Buku The Man Who Loved Books Too Much - ulasan

Judul : The Man Who Loved Books Too Much
Penulis : Allison Hoover Bartlett
Penerjemah : Lulu Fitri Rahman
Penerbit : Pustaka Alvabet
Edisi : April 2010
Tebal : xvi + 282 halaman

John Gilkey, adalah seorang pecinta buku sekaligus kolektor buku-buku sastra edisi pertama, obsesi utamanya adalah memiliki edisi pertama buku-buku sastra dunia yang tertera dalam daftar 100 novel terbaik abad ke 21 versi Modern Library. Tak mudah memang untuk memperoleh buku-buku edisi pertama tersebut, apalagi buku-buku sastra terkenal di paruh pertama abad ke 21, selain langka kalaupun ada maka buku itu nilanya bisa mencapai ratusan ribu dolar.

Gilkey bukanlah seorang pengusaha kaya yang mampu membelanjakan uangnya untuk memperoleh buku-buku tersebut, ia hanyalah pegawai biasa, namun ia tak menyerah dengan keterbatasan dananya. Alih-alih mengumpulkan uang untuk membeli buku-buku langka ia bertekad untuk mencurinya ! Pilhannya untuk mencuri buku itu dilandasi oleh ketidakadilan yang dirasakannya jika dia tak sanggup memiliki buku-buku tersebut sementara orang lain bisa.

Kiprah Gilkey sebagai seorang pencuri buku membuatnya menjadi pencuri yang paling terkenal di seantero Amerika. Caranya sangat sederhana, ia tak perlu mengendap-ngendap ke berbagai toko buku antik untuk mencuri buku. Cukup dengan menggunakan nomor kartu kredit yang diperolehnya saat ia menjadi pegawai di sebuah toko pakaian mewah, Gilkey menelpon toko buku dan memesan buku yang diinginkannya. Menjelang toko tersebut tutup ia mengambil sendiri buku pesanannya dengan mengaku sebagai orang suruhan dari pemesan buku tersebut.

Di sisi yang lain, Ken Sanders, salah seorang agen buku yang juga menjadi Ketua Keamanan ABAA, (asosiasi penjual buku antik Amerika) sangat terobsesi untuk menangkap Gilkey, ia rela mengubah profesinya sebagai penjual buku antik untuk menjadi seorang bibiliodic, semacam detektif swasta yang mengkhususkan diri menangani kasus pencurian buku.

Kisah bagaimana sepak terjang John Gilkey dalam mencuri buku dan bagaimana Ken Sanders berusaha untuk menangkap Gikley inilah yang dituturkan secara menarik oleh Allison Hoover Bartlet, seorang jurnalis yang tulisan-tulisannya sering muncul di media-media terkemuka dunia seperti New York Times, Washington Post, Salon.com, dll.

Ketertarikan Allison untuk menulis kisah tentang Gilkey dan Sanders ini sendiri berawal ketika dirinya menerima bungkusan berisi sebuah buku antik berjudul “Kratuterbuch” (buku tanaman) terbitan tahun 1630. Ketertarikannya akan buku tersebut membuatnya ia mencari data mengenai asal-usul buku tersebut yang pada akhirnya menghantarnya pada kisah-kisah mengenai pencurian buku. Dalam beberapa kisah pencurian buku itulah akhirnya ia menemukan referensi mengenai Ken Sanders yang akan membawanya pada sepak terjang Gilkey si pencuri buku. Sejak itulah Allison berhasrat untuk menulis artikel tentang John Gilkey.

Apa yang dilakukan Allison tak sekedar riset pustaka belaka, namun ia juga melakukan serangkaian wawancara baik pada Ken Sanders sang detektif buku maupun pada Ginkley si pencuri buku, sehingga apa yang ditulisnya ini merupakan hasil peliputan jurnalistik yang benar-benar seimbang, mendetail, valid dan kaya akan kilasan-kilasan menarik mengenai dunia buku-buku antik.

Kepiawaian Bartelt dalam melakukan investigasi membuat karakter kedua tokoh ini benar-benar tereksplorasi dan tersaji secara gamblang. Selain mewawancarai Gilkey dan Sanders, Alisson juga melakukan wawancara dengan orang Tua Gilkey untuk mencari tahu apakah ada pengaruh keluarga dan masa lalunya yang membuat Gilkey menjadi seorang pencuri buku.

Apa yang dilakukan Allison dengan mewawancarai Ginkley hingga ke penjara dan pertemuannya yang intnes dengannya bukanlah hal yang sia-sia karena pada akhirnya Gilkey menceritakan secara blak-blakan padanya baik itu cara-cara dia mencuri buku maupun motif apa yang ada dibalik usahanya untuk mencuri buku.

Dalam bukunya ini, Allison tak sekedar menyajikan kisah dramatis bagaimana lika liku Gilkey melakukan pencurian buku atau bagaimana usaha Ken Sanders menangkapnya dan menjebloskannya ke penjara. Allison juga memasukkan kisah dirinya, bagaimana gentarnya dirinya ketika harus berhadapan dengan si pencuri buku atau dilema yang dihadapi apakah ia harus melaporkannya kepada polisi atau tidak ketika Gilkey menceritakan semua yang pernah dilakukannya.

Selain itu yang tak kalah menariknya, di buku ini akan tersaji pula berbagai hal mengenai dunia buku antik yang begitu memesona. Dalam buku ini akan terungkap harga-harga buku edisi pertama yang harganya bisa mencapai ratusan ribu dolar, bagaimana cara menilai buku antik hanya bedasarkan sentuhan dan aroma baunya, bagaimana jaket buku ternyata sangat berpengaruh pada nilai sebuah buku dan sebagainya.

Detailnya Allisson dalam memaparkan semua hasil investigasinya ini memang baik, namun bagi mereka yang tak terbiasa membacanya mungkin agak sedikit menimbulkan kejenuhan, untungnya Allisson tak terjebak dalam untuk menyajikan data-data menegnai buku-buku antik hasil investigasinya namun ia juga menyelipkan berbagai kisah para penggila buku yang sangat inspiratif.

Dalam hal perilaku para penggila buku, Allison juga menyertakan berbagai penggalan kisah tokoh-tokoh terkenal seperti Henry Huntington, pemilik The Huntington Library Museum, seorang taipan rel kereta api yang pernah membelanjakan $ 1.9 juta dalam sebuah lelang buku, lalu ada pula Thomas Jefferson Fitz, professor botani yang rumahnya dipenuhi oleh 90 ton buku koleksinya. Selain itu ada juga kisah pencuri buku Gugliemo Libri (1803-1869) seorang bangsawan Perancis yang bertugas membuat katalog buku-buku di Perpustakaan-perpustakaan Perancis yang akhirnya ketahuan telah menukar buku-buku berharga di perpustakaan dengan buku yang kurang berharga. Ketika Libri dihukum 10 tahun penjara koleksi bukunya bernilai 6500 franc atau setara dengan 1.56 juta Euro di masa kini.

Kesemua kisah-kisah tadi digambarkan Allison dengan narasi yang menarik sehingga membuat pembaca buku ini akan berdecak kagum pada kekayaan koleksi mereka dan penghargaan mereka akan buku-buku bernilai tinggi. Kesemua kisah ini bukan tak mungkin akan menjadi inspirasi bagi pembaca untuk memulai mengoleksi buku-buku yang berharga.

Secara keseluruhan , saya rasa Allison berhasil membuat sebuah karya yang menarik bagi pembacanya, ia berhasil mengundang rasa ingin tahu pembacanya akan dunia buku antik, kasus-kasus pencurian buku dan intrik-intrik dalam dunia perdagangan buku antik terungkap dengan gamblang. Selain itu, catatan kaki yang dilampirkan Allison pada buku ini juga dapat menambah wawasan pembacanya.

Dengan segala keistimewaan dari buku ini tak heran jika Library Journal menetapkan buku ini sebagai salah satu buku terbaiknya. Adapun cikal bakal buku ini yaitu artikel mengenai John Gilkey yang dibuat Allison untuk San Fracisco Magazine memperoleh penghargaan sebagai Best American Reporting 2007

Bagi seorang pecinta buku, buku ini sepertinya bisa menjadi buku yang wajib dibaca. Tak berlebihan jika dikatakan bahwa buku ini juga bisa memberi inspirasi akan pentingnya mengoleksi buku, terutama buku-buku sastra edisi pertama. Selain itu buku ini juga akan membawa pembacanya pada pengenalan pertama akan dunia buku antik.

Kisah Ginkley dan Sanders dan kisah-kisah para penggila buku dalam buku ini juga pada akhirnya akan membuka mata kita bahwa kegilaan atau obsesi seseorang terhadap buku itu dapat sedemikian dahsyatnya sehingga membuat sebagian orang rela mempertaruhkan apa saja demi memiliki sebuah buku yang mereka sukai.

Dari buku ini kita juga akan melihat bahwa di negara yang telah mengenal budaya baca dan tulis lebih awal dari kita, penghargaan akan buku itu begitu tingginya. Penghormatan terhadap sebuah buku menjadikan buku-buku yang terbit puluhan hingga ratusan tahun yang lampau walau mungkin isinya tak relevan lagi tetap menjadikan buku-buku itu tetap bertahan keberadaannya dari abad ke abad.

@htanzil


lintasberita

Lanjut Baca

Buku Between Two Different Requests - ulasan


It's definitely true that a child brings his/her own genetic character. It happens to my two girls. Although they are sisters. They are raised by the same parents. They are treated in the exactly same way. Living in the same home. Studying in the same school. But, still they have their original characters. The bigger they are, the more their different characters appear.

It happened just now, when I planned to go out for some urgent matters. As usual every time their mom seems to change her dress and starts to do some make-up, their curiosity will reach the highest level and the investigation will soon be started by asking tons of questions, such as: "Ma, where are you going?", "What time will you go back?", "Ma, promise me, you will arrive home soon, won't you?." Sometimes the investigative session will be ended by asking their favorite things.

When I arrived home in the afternoon, they run all along our terrace to welcome their mom. Najla started by asking, "Ma, buku titipan Kakak dibeliin kan?" and her little sister, Zea also asked for her request, "Ma, kue lapis legit titipan Zea mana?" While her big sister always requests me to buy her story books, Zea is still consistent to ask for food, haha.... they have their own favorite stuffs. Ah..girls, you make my day. As always.

lintasberita

Lanjut Baca

40 Keajaiban Shalawat

Penerbit : Pustaka Imam Abu Hanifah
Penulis : Abu Muhammad Abdul Hag al-Hasyimi
Harga : Rp. 15.000,-

Resensi :

Membaca shalawat merupakan ibadah yang mudah tapi juga sangat mulia. Tak heran jika shalawat menjadi amal yang banyak dijalankan umat Islam. Sayangnya, banyak yang bershalawat pada Nabi dengan shalawat dan cara yang salah, yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah. Alhasil, alih-alih mendapat pahala, si pembaca shalawat malah bisa diganjar dosa.
Temukan dalam buku ini bagaimana bershalawat dengan benar itu dan apa saja keajaiban, faidah dan fadhilah shalawat.
lintasberita

Lanjut Baca

Rintangan Setelah Kematian

Penerbit : Pustaka Abu Hanifah
Penulis : Zainal Abidin Syamsudin
Harga : Rp 30.000,-

Resensi :

Semua manusia dan makhluk berjiwa akan mati. Bahkan orang yang tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, tahu itu. Semua juga tahu, jasad manusia yang sudah tak bernyawa akan dikubur, diawetkan, atau apapun terserah yang mengurus-kalau ada yang mengurus.

Yang banyak orang tak mau tahu adalah bahwa setelah kematian itu akan ada kehidupan baru bagi sang ruh. Lebih banyak yang tak mau tahu lagi, bahwa sang ruh itu akan menderita atau bergembira tergantung pada amal mereka aewaktu Allah memberi kesempatan untuk hidup di alam dunia.

Bagaimana dahsyatnya rintangan yang harus ruh manusia lintasi setelah masa hidupnya di dunia berakhir? Apa yang seorang koruptor alami di alam kubur, alam barzakh, masyar, dan seterusnya? Bagaimana pula nasip pelaku suap-menyuap, rentenir, pemakan riba, dan para durjana? Lantas apa kabar ruh para syuhada dan hamba hamba Allah yang mulia?

Apa yang bisa dan harus kita upayakan agar kita selamat dalam meniti karir kehidupan kita setelah napas kita terhenti?
Secara runut buku ini akan menguaknya.....


lintasberita

Lanjut Baca

Ya Allah Ampuni Aku

Penerbit : Pustaka Imam Abu Hanifah
Penulis : Zainal Abidin Syamsudin
Harga : Rp 45.000,-

Resensi :

Manusia adalah makhluk yang selalu terancam oleh hawa nafsu dan syahwat yang mengintai dan siap menyeretnya ke kubangan maksiat. Lalu kita tahu cerita selanjutnya, yakni dosa terjadi dan penyesalan menumpuk.

Namun , kerap kita tidak tahu apa yang mesti kita perbuat saat kita ingin bertobat dan memutus rantai maksiat. Langkah apa yang pertama kali harus kita tempuh? Mungkinkah Tuhan menerima tobat kita?

Sementara di luar sana, manusia yang merasa suci gampang saja mencela dengan sombongnya, dan merendahkan sang pendosa - bukan sekedar membenci perbuatan dosanya. Padahal, mana yang lebih baik orang yang merasa kotor karena dosa dan ingin bertobat ataukah seorang ahli ibadah yang merasa bersih dan karenanya merasa berhak congkak terhadap si pembuat dosa?

Buku ini, Insya Allah, selain akan merabuk harapan di hati para pendosa yang igin bertobat dan menyajikan petunjuk rinci bertobat, juga akan membuka hati orang di sekitarnya agar bersikap lebih arif, rendah hati, dan tidak sok suci.
lintasberita

Lanjut Baca

Solusi Kebingungan di Tengah Keanekaragam Pemikiran

Penerbit : Pustaka Al Bashirah
Penulis : Abu Yahya Badrusalam
Harga : Rp. 25.000,-

Resensi :
Syaikh Abdurrahman As-Sa'di berkata: "Dan setan setan menyeru mereka kepada kebinasaan, sehingga iapun berada dalam kebingungan diantara para penyeru. Dan ini adalah keadaan semua manusia kecuali orang yang Allah lindungi, mereka menemukan penarik-penarik dan pendorong-pendorong yang saling bertentangan; antara pendorong kepada risalah, akal sehat dan fitrah yang selamat yang menyeru mereka kepada petunjuk dan naik kepada derajat yang paling tinggi. Dan antara pendorong setan dan orang-orang yang selaras dengannya, serta hawa nafsu yang menyuruh kepada keburukan dan menyeru mereka kepada kesesatan.

Diantara manusia ada yang bersama pendorong-pendorong hidayah dalam seluruh urusan atau kebanyakan urusannya. Diantara mereka ada yang sebaliknya, dan diantara mereka ada yang sama kuat padanya dua penyeru, dan saling kontradiktif disisinya dua penarik".
lintasberita

Lanjut Baca

Penjelasan 50 Faidah Surat Al Maidah Ayat 6

Penerbit : Pustaka AL Bashirah
Penulis : Abu Yahya Badrusalam
Harga : Rp. 30.000,-

Resensi :

50 faidah yang terkandung dalam surat Al Maidah ayat enam ini, berbicara mengenai keluasan kandunagn ayat ini, sebuah ayat yang indah, ringkas nan padat, menunjukan kepada balaghah yang tinggi dan fasih, karena ia turun dari Rabb yang Maha Kuasa lagi Maha Mulia. Menjadi perlombaan para ulama untuk menjabarkan dan menjelaskan liku-likunya, dan para penuntut ilmu yang haus kepada ilmu tak pernah menelusurinya dan tidak hanya puas dengan yang bersifat instan, bagai seorang ibu yang mencari anak satu satunya yang hilang entah kemana..

Dalam buku ini, dikupas 50 faidah yang disebutkan oleh Syaikh Abdurrahman As Sa'di dalam kitab beliau yang menakjubkan "Taisir Al Kariim Ar Rahmaan"' menyelami dan mentadabburinya, untuk dapat mengambil mutiara-mutiaranya yang bertaburan di dalamnya, dan berusaha untuk menghilangkan kehausan para penuntut ilmu yang tak akan pernah kenyang.
lintasberita

Lanjut Baca

Kunci Memahami Hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi wasallam

Penerbit : Pustaka Al Bashirah
Penulis : Abu Yahya Badrusalam
Harga : Rp. 25.000,-

Resensi:

"Semoga Allah memberikan nudlrah (cahaya di wajah)
kepada orang yang mendengarkan
sabdaku lalu ia memahaminya,
menghafalnya dan menyampaikannya,
berapa banyak orang yang membawa fiqih
kepada orang yang lebih faqih darinya."
(HR. At Tirmidzi No. 2658)


lintasberita

Lanjut Baca

Bersemilah Ramadhan

Penerbit : Pustaka Darul Ilmi
Penulis: Armen halim Naro
Ukuran: 12,5 x 17,5 cm
Tebal: 132 Halaman
Harga : Rp. 10.000,-

Sinopsis:

Dalam buku kecil ini, penulis mencoba menguraikan benang-benang hikmah dan menampakkan goretan-goretan iman dalam bentuk tulisan, yang semuanya diambil dari ramuan
Al-Qur`an dan As-Sunnah, dan dicampur dengan sedikit pengalaman hidup para Salafush Shalih, dan dibakar oleh api perasaan seorang hamba yang lemah dan serba kekurangan.

Harapan penulis, semoga tulisan pendek ini bermanfaat bagi pembaca, dan sebagai motivasi untuk menyongsong Ramadhan tahun ini. Semoga Allah l berkenan mengampuni

lintasberita

Lanjut Baca

Sifat Perniagaan Nabi Shallallahu 'Alaihi wasallam

Penerbit : Pustaka Darul Ilmi
Penulis: Muhammad Arifin bin Badri,MA
Ukuran: 15,5 x 23,5 cm
Tebal: 300 Halaman
Harga : Rp. 47.000,-

Sinopsis:

Perniagaan adalah salahsatu mata pencaharian yang terpuji dalam Islam, bahkan menurut sebagian ulama,perniagaan merupakan salah satu mata pencaharian yang paling utama. Pendapatini berdasarkan sabda Nabi n berikut:

Dari sahabat Rafi’ binKhadij ia menuturkan: Dikatakan (kepada Rasulullah n), “Wahai Rasulullah!Penghasilan apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Hasil pekerjaanseseorang dengan tangannya sendiri, dan setiap perniagaan yang baik.” (HR.Ahmad, Ath-Thabrani, Al-Hakim, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Pada zaman modern inibanyak sekali tata cara perniagaan yang dilakukan oleh manusia. Bahkan sudahtidak jelas lagi mana yang dihalalkan dan mana yang diharamkan. Mereka banyakterjebak dalam praktek-praktek riba, yang jelas-jelas keharamannya.
Buku ini membahas semuapermasalahan perniagaan secara Islami, yang banyak kaum musliminmenghiraukannya. Sangat cocok dijadikan sebagai pegangan kita ditengah ramainyasyubhat-syubhat jual-beli masa kini. Buku ini semakin lengkap dengan adanyafatwa-fatwa dari Komite Tetap Untuk Riset Ilmiyyah dan Fatwa Kerajaan SaudiArabia, yang menjawab setiap permasalahan jual beli masa kini.
Maka hendaklah setiapkaum muslimin kembali kepada aturan-aturan syariat yang telah ditetapkan olehAllah dan Rasul-Nya. Jangan sampai makanan yang kita makan, diperoleh dariharta yang haram tanpa kita sadari. Selamat membaca!





lintasberita

Lanjut Baca

Buku Ompung Odong-Odong - ulasan

[No. 244]
Judul : Ompung Odong-Odong (Membingkai Kenangan Merangkai Makna)
Penulis : Mula Harahap
Editor : Ang Tek Khun
Pengantar : Jansen Sinamo
Catatan Penutup : Hernadi Tanzil

Bagi orang yang berkecimpung di dunia buku nama Mula Harahap tentunya sudah tidak asing lagi. Bagi orang yang berkecimpung di dunia buku nama Mula Harahap tentunya sudah tidak asing lagi. Di kalangan perbukuan Indonesia, beliau sangat dihormati karena kecerdasan gagasan-gagsannya.

Bang Mula, begitu teman-temannya memanggilnya berkiprah di dunia buku hampir seumur hidupnya, sejak ia mulai mencoba menulis di majalah Kuncung, menjadi pengurus teras IKAPI DKI Jakarta dan IKPAI pusat untuk beberapa periode, ketua panitia Pesta buku untuk beberapa tahun , pengurus Yayasan Adi Karya yg memberikan penghargaan kepada buku-buku bermutu, menjadi konsultan perbukuan di DIKNAS, dan aktivitas lainnya di dunia perbukuan, terakhir beliau menjabat sebagai direktur Tangga Pustaka yang didirikannya. Selain berkiprah di dunia buku, Bang Mula juga aktif di organisasi sosial keagamaan.

Selain seabrek aktivitasnya di dunia buku, Bang Mula juga seorang pembaca buku yang baik, namun tak hanya buku yang dibacanya ia juga membaca kehidupan baik kehidupannya sendiri maupun orang-orang yang ada disekitarnya dan semuanya itu dituangkan dalam tulisan-tulisannya yang blog pribadinya

http://mulaharahap.wordpress.com/

Karenanya ketika hari Kamis pagi (16/9/2010) yang lalu ketika secara mendadak Bang Mula dipanggil oleh Tuhan maka dunia perbukuan Indonesia berduka karena kehilangan seseorang pejuang buku, yang mampu berpikir kritis untuk kemajuan dunia buku tanah air. Paska perginya Bang Mula teman-teman sejawatnya langsung berencana sebuah gelaran saat pembukaan Indonesia Book Fair (2 /10/2010) dengan mengadakan event Tribute to Mula Harahap sekaligus launching buku yang berisi tulisan-tulisan Bang Mula di blognya yang diterbitkan oleh Gradien.

Karena materi tulisan sudah tersedia maka tampaknya penerbit bergerak cepat untuk menerbitkan buku ini, dan berhasil memilih lebih dari 70 tulisan Bang Mula yang dibagi ke dalam empat bagian utama : Membingkai kenangan, Ompung Odoing-odong, Gaptek Man, dan Merangkai Makna.

Membaca tulisan-tulisan Bang Mula adalah membaca kehidupannya dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Seluruh tulisannya diangkat dari kesehariannya. Tak ada kisah-kisah heroik ataupun kisah bombastis, semuanya tersaji apa adanya sehingga tulisan-tulisannya terasa sangat dekat dengan pembacanya. Tidak ada kesan menggurui atau memaksakan agar pembacanya mengambil pelajaran moral dari tulisannya. Tidak karena tampaknya Bang Mula hanya bertutur mengenai apa yang ‘dibaca’nya dari kesehariannya. Ia hanya membaca dan menulis, dan pembaca dipersilahkan menyimpulkan sendiri apa yang telah ditulisnya.

Ada berbagai macam kisah yang ditulisnya, mulai dari masa lalunya, anak-anaknya, adat batak, keluarga, kegaptekannya soal teknologi, kegemarannya ber Facebook, cucunya, soal kepecayaannya, hingga soal buku generasi baru dengan perangkat e-reader, semua tertuang apa adanya dengan sederhana dan tanpa perenungan-perenungan yang membuat kening pembacanya berkerut.

Dalam tulisan-tulisannya kita akan melihat sosok Bang Mula apa adanya baik sebagai seorang anak kecil yang polos, seorang bapak, seorang Ompung, hingga pimpinan sebuah penerbitan. Semua ditulisnya dengan jujur. Bang Mula yang namanya dikenal di dunia buku sebagai pegiat dan praktisi perbukuan yang disegani tak ragu untuk menelanjangi dirinya apa adanya. Bahkan ketika kasus video mirip artis menyeruak ia menulis dengan sangat jujur bagaimana ia yang pada awalnya menolak untuk menontonnya akhirnya toh menontonnya. Sungguh sebuah pengakuan yang jujur dan apa adanya.

Selain jujur dan apa adanya, melalui tulisan-tulisannya kita akan melihat sosok Bang Mula sebagai sosok yang tegas, punya prinsip, dan mampu menggali sesuatu dari hal yang paling remeh temah sekalipun sehingga menjadi sebuah tulisan yang menarik untuk dibaca.

Banyak dari tulisan-tulisan dalam bukunya ini Bang Mula memposisikan diri sebagai Ompung (Kakek), karena alasan inilah rupanya penerbit memberikan judul untuk buku ini dengan “Ompung Odong-Odong” Selain karena itu adalah salah satu judul dalam tulisan beliau yang ada dalam buku ini. Ompung Oddong-odong memang bukan tulisan terbaiknya yang ada di buku ini, namun rupanya penerbit menangkap semburat kebahagiaan yang dinikmati Bang Mula saat ia menjadi seorang Ompung dengan satu orang cucu yang memang sangat terasa sekali dalam sebagian besar tulisan-tulisannya.

Sebagai buku kumpulan tulisan yang memuat tulisan-tulisan bernas Bang Mula saya rasa buku ini bisa mewakili semua hal yang telah diungkap Bang Mula di blognya. Tulisan-tulisan yang dipilih termasuk yang terbaik dari ratusan tulisan di blognya. Sayangnya penerbit tak mencantumkan tanggal kapan tulisan itu pernah diposting di blognya. Saya rasa itu perlu karena dengan demikian pembaca dapat menautkan antara isi tulisan dengan waktu tulisan itu dibuat sehingga ketika buku ini dibaca di masa-masa yang akan datang, pembaca akan mengetahui bahwa peristiwa yang disinggung di tulisan-tulisan itu terjadi pada era tahun sekian, bulan sekian, dsb.

Namun terlepas dari hal diatas, seperti sub judul buku ini, maka semua tulisan dalam buku ini akan menjadi sebuah bingkai kenangan akan seorang Mula Harahap dalam memaknai setiap kehidupannya dan orang-orang di sekitarnya .

Apa yang telah ditulisnya bukanlah sebuah kisah perenungan atau sebuah buku motivasi yang menuntun pembacanya untuk berubah atau menjadi seperti dirinya, Bang Mula hanya mengisahkan dirinya dan apa yang dilihatnya secara jujur apa adanya dengan demikian pembaca seolah diberi kebebasan untuk menyimpulan apa yang telah dibacanya menurut sudut pandangnya dan interpretasinya masing-masing.

@htanzil


lintasberita

Lanjut Baca

Buku What A Wonderful World - ulasan

Find a job that you like
then you don't have to work for the rest of your life

This lines have been haunting me for quite sometime. But nowadays, after I check my weekly schedule and compare it with my former weekly activities, it seems that I almost get there *deep grateful*.

My weekly schedule in the old days:
Monday - Friday: Office 8.30 am -5.30 pm
(I left home at 6 am and returned home at 7 pm. Experiencing the horrible traffic jam, endless meeting, deadline, reports, and all mandatory office stuffs).

My recent weekly schedule:
Monday: Campus 8 am -1.30 pm
(I am back to campus, not for my post graduate study but for teaching, yeah...I am a lecturer now *blushing*).

Tuesday-Thursday:
Managing my online shop. Dealing with my batik collections. On these 2 days, time seemingly flies away. Stuck among batik fabric are absolutely fun. Time will never be enough.

Wednesday-Friday:
Going to the office. Following up the works that need to be done.
(the office belongs to my best buddy, therefore my proposal to have a flexible working hour is approved *_*)

Saturday:
Yoga Practice: 7am-9am

Sunday:
It's time to have a special date with my girls & hubby.

Please note that Tuesday-Friday activities are subject to change, i.e. if there's a lunch invitation or a must see movie or just an 'emak-emak' chit-chat, they are aturable :)

I know it is just too good to be true. I guess 'lucky' is my middle name now. Well....life is wonderful.... Alhamdulillah.....

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Giveaway @ Splash of Our Worlds - ulasan


Ada giveaway di Splash of Our Worlds. Mumpung terbuka juga untuk yang tinggal di Indonesia, ikutan yuk...

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Incest - ulasan

IncestIncest by I. Wayan Artika
My rating: 3 of 5 stars

Mengapa bisa terjadi? Apa dan siapa penyebabnya? Siapa yang harus bertanggung jawab bila incest terjadi? Siapa orang tuanya?

Novel karya I Wayan Artika, yang menceritakan bagaimana adat istiadat dan kebudayaan memiliki kekuatan yang sangat berpengaruh di Tanah Dewata, Bali.

Cerita terjadi di sebuah desa yang bernama Jelungkap. Sepasang suami-istri sedang berbahagia. Nama Sang Suami adalah Nyoman Sika dan istrinya, Ketut Artini. Mereka berbahagia karena dikaruniai sepasang bayi kembar yang manis. Namun Nyoman Sika tidak lama tersenyum, karena hal itu adalah aib bagi desanya, Jelungkap. Orang-orang Desa Jelungkap berbisik dan menyampaikan dan sekaligus menyimpan kabar buruk itu. Mengapa? Bayi kembar itu adalah bayi kembar berlainan jenis kelamin dan jika (pada zaman dahuku, hingga akhir kekuasaan raja-raja di Bali) kelahiran ini terjadi di kalangan masyarakat kebanyakan maka hal itu adalah aib desa. Keluarga bersangkutan menerima sanksi adat seperti upacara penyucian, pembuangan, dan pemisahan si kembar dari pasangannya (Hlm 47).



Nyoman Sika dan Ketut Artini menerima sanksi dari keputusan adat tersebut. Ia membesarkan hati istrinya dengan mengatakan bahwa mereka tidak bersalah karena tidak pernah meminta kelahiran bayi kembar itu. Lagi, bayi itu sehat dan tidak bersalah.

Sanksi adat pertama, mereka harus dikucilkan selama 42 hari di Langking Langkau, yaitu sebuah gubuk bambu sederhana yang dibuat oleh masyarakat setempat bagi mereka selama pengucilan itu. Hari-hari selama di Langking Langkau sangat membuat sedih Ketut Artini, ia menangisi anaknya. Di kala dingin menusuk tulang dan kala ia menyusui anaknya, ia bercita-cita untuk membesarkannya dengan kasih sayang dan menyekolahkannya ke tempat yang bagus. Impian-impian itu yang menyertai ia dan suaminya selama masa pengucilan. Empat puluh dua hari berlalu. Mereka kembali. Masih ada lagi yang harus ditebus dari 'dosa' mereka itu.

Sanksi adat kedua, mereka harus melakukan upacara malik sumpah, yaitu suatu ritual upacara yang harus dilakukan oleh keluarga yang melahirkan kembar buncing (berbeda jenis kelamin-satu lakilaki satu perempuan). Upacara malik sumpah dilaksanakan dengan satu pernyataan yang mengejutkan oleh Nyoman Sika di tengah-tengah upacara, "...Di Jelungkap, adat hanyalah cara untuk mencampur antara air dan minyak, persalinan dan aib. Masa lalu yang konyol dan malik sumpah ini saya pilih untuk mengajukan satu yang lain, yaitu masa depan."

Sanksi adat yang ketiga, yaitu memisahkan bayi buncing. Inilah hal yang sangat berat. Namun dengan patuh Nyoman Sika menjalankannya. Mereka akhirnya memberi nama bagi anak mereka, yaitu Geo Antara bagi si bayi laki-laki, dan Gek Bulan bagi bayi perempuan. Gek Antara diserahkan kepada Gus Eka, sahabat Nyoman Sika untuk diangkat sebagai anak, sedangkan Gek Bulan tetap dalam asuhan Nyoman Sika dan Ketut Artini.

Waktupun berjalan. Geo Antara menempuh pendidikan di Kota Denpasar, sementara Gek Bulan menempuh sekolahnya di kampung halaman. Keduanya walau tak kenal, melanjutkan pendidikan tingginya di Gajah Mada. Geo Antara melanjutkan ke Antropolgi, sementara Gek Bulan melanjutkan ke Hubungan Internasional.

Jelngkap pun terkena arus modernisasi. Industri dan permodalan besar pun masuk kesana. Sebuah perusahaan agropolitan masuk ke wilayah Jelungkap. Akibat keserakahan, tanah-tanah adat dijual untuk perusahaan baru tersebut. Pemuda Jelungkap direkrut sebagai pekerja disana, walau kebanyakan sebagai buruh kasar. Terjadi gap antara pemuda di sana, golongan pekerja dan pengangguran. Selain itu, perusahaan mengambil hati penduduk dengan memberi sumbangan dan bantuan kala ada acara adat dan ritual upacara.

Saatnya kembali ke kampung halaman dan memberi karya. Geo Antara pulang kembali ke desanya. Ia membuka perpustakaan buat anak-anak desa dan memberi pelajaran tambahan gratis. Ia juga berkenalan dengan Cok Dodi, manajer Humas perusahaan agropolitan tersebut seraya mengingatkan pada Cok Dodi agar berhati-hati memberi sumbangan pada orang yang mengatasnamakan desa. Bagaimana dengan Gek Bulan? Ia kembali ke desa Jelungkap bersama Komang Wiarsa untuk membuat pertanian organik. Sebuah konsep baru yang tidak menggunakan pupuk kimia dalam mengolah lahan pertanian.

Orang-orang Jelungkap masih menyimpan rahasia bayi buncing. Dan orang semakin resah ketika mengetahui kedekatan antara Geo Antara dan Gek Bulan di desa Jelungkap. Salahkan mereka saling mencintai? Salahkah mereka saling mengasihi karena pernah bertemu dalam satu rahim?

......

Novel ini adalah novel yang ditulis dengan teknik etnografi yang menceritakan secara detil tentang kehidupan budaya di Bali, walau dalam novel ini diceritakan hanya di desa Jelungkap. Novel ini telah ditulis dalam cerita bersambung pada Harian Bali Post, namun, cerita bersambung itu harus berhenti di tengah jalan, I Wayan Artika mengalami pengadilan adat karena cerita ini awalnya menggunakan nama desa yang menjadi desa I Wayan Artika. Novel ini menjadi 'bernilai tambah ' karena pengarangnya sendiri mengalami pahitnya keputusan adat yang menyebabkan ia harus diusir dari desanya selama tiga tahun (dari sejak 2003).
Tak heran, Raudal Tanjung Banua, penyunting novel ini menyatakan bahwa "Bali adalah paradoks globalisasi dan tradisi, antara membuka diri seluas-luasnya di satu sisi, tapi juga menutupnya rapat-rapat di sisi yag lain."



lintasberita

Lanjut Baca

Panduan Hidup Akhir Zaman


PANDUAN HIDUP DI AKHIR ZAMAN

Penerbit : Pustaka Al Bashirah
Penulis : Abu Yahya Badrusalam
Harga : Rp 25.000,-

Resensi
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah mengabarkan apa yang akan terjadi di akhir zaman berupa fitnah yang bergelombang, peperangan, berubahnya keadaan dan kejadian kejadian lainnya yang akan menimpa kehidupan. Tentunya ini membutuhkan sikap yang benar dan tepat agar tidak terjatuh kepada mudlarat yang lebih besar. Dan tentunya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wasallam telah memberikan bimbingan kepada umatnya dengan bimbingan wahyu yang diturunkan oleh Rabbnya untuk menghadapi berbagai macam badai yang akan menerpa, bimbingan itulah yang amat dibutuhkan oleh kita yang hidup di akhir zaman ini agar kita dapat menyelamatkan diri dan menaiki perahu Nuh menuju pelabuhan syurga yang kita dambakan.

Lalu bimbingan apakah yang telah dipetuahkan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi wasallam untuk umatnya? Buku ini mengupas petuah petuah Beliau  sebagai panduan hidup di akhir zaman... untumu yang ingin menyelamatkan diri dari badai fitnah... untukmu yang mengkhawatirkan keselamatan agamanya.





lintasberita

Lanjut Baca

Keindahan Islam Dan Perusaknya

Penerbit : Pustaka Al-Bashirah
Penulis : Abu Yahya Badrusalam
Harga : Rp 25.000,-

Resensi
Seorang orientalis yang bernama Jostaf Lobon dalam kitabnya "Kebudayaan Arab" berkata, "Ketika kaum nasrani mengusir kaum arab dari spanyol pada tahun 1610 Masehi, mereka membunuhi kebanyakan mereka dimana jumlah yang dibuuh hampir sekitar tiga juta jiwa, padahal ketika arab menguasai spanyol, mereke membiarkan penduduknya bersenang senag untuk melaksanakan  agamanya secara bebas, sekolah sekolah dan kepemimpinan mereka tetap dijaga, tidak diberikan beban kecuali membayar jizyah yang ringan. Toleransi kaum arab telah sampai kepada derajat yang sangat jarang terjadi di zaman ini.

Itulah keindahan Islam yang diungkapkan oleh npon muslim, namun keindahan itu sirna dengan adanya kotoran yang merusaknya. Dlam buku ini dikupas dua perusak yang berat yaitu bid'ah dan sikap gegabah dalam kafir mengkafirkan, silahkan pembaca simak tentang hakikatnya...


lintasberita

Lanjut Baca

Buku Entrok - Okky Madasari - ulasan

236.

Judul : Entrok
Penulis : Okky Madasari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : I, April 2010
Tebal : 282 hlm

Novel ini memiliki judul yang unik “Entrok” , hal ini membuat banyak orang penasaran apa itu Entrok?. Covernya yang unik dengan ilustrasi punggung seorang wanita yang sedang membuka pakaian dalammya sebenarnya sudah merupakan petunjuk yang diberikan oleh penulis dan penerbitnya. Ya, Entrok adalah pakaian dalam wanita, atau kutang, atau bra yang dikenakan para wanita di masa lampau. Sebutan Entrok ini sendiri sepertinya saat ini sudah jarang dipergunakan Lalu kisah apa yang akan dituturkan penulisnya dengan judul Entrok ini ?

Novel Entrok merupakan kisah kehidupan dua orang perempuan Sumarni, yang biasa dipanggil Marni dan anaknya, Rahayu. Marni adalah seorang perempuan pemuja leluhur (animisme) yang ulet untuk meraih apa yang diinginkannya, karakternya ini mulai terbentuk sejak ia beranjak remaja. Ketika payudaranya mulai menyembul timbullah keinginan untuk memiliki Entrok (pakaian dalam perempuan) seperti yang dimiliki oleh teman sebayanya.

Keinginannya yang sederhana ini menjadi tak masuk akal karena sebagai keluarga miskin yang tinggal bersama ibunya yang hanya seorang buruh pengupas singkong membuat Entrok menjadi barang yang mewah dan tak terbeli. Namun Marni tak menyerah dengan keadaannya. Ia rela menjadi kuli angkut di pasar agar bisa mendapat uang untuk membeli Entrok.

Akhirnya Marni berhasil membeli sebuah Entrok, pengalamannya ini membentuk persepsi pada dirinya bahwa sebuah mimpi bisa diraihnya asal mau berusaha dan bekerja keras. Hal inilah yang membentuknya menjadi wanita ulet yang tak menyerah bergitu saja pada segala keterbatasannya. Kisah Marni terus bergulir, ia menikah dan mempunyai seorang anak. Sayangnya suaminya seorang pemalas, dan doyan bermain perempuan, dengan demikian Marnilah yang mencari nafkah dan menjadi tulang punggung keluarga. Ia terus bekerja, mulai dari buruh pengupas singkong, kuli angkut, penjual panci hingga akhirnya menjadi seorang rentenir yang kaya.

Profesi Marni sebagai seorang rentenir memang membuatnya menjadi kaya namun ia harus menanggung cemoohan orang yang mencapnya sebagai lintah darat. Namun Marni tetap bergeming, ia terus menjalankan usahanya karena menurutnya apa yang dilakukannya tidaklah bersalah malah justru menolong orang-orang yang membutuhkan uang. Selain itu kepercayaan Marni yang masih memuja leluhurnya dengan sesajen-sesajen membuat ia dicurigai bersekutu dengan iblis, melakukan pesugihan, memelihara tuyul agar bisa memperoleh kekayaan.

Adapun Rahayu dikisahkan sebagai wanita yang cerdas, berpendidikan dan taat dalam menjalankan ibadah agamanya. Semakin dewasa ketika menyadari bahwa ibunya seorang rentenir dan pemujaan terhadap leluhur yang dianggapnya musrik membuat ia memberontak terhadap ibunya sendiri. Puncaknya adalah ketika ia memutuskan untuk menikah dengan seorang pria beristri dan pergi meninggalkan ibunya. Semenjak menikah hubungan dengan Rahayu dan ibunya menjadi terputus karena ia tak pernah memberi kabar pada kedua orang tuanya. Rahayu dan suaminya kemudian bergabung dalam kelompok dakwah yang membela penduduk yang tanahnya hendak tergusur oleh proyek bendungan.

Dari narasi dua perempuan, Marni dan Rahayu lah kisah Entrok terbangun dimana kedua tokoh ini menjadi naratornya secara bergantian. Sebenarnya kisah dalam novel ini sederhana yaitu perjalanan hidup dua wanita yang penuh perjuangan melawan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan. Yang membuat novel ini menarik adalah munculnya beberapa tema besar yang mewarnai novel ini. yaitu tema feminisme, pluralisme, politik, profesi, kepercayaan, serta agama. Menariknya walau memiliki beberapa tema namun semua tema itu terawi secara baik sehingga menghasilkan kisah yang utuh dan mengalir.

Nuansa feminisme merebak di lembar-lembar awal novel ini dimana akan telihat dengan jelas bahwa berbeda dengan buruh pria yang mendapat upah berupa uang buruh-buruh perempuan di pasar tidak diupahi dengan uang melainkan dengan bahan makanan, hal ini menyiratkan bahwa tenaga pria lebih dihargai dibanding tenaga wanita. Suka atau tidak suka hal ini masih banyak terjadi di pabrik-pabrik kita dimana buruh wanita dibayar lebih rendah dibanding buruh pria.

Selain tema feminisme, tema sosial politik dan pluralisme tampaknya merupakan tema yang paling dominan mewarnai kisah Marni dan Rahayu. Dalam novel ini situasi sosial dan politik dilihat dari sudut pandang rakyat kecil yang diwakili oleh Marni dan Rahayu. Ketika Marni sukses saat itu merupakan masa keemasan bagi pemerintahan yang didominasi oleh militer dimana dengan wewenang teritorialnya militer menjadi penguasa, menyusup masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat. Dengan dalih sebagai penjaga kemanan, para oknum tentara meminta ‘upeti’ pada mereka yang berduit. Demikian pula dengan Marni, demi kelangsungan usahanya, dua minggu sekali ia harus membayar upeti pada orang-orang berseragam dan hal ini terus berlangsung seumur hidupnya. Inilah masa dimana segala masalah bisa diselesaikan dengan uang dan koneksi dengan militer.

Tak hanya menangkut soal keamanan, kebebasan masyarakat untuk meyakini kepercayaannyapun dicampuri oleh negara. Tentara lagi-lagi menjadi alat yang efektif untuk mengendalikan apa agama yang harus dianut rakyatnya. Pasca pemberontakan PKI sesuatu yang berbau China dilarang, hal ini terwakili oleh tokoh Koh Cahyadi yang harus mencantumkan agama Kristen dalam KTP nya padahal ia adalah penganut Konghucu. Barongsai yang merupakan warisan tradisi leluhurnya dilarang karena dianggap simbol PKI, Koh Cahyadi yang kedapatan bermain barongsai otomatis menjadi incaran militer hingga ia harus menyembunyikan dirinya dari kejaran para tentara.

Jika kita mencermati berbagai peristiwa yang dialami oleh para tokohnya akan terlihat bahwa novel ini memang memiliki nilai dokumenter khususnya dalam ranah politik. Dengan mudah ketika membaca Entrok kita akan menemukan kronik dari berbagai peristiwa politik yang terjadi di tahun 1950-1999 misalnya soal Pemilu yang mengharuskan pemilih untuk memilih lambang tertentu, peristiwa peledakan candi Borobudur, petrus (pembunuhan misterius), polemik waduk kedungombo, dll. Hal yang menarik karena melalui novel ini kita akan diingatkan akan sejarah dan peristiwa sosial dan politik masa lampau yang mungkin nyaris kita lupakan.

Karakter tokoh Marni dan Rahayu tampak tereksplorasi dengan baik. Satu hal yang menarik adalah walau bertutur tentang tokoh perempuan dan ditulis oleh seorang perempuan, penulisnya tak lantas menjadikan kedua tokoh ini sebagai ‘hero’. Marni dan Rahayu hanyalah perempuan biasa. Mereka digambarkan apa adanya termasuk kebaikan dan keburukannya. Marni walau perempuan yang mandiri, ulet dan tegar namun ia menyerah juga terhadap keadaan yang membuatnya menyuap tentara untuk menyelamatkan hartanya. Ia mengutuk kebisaan suap yang dilakukan para tentara namun ia tak melawan karena tak punya kuasa dan keberanian untuk melawannya. Secara moral ia bahkan jatuh dalam pelukan pria lain yang belum dinikahinya.

Novel ini secara keseluruhan memang menarik, namun ada dua hal yang menjadi catatan saya. Pertama ada satu bagian kisah yang bagi saya agak terlalu mengada-ada dan sedikit berlebihan, yaitu pada bab “Kentut Kali Manggis” dimana ketika seorang penduduk desa kedapatan buang angin saat diinterogasi oleh tentara karena kedapatan bermain kartu akhirnya harus dihukum berendam di sungai semalaman. Kejadian ini diketahui oleh Rahayu dan kawan-kawan sehingga mereka berniat untuk mengungkapkan tindakan semena-mena yang dilakukan oleh oknum tentara itu ke dalam koran. Akibatnya sungguh tak terduga karena menyebabkan kematian bagi si penduduk desa yang kedapatan buang angin tersebut

Kasus yang berawal dari main kartu dan buang angin yang menyebabkan kematian ini saya rasa terlalu mengada-ngada. Mungkin penulis bermaksud untuk mendeskripsikan kesewenang-wenangan tentara tapi saya rasa hal ini terlalu berlebihan, andai saja kasusnya diganti dengan yang sedikit lebih kompleks maka akan terkesan lebih realistis.

Kemudian dalam hal judul, judul novel ini memang menarik sekali “Entrok” mudah diingat dan membuat penasaran pembacanya akan arti dari Entrok. Entrok atau pakaian dalam wanita memang menjadi dasar dari Marni untuk meraih mimpinya tapi sayangnya kisah Entrok ini hanya terdapat di bab pertama, setelah itu Entrok tak lagi disebut-sebut. Padahal penulis bisa saja menyelipkan Entrok dalam kisah perjalanan Marni, misalnya melalui kenangan Marni akan entrok yg tiba-tiba muncul lagi ketika kesulitan menderanya, atau bisa saja dimunculkan ketika Marni memberi wejangan kepada anaknya, dll. Entrok tidak menjadi simbol dari kehidupan Marni dan Rahayu, ia hanya sebuah benda kenangan yang pernah diimpikan Marni. Karenanya maka Entrok itu sendiri seakan kurang menjiwai novel ini secara keseluruhan.

Terlepas dari hal di atas, novel ini menarik untuk dibaca, penulis menuturkan kisah Marni dan Rahayu dengan lancar, beberapa kalimat lokal disisipkan dalam dialog-dialognya sehingga kisahnya terasa membumi. Melalui novel ini kita akan melihat sebuah kisah bagaimana Marni dan Rahayu sama-sama tak berdaya dan menjadi korban dari orang-orang yang memiliki kuasa dan senjata. Berbagai tema sosial seperti yang telah diungkap di atas membuat novel ini memiliki keunggulan sendiri dalam merekam situasi sosial dan politik di era 50-an hingga 90-an.

Dalam novel ini kita juga akan melihat bahwa walau setting novel ini terjadi berpuluh tahun yang lalu namun beberapa situasi sosial yang terungk masih terjadi dimasa kini sehingga masih relevan dengan situasi sekarang. Sedemikian lambatkah perubahan yang terjadi di Indonesia khususnya mengenai isu pluralisme dan kesewenangan penguasa? Silahkan pembaca menyimpulkannya sendiri.


@htanzil

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Soulmate - ulasan

Data Buku
Judul : Soulmate (Belahan Jiwa)
Penulis : Stefani Hid
penerbit : Katakita
tebal : 167 halaman
ISBN : 979-3778-00-8
Cetakan kedua Maret 2005

Buku bergambar apel merah dan hijau ini pertama menarik perhatianku dengan mengeip-ngedipkan background birunya yang menggoda itu di sebuah toko buku bekas. i really in love with used book, not only its cheap price, but also the guilty pleasure i always got after bought used book. Dan tanpa pikir panjang, comot aja buku ini.

Bercerita tentang Latt, tokoh pria yang berasal dari Mandalay, Myanmar dan sedang merantau di Jakarta. Kemudian, bisa dikatakan dia jatuh cinta pada pandangan pertama kepada seorang wanita bernama Marla. Marla ini berprofesi sebagai pelacur, dan keduanya pun menjalin cinta dengan cara yang aneh dengan ending yang tidak biasa.

Lancar, bagai air mengalir, itu rasanya ketika membaca buku ini. It took only 1 hour for me to finished this book, and i am pretty satisfied with the story Stefany Hid brings. Kemulusan kalimat yang dibawa Stefany rasanya sangat enak untuk diikuti terus dan terus sampai akhirnya buku selesai. Tak hanya itu, Stefany pandai meramu kalimat-kalimat berat menjadi semacam obrolan ringan di warung kopi.

Di dalam buku ini, banyak banget bertebaran kata-kata bernada vulgar, seperti kelamin-minuman keras-rokok-masturbasi, dan lucunya--atau herannya--semuanya diucapkan sang tokoh kayanya tanpa beban, ringan gitu aja, seakan sedang membicarakan cuaca di pagi hari.

Yang aku suka dari buku ini adalah karena buku ini mengusung tema yang aku banget, yaitu kesendirian, cinta, kesepian, sakit jiwa, halusinasi, insomnia, dan macam-macam gangguan psikologis lainnya. Aku bilang aku banget karena aku emang menyukai tema-tema seperti ini. Stefani juga berhasil mengemas cerita ini menjadi sebuah cerita simple, tanpa berlebay-lebay, namun dengan ending yang "wow".

Kayanya aku inget waktu selesai baca ini, aku masih tetep mandangin paragraf terakhirnya dan cuma melongo doank, sambil bergumam,"Udah ya ceritanya?". yah, semacam gitu lah.

Oya, mencegah resensinya lebih panjang dari bukunya, mending diakhiri saja dengan sebuah quote yang aku comot dari halaman 10,
"Aku mencintainya karena dia adalah dia. Itu saja"

lintasberita

Lanjut Baca

Buku An Illusion of Harmony - ulasan

Judul : An Illusion of Harmony: Science and Religion in IslamPengarang : Taner EdisPenerbit : Prometheus Books, NYTahun : 2007Tebal : 251 halBuku ini hendak menjawab pertanyaan: mengapa setelah lebih dari seratus tahun, umat Islam tetap tidak mampu mengejar ketinggalannya dalam sains dengan bangsa Barat? Bukankah umat Islam selalu mengumandangkan hadis yang mendorong agar menuntut ilmu, bahkan
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Jejak Spionase Internasional di Indonesia - ulasan



Judul : Namaku Matahari
Penulis : Remy Sylado
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : I, Oktober 2010
Halaman : 559
Harga : Rp. 79.000

Meskipun sudah banyak sumber yang mengungkap kehidupan Mata Hari, namun sosoknya tetap misterius. Sebut saja fakta seputar kematiannya. Konon hingga kini tidak jelas dimana ia dikuburkan.

Hal yang jelas, ia pernah hadir pada masa Perang Dunia Ke-I. Kala itu ia menjadi agen rahasia untuk dua negara sekaligus (double agent), Jerman dan Perancis.

Dikisahkan, Mata Hari lahir di Leeuwardeng, Belanda pada tahun 1876. Kala itu ia masih memakai naman Margaretha Geertruida. Pada usia 18 tahun ia menikah dengan seorang opsir Belanda bernama Rudolf John MacLeod.

Setelah itu ia pindah ke Jawa, untuk mengikuti suaminya yang bertugas di sana, tepatnya di Ambarawa. Ketika berada di Jawa inilah Mata Hari belajar menari untuk pertama kalinya.

Dari situlah ia kemudian banyak mementasakan tarian Jawa. Bahkan pada periode berikutnya ia juga mulai menarikan tarian-tarian erotik di hadapan banyak orang. Tentu saja hal ini membuat ia semakin dekat dengan banyak kalangan, termasuk petinggi militer. Tidak sedikit petinggi milter yang kemudian tidur bersamanya.

Lewat apa yang dilakukan oleh Mata Hari, novel ini telah melakukan sebuah protes dan sindiran keras atas sikap hipokrit pihak penguasa, termasuk kalangan rohaniawan. Simak saja ketika Mata Hari menyatakan kesetujuanya untuk menarik erotik di hadapan penguasa dan kalangan rohaniawan Katolik maupun Kristen (halaman 183-185).

Dengan tarian erotiknya Mata Hari ingin melakukan sebuah pembalikkan. Artinya, dalam kondisi kultural yang menomorduakan perempuan, ia justru ingin menunjukkan bahwa pria dapat bertekuk-lutut di bawah daya tarik gerakan erotik tariannya, maupun dan gairah seksualitasnya.

Ini adalah sebuah simbol, meskipun secara kultural laki-laki lebih dominan ketimbang perempuan. Namun, di sisi lain--digambarkan melalui hubungan antara Mata Hari dengan pria yang berkencan dengannya--laki-laki adalah pihak yang justru dikuasai oleh perempuan.

Bahkan dengan caranya sendiri, Remy Syaldo, memperlihatkan bagaimana pria menjadi objek pelepas hasrat Mata Hari. Di sini terlihat bagaimana superioritas laki-laki seketika luntur tanpa perlawanan. Kelemahan leki-laki seakan ditelanjangi. Beginilah Remy Sylado mengkritik kultur patriarkal.

Sikap Mata Hari yang seakan membalaskan dendam kepada laki-laki bukan tanpa sebab. Hal itu terjadi karena sejak awal pernikahannya, ia sudah merasa ditindas oleh kekuasaan laki-laki, yakni dari suaminya sendiri. Ia menggambarkan suaminya sebagai sosok yang menakutkan, egois, dan gemar main perempuan.

Di sisi lain, Mata Hari, ditampilkan sebagai perempuan yang "melampaui" jamannya, dalam arti ia sanggup berpikir dan bertindak di luar kebiasaan. Bahkan secara terang-terangan ia menyatakan dirinya sebagai vrijdenker, atau pemikir bebas, yang karenanya ia mempertanyakan keberadaan Tuhan.

Novel ini dapat dikatakan sebuah reinterpretasi kisah Mata Hari di Indonesia. Penulis mengatakan demikian karena, hampir tiga perempat isi buku ini berisi perjalanan Mata Hari selama di Indonesia. Inilah yang membuat buku ini menarik bagi pembaca di Indonesia.***

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Moonlight becomes you - ulasan

Penulis : Mary Higgins Clark
Published :  May 1st 1997 by Pocket (first published 1996)
Details : 339 pages
isbn : 9780671867119

Oh, this was my very first time read Mary Higgins's book, and surprisingly I really am well-entertained. I got this book in the secondhand book store, found it under a pile of other books, lucky me!

Moonlight becomes you is about Maggie Holloway, a widow, 30's woman, but still atractive enough to make men interested with her. When she attended a party, coincidentally she met her stepmother, and she got invited to a dinner party at Nuala's house. 


Apparently, when Maggie reached Nuala's house, she found Nuala lying under seat with blood covered her body. Police took conclusion that the one who did it was a random-thief, but they were wrong. Maggie made her self-investigation and found many awkwardness in this case. She still shocked for the murder of her step mother, but she still could collected clues, though. Unconsciously, her ivestigation made her become the next target of the murderer!


I think it is a good start for the entirely MHC's book to read, remembered that im a big fans of suspense, thriller, the kind Sidney Sheldon would bring me up and down, guessing along the story; who is the murderer. The story just like spider spinning web, one character related with another one, without knowing each other. And you cant stop guessing until you reach the end of the book.


Unfortunately, i have been wondering along the story but finally i cant figure the murderer out just before MHC did. Haha, i learn from many suspense book i've read before, that the one who looks have nothing to do with the case, and seems like she/he was clean and have no motive at all, that is the one the real killer. Well, im not spoiling here, reader. Im pretty sure you guys can guess it as well as i am.

Although it rather fun to read this story, but you can not throw away the scary twist, the creep, and you can imagine how it is like being buried alive, just like Maggie Holloway. Well, thats all i could tell you guys. As you know, this book is printed by pocket book in english, so i endeavor to write the summary in english too. Im sorry if my english is not really well..

lintasberita

Lanjut Baca

Buku The Naked Traveler - ulasan

The Naked Traveler
Trinity
C Publishing (Bentang Pustaka), 2008
279 Hal.

The Naked Traveler 2
Trinity
B-First (Bentang Pustaka) 2010
348 Hal.

Gue ‘mengenal’ Trinity lewat blog-nya The Naked Traveler. Membaca sekilas beberapa ceritanya, wah, koq asyik banget ya. Dan ternyata, gue mendapatkan buku The Naked Traveler yang pertama, gratis waktu ada acaranya KuBuGil. Wah… udah lama banget, tapi baru sempet baca sekarang bukunya. Cerita di buku pertama ini, sebagian besar udah gue baca di blog-nya. Dan, sekalian aja lah, gue ‘review’ buku The Naked Traveler yang kedua.

Membaca The Naked Traveler, pembaca gak akan banyak diceritain tentang betapa indahnya suatu tempat atau bangunan, atau tentang makanan-makanan yang enak dan bikin ngiler. Karena ini adalah cerita pengalaman pribadi, bukan cerita untuk dimuat di majalah – yang pastinya harus bagus dan menampilkan gambar indah, justru yang disajikan kadang gak ada indah-indahnya. Tapi, menariknya di sini, kita bakalan dibuat ketawa, senyam-senyum sendiri membaca pengalaman menarik dan konyol selama perjalanan keliling dunia seorang Trinity. Yup, Trinity bukan seorang traveler yang pergi melanglang buana dengan kenyaman first class, tapi dia lebih memilih jalan-jalan a la backpacker, di mana segala keterbatasan, banyak hal unik yang ditemuinya selama perjalanan.

Selama ini gue mikir, waduh, kalo mau keluar negeri harus ‘kaya’ dulu. Tapi ternyata yang penting niat dan nabung! Dan tentu saja, jatah cuti yang banyak. Pinter-pinter ngatur waktu sama kerjaan di kantor. Banyak tips yang tentunya berguna banget, terutama untuk yang pengen ber-backpacking ria. Mungkin emang rada gak cocok sih, kalo yang masih punya anak kecil. Jadi, buat yang masih single, marilah jalan-jalan. Sendiri ok, sama teman ok. Gak punya temen.. bisa cari temen di perjalanan.

Banyak joke-joke dan pengalaman lucu. Misalnya kehebohan nyari toilet, begitu ketemu malah tempat pipis untuk anjing. Atau, serunya berburu hiu. Trinity ini termasuk salah satu penggila kegiatan yang memacu adrenalin, baca aja gimana serunya terjun dari gedung tertinggi.

Baca buku kaya’ begini, selalu bikin gue ngiri. Satu-satunya ‘persamaan’ gue dan Trinity adalah sama-sama pernah makan indomie termahal di airport Denpasar.

Buat yang selalu baca blog-nya, mungkin cerita di sini udah gak asing. Untungnya gaya bercerita Trinity yang kocak membuat baca bukunya jadi tetap menarik. Hanya mungkin kurang foto kali ya. Kalau pun ada gak berwarna. Tapi emang, foto yang ditampilkan pun yang unik, seperti tempat pipis anjing itu.

Semoga di buku-buku selanjutnya, akan ada cerita yang lebih seru, lebih kocak dan mungkin yang gak ada di blog (biar orang lebih penasaran dan pengen baca bukunya).

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur - ulasan

Judul : Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur - Memoar Luka Seorang MuslimahPengarang : Muhidin M. DahlanPenerbit : ScriPta ManentTahun : 2007 (Cet. 11)Tebal : 261 halNovel ini mengisahkan seorang mahasiswi alim dan cerdas bernama Kirani, yang kemudian tertarik dan masuk menjadi anggota Jemaah, yaitu suatu organisasi rahasia yang bertujuan menegakkan syariat Islam dengan mendirikan negara Islam di
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Dengarlah Nyanyian Angin - ulasan

Dengarlah Nyanyian AnginDengarlah Nyanyian Angin by Haruki Murakami
Dewi Anggraeni (Editor), Jonjon Johana (Translator)
My rating: 3 of 5 stars

Novel ini berjudul asli 風の歌を聴け (Kaze no uta o kike).
Bercerita tentang anak muda Jepang yang sedang mencari identitas diri. Tokoh utama "Aku" berusia 21 tahun, bersama temannya Nezumi seringkali membahas hal-hal yang menjadi pilihan hidup mereka. Tempat yang mereka pilih untuk berdiskusi adalah di bar. Tentu saja bersama rokok dan bir. Kegelisahan sahabatnya Nezumi yaitu karena ia kaya. Ada apa dengan kaya? bukankah itu suatu keuntungan? Nezumi memaknainya itu sebagai suatu ancaman. Suatu kali "Aku" menyelamatkan seorang wanita pingsan karena mabuk. Ia akhirnya bersahabat dengan wanita itu seraya menggali nilai dari persahabatan mereka. Namun akhirnya mereka juga berpisah dan memilih jalan mereka masing-masing.

Agak membingungkan membaca novel ini. Sepertinya tidak ada ketegangan atau membuat pembaca penasaran. Tokoh "Aku" pulang ke kampung halamannya, bertemu dengan teman lama, menghabiskan waktu dengan minum bir, serta mencari kesenangan dengan teman baru. Selain itu tokoh "Aku" membandingkan era sebelumnya dan apa yang akan menjadi pilihan untuk masa depannya.

Apa yang menarik dalam novel ini ialah Harumi menyampaikan bahwa menulis fiksi adalah suatu terapi. Narator "Aku" mengatakan demikian,
When you get right down to it, writing is not a method of self therapy. It's just the slightest attempt at a move in the direction of self therapy... And yet I find myself thinking that if everything goes well, sometime way ahead, years, maybe decades from now, I might discover myself saved Tetapi, menulis bukanlah sesuatu yang mudah. Narator menceritakan kesulitannya untuk memulai menulis,
For me, writing is extremely hardwork. There are times when it takes me a whole month just to write one line. Other times I'll write three days and nights straight through, only to have it come out wrong.

Dalam novel ini banyak sekali referensi tentang jazz, rock and roll, artis Amerika dan Eropa, serta merk Amerika seperti Cocacola. Dan dalam novel ini, diceritakan bahwa "Aku" sangat menyukai "jukebox" yaitu semacam mesin yang bisa memainkan lagu yang dipilih dengan mengisi koin sebelumnya.

Novel ini tidak bercerita tentang kesuksesan. Tetapi suatu kegalauan. Anak muda yang harus berpikir bagaimana ia nantinya. Banyak sekali kata-kata bijak yang dikutip di novel ini. Bagi seorang anak muda itu, kata-kata bijak seperti itu penting, karena ia belum merasakan bagaimana menghadapi hidup yang sebenarnya, sehingga suatu saat ia sendiri yang membuat kata-kata bijak untuk dirinya sendiri. Secara keseluruhan novel ini sangat bagus, kita mendapat banyak wawasan mengenai lagu-lagu hit pada era 1960an sampai 1970an, nama artis-artis terkenal di Amerika dan Eropa, lirik lagu, dan sebagainya. Namun, terjemahan novel agak mengganggu saya, apakah karena bahasanya harus meng"anak muda"? Jadi agak aneh bila membaca terjemahan seperti, "kamu mau nggak?"

Jadi, saya memberikan lima bintang untuk novel ini. Minus satu bintang karena ceritanya yang kurang "rasa," serta minus satu bintang lagi karena terjemahannya.


Tentang Haruki Murakami

Ia lahir pada 12 January 1949, sejak kecil ia dipengaruhi kebudayaan barat, terutama musik dan literatur. Selama sepuluh tahun, ia tinggal di luar Jepang. Pertama di Yunani dan Itali, kemudian di Amerika Serikat. Ia bahkan mengatakan bahwa ia membuat gaya kepenulisan yang berbeda dengan menulis dalam bahasa Inggris terlebih dahulu kemudian diterjemahkan ke bahasa Jepang.

Penghargaan yang ia peroleh antara lain: Shinjin Bungaku Prize, 1974. Junichiro Tanizaki Prize, 1985. Yomiuri Literary Prize, 1996. Jerusalem Prize, 2009. Murakami belajar drama di Waseda University, dan pada September 2007, ia menerima Doktor Honoris dari University of Liege. ia sempat tinggal di Amerika pada awal tahun 1990an dan mengajar di Princeton University. Setelah gempa Hanshin dan serangan gas beracun di Tokyo Subway pada awal 1995, ia kembali lagi ke Jepang dan menulis karya nonfiksi, Underground (1995) .


Marukami memiliki sebuah bar jazz (1974-1981) yang dikelola bersama dengan istrinya, Yoko. Jadi, tidak heran novelnya ini banyak sekali bercerita tentang bar, bir, dan musik jazz. Murakami mengatakan bahwa ia terinspirasi menulis novel pertamanya ini ketika menonton pertandingan baseball. Saat itu tahun 1978, ia menonton pertandingan antara Yakult Swallows dan Hiroshima Carp, dan ketika Dave Hilton, seorang Amerika dari Yakult Swallow melakukan pukulan terbaik dan berlari ke base selanjutnya dengan kencang. Momen inilah yang membuat ia terinspirasi menulis novel untuk pertama kali. Dan novel ini yang mengantarkannya meraih The Gunzo Price untuk penulis baru.

@hws19102010



lintasberita

Lanjut Baca

Pengaruh Niat dalam Kehidupan

PENGARUH NIAT DALAM KEHIDUPAN

Harga : Rp 25.000,-
Pengarang : Abu Yahya Badrussalam
Penerbit : Pustaka Al Bashirah

Muthorrif bin Abdullah berkata:''Baiknya hati adalah dengan baiknya amalan dan baiknya amal adalah dengan baiknya niat''. Yusuf Al Asbath berkata:''Menyelamatkan niat dari kerusakannya lebih berat bagi orang yang beramal dari panjangnya kesungguhan (dalam beramal)''.
lintasberita

Lanjut Baca

Meraih Pahala Besar dengan Sedikit Amal

MERAIH PAHALA BESAR DENGAN SEDIKIT AMAL

Harga : Rp 23.000,-
Pengarang : Abu Yahya Badrussalam
Penerbit : Pustaka Al Bashirah

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata : Orang yang berilmu, sedikit amalnya namun lebih banyak pahalanya.?? Kenyataan membuktikan demikian, dimana para pekerja amat lelah bekerja, sementara instruktur hanya duduk memerintah dan melarang serta memper-lihatkan tata caranya, namun gajinya jauh lebih tinggi dari pada para pekerja. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengisyaratkan kepada makna ini, sabdanya: ''Iman yang paling utama adalah beriman kepada Allah kemudian jihad.'' Padahal jihad adalah mengorbankan jiwa raga dan menghadapi kesusahan yang dahsyat, sedangkan iman adalah ilmu di hati, amal dan pembenaran, dan ia amalan yang paling utama. Padahal jihad jauh lebih melelahkan dan sulit berkali-kali lipat. Hal ini karena dengan ilmu dapat diketahui martabat dan tingkatan amalan, mana yang afdlal dan mana yang tidak, mana yang unggul dan mana yang tidak.. sementara orang yang beramal tanpa ilmu mengira bahwa keutamaan itu terletak pada kesulitan yang ia hadapi. Maka, bagaimanakah agar kita dapat meraih pahala yang besar dengan sedikit amal? Silahkan temukan jawabannya di dalam buku ini.
lintasberita

Lanjut Baca

Panduan Manasik Haji & Umrah

Penerbit : Pustaka Imam As-Syafii
Penulis : Yazid bin Abdul Qadir jawas
Harga : Rp. 30.000,-


"Haji mabrur, tidak ada balasan yang pantas baginya selain Surga."
Inilah buku saku berjudul Panduan Manasik Haji & Umrah yang disusun sedemikian rupa oleh penulisnya agar dapat dijadikan panduan dalam beribadah haji dan umrah, sekaligus menjadi rujukan bagi setiap jamaah manakala menghadapi masalah dalam pelaksanaan ibadahnya. Buku ini sengaja disusun dengan bahasa yang ringkas dan singkat agar mudah dibaca dan di-pahami.

Buku ini pun dikemas dalam bentuk saku supaya mudah dibawa ke mana-mana sehingga tidak membutuhkan lagi tas untuk membawanya. Meskipun kecil, buku ini cukup banyak memuat maklumat dan ilmu. Selain menjelaskan petunjuk-petunjuk praktis manasik haji dan umrah, buku ini dilengkapi dengan do’a-do’a dari al-Qur-an dan as-Sunnah yang sangat dibutuhkan oleh kaum Muslimin. Semoga bermanfaat.

lintasberita

Lanjut Baca

Syarah Rukun Islam, jilid 1 Syahadat



SYARAH RUKUN ISLAM JILID 1 SYAHADAT

Harga        :   Rp 65.000,00
Pengarang : Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Penerbit     : Media Tarbiyah 

Syahadat adalah asas seorang hamba menjadi muslim, tanpanya seorang hamba akan keluar dari agama Islam. Dengan syahadat, hilanglah seluruh sesembahan yang disembah manusia, baik berupa batu, pohon, bintang, matahari, bulan, jin, malaikat, dan selainnya, melainkan hanya Allah Taala. Dengan syahadat, berarti menjadikan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam sebagai satu-satunya teladan dalam beribadah kepada-Nya. Syahadat ibarat pondasi bagi rukun-rukun Islam yang lainnya. Nabi shalallahu alaihi wa salam bersabda: ''Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka menyatakan bahwa tidak ada Illah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, serta bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah.'' Syahadat dapat menyelamatkan pengucapnya dari, kekekalan di Neraka, kelak pada hari Kiamat. Selamat membaca.
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Betelguese Incident - Toba Beta - ulasan


[No. 243]
Judul : Betelguese Incident - Insiden Bait Al-Jauza
Penulis : Toba Beta
Penerbit : PT. Bumi Initama Semesta
Cetakan : I, Juni 2010
Tebal : 492 hlm

Betelgeuse adalah adalah bintang yang terletak 427 tahun cahaya dari Bumi. Bintang ini merupakan bintang paling terang kedua di rasi bintang Orion dan bintang paling terang kesembilan pada langit malam. Nama Betelgeuse berasal dari kata Bait al-Jauzā, berasal daribahasa Arab yang berarti "rumah sang raksasa".

Bintang yang menurut para ahli astronomi sedang mendekati kehancurannya dan dapat membengkak 100 kali lipat sebelum meledak ini oleh Toba Beta dijadikan judul sebuah novel science fiction Sebuah genre yang boleh dibilang masih jarang digarap oleh penulis-penulis lokal. Ini adalah novel pertamanya dan sekaligus merupakan buku pertama dari sebuah seri yang diberinya nama "Novel berseri petualangan jagad raya : Sandi Semesta"

Yang menjadi dasar dari novel berseri ini adalah sebuah rangkaian peristiwa bencana alam sangat dahsyat yang terjadi akibat ledakan kataklismik Gunung Sunda Purba dan Gunung Toba Purba antara 100.000 hingga 50.000 tahun yg lalu. Efek dari Bencana tersebut ternyata memancarkan badai partikel unik. Badai partikel tersebut terus merambat dan melintasi ruang antarbintang dan mengarah ke suatu sector yang berjarak 36.200 tahun cahaya dari pusat galaksi Bimasakti.

Badai partikel itu akhirnya menghantam bintang Sactir yang berada di kawasan Global Cluster NGC-6101. Ada 10 planet yang mengitari bintang Sactir. Planet kedua dan ketiga terpanggang habis. Namun ada satu planet yang tak terkena bencana dimana di atas planet tersebut ada kehidupan dengan 600 juta jiwa dengan teknologi antarbintang yang canggih. Mereka adalah bangsa Sactirion. Mereka mengira bencana ini diakibatkan oleh sebuah peradaban di bumi sehingga mereka menyiapkan armada perang untuk menghantam bumi dan isinya.

Pada tahun 2056 sebuah pesan dari galaksi lain yang tidak diketahui darimana berasal sampai ke Bumi tepatnya pusat luar angkasa Indonesia. Saat itu Indonesia dikisahkan telah menjadi negara yang sangat maju dalam bidang IPTEK khususnya dalam hal teknologi ruang angkasa dimana Ciwidey – Bandung yang menjadi sentral penelitian ruang angkasa. Karena isi dari pesan itu belum mampu dipecahkan dan khawatir merupakan pesan penting dari kehidupan lain maka para ilmuwan dan petinggi negeri secara rahasia mengadakan rapat darurat untuk mencoba memahami isi pesan tersebut.

Lalu kisah dalam novel ini mundur ke tahun 2016-2037 yang mencertiakan sepak terjang dua orang mahasiswa INTERAIN (Institut Ruang Angkasa Indonesia) yang berlokasi di Ciwidei Bandung bernama Sandi Semesta dan Mira Darwis. Sandi Semesta adalah mahasiswa cerdas yang lahir dari keluarga sederhana. Sedangkan Mira Lesmana adalah putri seorang konglomerat yang memiliki pengaruh luas dan banyak membiayai proyek-proyek luar angkasa Indonesia.

Awalnya keduanya tidak saling mengenal namun sebuah persitiwa perkelahian antara dua geng pemuda yang melibatkan Mira Darwis yang saat itu sedang berpacaran dengan salah satu pimpinan geng tersebut akhirnya membuat mereka bertemu karena secara tidak disengaja Sandi Semesta menyelamatkan Mira dari kejaran anggota geng yang memusuhinya. Setelah kejadian itu Mira putus dengan pacarnya dan lambat laun tumbuh rasa cinta antara Sandi dan Mira

Bertahun-tahun kemudian di jagad raya sana dimana para Dewan Devara yang dalam novel ini dikisahkan menjadi semacam entitas yang mengatur kendali semesta tengah terjadi perselisihan pendapat soal pengaturan semesta raya, pertengkaran mereka mengakibatkan salah satu Dewan Devara yang bernama Bara keluar dengan membawa niat untuk mempengaruhi dan menguasai dewan devara yang ada.

Devara Bara berniat turun ke bumi untuk melakukan hal-hal jahat, niat ini diketahui oleh anggota dewan Devara lain. Devata Talmis yang mengetahui bahwa Bara sedang melakukan aktivitas berbahaya di dalam ruang yang sudah lama diciptakannya di gua Belanda area Taman Hutan Raya Dago, Bandung segera mengejarnya.

Pertemuan mendadak antara dua entitas tersebut menyebabkan kota Bandung dilanda guncangan gempa hebat berkekuatan 6.2 SR. Planet bumi seakan shock akibat peremuan dua kekuatan dahsyat yang muncul spontan di permukaannya. Saat itu kebetulan Mira Darwis dan keluarganya sedang mengunjungi Gua Belanda di Tahura dengan ditemani Dewi yang adalah adik dari Sandi Semesta. Gempa berkekuatan besar itu menyebabkan mulut gua hancur dan mereka terperangkap dalam gua. Mira beserta keluarga bisa selamat keluar dari gua namun Dewi masih terperangkap di dalam.

Sandi Semesta berusaha mencari keberadaan Dewi namun sialnya ia bertemu dengan Bara yang menyandera Dewi, mereka berkelahi dan Sandi terluka parah. Dalam keadaan terluka parah Sandi ‘diambil’ oleh Devara Talmis sedangkan Dewi tetap menjadi sandera Devara Bara. Dengan demikian Sandi dan Dewi tak pernah ditemukan dan dikabarkan hilang dan mati terperangkap dalam gua yang runtuh.

Hilangnya Sandi dan Dewi membuat Mira merasa bersalah, karenanya Mira dengan bantuan orang tuanya melakukan proyek besar-besaran di gua Belanda untuk menemukan Sandi dan Dewi, jikapun tidak ia berharap dapat menemukan jasad mereka berdua. Namun proyek tersebut akhirnya membawa Mira pada sebuah temuan aneh di dalam gua yang berasal dari peradaban yang lebih maju dari manusia. Dan hal ini akan membawa Mira pada sebuah petualangan yang menakjubkan ke sebuah galaksi lain yang tidak mungkin akan ia lupakan.

Sementara di galaksi lain Sandi digembleng oleh Devara Talmis untuk menggantikan posisi Devara Bara. Sandi terus belatih sambil berharap jika kemampuannya telah memadai ia akan mengejar Bara dan menyelamatkan Dewi. Selain itu ada misi lain yang harus diemban oleh Sandi yaitu mencegah terjadinya pertempuran besar-besaran antara bangsa Sactrion dan penduduk bumi.

Secara umum novel ini memang menarik dan ini adalah novel Sci Fiction yang sesungguhnya dimana materi-materi sci-fic tidak hanya sekedar tempelan melainkan menjadi bagian dari sebuah kisah besar yang hendak dibangun oleh penulisnya. Penulis tampaknya tak canggung-canggung untuk mengisahkan kisahnya ini dengan setting di Bandung, Indonesia yang dikisahkan memiliki infrastruktur dan SDM yang hebat dalam teknologi ruang angkasa .

Walau novel ini adalah rekaan belaka namun penulis mendasari semua itu berdasarkan referensi ilmiah sehingga tak menimbulkan kesan sebagai kisah dari negeri khayalan. Apa-apa yang dituliskan mengenai teknologi komunikasi, transportasi, navigasi antara planet, dll dideskpripsikan dengan cukup mendetail sehingga seolah-olah teknologi itu sudah ada dan diterapkan padahal kenyataannya mungkin baru sekedar wacana atau prototipe saja. Namun karena didasarkan pada hal-hal yang ilmiah maka rasanya bukan tak masuk akal bisa di masa depan semua yang terdapat dalam novel ini akan terwujud juga.

Selain memaparkan kehebatan-kehebatan peralatan, pesawat, dan teknologi ruang angkasa yang sudah sangat maju dan, serunya duel antara Sandi dan Bara di Betelgeuse, kisah pertempuran antara pasukan bumi dan mahluk asing novel ini juga menyajikan dialog-dialog filosofis perihal keberadaan alam semesta antara tokoh Sandi dan Devara Talmis sehingga hal ini akan membuka cara berpikir dan wawasan pembaca dalam memaknai alam semesta.

Novel gemuk ini sepertinya memang mencoba memuaskan pembacanya dengan berbagai hal, selain materi sci fiction, penulis juga memasukkan unsur kisah asmara dan dunia mahasiswa layaknya sebuah novel roman, mungkin hal ini dimaksudkan agar pembaca tak bosan membaca novel sci fiction setebal 492 halaman. Namun justru di bagian ini saya rasa ada banyak hal yang terlalu didalami oleh penulis yang mungkin seharusnya bisa dipangkas agar novel ini bisa menjadi lebih ramping dan tidak berlarut-larut dalam kisah yang mungkin bisa mengaburkan pembacanya dari tema sentral novel ini.

Contohnya saat Sandi menolong keluarga kaya dari perampokan, lalu deskripsi keseharian Sandi dan kawan-kawannya di kampus, dan konflik antara dua geng pemuda. Saya rasa bagian ini bisa dipangkas lebih ringkas lagi sehingga pembaca bisa diajak langsung masuk ke inti kisah. Karena judul novel ini adalah Betelguese Incident : Insident di bait al-zura tentunya sejak awal pembaca umumnya akan bertanya-tanya ada insiden apa di Al Zura? Sedangkan di novel ini peritiwa di bait Al zura sendiri baru muncul di bagian-bagian akhir itupun tak banyak.

Sayangnya juga di bagian ketika menceritakan dunia mahasiswa Sandi dan Mira, penulis tak mengeksplorasi perangkat-perangkat teknologi yang mereka pakai saat itu. Kalau saja di bagian ini diceritakan bagaimana teknologi hp, computer, dan gadget2 lain di masa itu tentunya akan lebih menarik lagi.

Setting waktu yang bolak balik antara tahun 2026, 2057, 2032 dan kisahnya yang kompleks juga menuntut pembaca untuk lebih konsentrasi membaca novel ini. Ada beberapa bagian yang tak tuntas tapi memang sepertinya harus seperti itu karena ini merupakan buku pertama dari sebuah novel berseri dan kita baru akan bisa menemukan sebuah gambaran utuh jika sudah membaca seluruh seri dari novel ini. Semoga kemunculan judul berikutnya bisa terbit tak terlalu lama sebelum pembaca lupa akan apa yang telah dibacanya.

Terlepas dari hal-hal diatas ada banyak hal menarik dari novel ini. Dengan cerdas penulis juga mencoba memadukan kondisi geografis sunda kuno dengan misteri semesta yang belum terpecahkan. Penulis tampaknya berhasil menciptakan kisah masa depan yang didasarinya dari peristiwa-periwtiwa geologi yang terjadi di Nusantara ribuan tahun yang lampau

Dan yang luar biasa, seperti telah saya ungkap diatas tak canggung-canggung menuliskan kisahnya dengan sangat Indonesia sehingga ada semangat optimisme yang hendak disampaikan bahwa Indonesia akan menjadi Negara maju di bidang teknologi ruang angkasa. Sebenarnya bisa saja penulis menuliskan setting kisahnya di negera maju atau di Negara antah berantah namun penulis dengan percaya diri meghadirkan setting kisahnya di Indonesia tepatnya di Bandung di kota yang pernah memberinya ide-ide sinpiratif di perjalanan hidupnya.

Toba Beta sedang menciptakan mimpi-mimpi masa depan bagi Indonesia. Akankah 40-50 tahun lagi Indonesia akan sedemikian majunya seperti dalam novel ini. Mimpi telah ditulis dan ditawarkan bagi kita dan generasi di masa depan, tinggal apakah kita mau bersuaha meraih mimpi itu?

Selain itu melihat betapa seriusnya penulis menggarap novel ini saya merasa jika penulis konsisten untuk menulis di jalur ini dan memiliki nafas panjang untuk melanjutkan judul-judul selanjutanya saya percaya ini akan menjadi era kebangkitan genre Sic Fiction lokal yang lama tenggelam dan tak terdengar di khazanah sastra tanah air.


@htanzil


lintasberita

Lanjut Baca
 
Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar