Buku EMBROIDERIES - ulasan | Buku Bagus

Buku EMBROIDERIES - ulasan

  • Kamis, 26 Januari 2012
  • Katagori : , , , , ,

  • My rating: 4 of 5 stars


    Mungkin aku terlalu berkespektasi tinggi. Sewaktu mendengar nama Marjane Satrapi, aku dulu membayangkan bahwa karyanya akan seberat Ernest, atau bahkan seperti Orhan Pamuk yang ketebalan bukunya mampu membuatku minder duluan. But, I was wrong again.

    Setelah menerima pinjaman dari kakak baik hati yang berkenalan di dunia maya yang ternyata terhubung secara mengejutkan di dunia nyata, aku mendapatkan buku Marjane Satrapi ini dengan mulut melongo. Loh? Ini beneran Marjane Satrapi? Kok Novel Grafis? Yah, salahku sendiri sih aku ngga berusaha googling dulu atau Tanya dulu. Intinya aku sok tahu sih.

    Finally, she got me. Ya, aku kayaknya bakal jadi penggemar Satrapi. Walaupun baru baca satu buah bukunya doang. But well, she impressed me. Dengan gambra-gambarnya yang hitam putih namun sangat atraktif menurutku, dan kalimat-kalimat langsung yang bernada satir dan menggelikan. Kritik-kritik masyarakatnya kena banget, dan aku bahkan ngga tahu apakah yang ia tulis—atau gambar—di novelnya ini kisah nyata atau engga.

    Embroideries, atau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pada judulnya adalah Bordir, berisi sebuah sesi percakapan yang biasa dilakukan oleh wanita-wanita Iran setelah menyesap teh, yang mereka sebut Samovar. Kegiatan rutin ini kerap mereka sebut berdiskusi, dan tujuannya adalah (mengutip salah satu kata-kata nenek Marji)
    Membicarakan orang di belakang punggung mereka berguna untuk melepaskan unek-unek.

    Well, bisa dibayangkan, para wanita dewasa menjelang tua, berkumpul bersama, dan bergosip. Duh, apapun bisa masuk di diskusi itu. Mulai dari cinta, seks, gossip antar wanita, dan bagaimana pandangan-pandangan kasar mereka terhadap pria. Seru banget mengikuti obrolan ibu-ibu kita ini. Serasa ikut menjadi salah satu pendengar di ruang keluarga Satrapi juga.

    Untuk ukuran Indonesia, buku ini sangat terbuka, dalam arti tertentu. Mereka tak segan-segan membicarakan hal yang paling intim dan tabu untuk dibicarakan. Bahkan, mereka tak segan-segan untuk menceritakan hal-hal buruk mengenai mereka sendiri, kemalangan-kemalangan, aib-aib yang semestinya tak diketahui orang, fakta-fakta negatif, mereka tuangkan dalam percakapan itu. Menurutku ini patut diberi perhatian khusus, mengingat orang biasanya enggan untuk menunjukkan kelemahan mereka sendiri.

    Salah satu hal yang aku suka lagi dalam proses membaca buku ini adalah, karena tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan buku ini. Meskipun rasanya seperti habis membaca komik –karena hanya butuh waktu yang singkat—namun kualitas yang terbawa hingga buku telah lama ditutup tak juga menghilang.

    Ah, jadi pengen baca buku pinjaman yang kedua, Chicken with Plums.;)



    lintasberita

    0 komentar:

    Posting Komentar

     
    Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar