Buku Dengarlah Nyanyian Angin - ulasan | Buku Bagus

Buku Dengarlah Nyanyian Angin - ulasan

  • Rabu, 19 Oktober 2011
  • Katagori : , , , , , ,
  • Dengarlah Nyanyian AnginDengarlah Nyanyian Angin by Haruki Murakami
    Dewi Anggraeni (Editor), Jonjon Johana (Translator)
    My rating: 3 of 5 stars

    Novel ini berjudul asli 風の歌を聴け (Kaze no uta o kike).
    Bercerita tentang anak muda Jepang yang sedang mencari identitas diri. Tokoh utama "Aku" berusia 21 tahun, bersama temannya Nezumi seringkali membahas hal-hal yang menjadi pilihan hidup mereka. Tempat yang mereka pilih untuk berdiskusi adalah di bar. Tentu saja bersama rokok dan bir. Kegelisahan sahabatnya Nezumi yaitu karena ia kaya. Ada apa dengan kaya? bukankah itu suatu keuntungan? Nezumi memaknainya itu sebagai suatu ancaman. Suatu kali "Aku" menyelamatkan seorang wanita pingsan karena mabuk. Ia akhirnya bersahabat dengan wanita itu seraya menggali nilai dari persahabatan mereka. Namun akhirnya mereka juga berpisah dan memilih jalan mereka masing-masing.

    Agak membingungkan membaca novel ini. Sepertinya tidak ada ketegangan atau membuat pembaca penasaran. Tokoh "Aku" pulang ke kampung halamannya, bertemu dengan teman lama, menghabiskan waktu dengan minum bir, serta mencari kesenangan dengan teman baru. Selain itu tokoh "Aku" membandingkan era sebelumnya dan apa yang akan menjadi pilihan untuk masa depannya.

    Apa yang menarik dalam novel ini ialah Harumi menyampaikan bahwa menulis fiksi adalah suatu terapi. Narator "Aku" mengatakan demikian,
    When you get right down to it, writing is not a method of self therapy. It's just the slightest attempt at a move in the direction of self therapy... And yet I find myself thinking that if everything goes well, sometime way ahead, years, maybe decades from now, I might discover myself saved Tetapi, menulis bukanlah sesuatu yang mudah. Narator menceritakan kesulitannya untuk memulai menulis,
    For me, writing is extremely hardwork. There are times when it takes me a whole month just to write one line. Other times I'll write three days and nights straight through, only to have it come out wrong.

    Dalam novel ini banyak sekali referensi tentang jazz, rock and roll, artis Amerika dan Eropa, serta merk Amerika seperti Cocacola. Dan dalam novel ini, diceritakan bahwa "Aku" sangat menyukai "jukebox" yaitu semacam mesin yang bisa memainkan lagu yang dipilih dengan mengisi koin sebelumnya.

    Novel ini tidak bercerita tentang kesuksesan. Tetapi suatu kegalauan. Anak muda yang harus berpikir bagaimana ia nantinya. Banyak sekali kata-kata bijak yang dikutip di novel ini. Bagi seorang anak muda itu, kata-kata bijak seperti itu penting, karena ia belum merasakan bagaimana menghadapi hidup yang sebenarnya, sehingga suatu saat ia sendiri yang membuat kata-kata bijak untuk dirinya sendiri. Secara keseluruhan novel ini sangat bagus, kita mendapat banyak wawasan mengenai lagu-lagu hit pada era 1960an sampai 1970an, nama artis-artis terkenal di Amerika dan Eropa, lirik lagu, dan sebagainya. Namun, terjemahan novel agak mengganggu saya, apakah karena bahasanya harus meng"anak muda"? Jadi agak aneh bila membaca terjemahan seperti, "kamu mau nggak?"

    Jadi, saya memberikan lima bintang untuk novel ini. Minus satu bintang karena ceritanya yang kurang "rasa," serta minus satu bintang lagi karena terjemahannya.


    Tentang Haruki Murakami

    Ia lahir pada 12 January 1949, sejak kecil ia dipengaruhi kebudayaan barat, terutama musik dan literatur. Selama sepuluh tahun, ia tinggal di luar Jepang. Pertama di Yunani dan Itali, kemudian di Amerika Serikat. Ia bahkan mengatakan bahwa ia membuat gaya kepenulisan yang berbeda dengan menulis dalam bahasa Inggris terlebih dahulu kemudian diterjemahkan ke bahasa Jepang.

    Penghargaan yang ia peroleh antara lain: Shinjin Bungaku Prize, 1974. Junichiro Tanizaki Prize, 1985. Yomiuri Literary Prize, 1996. Jerusalem Prize, 2009. Murakami belajar drama di Waseda University, dan pada September 2007, ia menerima Doktor Honoris dari University of Liege. ia sempat tinggal di Amerika pada awal tahun 1990an dan mengajar di Princeton University. Setelah gempa Hanshin dan serangan gas beracun di Tokyo Subway pada awal 1995, ia kembali lagi ke Jepang dan menulis karya nonfiksi, Underground (1995) .


    Marukami memiliki sebuah bar jazz (1974-1981) yang dikelola bersama dengan istrinya, Yoko. Jadi, tidak heran novelnya ini banyak sekali bercerita tentang bar, bir, dan musik jazz. Murakami mengatakan bahwa ia terinspirasi menulis novel pertamanya ini ketika menonton pertandingan baseball. Saat itu tahun 1978, ia menonton pertandingan antara Yakult Swallows dan Hiroshima Carp, dan ketika Dave Hilton, seorang Amerika dari Yakult Swallow melakukan pukulan terbaik dan berlari ke base selanjutnya dengan kencang. Momen inilah yang membuat ia terinspirasi menulis novel untuk pertama kali. Dan novel ini yang mengantarkannya meraih The Gunzo Price untuk penulis baru.

    @hws19102010



    lintasberita

    0 komentar:

    Posting Komentar

     
    Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar