Astral Astria
Fira Basuki
Grasindo, 2007
330 Hal
Paris Pandora
Fira Basuki
Grasindo, September 2008
332 Hal.
Astral Astria mengisahkan perjalanan spiritual seorang perempuan bernama Astria. Astria, dilahirkan sebagai anak yang istimewa. Dengan rambut gimbalnya, ia dianggap sebagai salah satu ‘anak bajang’, anak yang istimewa. Ketika gunung Dieng mengeluarkan gas beracun, hanya Astria yang selamat, hingga selanjutnya ia diangkat anak oleh pasangan suami-istri arkeolog yang sempat mengadakan penelitian di desa tempat Astria dilahirkan.
Astria tumbuh dalam lingkungan yang normal. Memang ia mempunyai kemampuan untuk merasakan hawa-hawa yang tidak enak, melihat bayangan hitam dan bisa bertemu dengan beberapa makhluk halus. Untuk memperkaya batinnya, ia melakukan perjalanan ‘spiritual’ dengan bantuan seorang guru bernama Bowo. Bowo ini tokoh yang pernah muncul di salah satu Trilogi Jendela, Pintu dan Atap (lupa yang mana).
Dalam ‘perjalanannya’ itu, Astria bertemu dengan perempuan-perempuan yang sudah meninggal, yang tersakiti. Dalam dunia nyata sendiri, Astria berprofesi sebagai seorang arsitek, kehidupan percintaannya juga tidak berjalan terlalu mulus. Dengan keunikan fisiknya, Astria juga adalah seorang model terkenal. Berbagai tawaran bermain sinetron datang, tapi ditolaknya.
Awalnya, gue rada bingung membaca buku ini. Justru menjelang akhir cerita, gue baru ngerti apa hubungan Astria dengan para tokoh perempuan itu.
Kelanjutan kisah Astral Astria, adalah Paris Pandora. Di sini, masih Astria bertemu dengan makhluk yang ‘aneh’ seperti naga dan gargoyle di Paris. Seharusnya Astria sudah dalam hitungan bulan saja untuk menikah, tapi mendadak, pasangannya berencana mengundurkan pesta pernikahan mereka.
Astria pun kembali berusaha mencari ‘pencerahan’ yang ia dapatkan dari hasil pertemuannya dengan si naga dan gargoyle itu. Dibantu dengan teman-temannya yang juga punya kelebihan seperti Astria, ia mencari tahu ada apa dengan Rizki, tunangannya.
Ditambah lagi, dengan adanya harta karun di depan mata yang begitu saja ditawarkan karena ia dianggap keturunan Ratu Sima.
Dari dua buku ini, gue lebih menikmati membaca buku Paris Pandora dibanding Astral Astria. Khas Fira Basuki, begitu kental dengan nuansa budaya Jawa. Gue termasuk yang punya hampir semua buku-buku Fira Basuki – kecuali seri Ms. B.
Fira Basuki
Grasindo, 2007
330 Hal
Paris Pandora
Fira Basuki
Grasindo, September 2008
332 Hal.
Astral Astria mengisahkan perjalanan spiritual seorang perempuan bernama Astria. Astria, dilahirkan sebagai anak yang istimewa. Dengan rambut gimbalnya, ia dianggap sebagai salah satu ‘anak bajang’, anak yang istimewa. Ketika gunung Dieng mengeluarkan gas beracun, hanya Astria yang selamat, hingga selanjutnya ia diangkat anak oleh pasangan suami-istri arkeolog yang sempat mengadakan penelitian di desa tempat Astria dilahirkan.
Astria tumbuh dalam lingkungan yang normal. Memang ia mempunyai kemampuan untuk merasakan hawa-hawa yang tidak enak, melihat bayangan hitam dan bisa bertemu dengan beberapa makhluk halus. Untuk memperkaya batinnya, ia melakukan perjalanan ‘spiritual’ dengan bantuan seorang guru bernama Bowo. Bowo ini tokoh yang pernah muncul di salah satu Trilogi Jendela, Pintu dan Atap (lupa yang mana).
Dalam ‘perjalanannya’ itu, Astria bertemu dengan perempuan-perempuan yang sudah meninggal, yang tersakiti. Dalam dunia nyata sendiri, Astria berprofesi sebagai seorang arsitek, kehidupan percintaannya juga tidak berjalan terlalu mulus. Dengan keunikan fisiknya, Astria juga adalah seorang model terkenal. Berbagai tawaran bermain sinetron datang, tapi ditolaknya.
Awalnya, gue rada bingung membaca buku ini. Justru menjelang akhir cerita, gue baru ngerti apa hubungan Astria dengan para tokoh perempuan itu.
Kelanjutan kisah Astral Astria, adalah Paris Pandora. Di sini, masih Astria bertemu dengan makhluk yang ‘aneh’ seperti naga dan gargoyle di Paris. Seharusnya Astria sudah dalam hitungan bulan saja untuk menikah, tapi mendadak, pasangannya berencana mengundurkan pesta pernikahan mereka.
Astria pun kembali berusaha mencari ‘pencerahan’ yang ia dapatkan dari hasil pertemuannya dengan si naga dan gargoyle itu. Dibantu dengan teman-temannya yang juga punya kelebihan seperti Astria, ia mencari tahu ada apa dengan Rizki, tunangannya.
Ditambah lagi, dengan adanya harta karun di depan mata yang begitu saja ditawarkan karena ia dianggap keturunan Ratu Sima.
Dari dua buku ini, gue lebih menikmati membaca buku Paris Pandora dibanding Astral Astria. Khas Fira Basuki, begitu kental dengan nuansa budaya Jawa. Gue termasuk yang punya hampir semua buku-buku Fira Basuki – kecuali seri Ms. B.
0 komentar:
Posting Komentar