Judul : Globucksisasi (Meracik Globalisasi melalui Secangkir Kopi)
Penulis : Rahayu Kusasi
Penerbit : Kepik Ungu
Cetakan : I, Juli 2010
Tebal : 148 hlm
Kata ‘Globalisasi’ yang beberapa tahun yang lampau masih menjadi hal yang asing kini tanpa disadari telah menjadi bagian dari hidup kita. Tanpa harus tahu apa arti kata Globalisasi sadar atau tidak sadar sebagian dari apa yang kita konsumsi merupakan hasil dari budaya global. Contohnya adalah MTV, Coca-cola, Mc Donalds, Pizza Hut, Kentucky Fried Chicken, Starbucks, dll yang Semuanya dengan mudah dapat kita temukan di hampir semua kota besar di Indonesia.
Buku ini mencoba mengungkap bagaimana Starbucks telah menjadi salah satu fenomena globalisasi yang terjadi di tengah kita. Mengapa Starbucks yang dipilih oleh penulisnya? Selain karena penulisnya yang adalah mantan barista (bar tender) Starbucks, keunikan gerai kopi asal Amerika ini juga menarik untuk dicermati karena dari beberapa komoditas asing lainnya hanya Starbucks yang paling mempertahankan ciri aslinya dibanding Mc Donald’s, Pizza Hut, Kentucky Fried Chicken, dsb yang telah menyesuaikan produknya dengan budaya lokal.
Buku ini pada awalnya adalah sebuah penelitian antropologi tentang kehidupan seorang barista yang adalah si penulisnya sendiri ketika ia bekerja di Starbucks Jakarta. Walau merupakan hasil penelitian akademis namun jangan keburu menduga kita akan mendapatkan bacaan yang berat dan membuat kening berkerut karena apa yang tersaji di buku ini sangat mudah dicerna dan dimaknai.
Di bab pertama penulis memulai tuturannya dengan mengajak pembacanya menelusuri perjalanan biji kopi yang bermula di Kaffa, Etiophia dimana seorang penggembala kambing bernama Kaldi menemukan tumbuhan asing. Tanpa disengaja ternaknya memakan buah dari tumbuhan tersebut sehingga berperilaku aneh, karena penasaran akhirnya Kaldi mencoba sendiri buah tersebut dan hal ini ternyata membuatnya tetap terjaga.
Dari legenda penemuan kopi ini pembaca akan terus diajak menyelusuri penyebaran kopi ke beberapa tempat di dunia termasuk di Indonesia. Ada juga kisah berdirinya kedai kopi pertama di dunia ‘Kiva Han’ di Konstatinopel, ditemukannya mesin Espresso pada 1882 di Italia yang mendorong terbentuknya kedai kopi modern yang kelak akan dibawa imigran Italia ke Amerika, sejarah berdirinya Starbucs Coffe Company di Seattle Amerika pada 1971 hingga dibukanya kafe Starbucks pertama di Indonesia pada 2002 di Plaza Indonesia Jakarta.
Setelah mendedah sejarah kopi dan Starbucks, di bab kedua pembaca akan disuguhkan akan arti globalisasi secara teoritis. Untungnya di bagian ini penulis tak berpanjang-panjang membahasnya karena di bab berikutnya pembaca akan diajak menemukan hal-hal yang menarik dari pengalaman penulis yang bekerja sebagai barista Starbucks. Bagian ini adalah bagian yang paling menarik dan dominan dari buku ini.
Di bagian ini, dengan gaya personal penulis mencoba menuangkan seluruh pengalamanya selama ia menjadi barista. Pembaca akan diajak masuk kedalam dapur Starbucks yang seluruh peralatan, cara kerja, dan penyajiannya harus dilakukan dengan standarisasi yang ketat untuk mempertahankan standart global dari produk yang dihasilkan Starbucks .
Disini kita akan melihat bagaimana ketat dan detailnya prosedur kerja dalam penyajian secangkir kopi. Proses mengucurnya Espresso ke cangkir dihitung dalam satuan detik dimana mengucurnya sari kopi ke cangkir harus terjadi antara 18-23 detik. Selain itu hampir seluruh peralatan yang digunakan di setiap gerai Starbucks termasuk bahan kimia pencuci cangkir, bahkan spidol untuk menandai cangkir kertaspun harus diimport dari Starbucks Amerika.
Skill para barista pun harus distandarisasi, selain diberi pengetahuan cara penyajian kopi dan cara menghadapi pelanggan, para barista juga diberi pengetahuan mengenai segala sesuatu tentang kopi dan bagaimana melakukan coffe tasting (mencicipi kopi) untuk dapat membedakan rasa kopi, dll. Dengan semua itu Starbucks berusaha agar kualitas produknya tetap sama di seluruh dunia. Jadi dimanapun orang membeli Starbucks mereka akan tetap menemukan produk dengan pelayanan dan rasa yang sama.
Ada banyak hal menarik di bagian ini, tanpa ragu-ragu penulis seakan menumpah ruahkan seluruh pengalamannya ketika menjadi barista, bahkan penulis juga menyertakan table taksonomi minuman Starbucks sehingga pembaca mengetahui secara lengkap apa saja jenis minuman yang tersedia disana. Dari semua pengalaman si penulis maka tanpa disadari pembaca akan diajak memaknai bagaimana fenomena globalisasi telah terjadi melalui secangkir kopi di kedai kopi Starbucks.
Di buku ini kita akan melihat bahwa masyarakat di Negara mana Starbucks membuka gerainya akan mengalami globalisasi dengan mempertemukan mereka dengan dirinya; toko kopi dan representasi Amerika. Starbucks dengan kekhasannya yang juga menjual biji dan minuman kopi dari berbagai negara telah mereteterorialisasi kebudayaan dunia melalui kantung-kantung kopi.
Di Starbucks rasa kopi didramatisasi sedemikian rupa sehingga meninggalkan kesan mendalam untuk peminumnya. Pengalaman merasakan secangkir kopi yang berasal dari seluruh penjuru dunia yang digabungkan dengan suasana toko yang membuat tubuh menyesap suasana asing diharapkan akan menghasilkan sebuah “Starbucks Experice”. Pengalaman Starbucks ini akan membuat seseorang membandingkan, merefleksikan, mengkirtik, memahami, dan mencampurkan cara-cara hidup global. Ini adalah sebuah dialog antara dialog budaya lokal dan budaya asing yang diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari melalu aktivitas meminum secangkir kopi.
Pada akhirnya melalui buku ini dalam skala yang lebih luas penulis mencoba mengungkapkan bahwa fenomena globalisasi terjadi di sekitar kita dan telah menjadi realitas yang hadir di sekililing kita. Buku ini memang bukan satu-satunya buku yang mengupas globalisasi. Berbagai macam buku sejenis telah lahir namun bukan berarti buku ini tak patut mendapat perhatian karena dengan semakin maraknya berbagai karya yang mengupas globalisasi dengan berbagai perspektif pada akhirnya akan memperkaya kita mengenai fenomena yang saat ini sedang terjadi dalam kehidupan kita.
Dan bagi para penikmat kopi Starbucks, rasanya buku ini terlalu sayang untuk dilewatkan karena berbagai informasi tentang panyajian, isi dapur, dan segala sesuatu tentang gerai kopi Starbucks di buku ini saya rasa akan membuat penikmat kopi Starbucks dapat lebih menikmati 'Starbucks Experiece'@htanzil
0 komentar:
Posting Komentar