Trinity
B-First (Bentang Pustaka) 2010
348 Hal.
B-First (Bentang Pustaka) 2010
348 Hal.
Gue ‘mengenal’ Trinity lewat blog-nya The Naked Traveler. Membaca sekilas beberapa ceritanya, wah, koq asyik banget ya. Dan ternyata, gue mendapatkan buku The Naked Traveler yang pertama, gratis waktu ada acaranya KuBuGil. Wah… udah lama banget, tapi baru sempet baca sekarang bukunya. Cerita di buku pertama ini, sebagian besar udah gue baca di blog-nya. Dan, sekalian aja lah, gue ‘review’ buku The Naked Traveler yang kedua.
Membaca The Naked Traveler, pembaca gak akan banyak diceritain tentang betapa indahnya suatu tempat atau bangunan, atau tentang makanan-makanan yang enak dan bikin ngiler. Karena ini adalah cerita pengalaman pribadi, bukan cerita untuk dimuat di majalah – yang pastinya harus bagus dan menampilkan gambar indah, justru yang disajikan kadang gak ada indah-indahnya. Tapi, menariknya di sini, kita bakalan dibuat ketawa, senyam-senyum sendiri membaca pengalaman menarik dan konyol selama perjalanan keliling dunia seorang Trinity. Yup, Trinity bukan seorang traveler yang pergi melanglang buana dengan kenyaman first class, tapi dia lebih memilih jalan-jalan a la backpacker, di mana segala keterbatasan, banyak hal unik yang ditemuinya selama perjalanan.
Selama ini gue mikir, waduh, kalo mau keluar negeri harus ‘kaya’ dulu. Tapi ternyata yang penting niat dan nabung! Dan tentu saja, jatah cuti yang banyak. Pinter-pinter ngatur waktu sama kerjaan di kantor. Banyak tips yang tentunya berguna banget, terutama untuk yang pengen ber-backpacking ria. Mungkin emang rada gak cocok sih, kalo yang masih punya anak kecil. Jadi, buat yang masih single, marilah jalan-jalan. Sendiri ok, sama teman ok. Gak punya temen.. bisa cari temen di perjalanan.
Banyak joke-joke dan pengalaman lucu. Misalnya kehebohan nyari toilet, begitu ketemu malah tempat pipis untuk anjing. Atau, serunya berburu hiu. Trinity ini termasuk salah satu penggila kegiatan yang memacu adrenalin, baca aja gimana serunya terjun dari gedung tertinggi.
Baca buku kaya’ begini, selalu bikin gue ngiri. Satu-satunya ‘persamaan’ gue dan Trinity adalah sama-sama pernah makan indomie termahal di airport Denpasar.
Buat yang selalu baca blog-nya, mungkin cerita di sini udah gak asing. Untungnya gaya bercerita Trinity yang kocak membuat baca bukunya jadi tetap menarik. Hanya mungkin kurang foto kali ya. Kalau pun ada gak berwarna. Tapi emang, foto yang ditampilkan pun yang unik, seperti tempat pipis anjing itu.
Semoga di buku-buku selanjutnya, akan ada cerita yang lebih seru, lebih kocak dan mungkin yang gak ada di blog (biar orang lebih penasaran dan pengen baca bukunya).
0 komentar:
Posting Komentar