Grigio
  32. Buku Harian Lottie
  33. Breakfast at Tiffany's
  34. Story of Tracy Beaker
  35. Disguised
  36. The Tales of Beedle the Bard
  37. Playing James
  38. Language of Love: The Sullivan's Woman
  39. Double Act
  40. Alamak
  41. The Mum Minder
  42. The Magic Finger
  43. Cerita pendek tentang cerita cinta pendek
  44. Biru
  45. PS: I Love You
  46. 9 dari Nadira
  47. Zizi: Saksi Bulan Madu
  48. Si Cacing dan kotoran kesayangannya
  49. The Hunger Games
  50. The Secret of platform 13
  51. George's Marvellous Medicine
  52. Tha Paxton Cheerleader: Nobody's Perfect
  53. 24 wajah Billy
  54. Mahadewa-mahadewi
Ha! 54 books i've read.
My Favourite books are:
  • The Hunger Games
  • L
  • Garis Perempuan
  • Cerita pendek tentang cerita cinta pendek
  • The Boy in the Striped Pyjamas
Well, Thats All!Go make your 2010 book list! >,<

lintasberita

Lanjut Baca

Buku OVER THE EDGE OF THE WORLD - ulasan

Judul : Over the Edge of the World - Magellan's Terrifying Circumnavigation of the GlobePengarang : Laurence VergreenPenerbit : Harper PerrenialTahun : 2004Tebal : 430 halamanOver the Edge of the World adalah kisah tentang keberanian, kepemimpinan dan kekerasan hati Magellan dalam usaha mencari rute baru ke pulau rempah-rempah, atau Maluku, yang berakhir cukup tragis bagi para awak kapalnya,
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Detektif Ekonomi: Kisah Tersembunyi di Balik Harga Produk, Pasar Saham, Perdagangan Bebas, dan Ekonomi Sehari-hari - ulasan

Detektif Ekonomi: Kisah Tersembunyi di Balik Harga Produk, Pasar Saham, Perdagangan Bebas, dan Ekonomi Sehari-hariDetektif Ekonomi: Kisah Tersembunyi di Balik Harga Produk, Pasar Saham, Perdagangan Bebas, dan Ekonomi Sehari-hari by Tim Harford

My rating: 4 of 5 stars

Paperback, 416 pages
Published July 1st 2009 by Pramedia Pustaka Utama
ISBN13: 9789792247848


Secara umum buku ini membahasakan teori ekonomi dengan sederhana. Ada teori mengenai kuasa kelangkaan, yaitu produsen akan menaikkan harga jualnya pada konsumen karena ia memiliki kuasa kelangkaan menyediakan barang/jasa. Saya langsung teringat pada T**KO*S*L, karena ia pionir layanan selular makanya tarifnya gila-gilaan. Makin ada pesaing, barulah ia menurunkan tarif. Lalu ada Eksternalitas. Sederhananya, eksternalitas itu ibarat seorang perokok pasif yang terhirup asap rokok dari perokok aktif. Setiap kegiatan pasti memiliki eksternalitas, karena itu, tindakan seperti menyebabkan orang lain terhirup asap rokok, kemacetan, terhirup asap kendaraan, harus dikurangi dengan cara membayar setiap tindakan tersebut.

Buku ini banyak menambah wawasan, terutama mengapa negara miskin tetap miskin dan mengapa china begitu pesat menjadi pemimpin perekonomian dunia, kira-kira ini review mentahnya. Ini sedang cari inspirasi...

*mundur pelan-pelan*

lintasberita

Lanjut Baca

Buku bookchallenge for 2011 - ulasan

New year is coming, and i only cry for my pile of my neglected book, plus for my challenge that seems never end for me. Its look like im never go out, that i found out many of the book challenge are out there. I really want to take ALL of those book challenge, but i realize, based on my own experienced, that my taste to read is uncontrol. So, i just take this challenge for my 2011 book challenge. Thanks to Fanda, for show me those challenge.

These are the challenge:
(i've post it on my pages right on the top of this blog)

Whats in a name 4

Here's How It Works 

Between January 1 and December 31, 2011, read one book in each of the following categories:
  1. A book with a number in the title
  2. A book with jewelry or a gem in the title
  3. A book with a size in the title
  4. A book with travel or movement in the title
  5. A book with evil in the title
  6. A book with a life stage in the title
Based on my own experience, i put the tittle of my choosen books but i miss it. I always tempted to read another book out of list, so i decide to put random tag to this challenge (of course i try to fit with the categor), but that doesnt mean i can not change the book further as long as it fit the category. So, here are the list:

  1. Perempuan di titik NOL - Nawal El-sadawi
  2. Bored of the RING -  Henry N. beard, Douglas C. Kenny
  3. The LITTLE Princess - Frances Hodgson Burnett
  4. Balthasar's ODYSSEY - Amin Maalouf
  5. Drunken MONSTER - Pidi Baiq
  6. PERAWAN remaja dalam cengkeraman Militer - Pramoedya Ananta Toer
Wish Me Luck guys :)

lintasberita

Lanjut Baca

Buku The Hunger Games - ulasan

Sebuah novel suspense yang baik adalah novel yang membuat pembacanya takkan mampu berhenti membaca sebelum menyelesaikan halaman terakhirnya. Itu menurutku, dan itu berlaku untuk buku ini.


Prolog yang menurutku agak terburu-buru karena tak memberikan kesempatan pada pembaca untuk menerjemahkan "lingkungan sekitarnya" ternyata terbayar dengan manis. Suzanne Collins mampu membuatku selalu menerka-nerka bagaimana kisah Katniss Everdeen, si tokoh utama kisah ini, selanjutnya.


Sebuah permainan. Permainan kemanusiaan yang seharusnya ilegal karena menyangkut hidup dan mati manusia, menjadi sebuah permainan populer bahkan paling ditunggu di negeri Panem. Capitol, ibukota Panem setiap tahun akan mengadakan pemungutan 2 orang remaja, lelaki dan perempuan dari 12 distrik di Panem untuk ikut serta dalam permainan bertahan hidup yang disebut Hunger Games ini.


Katniss dan Peeta mewakili distrik 12, maju dan mencuri perhatian publik di hari pertama mereka tampil bersama dengan cara menjual kisah cinta yang ternyata pura-pura. Jalan ceritanya berliku, penuh ketegangan, mengajak kita untuk menyaksikan betapa keras perjuangan mereka para peserta untuk sekedar bertahan hidup tanpa membunuh siapapun. Bahkan, pergulatan batin untuk membunuh teman satu tim pun harus dirasakan oleh masing-masing peserta. Tidak ada kecurangan, tidak ada pemberontakan terhadap sistem, yang ada hanyalah kau bertahan hidup atau mati terbunuh.


Buat yang udah baca, mungkin kalian akan setuju kalau buku ini dibilang sukses menyedot perhatian. Apalagi akan ada sekuelnya, ngga sabar banget untuk melihat kelanjutan kisah Katniss. 


Judul: The Hunger Games
Penulis: Suzanne Collins
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah: Hetih Rusli
Detail: softcover, 408 halaman, 2009
ISBN: 9789792250
harga: Rp 58.000

lintasberita

Lanjut Baca

Buku The Wind-up Bird Chronicle - ulasan


Wrapping up this end of year with one of the best of Haruki Murakami's works. This is the last Murakami's book in my bookshelf *sigh*. I guess I need to wait for his newest work impatiently.

The story is as stunning as usual. It's about an ordinary-30-something guy, Toru Okada, who experienced 3 losses in his life which are his job at a law firm, his wife's cat and the last one his wife herself. In searching the missing cat and his wife, he encounters a group of bizarre people and things. Beside those bizarre stuff, it is also told that the main character, Toru Okada likes to climb down to a dry well in the neighborhood. He stays there for days to think and finally meets a very strange experience. What do you think, is it weird enough?

If you love Murakami's works, you will enjoy this book since there are lots of bizarre stuffs. They are just too bizarre until you are confused either they are real or only imaginative. No need to think about that. Just read the story carefully and absorb the details. At the end of the story you will realize that you have gone through a fantastic experience.

Mesmerizing. Fascinating. Murakami at his best.

lintasberita

Lanjut Baca

Buku The Wedding Games - ulasan

The Wedding Games
Fanny Hartanti @ 2010
GPU - Desember 2010
240 Hal.

Harusnya nih, Dion Dirgantara bangga memiliki istri seperti Dania Kartanegara. Cantik, mandiri dan cerdas. Dania adalah seorang presenter acara masak-memasak (bayangkan aja Farah Quin) dan juga pemilik sebuah wedding organizer yang terkenal. Dari seorang yang tidak percaya diri dan sempat sedih luar biasa karena tidak bisa memiliki anak dari rahimnya sendiri, Dania menjelma jadi sosok selebritis yang jadi incaran para wartawan infotainment, jadi perempuan yang super sibuk. Malah mulai dijuluki ‘Martha Stewart-nya Indonesia’.

Dion sendiri bukannya tidak punya posisi penting. Berkantor di sebuah bank, Dion adalah seorang manajer berpenghasilan puluhan juta. Bukan Dion tidak mendukung karir Dania. Justru Dion yang awalnya meminta Dania untuk mencari kesibukan. Tapi, ketika karir Dania meroket, kesibukan Dania membuat Dion sering dinomorduakan. Dania jarang meminta pendapatnya, dan akhirnya Dion malah sering merasa lebih sebagai Mr. Kartanegara, bukan lagi Dion Dirgantara. Sebagai laki-laki, ia mulai merasa ‘dikalahkan’ oleh perempuan, oleh istrinya sendiri.

Perselisihan kecil mulai sering terjadi, bahkan akhirnya berujung pada ‘pisah ranjang’. Masing-masing jadi egois, saling menyalahkan dan menuntut pasangan masing-masing untuk lebih mengerti. Apa yang terjadi di antara mereka, membuat sikap mereka juga berubah. Dania yang biasanya ramah terhadap karyawannya berubah menjadi judes, sampai-sampai karyawannya mulai bergunjing yang tidak-tidak. Dion, bertemu dengan cinta pertamanya, dan tanpa disadari, Dion pelan-pelan mulai mencari sosok perempuan lain selain Dania.

Meskipun si laki-laki menjunjung tinggi persamaan derajat, hak dan kedudukan antara perempuan dan laki-laki, tapi tetap aja, ego laki-laki tuh ingin selalu jadi yang nomer satu, jadi yang terdepan dan jadi pemimpin. Sama seperti Dion, ketika ia merasa jadi nomer dua, cintanya sama Dania seolah perlahan lenyap, digantikan oleh kemarahan dan pikiran-pikiran negative. Satu lagi yang penting, komunikasi. Percuma teriak-teriak dalam hati, marah-marah, tapi toh, kalo pasangannya gak tau, yang percuma aja kali. Mereka gak akan ngerti juga apa yang lagi kita rasain. *curhat.com*… hehehe..

Anyway, gue lagi tiba-tiba ngeh, kenapa ya judul Metropop mayoritas pake bahasa Inggris? Seperti yang satu ini, atau The Bridesmaid’s Story, atau Dimi is Married (ini sih yang gue ambil dari yang akhir-akhir ini gue baca)

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Ikutan Book Challenge + Giveaway Yuk! - ulasan

Tak terasa akhir tahun sudah mendekat. Dan berapa buah buku yang sudah anda lahap sepanjang tahun ini? Aku sendiri sudah tak mampu (baca: tak sempat) menghitung lagi, tapi sepertinya sudah melebihi angka 50. Lalu bagaimana dengan tahun 2011? Ah..daripada repot-repot menetapkan target lalu stress sendiri karena tak bisa memenuhinya, untuk tahun depan aku mengganti tantangan. Aku menemukan sebuah book challenge yang keren: What's in a Name 4


Blog itu mengadakan book challenge setiap tahunnya. Siapaun bisa mengikutinya, baik yang punya blog maupun tidak. Aku pikir, asyik juga ya sekali-sekali ikutan book challenge. Menantang diri sendiri untuk membaca buku yang mungkin bukan genre yang selama ini kita sukai, tapi mungkin saja akan kita sukai. Kita tak pernah tahu kalau belum pernah mencoba.

Book challenge ini sebenarnya memberikan tugas pada pesertanya untuk membaca buku-buku yang sesuai dengan persyaratan tertentu, sepanjang tahun. Terserah kita, kapan kita melakukannya, atau judul buku atau genre buku yang kita baca. Pokoknya, judul buku itu bagaimanapun sesuai dengan persyaratannya. Penasaran? Lihat aja disini

Nah, aku sudah mulai mencari-cari buku untuk book challenge itu, ini nih listnya...

1. A book with a number in the title - Kembar Keempat by Sekar Ayu Asmara



2. A book with jewelry or a gem in the title - (belum dapat)

??


3. A book with a size in the title - Mini Shopaholic - by Sophie Kinsella



4. A book with travel or movement in the title - (belum dapat)

??


5. A book with evil in the title - (The Wizard Of Oz) -- eh, wizard kan bisa dikategorikan 'evil' ya?? *maksa dot com*



6. A book with a life stage in the title - The Einstein Girl - by Philip Sington


Sekarang aku ingin mengajak anda, para pecinta buku untuk sama-sama menantang diri sendiri di book challenge ini. Kreatifitas dalam memilih judul bacaan lumayan mengasyikkan loh. Kalau bisa cobalah untuk keluar dari pakem bacaan anda selama ini... Kalau anda memutuskan menemani aku ikutan book challenge ini, jangan lupa posting tentang book challenge ini ya...

O ya, aku juga ingin menantang anda...

Buku apa yang menurut anda bagus dan sesuai dengan tugas nomor 2 dan 4 di atas?

Note:
1. Anda bisa menjawab salah satunya atau keduanya. Pemenang hanya akan mendapat 1 hadiah saja...

2. Peserta harus berdomisili atau memiliki alamat pengiriman di Indonesia.

Silakan anda menjawab lewat komentar blog ini. Buku yang paling menarik akan aku ikutkan dalam list book challenge-ku. Dan pemberi ide yang bukunya aku pilih untuk dibaca, akan mendapat buku itu secara gratis. Mau?? Ayoo..kasih saran dong! Aku memberikan waktu hingga 31 Januari 2011 ya!


lintasberita

Lanjut Baca

Buku December Books - ulasan


Wooohooo...new year is coming to town. It's time to list down my favorite books in 2010. While arranging the books list I bumped into tons of books that have not been read yet. Some of them are even still wrapped in plastic *sigh*. Yep..the urge of buying new books sometimes (or should I say 'very often') is just so unbearable *excuse*. No wonder that I keep buying books although I realize that at home I still have a lot of books to read.

If in the old time I used to read one book until finished and not reading a new one before it reached the ending, but not now. Currently I adopt my hubby's habit which is reading this book a little and before finishing it, I have already chosen another book, until I finally realize that I read 4-5 books in the same period. Since I am not young anymore, once in a while I find myself not remembering the content of the book and need to reread the book from the beginning. Uhm...perhaps that's one of the cause that slow my reading ability or again...another confession, the older you are, the slower you read:)

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Si Cantik Dari Notre Dame - ulasan

Entah mengapa buku ini harus diberi judul Si Cantik dari Notre Dame, bukannya Si Bungkuk dari Notre Dame sesuai judul buku aslinya karangan Victor Hugo: The Hunchback of Notre Dame. Mungkinkah karena alasan komersiil? Karena "cantik" lebih bernilai jual daripada "bungkuk"? Entahlah, tapi nyatanya buku ini adalah versi terjemahan dari kisah legenda yang terkenal tentang sebuah gereja di Paris, Notre Dame.

Di akhir abad ke 15 terdapat 2 golongan yang berseberangan di Paris. Kaum penguasa, gereja dan borjuis di satu sisi, dan golongan masyarakat bawah termasuk gelandangan dan kaum gipsi. Di jaman itulah Claude Frollo yang pandai, suka belajar, dan ambisius hidup sebagai yatim piatu sambil membesarkan adik yang sangat dikasihinya, Jehan Frollo. Suatu hari ia melewati seorang bocah yang diletakkan di depan gereja untuk dipungut siapapun yang berminat. Sayangnya penampilan anak itu sangat mengerikan. Wajahnya seperti monster yang sangat buruk dan tubuhnya berbonggol-bonggol dengan tulang punggung bengkok. Semua orang ngeri dan menganggap bocah itu jelmaan setan. Semua, kecuali Claude Frollo. Tanpa pikir panjang, dipungutnya bocah itu lalu dipelihara dan dididik.

Tak ada orang yang tahan memandang Quasimodo, begitulah si monster dinamai sesuai dengan hari saat ia dipungut, apalagi bergaul dengannya. Semua orang bahkan membencinya. Hanya Claude Frollo yang menganggapnya manusia. Tak heran, ia begitu mengasihi, memuja ayah angkatnya itu begitu intens. Saat Claude Frollo menjadi wakil uskup, Quasimodo menjadi pemukul lonceng di gereja Notre Dame serta tinggal di gereja itu bersama ayah angkatnya. Gereja itu menjadi surganya, dan lonceng-lonceng gereja menjadi pusat hidup dan kebahagiaannya. Meskipun belakangan, justru lonceng-lonceng itu pula yang merenggut hal yang sangat berharga baginya, yakni pendengarannya. Ya, ia menjadi tuli karena terlalu sering mendengar dentangan lonceng yang sangat keras...

Sedangkan di luar dinding-dinding gereja yang tinggi itu, hiduplah seorang gadis gipsi yang sangat cantik, pandai menyanyi dan menari dengan rebananya, serta berpembawaan riang. Dialah La Esmeralda yang selalu didampingi kambing cerdik bernama Djali. Kecantikannya yang segar dan alami membuat kaum pria dari berbagai golongan terpesona padanya. Ada Gringoire sang filsuf dan penyair yang ditolong Esmeralda dari tiang gantungan dengan menjadikannya suami platonis. Ada juga seorang perwira kerajaan yang tampan dan playboy, yang seharusnya sudah bertunangan namun masih saja melirik gadis lain, bernama Phoebus. Bahkan Quasimodo si buruk rupa nan tuli itu juga terpesona pada kesegaran Esmeralda. Namun yang paling mengherankan justru pengagumnya yang datang dari dalam gereja! Sang wakil uskup, yang seharusnya hidup selibat, malah memiliki hasrat yang besar terhadap Esmeralda....

