Judul : Al Akhfiya' Al Manhaj was Suluk
Penulis : Walid bin Sa'id Bahkam
Penerjemah : Kathur Suhardi
Edisi Indonesia : Kebeningan Amal Tersembunyi
Penerbit : Darul Falah
Cetakan : Pertama, Oktober 2002 M
Halaman : 120 halaman
Buku ini banyak memuat kisah-kisah para salafush shaleh yang suka menyembunyikan amal shalih mereka, tidak suka pamer, mencari ketenaran, dan tidak pula ujub. Mereka inilah yang tidak dikenali oleh penduduk bumi, tetapi sangat dikenal oleh para penghuni langit. Berikut saya kutipkan sebagian kisah-kisah dari buku tersebut. Semoga bermanfaat.
[DALIL KEDUDUKAN AMAL YANG DISEMBUNYIKAN]
----------------------------------------------------------
Diantaranya adalah firman Allah Jalla wa 'Ala (yang artinya) :
"Jika kalian menampakkan shadaqah (kalian), maka itu adalah baik sekali. Dan, jika kalian menyembunyikannya dan kalian berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagi kalian. Dan, Allah akan menghapuskan dari kalian sebagian kesalahan-kesalahan kalian, dan Allah mengetahui apa yang kalian kerjakan." (Al Baqarah: 271).
Ibnu Katsir berkata dalam menafsiri ayat ini, "Firman Allah, 'Jika kalian menampakkan shadaqah (kalian), maka itu adalah baik sekali', artinya jika kalian menampakkannya, maka itulah harta yang paling baik. Sedangkan firman-Nya, 'Dan, jika kalian menyembunyikannya dan kalian berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikannya itu lebih baik bagi kalian'; disini terkandung dalil bahwa menyembunyikan shadaqah itu lebih baik daripada menampakkannya, karena hal itu lebih jauh dari riya', kecuali jika menampakkannya mendatangkan kemaslahatan yang kuat, seperti agar orang-orang mengikuti jejaknya, sehingga menampakkannya lebih baik daripada menyembunyikannya.
[AMAL YANG DISEMBUNYIKAN DALAM LAPANGAN JIHAD DAN PEPERANGAN]
-------------------------------------------------------------
Maslamah bin Abdul Malik bersama pasukannya mengepung salah satu benteng Romawi. Sementara tidak ada jalan masuk ke dalam benteng kecuali satu pintu. Setelah pengepungan berlalu sekian lama, Maslamah berseru di tengah pasukannya, "Siapa yang berani menerobos pintu, maka jika dia mati saat menerobosnya, maka dia akan mendapatkan surga, insya Allah. Jika dia selamat, maka tanah yang ada di balik pintu itu patut diserahkan kepadanya, lalu dia harus membuka pintu itu agar pasukan Islam dapat masuk ke dalam benteng sebagai pemenang."
Ada seorang prajurit berdiri, yang mukanya ditutup kain, seraya berkata,"Aku akan melakukannya wahai Amir."
Selama tiga hari Maslamah bin Abdul Malik bertanya-tanya, "Siapakah orang yang mengenakan tutup muka? Siapakah yang telah membuka pintu benteng?" Tak seorang pun yang bangkit.
Pada hari ketiga dia berkata, "Aku bersumpah agar orang yang mengenakan tutup muka menemui aku, kapan pun waktunya, siang atau malam."
Maka pada tengah malam ada yang mengetuk pintu tendanya. Maslamah bertanya,"Engkaukah orang yang mengenakan tutup muka?"Orang itu menjawab, "Dia meminta tiga syarat sebelum engkau melihatnya.""Apa itu?" tanya Maslamah.
"Engkau tidak boleh mengumumkan namanya kepada orang-orang, engkau tidak boleh memberinya imbalan apa pun dan engkau tidak boleh melihatnya sebagai orang yang memiliki keistimewaan," kata orang itu. Dengan kata lain, dia tidak menginginkan apa-apa."Aku terima," kata Maslamah. Orang itu berkata, "Memang akulah orang yang mengenakan tutup muka itu."
Maka Maslamah langsung menghampiri dan memeluknya. Maka di antara doa Maslamah, "Ya Allah, himpunkan aku bersama orang yang mengenakan tutup muka. Ya Allah, himpunkan aku bersama orang yang mengenakan tutup muka.
Ke pundak orang-orang semacam itulah Allah Azza wa Jalla melimpahkan barakah-Nya.
[AMAL YANG DISEMBUNYIKAN DALAM LAPANGAN IBADAH]
-----------------------------------------------
Amr bin Qais Al Mala'y berpuasa selama dua puluh tahun, sementara keluarganya tidak mengetahuinya. Dia mengambil makan siangnya lalu pergi ke tokonya, lalu dia menshadaqahkan makan siangnya itu dan dia sendiri berpuasa, sementara keluarganya tidak mengetahui hal itu.
[DALAM HAL MERAHASIAKAN AMAL KEBAJIKAN]
---------------------------------------
Dari Abu Hamzah Ats Tsumaly, bahwa Ali bin Al Husain membawa roti di atas punggungnya pada malam hari lalu mencari orang-orang miskin di kegelapan malam. Dia berkata, "Sesungguhnya shadaqah yang diberikan pada kegelapan malam dapat memadamkan kemurkaan Allah."
Dari Muhammad bin Ishaq, dia berkata, "Penduduk Madinah hidup dengan makanan itu, sementara mereka tidak tahu siapa yang telah memberi makanan itu kepada mereka. Setelah Ali bin Husain meninggal dunia, maka mereka tidak lagi mendapatkan makanan pada malam hari."
Dari Amr bin Tsabit, dia berkata, "Setelah Ali bin Al Husain meninggal dunia, orang-orang melihat bekas punggungnya, yaitu bekas kantong makanan yang biasa dia panggul untuk diberikan kepada para wanita janda."
Syaibah bin Nu'amah berkata, "Setelah Ali bin Al Husain meninggal dunia, orang-orang mendapatkan seratus keluarga yang dia santuni. Karena itulah dia dianggap orang bakhil. Pasalnya, dia menyalurkan infaq secara rahasia, sementara keluarganya mengira dia menumpuk dirham. Sebagian diantara mereka berkata, "Kami tidak pernah kehilangan shadaqah yang diberikan secara sembunyi-sembunyi hingga Ali meninggal dunia."
[PERSONAL VIEW]
---------------
Membaca kisah-kisah di dalam buku ini, akan membuat kita terkagum-kagum dengan para salafush saleh yang beramal dengan niat ikhlash menjauhi dari riya'. Amal shaleh yang mereka kerjakan mereka sembunyikan, sampai-sampai orang-orang terdekatnya tidak mengetahuinya. Semua dilakukan untuk Allah semata. Agar menjadi rahasia antara dirinya dengan Allah saja.
Demikian semoga bermanfaat.
Semoga Allah Jalla wa 'Ala mencintai saya dan Anda. Amiin.
Ringkasan buku ini dibuat oleh Abu Isa Hasan Cilandak
di Depok, 16 April 2008
Buku Kebeningan Amal Tersembunyi - Resensi Islam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar