Penulis: Paulo Coelho
Penerjemah: Eko Indriantanto
Penerbit: Gramedia
Cetakan: I, 2011
Tebal: 263 hlm.
Pada tahun 1986, Paulo Coelho menetapkan untuk ziarah ke Santiago de Compostela, Spanyol. Dia meyakini bahwa ada sebuah rahasia, cara yang misterius, dan orang-orang yang mampu memahami dan mengendalikan sesuatu. Perjalanannya memberinya wawasan dan pengalaman. Paulo mengalami perubahan saat ia belajar untuk memahami sifat kebenaran melalui kesederhanaan hidup.
Dia menceritakan malam pertama ketika ia mengalami sensasi yang belum pernah dialami sebelumnya, dan malam berikutnya ketika dia menangis dengan sukacita. Sepanjang ziarahnya, Paulo Coelho punya pemandu perjalanan. Pemandunya ini menjelaskan kepadanya bahwa perjalanan ziarah seperti kelahiran kembali, karena para peziarah bertemu dengan situasi baru setiap hari, sebagian besar waktu mereka bahkan tidak mengerti bahasa yang diucapkan di sekitar mereka. Jadi dengan cara itu, mereka semua seperti anak-anak yang baru saja lahir.
Dalam ziarah ini, Coelho menceritakan percobaan spektakuler yang menuntunnya untuk menemukan kekuatan pribadi, kebijaksanaan, dan pedang ajaib yang berinisiasi ke dalam masyarakat Tradisi. Dengan mentor misterius bernama Petrus, ia mengikuti jalan legendaris yang ditempuh oleh peziarah San Tiago sejak Abad Pertengahan, menghadapi berbagai cobaan. Pengalaman Coelho dan ajaran mentornya memberikan kebijaksanaan ruhani yang menyatakan dirinya sebagai tujuan sebenarnya dari perjalanan yang mengasyikkan.
Dalam novel ini ditunjukkan perihal cinta, bahwa cinta bisa membuat kita lebih kuat dan inilah kekuatan yang memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang tepat pada waktu yang tepat. Pencarian kebenaran yang dipersamakan dengan pencarian pribadi untuk makna, untuk hal-hal yang kita butuhkan dalam hidup seperti kebenaran, cinta, antusiasme, dan spiritualitas.
Novel ini terbit sebelum The Alchemist yang legendaris itu. Novel ini mentahbiskan diri Coelho sebagai novelis yang identik dengan muatan spiritualitas dan pencarian jati diri. Saya senada dengan Free Time, media massa Rusia, yang berkomentar bahwa karya-karya Coelho mengguncangkan kepercayaan yang umum berlaku dan membuat para pembacanya merenungkan kembali tentang siapa dirinya, apa yang diinginkannya, serta keberadaannya di dunia.”
Novel ini sejatinya diambil dari catatan harian pribadinya selama menjalani ziarah spiritual dari kota Saint-Jean-Pied-de-Port di Prancis sampai ke kota Santiago de Compostela di Spanyol.[]
M. Iqbal Dawami, penikmat sastra
0 komentar:
Posting Komentar