Bagaimana dengan Esmeralda sendiri? Seperti layaknya kisah-kisah romantis lainnya, ia justru jatuh cinta pada pria yang tak sungguh-sungguh mencintainya, Phoebus. Betapa ironisnya cinta itu ya? Cerita lalu berpusar-pusar pada tokoh Esmeralda ini. Esmeralda yang selalu membawa kantung kecil bermanik di sekeliling lehernya, Esmeralda yang selalu menjaga kesuciannya karena bila ia ternoda, ia diramal takkan bisa bertemu dengan ibunya yang tak pernah ia temui. Esmeralda yang rela menikahi Gringoire karena iba, meski harus memaksa Gringoire berjanji untuk tak menyentuhnya. Esmeralda yang ditangkap dan akan dihukum gantung. Esmeralda yang diselamatkan. Esmeralda yang dituduh melakukan pembunuhan, dan seterusnya. Bahkan Esmeralda juga membuat kaum gipsi dan gelandangan menyerbu gereja di tengah malam buta. (mungkin saja pemilihan judul versi terjemahan ini justru lebih tepat ya, karena jelas pusat kisah ini adalah si cantik Esmeralda).

Lewat kisah ini, Victor Hugo mengajak kita untuk memahami berbagai makna cinta. Cinta platonis milik Gringoire, yang puas hanya dengan memandang keceriaan istrinya (dan malah lebih cinta pada kambingnya, Djali...). Cinta palsu milik Phoebus yang hanya terpikat pada kecantikan lahiriah semata, dan secepat cinta itu datang, secepat itu pula ia tergantikan. Cinta penuh napsu dan obsesif milik Claude Frollo sehingga ia rela melakukan apa saja yang berpotensi mencoreng namanya dan gereja, demi menghalangi pria manapun menyentuh Esmeralda-nya. Atau cinta murni milik seorang Quasimodo. Cinta yang tak ingin memiliki, hanya ingin melindungi. Cinta yang membuatnya cukup hanya memandang dari jauh, dan tak pernah menuntut balasan apapun.

Victor Hugo juga membukakan mata kita terhadap cinta terhadap sesama manusia. Betapa mudahnya orang mengkotak-kotakkan manusia lain hanya karena derajat. Bagaimana orang gipsi dianggap jahat dan mistis, bagaimana orang yang penampilannya berbeda dengan kebanyakan yang lain dianggap bukan manusia, jelmaan setan, jahat, kejam seperti binatang. Betapa mengerikan akibat yang ditimbulkan manusia kala ia tak mau melihat ke kedalaman hati, melainkan hanya pada penampilan luar. Kisah di buku ini membuktikannya.

Akhirnya, aku juga sadar bahwa jatuh ke dalam dosa itu begitu gampangnya. Bahkan Claude Frollo yang pemikir dan logis, yang sejak kecil religius, yang dulu mengasihi adiknya dan memungut Quasimodo karena kasih, mampu menjadi pribadi yang berbeda saat ia membiarkan hasrat menguasai dirinya. Maka dosa itu bukan soal 'siapa', namun lebih pada 'bagaimana'. Bagaimana kita menyikapi suatu keadaan. Bagaimana kita menentukan pilihan. Bagaimanapun, hidup ini selalu mengenai pilihan kan? Sama seperti anda yang bebas memilih, cukup puas dengan membaca resensiku, atau mau membaca buku yang indah ini sendiri....

NB:

1. Kalau anda memilih yang terakhir, Vixxio bisa membantu anda mendapatkan buku ini dengan diskon 20% di: Si Cantik Dari Notre Dame.

2. Kalau anda merasa bosan dan bingung di bab-bab awal, jangan menyerah! Karena makin ke belakang, anda akan menemukan keindahan yang sesungguhnya kisah ini. Aku hampir saja melewatkannya, jangan sampai anda juga!

3. Salut pada penerbit Serambi yang mampu menyajikan terjemahan apik pada karya sastra seindah milik Victor Hugo. Namun sayang, ada beberapa halaman yang tak tertata dengan baik. Ada paragraf yang terulang, ada halaman yang tak menyambung (meloncat) dengan halaman berikutnya, dan ini lumayan mengganggu keasyikan membaca. Semoga itu hanya terjadi di eksemplar yang aku beli saja ya...


lintasberita

Lanjut Baca

Shit Happens (gue yang ogah kawin, kok elo yang rese?) - Christian Simamora & Windy Ariestanty

Shit Happens, gue yang ogah kawin, kok elo yang rese?
Christian Simamora dan Windy Ariestanty
GagasMedia
Jakarta
2011
290 halaman
Bahasa
Semacam Novel dewasa








"well, shit happens, but life still must go on, right?"



Tiga orang manusia, Lula, Langit dan Sebastian yang senasib. Sama-sama dikejar-kejar deadline dan pertanyaan, kapan nikah?

Lula si ratu sinis, jurnalis yang merasa cantik desperate cari cowok, karena Rachmat, her university sweetheart mau menikah, menurut Lula dengan menggandeng cowo keren ke acara pernikannya itu bisa menyelamatkan mukanya, tapi saat sang prince charming muncul dan mulai mengajaknya berkomitmen, Lula malah kabuur…

Sebastian, penulis novel teenlit cowo lajang yang meriah. Tidak menyadari kalau dia gay saat Lula menuduhnya Gay, namun berkat sebuah tes dan seorang steve, Seb akhirnya ngaku juga kalau dia sebenarnya uhm…satu selera sama Lula. Memacari seorang cewe supaya bisa sembuh dari penyakitnya…

"..don't stay to much longer in front of one door that already closed. You can't see that the other door has opened for you.."

Langit, seorang editor lajang. Masih belum memutuskan untuk menjadi cowo atau cewe. Tapi setidak pernah menjadi cewe, jatuh cinta dan kemudian dikhianati. Cowonya selingkuh dengan cowo lain..pengalaman bersaing dengan cowo, mungkin itu yang membuat Langit merasa bingung untuk tetap menjadi cewe atau berubah menjadi cowo. Want to have a baby but don’t want a hubby. Tapi justru karakter Langit lah yang saya suka, Langit Unik, tidak biasa, sekaligus biasa disaat bersamaan. Oke, unik di sini bukan berarti tidak keren lho yaa…

Shit happens ceritanya biasa mengalir begitu saja, berubah-ubah sudut pandang cerita membuat kita semakin mudah memahami setiap karakter di dalamnya. Yang saya suka adalah dialognya, gak bosenin, sumtimes bikin tertawa-tawa sendiri.. Tapi, hehe iya ada tapinya. Novel ini bukan teenlit! (siapa juga yang bilang ini teenlit) Bener-bener deh, adegan mesra-mesraan di otak dan dalam cerita sebastian (sesama cowo), sungguh bukan konsumsi buat remaja…..


Image hosted by Photobucket.com
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Mengebor Misteri Lobi Israel - ulasan

Judul Buku    : Dahsyatnya Lobi Israel
Penulis          : John J. Mearsheimer & Stephen M. Walt
Penerjemah  : Alex Tri Kantjono Widodo
Penerbit        : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan       : Pertama, Juli 2010
Tebal            : xvii + 731


Pasca berakhirnya Perang Dunia Kedua dengan panggung Eropa sebagai latar utama, bau amis darah akibat bara pertempuran saat ini menyengat kuat dari kawasan Timur Tengah. Di wilayah yang banyak melahirkan para Nabi ini, sang Malaikat Maut seperti enggan beringsut, memanen nyawa karena terjangan Tank-tank yang garang, tajamnya peluru atau pesawat-pesawat tempur yang seakan selalu haus darah tak pernah lelah terus berburu mangsa.

Namun tanah Palestina-lah sejatinya yang paling kerap memercikkan darah manusia saat ini. Horor kematian biasa ditebarkan pasukan Israel sehari-hari, sesering televisi nasional menyuguhkan sinetron kepada orang Indonesia. Bagi yang selamat, ibarat film berseri, ancaman kematian setia menanti di sepanjang episode berikutnya. Blokade Israel terhadap rakyat Palestina, menyebabkan ancaman kelaparan yang begitu nyata dan kematian merupakan kepastian yang segera menghampiri, sepasti naiknya harga sembako menjelang Idul Fitri.

Repotnya, sang Polisi Dunia seakan acuh, bahkan cenderung mendukung segala aksi yang dilakukan Israel. Hal ini tentu saja membuat banyak pihak mengernyitkan dahi, Amerika Serikat yang getol dengan isu Hak Asasi Manusia (HAM), seolah impoten menghadapi sepak terjang Israel yang menginjak habis-habisan nilai-nilai HAM.



Atas sikap ini, tidak mengherankan jika kemudian terdengar sumir adanya sebuah kekuatan yang mampu mengendalikan negeri Super Power tersebut, sehingga tidak memproduksi kebijakan yang berseberangan dengan Israel. Kekuatan inilah yang disebut Lobi Israel.

Keberadaan Lobi Israel lebih terdengar sebuah dongeng daripada kenyataan. Banyak yang meyakini keberadaannya, namun hanya segelintir orang yang berani menyuarakannya. John J. Mearsheimer dan Stephen M. Walt, penulis buku setebal tujuh ratus tiga puluh satu halaman ini, merupakan diantara orang yang sedikit tersebut. Dengan resiko hujan cercaan dan kritikan, bahkan dihadiahi tuduhan yang paling ditakuti di dunia Barat, Anti-Semit.

Pada dasarnya, lobi Israel bukan sejenis cabal atau konspirasi. Sebaliknya, individu dan organisasi yang membentuk lobi ini beroperasi secara terbuka dan dengan cara sama seperti kelompok-kelompok kepentingan lain, meskipun dengan batas-batas yang kabur.

Bukan sebuah organisasi terpusat, hirarkis, dengan keanggotaan yang tertentu, namun memiliki sebuah inti yang terdiri atas organisasi maupun individu berpengaruh bertujuan jelas; mendorong pemerintah Amerika menyediakan bantuan material untuk Israel dan mendukung kebijakan-kebijakan pemerintahnya. (halaman. 177). Dengan kata lain, untuk menjadi bagian dari lobi Israel, orang harus secara aktif berusaha menggerakkan kebijakan luar negeri Amerika ke arah yang pro-Israel.

Para pelakunya terdiri atas warga Amerika keturunan Yahudi. Kalangan yang menurut sejarawan Amerika, Melvin I. Urofsky, kelompok etnik dalam sejarah Amerika yang memiliki keterlibatan begitu ekstensif dengan sebuah negara lain. Pada awalnya lobi dijalankan secara tersamar di belakang layar dan lebih menggunakan kontak-kontak pribadi antar pejabat pemerintah yang berpengaruh, hal ini dilakukan efek ketakutan mereka terhadap anti-semitisme dan untuk menyamarkan kebenaran tuduhan kesetiaan ganda terhadap warga Amerika keturunan Yahudi.

Efektifitas lobi Israel memungkinkan terjadi terutama disebabkan regulasi untuk sumbangan dana kampanye yang lemah. Sehingga lobi dapat mengarahkan dana kampanye yang melimpah terhadap calon-calon yang dapat mereka kendalikan, sebaliknya menyingkirkan yang berpandangan meragukan. Hasilnya, nyaris mustahil seorang politisi yang tidak sejalan, apalagi berseberangan dengan kepentingan lobi, dapat terpilih sebagai Senator terlebih Presiden di Amerika.

Dahsyatnya kekuatan lobi Israel dapat terlacak dari keputusan yang tergesa Amerika untuk segera menginvasi Irak di bawah pimpinan Saddam Husein, tahun 2003. Tidak ada satu pun yang realistik dari semua alasan yang dipublikasikan untuk menyerang Irak, yang telah lumpuh akibat embargo PBB selama sepuluh tahun sebelumnya.

Tuduhan menyimpan senjata biologis pemusnah massal hingga kini tidak dapat dibuktikan. Tidak terdapat pula hubungan antara Saddam Husein maupun rakyat Irak dengan sosok yang dianggap paling bertanggung jawab atas tragedi World Trade Center (WTC) tahun 2001, Osama bin Laden. Begitu juga dengan motif minyak.

Di balik semua alasan konyol tersebut, buku ini berpendapat perang digerakkan lobi, dengan harapan untuk membuat Irael lebih aman. Kecurigaan ini sedari awal berhembus di kalangan ilmuwan dan pengamat politik, namun tidak ada satu pun yang berani menyatakannya, karena lagi-lagi takut akan tuduhan anti-semit.(halaman, 336).

Akhirnya pecahlah perang yang merenggut ratusan ribu jiwa penduduk sipil, dan seribu lebih tentara sekutu. Sebuah invasi yang sangat merugikan Irak dan Amerika sendiri. Hanya satu pihak yang diuntungkan dan biang dari peperangan ini, Israel. Kerugian Amerika Serikat semakin bertambah, mengingat kalangan radikalis Islam seolah tersiram bahan bakar api kebenciannya terhadap Amerika yang dianggap telah memproklamasikan perang dengan penyerbuan-penyerbuan yang dilakukannya. Deretan aksi teror pun semakin mengular, yang sekamnya masih terasa hingga kini.

Buku yang terdiri dari sebelas bab ini, mengebor secara sempurna segala misteri lobi Israel yang selama ini tertutup rapi. Fakta yang terpapar di dalamnya disuguhkan secara obyektif dan berimbang, mengingat tidak sedikit referensi yang digunakan juga berasal dari Israel dan kalangan Yahudi Amerika sendiri, sehingga konklusi di dalamnya sulit untuk dihabisi.

Terlebih di bagian akhir buku ini, terdapat satu bab khusus yang menawarkan solusi jitu bagaimana seharusnya pemerintah Amerika Serikat mengambil kebijakan atas Israel. Karena pada dasarnya, ada perbedaan besar antara pikiran masyarakat luas tentang Israel dan hubungannya dengan Amerika Serikat dan bagaimana elit pemerintah di Washington menjalankan kebijakan Amerika.

Dengan demikian tujuan utama dari buku ini adalah menyadarkan komunitas Amerika Serikat untuk berpikir jernih menimbang sisi positif dan negatif hubungan antara Amerika dan Israel yang sudah tidak lagi rasional.

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Tintin Character Book: Kapten Haddock - ulasan

Sejuta topan badai!...
Kutu busuk!...

Maaf, aku tak hendak memaki-maki anda... Hanya ingin mengingatkan anda pada sebuah sosok istimewa yang tak gampang dilupakan dalam sebuah serial cerita bergambar. Anda sudah ingat sekarang? Ya, dialah Kapten Haddock dalam serial Petualangan Tintin, kisah ciptaan dan hasil goresan tangan Herge.

Dalam banyak kisah heroik, di samping sosok sang pahlawan yang nyaris sempurna (dan seringkali menjadi kurang natural, kurang manusiawi), tampil pula tokoh pendamping yang keahliannya di bawah sang pahlawan, namun kepribadiannya lebih mirip manusia kebanyakan seperti kita. Tokoh pendamping ini akan mengimbangi kesempurnaan sang pahlawan. Ingat Dr. Watson dan Sherlock Holmes? Seperti itulah peran Kapten Haddock dalam sebagian besar petualangan Tintin.


Dalam Petualangan Tintin, sang wartawan muda ini memang serasa bagaikan tokoh khayalan. Tintin terlalu sempurna. Selalu cerdik, jarang membuat kesalahan, hampir tak pernah dikuasai emosi, selalu berpikiran jernih. Sebaliknya, Kapten Haddock adalah orang yang berangasan, emosional dan punya kelemahan yaitu ketergantungan pada minuman keras, meskipun sejatinya Haddock adalah pribadi yang setia kawan, memegang teguh prinsip keadilan dan kebenaran, serta berani berkorban demi sahabatnya.


Character Book yang disusun Michael Farr ini membawa kita lebih mengenal dari dekat sosok Kapten Haddock (juga karakter-karakter lainnya dalam serial Tintin di banyak Character Book yang lain). Kita juga dibawa mengikuti proses penciptaan tokoh ini oleh Herge, sekaligus makna tokoh itu baginya. Kapten Haddock ternyata adalah perwujudan karakter Herge sendiri yang di masa tuanya tenggelam dalam minuman keras, sama seperti Kapten Haddock. Sedangkan Tintin adalah cerminan sosok yang diimpikan Herge di masa mudanya, reporter yang banyak berkeliling dunia. Yang lebih menarik lagi adalah proses peciptaan tokoh ini. Nama Haddock ternyata berasal dari sejenis ikan yang sedang dimasak istrinya suatu hari untuk makan malam!


Hal yang menarik tentang nama Haddock ini, si Kapten yang diceritakan sebagai pensiunan kapten kapal dan pelaut, ternyata memang memiliki 'kembaran' di dunia nyata. Ada beberapa perwira angkatan laut di Inggris yang bernama Haddock. Maka makin sreg-lah Herge dengan tokoh ciptaannya yang akan menemani Tintin dalam banyak petualangannya.


Masih ingatkah anda peran Kapten Haddock dalam beberapa petualangan Tintin? Dia bisa dibilang sosok paling flamboyan di antara rekan-rekan Tintin lainnya seperti Profesor Calculus (Lakmus), Thompson & Thomson (Dupont & Dupond). Kita ingat kembali penampilan-penampilan Kapten Haddock dalam banyak kisah, yang bervariasi dan berbeda, tergantung kondisi dalam kisah itu. Di Tujuh Bola Kristal misalnya, Haddock muncul dalam setelan resmi saat menonton acara sulap, lengkap dengan kacamata berlensa satu. Anggun dan elegan. Padahal saat berpetualang ke luar negeri, ia biasa mengenakan sweater ala pelaut warna biru dengan gambar jangkar di dada, topi pelaut dan celana hitam. Gambaran Kapten Haddock yang fashionable adalah cerminan diri Herge yang juga sangat memperhatikan penampilannya di luar rumah.

Namun keistimewaan yang paling menonjol dari sosok kapten Haddock mungkin adalah...makiannya! "Sejuta topan badai" dan "kutu busuk" telah menemani masa kecil kita dalam cergam-cergam Tintin. Membuat kita selalu paling tidak tersenyum tiap kali mengingat dan membayangkan Kapten Haddock. Darimana Herge mendapat inspirasinya? Ternyata dari pertengkaran seorang penjaga toko dengan pelanggannya yang sempat terdengar oleh Herge. Makin panjang dan variatif isi makian si penjaga toko, makin efektif pula dampaknya pada si pelanggan. Dari situ, Herge lalu menciptakan berbagai variasi makian yang jumlahnya bisa mencapai ratusan di seluruh kisah yang menyertakan Kapten Haddock!


Hal lain yang menarik dari sosok Kapten Haddock adalah minuman keras, terutama wiski. Kenalkah anda dengan merk wiski Loch Lomond? Mungkin anda sering mendengarnya, tapi tahukah anda darimana merk Loch Lomond itu berasal? Eh, whisky Loch Lomond itu benar-benar ada loh! Apakah Herge mencomot brand ini ke dalam cergamnya? Bukan! Justru awal mula brand Loch Lomond adalah brand fiktif untuk wiski yang diciptakan Herge di cergam Tintin. Di kemudian hari, akhirnya brand fiktif itu benar-benar dijadikan sebuah brand untuk Scotch wiski. Menarik bukan?


Ngomong-ngomong tentang Loch Lomond wiski, jadi teringat Snowy (atau Milou dalam terjemahan Gramedia), si anjing mungil milik Tintin. Gara-gara Kapten Haddock, Snowy jadi ketagihan wiski Loch Lomond juga…


Begitulah kisah Tintin ini. Seluruh cergamnya benar-benar merasuk ke dalam ingatan dan hati penggemarnya, sehingga bahkan bertahun-tahun setelah kita membacanya, selalu ada potongan-potongan adegan atau kisah yang akan kita ingat saat ada momen serupa yang kita alami. Membaca atau menonton acara tentang Tibet? Pasti aku akan teringat pada Tintin, Chang (Zhang) dan Yetty. Membaca tentang peluncuran roket luar angkasa, pasti terbayang roket kotak-kotak merah-putih karya Profesor Calculus yang sempat amnesia menjelang keberangkatan roket, dsb dsb. Kisah petualangan Tintin ternyata adalah salah satu sahabat yang menemani aku selama aku tumbuh menjadi manusia sekarang ini…

Judul: Kapten Haddock

Pengarang: Michael Farr

Penerbit: Gramedia


lintasberita

Lanjut Baca

Buku Dongeng 7 Menit - ulasan


Choosing children story books are not an easy thing to do. There are certain things to note, such as: the illustration, the content and also the way the authors tell their story. Sometimes I find a book with beautiful illustration but the story is not too interesting for children or the other way around.

Until one day, a friend suggested me to buy Dongeng 7 Menit series written by a popular author, Clara Ng. The series consist of 7 books. I bought one book, checked the content and the illustration and at last showed it to my girls, Najla and Zea. Fortunately they love it. I am sure most of children will love these series since they're written down with interesting stories and colorful illustration. Clara Ng tried to modify our traditional stories e.g. Si Kancil, Wayang, Dewi Sri, etc, with current condition and I guess she did an excellent job.

Yesterday I went to Gramedia Grandy, enjoyed a 30% discount and bought the other 5 books of the series. My girls were super happy. Busy with their new story books. They did have a great time. It's just a perfect year end gift.

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Catatan Kompleksitas Soe Hok-Gie - ulasan





Judul: Soe Hok-Gie..Sekali Lagi
Penulis : Rudy Badil, dkk
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Tebal : xxxix + 512 Halaman
Tahun : Desember 2009


Soe Hok Gie adalah ikon gerakan mahasiswa. Ia telah menjadi inspirasi bagi banyak aktivis kampus di era tahun 1980-an hingga 1990-an. Bahkan catatan hariannya yang dibukukan dalam Catatan Seorang Demonstran, menjadi semacam bacaan wajib bagi peminat ataupun simpatisan dunia pergerakan.

Dari buku tersebut dapat dilihat bagaimana Hok-Gie merespon realitas. Jejak kegelisahan, semangat, perenungan, sikap maupun idealismenya dapat dilihat dari buku tersebut. Buku tersebut seolah menjadi representasi dunia batin adik kandung budayawan Arief Budiman itu.
Namun, sisi human interest dari Hok-Gie memang sulit untuk dilacak. Rasanya belum ada literatur yang mengungkap sisi ini. Padahal hal ini boleh jadi sisi yang "misterius" dari Hok-Gie, sebut saja bagaimana cara ia bergaul dengan karib serta koleganya, bagaimana cara ia menangani permasalahan di lapangan, ataupun bagaimana hubungannya dengan beberapa teman dekat wanitanya.

Kehadiran buku Soe Hok-Gie…Sekali Lagi, tampaknya mulai membuka sisi lain dari Hok-Gie. Sosoknya perlahan mulai terungkap meskipun tidak bisa secara utuh mengurai kompelksitasnya.

Buku ini berisi sejumlah tulisan dari beberapa sahabat dekat, rekan pencinta alam yang tergabung dalam Mapala (Mahasiswa Pencinta Alam) Universitas Indonesia, budayawan, peneliti, sineas, maupun aktor. Dari tulisan-tulisan inilah dapat diketahui mozaik lain dari Hok-Gie.

Penulis pertama buku ini adalah Rudy Badil, salah seorang anggota Mapala UI yang ikut serta dalam pendakian ke Semeru pada pertengahan bulan Desember 1969. Di bagian awal inilah Rudy menceritakan apa yang dialaminya pada hari-hari saat-saat terakhir bersama Hok-Gie.
Tulisan ini diletakan di bagian awal karena memang kisah inilah yang paling tragis dari Hok-Gie. Di bagian ini dikisahkan saat-saat terakhir Rudy Badil bersama Hok-Gie. Dikisahkan bagaimana ia sempat melihat Hok-Gie yang masih bertahan di puncak Semeru sementara pendaki lain sudah turun karena cuaca saat itu dianggap mulai tidak bersahabat.

Namun tidak lama setelah itu Rudy Badil diberitahu oleh pendaki lain bahwa Hok-Gie dan Idhan Lubis mengalami kecelakaan. Belakangan diketahui kematiannya itu disebabkan oleh gas beracun yang keluar dari kawah Semeru, gunung berapi yang masih aktif.

Dikisahkan pula bagaimana sulitnya proses evakuasi kedua jenazah tersebut. Hal ini disebabkan sulitnya menjangkau lokasi karena medan yang cukup berat. Namun, dengan bantuan penduduk setempat, kedua jenazah dapat diturunkan.

Dari sejumlah tulisan lain dalam buku ini, terungkap pula bahwa Hok-Gie adalah sosok idealis yang seakan tidak pernah takut kepada siapa pun selama ia yakin dengan sikapnya. Bahkan ia siap berhadapan dengan penguasa jika memang penguasa tersebut berbuat sesuatu yang dianggapnya mencederai rasa keadilan.

Tidak heran jika kritik mapun protes keras acap kali ia sampaikan kepada penguasa, terutama lewat tulisan-tulisannya di berbagai media massa. Hasilnya, Hok-Gie memang dianggap orang yang berseberangan dengan penguasa. Termasuk ketika Hok-Gie terang-terangan melawan Presiden Soekarno yang dianggap memberi ruang terlalu berlebihan untuk Partai Komunis Indonesia (PKI).

Menariknya, meskipun Hok-Gie adalah seorang anti-komunis--ditandai dengan dengan terjun langsungnya ia ke arena perlawanan terhadap komunisme--tetapi dia tetap protes ketika terjadi pembantaian massal terhadap orang-orang yang dianggap memiliki hubungan dengan PKI tanpa melalui proses di pengadilan.

Stanley Adi Prasetyo, Komisioner Komnas HAM Republik Indonesia yang menyumbangkan tulisan dalam buku ini, mengutip tulisan Hok-Gie untuk memperlihatkan sikap Hok-Gie, terhadap masalah pembantaian tersebut. Hok-Gie dalam dalam majalah Mahasiswa Indonesia edisi Jawa Barat menulis, ketika pembunuhan dilangsungkan, para tawanan sering minta untuk segera dibunuh saja. Alasannya, mereka telah mengetahui bagaimana hidup mereka akan berakhir. Hal itu dilakukan karena mereka takut menghadapi siksaan atau cara pembunuhan mengerikan yang dilakukan oleh manusia yang menyebut dirinya ber-Tuhan (Hal. 349).
Hok-Gie memang sinis dengan ketidakadilan maupun kemunafikan. Ia tidak segan melakukan serangan terhadap realitas seperti itu. Untuk soal ini sikapnya hanya hitam-putih, tidak ada wilayah abu-abu. Dalam pandangannya, setiap kekeliruan harus diluruskan, meskipun itu dilakukan seorang pejabat yang memiliki otoritas.

Keiritisan Hok-Gie ternyata bersifat mengakar, hingga menyentuh persoalan agama. Dalam hal ini Hok-Gie tidak main mutlak-mutlakan. Ia yang mengaku mengalami "krisis kepercayan", menolak pendapat dari otoritas pemuka agama yang menyatakan bahwa agama yang mereka anut adalah satu-satunya agama yang akan mengantarkan manusia ke surga. Bagi Hok-Gie gagasan ini terlalu berlebihan. Baginya agama haruslah membawa pembebasan, dan bukan menjadi alat masyarakat untuk mencapai kepentingan tertentu.

Di balik itu semua ada sisi menarik lain dari Hok-Gie. Meskipun selalu berikap kritis dan tegas terhadap apa yang dilihatnya, toh tetap saja Hok-Gie adalah anak muda dengan dinamikanya sendiri, entah itu dalam pergaulan, komunitas hobi, kampus, sampai perempuan.
Dalam pergaulan misalnya Hok-Gie dikenal akrab dan terbuka dengan sejumlah kawan. Pembicaraan mereka pun sangat khas anak muda, termasuk subjek atau pembicaraan yang dianggap "menyerempet bawah perut"--begitu istilah Kartini Syahrir dalam buku ini.
Sisi lain kemanusiaan Hok-Gie yang ingin diungkap dalam buku inilah adalah kesepian yang dialaminya. Di tengah kegiatannya yang nyaris seakan tidak ada jeda, mulai dari menggalang massa mahasiswa turun ke jalanan, hingga naik gunung bersama pecinta alam lainnya, Hok-Gie adalah potret manusia yang dilanda sepi. Keironisan itulah yang ditangkap oleh Aris Santoso dalam buku ini. Inilah kesepian yang harus diterima Hok-Gie sebagai konsekuensi dari pilihan idealisme, keteguhan hati, dan kesetiaan kepada kebenaran.

Jelaslah, buku ini bukan sebuah usaha untuk mengultuskan sosok Hok-Gie. Sebaliknya buku ini mencoba untuk memperlihatkan sosok Hok-Gie apa adanya, dari sudut pandang orang-orang yang mengagumi dan mencintainya.

Buku ini sebenarnya dapat lebih kaya jika surat-surat pribadi Hok-Gie hasil korespondensinya dengan sejumlah orang dapat dimuat. Bukankah ia disebut-sebut berkorespondesi dengan Ben Anderson, Daniel S Lev, David R Looker, Syharir, sampai Onghokham. Tentu saja hal ini perlu usaha yang lebih rumit untuk mengumpulkan kembali surat-surat yang dimaksud.

Namun demikian, kehadiran Soe Hok-Gie...Sekali Lagi sedikitnya dapat memberikan sebuah penggalan lain kisah seorang Hok-Gie. Kita pun diingatkan kembali bukan hanya kepada keberaniannya, tetapi juga persoalan bangsa Indonesia yang membutuhkan politisi serta pemimpin yang peduli, peka dan siap bekerja untuk kemajuan bangsanya tanpa pamrih.***



lintasberita

Lanjut Baca
 
Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar