Buku GOD THE FAILED HYPOTHESIS - ulasan

Judul : God: The Failed Hypothesis – How Science Shows that God Does Not ExistPengarang : Victor J. StengerPenerbit : Promotheus BooksTahun : 2008, cet. keduaTebal : 300 halBanyak yang berpendapat bahwa sains dan agama merupakan area yang berbeda, dan memiliki kebenaran sendiri-sendiri. Antara lain bahwa agama adalah mengenai moralitas dan hal-hal supernatural, sedangkan sains mengenai hal yang
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Habibie & Ainun - ulasan

Habibie & Ainun
Bacharuddin Jusuf Habibie @ 2010
THC Mandiri – 2010
323 Hal.

48 tahun 10 hari, waktu yang sangat panjang dalam sebuah pernikahan. Hal yang sangat sulit, ketika harus kehilangan pasangan yang mendampingi kita dalam kurun waktu yang sangat lama. Bukan gue sok tau, ya, tapi, putus sama pacar aja, kadang butuh waktu lama untuk recovery perasaan.

Buku ini mengisahkan perjalanan hidup pasangan BJ Habibie dan Ibu Ainun Habibie. Tapi, jangan bayangkan ini sebuah kisah cinta yang romantis. BJ Habibie yang baru pulang dari Jerman, ‘terpesona’ dengan Ibu Ainun, yang padahal dulunya seperti gula jawa (alias item kali ya…), tapi sudah ‘menjelma’ menjadi gadis yang cantik dan anggun.

Percintaan mereka berlangsung kilat. Dalam liburan Pak Habibie yang singkat, mereka bertunangan dan menikah. Untuk selanjutnya, Ibu Ainun diboyong ke Jerman. Di Jerman sendiri, kehidupan mereka belum stabil, kondisi perekenomian mereka masih sangat sederhana. Meskipun pelan-pelan akhirnya mulai meningkat.

Sebagai putra bangsa yang sangat berbakti, atas permintaan Presiden Soeharto, Pak Habibie dan keluarga kembali ke Indonesia. Mencoba merintis cita-cita untuk mempersembahkan hadiah ulang tahun ke 50 untuk Indonesia yaitu sebuah pesawat terbang pertama hasil karya putra-putri Indonesia.

Selama Habibie bertugas, Ibu Ainun selalu setia mendampingi. Dengan senyum dan matanya yang meneduhkan, senantiasa membuat Pak Habibie semangat dalam bertugas.

Mungkin gak banyak yang diceritakan di sini, bagaimana pasang-surut dalam kehidupan rumah tangga mereka. Memang sih, di awal diceritain gimana waktu mereka baru menikah, tapi setelah itu, selebihnya lebih banyak bercerita tentang kiprah BJ Habibie hingga akhirnya beliau menjadi Menristek, kemudian Wapres sampai akhirnya jadi Presiden. Terasa begitu ‘pribadi’ karena Pak Habibie juga bercerita apa yang beliau rasakan. Bahkan ketegasan beliau ketika berhadapan dengan Presiden Soeharto sekali pun.

Di beberapa bab terakhir, baru kembali diceritakan bagaimana ketika Ibu Ainun mulai sakit dan harus dirawat di Jerman karena kondisi cuaca khatulistiwa tidak cocok untuk kesehatan beliau. Dan, BJ Habibie terus mendampingi ibu Ainun hingga tempat peristirahatan terakhir - sebagaiman ibu Ainun mendampingi BJ Habibie dalam tugasnya.

Bagian-bagian akhir memang bagian yang paling menyentuh, di mana justru rasa cinta di antara mereka lebih terlihat dan begitu mendalam. Alur penuturan yang lamban (dan mungkin kalo dipikir-pikir, gak ada hubungannya sama ‘kisah cinta’ mereka berdua), tapi toh, tetap saja, buku ini memberi inspirasi.

Membaca buku ini, rasanya gak ada tuh yang namanya ‘gonjang-ganjing’ dalam pernikahan. Yang ada justru sebuah rumah tangga yang seimbang, saling menghormati dan sama-sama menikmati peran mereka masing-masing dalam rumah tangga. Betapa Pak Habibie yang dalam kesibukannya selalu diingatkan oleh istrinya, dan betapa Pak Habibie begitu menghargai dan mencintai Ibu Ainun.

Ahhh.. such a beautiful love story…

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Tanah Baru Petualangan Fantasi - ulasan


Judul Buku: The Tombs of Atuan
Penulis: Ursula K. Le Guin
Penerjemah: Harisa Permatasari
Penerbit: Media Klasik Fantasi
Cetakan: Pertama, Desember 2010
Tebal: 268 Halaman

Harry Potter bisa jadi merupakan novel terlaris sepanjang masa. Cerita  karya penulis Inggris J.K. Rawling ini mengisahkan keberadaan dua dunia secara pararel, dunia manusia (muggle) dan dunia sihir. Dengan menempatkan sosok Harry Potter sebagai tokoh utama, seorang anak yang berhasil lolos dari ancaman kematian yang ditebarkan oleh penyihir keji paling ditakuti di dunia sihir sekaligus pembunuh kedua orang-tuanya, Voldemort.

Peristiwa ini membuat Harry menderita sekaligus istimewa di dunia sihir. Harry kecil kemudian diasuh oleh pamannya di dunia manusia selama bertahun-tahun. Setelah dirasa cukup usia, ia tinggal di asrama sekolah sihir bersama teman-teman seusianya. Pengalaman Harry bersekolah inilah yang menjadi sentra dari novel tersebut. Karena disana ia memperoleh kekuatan dan kemampuan bertarungnya menggunakan ilmu sihir. Selain itu, disana pula Harry harus bertarung menghadapi musuh-musuhnya, terutama Voldemort yang terbangun dari tidur panjangnya. 

Sedikit yang mengetahui, bahwa jauh sebelum Harry Potter lahir, kisah mengenai seorang anak yang memiliki bakat luar biasa dalam ilmu sihir telah hadir lebih dulu. Bukan kebetulan pula jika tokoh utamanya memiliki tanda luka parut di wajah dan pernah mengenyam pendidikan di sekolah sihir, tempat ia menempa kemampuannya secara matang dari para master terkemuka. Buku yang dimaksud adalah The Earthsea Cycle. Sebuah buku yang sedikit banyak telah mempengaruhi dunia Harry Potter rekaan J.K. Rawling. 
Bercerita tentang sosok penyihir muda bernama Ged atau biasa dikenal sebagai Sparrowhawk di dunia Earthsea, murid satu-satunya dari penyihir besar Ogion yang kekuatannya mampu menghentikan gempa bumi. Dalam petualangannya kali ini, setelah ia keluar dari sekolah sihir Roke di kota Thwil di bawah bimbingan langsung seorang Archmage teman Ogion, Ged mendatangi situs pemakaman Atuan untuk mendapatkan cincin Erreth Akbe, sebuah cincin yang dipercaya akan membawa kedamaian ke kota Avnor. 

Makam Atuan terdapat jauh di kedalaman perut bumi dan memasukinya hanya dapat ditempuh melalui lorong-lorong rahasia dan gelap. Berupa sembilan batu yang sudah ada sejak Earthsea diciptakan. Batu-batu itu ditanam di tengah kegelapan saat daratan diangkat dari kedalaman samudera. keberadaanya lebih tua dari Dewa Kargad dan Dewa Kembar, para penguasa Atuan, bahkan lebih tua dari cahaya itu sendiri. Batu-batu itu merupakan nisan bagi mereka yang memerintah sebelum dunia manusia diciptakan. Tidak mengherankan jika kekuatan sihir manusia, tidak dapat bertahan lama disini sebagaimana yang dialami oleh Ged. Disinilah tempat kegelapan bertahta abadi.

Kondisinya semakin buruk mengingat ia diburu oleh para pendeta makam, yang telah mengendus kehadirannya di situs terlarang ini. Ia kemudian ditemukan oleh Arha alias Tenar, seorang pendeta wanita yang diproyeksikan menjadi pimpinan kuil. Tenar juga diyakini sebagai reinkarnasi dari para pendeta agung sebelumnya, hingga tak mengherankan semenjak kecil ia mendapat perlakukan istimewa dari tutornya di makam Atuan. 

Namun rupanya keraguan mulai menyelinap di hati dan benak Tenar akan keyakinannya selama ini. Bukan hanya disebabkan perilaku hipokrit para pendeta wanita yang ia lihat, namun lebih dikarenakan pada dasarnya jiwa Tenar yang bersih ibarat sebuah lentera yang terbungkus rapat dan tertutup, tersembunyi di dalam tempat gelap. Cahayanya bersinar dan tak dapat dipadamkan oleh kejahatan yang ditularkan dari tempat gelap dan sesat tersebut. Kondisi ini membawa Tenar pada dua pilihan sulit, menghabisi Ged dengan kemungkinan ia dapat merenda mimpinya menjadi seorang pemimpin pendeta atau justru menyelamatkannya dari kekejian makam Atuan yang berarti ia harus menjadi buronan dari para pendeta makam sekaligus memupus masa depannya sebagai penguasa situs.    

Kisah fantasi karya Ursula Le Guin ini bukan hanya mampu menginspirasi Rawling dengan dunia Harry Potter-nya, namun dengan alat tenun fiksi fantasi, Le Guin mampu merajut bagian yang terlupakan oleh J.R.R. Tolkien dalam Lord of The Ring, mengepul dengan naga-naga dan ramai dengan sihir. Bahkan keberadaan Earthsea mampu menggantikan Middle Earth sebagai tanah baru bagi persemaian petualangan fantasi yang diperkaya dengan lautan dan gugusan pulau.

Sayangnya tidak seperti buku pertamanya, buku ini terlalu banyak mengupas sisi kehidupan sosok Tenar berikut keberadaan makam Atuan. Tercatat tidak kurang dari separuh bagian buku ini dihabiskan untuk membahasnya, padahal keseluruhan buku pada dasarnya merupakan sebuah cerita yang diperuntukkan bagi “dunia” Ged. Hal ini membuat pembaca pemula akan menemui kesulitan untuk membedakan antara plot dan sub-plot dalam buku ini, kecuali membaca seri pertama A Wizard of Earthsea terlebih dahulu. Namun hal tersebut tidak mereduksi keelokan dunia sihir yang hendak ditawarkan. Terlebih hal tersebut dapat diatasi dengan membaca sinopsis terlebih dahulu yang terdapat di bagian akhir buku.

Buku kedua dari The Earthsea Cycle ini akan membawa pembaca menyeberangi alam fantasi yang jika diandaikan keberadaannya sebagai masa lalu dari dunia yang kita huni, sebuah dunia dimana mitos dan sistem kepercayaan terhadap hal-hal yang supra rasional masih eksis di masyarakat hingga akhirnya mengendap menjadi sebuah legenda. Disinilah keterampilan penulisnya dalam meramu legenda-legenda tersebut yang dipadukan dengan imajinasinya yang kaya sehingga mampu menciptakan suatu karya cerita yang enak dibaca.

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Mohamad Hatta di Balik Kemerdekaan - ulasan



Judul : Untuk Negeriku (Autobiografi Mohammad Hatta)

Penulis : Mohammad Hatta

Penerbit : Penerbit Buku kompas

Terbit : I, Januari 2011

Harga : Rp.125.000.


Pemikiran ekonomi maupun politik Mohammad Hatta telah ikut menentukan perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Jika itu semua berasal dari sebuah situasi mental dan kultural tertentu, maka buku inilah yang dapat menggambarkan bagaimana pemikiran itu terbentuk.

Dari buku yang merupakan autobiografi Mohammad Hatta ini, pembaca dapat melihat bahwa karakter Hatta ternyata tidak lepas dari latar belakang budaya, keluarga, pendidikan, dan pengalaman politiknya.

Latar pendidikan Hatta yang bercorak Barat, latar belakang budaya yang Islami dan menghargai pendidikan, telah membantu Hatta yang selalu ingin kritis terhadap apa yang dilihatnya. Jika memang hal itu memerlukan perbaaikan, maka itulah yang harus dilakukan tanpa kompromi.

Untuk Negeriku dibagi menjadi tiga buah judul buku yakni Buktitinggi-Rotterdam Lewat Betawi, Berjuang dan Dibuang, serta Menuju Gerbang Kemerdekaan. Masing-masing buku menandai perioode dalam kehidupan Hatta.

Buktitinggi-Rotteredam Lewat Betawi (buku 1) mengisahkan masa kecil Hatta di Padang. Dalam buku ini Hatta juga menceritakan pengalamannya ketika melanjutkan pendidikannya di Batavia, serta bagaimana ia mulai memasuki dunia pergerakan mahasiswa di Belanda.

Buku kedua, Berjuang dan Dibuang (buku 2), berisi kisah Hatta ketika ia sudah kembali ke Indonesia. Di sinilah Hatta menghadapi berbagai rintangan dalam perjuangan menuju kemerdekaan. Pada periode waktu inilah ia bertemu dengan Soekarno.

Sedangkan dalam buku Menuju Gerbang Kemerdekaan (buku 3), Hatta mengisahkan berbagai peristiwa yang mewarnai saat-saat menjelang kemerdekaan Republik Indonesia. Di sini pembaca dapat melihat bagaimana para pendiri bangsa berada dalam situasi yang tidak mudah membuat pernyataan kemerdekaan. Perbedaan pendapat antara Syahrir, Hatta dan Soekarno adalah penyebabnya.

Sebagai sebuah autobiografi seseorang yang ikut membidani kelahiran sebuah bangsa yang merdeka, buku ini menjadi sebuah sumber sejarah yang sangat penting. Sejumlah peristiwa yang sebelumnya menjadi kontroversi, akan memperoleh perspektif lain.

Sebut saja peritiwa penculikan Soekarno yang dilakukan sekelompok pemuda. Apakah benar hal itu dipicu oleh keengganan Soekarno dan Hatta untuk menunda-nunda kemerdekaan? Jawabanya, Soekarno dan Hatta justru memiliki alasan yang rasional. Mereka ingin proklamasi kemerdekaan dilakukan oleh panitia yang sudah dibentuk yakni Panitia Persiapan Kemerdekaan Indoenesia.

Kala itu Soekarno merasa tidak memiliki hak untuk mengatasnamakan rakyat Indonesia. Tindakan yang ia lakukan harus dengan persetujuan panitia yang diketuainya sendiri. Inilah yang menyulut kenekatan para pemuda membawa Soekarno dan Hatta ke Regasdengklok.

Dari buku ini kita dapat melihat bagaimana Hatta dan orang-orang yang terlibat dalam usaha kemerdekaan Indonesia, adalah orang-orang yang berjuang tanpa pamrih. Apa yang mereka lakukan adalah untuk mengakhiri penindasan yang dilakukan oleh kaum imperialis. Tidak sedikit pun terbesit keinginan untuk menduduki jabatan tertentu. Inilah yang harus dijadikan contoh oleh para calon pemimpin bangsa sekarang ini.****



lintasberita

Lanjut Baca

Buku Ice Shock: The Joshua Files #2 - ulasan

Siapa bilang sekuel sebuah buku itu biasanya tak lebih bagus dari buku pertamanya? (Mungkin aku yang sering bilang begitu, karena memang dari beberapa pengalaman buku yang dibuat sequel, aku mendapati buku kedua dst. biasanya tak sebagus buku pertama. *Harry Potter bisa dikecualikan dari list ini!). Nyatanya, aku tak mendapati kenyataan itu di buku The Joshua Files karya M.G. Harris. Buku keduanya, Ice Shock malah lebih 'manusiawi' menurutku, karena lebih banyak sisi emosionalnya dibanding buku pertama.

Masih ingatkah anda pada petualangan Josh, putra seorang arkeolog yang memiliki keturunan bangsa Maya di Ek Naab? Setelah berhasil menemukan Codex Ix di kisah bagian pertama: Kota Yang Hilang, kali ini kisah dibuka saat Benicio (sepupu Josh di Ek Naab) menjemput Josh di rumahnya, Oxford untuk menyampaikan sebuah berita: musuh bebuyutan Josh, Simon Madison si Nissan Biru (yang telah membunuh Camilla, kakak tiri Josh pada buku pertama) telah kembali! Ia dilaporkan mencuri sebuah artefak Mesopotamia kuno, dan Montoyo (pimpinan Dewan di Ek Naab) meminta Josh untuk berhati-hati. Maka ketenangan hidup Josh akan sekali lagi diganggu oleh hasrat Madison, dan siapapun yang mengirimnya, untuk mencuri teknologi yang dimiliki suku Maya.

Lalu terjadilah sesuatu yang aneh. Salah seorang sahabat ayah Josh, seorang musisi bernama Rodrigo bercerita bahwa ia pernah bertemu ayah Josh di kota kecil di Inggris: Saffron Walden. Bukan tempatnya yang menjadi masalah, namun waktunya. Waktu pertemuan itu adalah tgl. 16 Juni, hari kematian ayah Josh di Meksiko! Bagaimana mungkin? Fakta itu berhasil membuat keinginan Josh untuk mengetahui rahasia kematian ayahnya --yang masih terus menghantuinya selama ini-- makin besar. Ia membulatkan tekad untuk pergi menyelidiki dengan mengajak Tyler, sobatnya yang saat petualangan pertamanya ke Meksiko juga sempat terlibat bersama teman cewek mereka: Ollie.

Anehnya, si Nissan Biru Simon Madison selalu mampu mencium setiap rencana Josh, termasuk kunjungannya ke rumah seorang bekas arkeolog di Saffron Walden, tempat yang mungkin telah disinggahi ayah Josh tgl 16 Juni itu. Di sana Josh nyaris tertangkap oleh Madison, meski akhirnya mampu lolos sambil membawa beberapa dokumen penting yang diminati Madison di sana. Namun kejadian itu disusul oleh kejadian lainnya, membuat Josh sadar bahaya yang tengah mengintainya. Ia bahkan merasa curiga bahwa satu dari kedua sahabatnya (atau bahkan keduanya) bukan benar-benar sahabatnya, dan justru menjadi mata-mata bagi pihak musuh. Di pihak lain, ia menerima secara beruntun kartu pos-kartu pos dari Veracruz, Meksiko yang hanya berisi beberapa patah kata. Ia sadar bahwa ada seseorang di sana yang tengah berusaha mengirimkan pesan kepadanya. Namun apakah maksudnya?

Akhirnya Josh bertekad untuk berusaha menjauhkan ibunya dari bahaya dengan membujuknya mengikuti sebuah retret di tempat yang jauh dari Oxford. Setelah itu ia mencoba (dan berhasil) memecahkan sandi yang terdapat dalam dokumen yang dicurinya dari Saffron Walden. Namun sebelum ia sempat kembali ke Ek Naab untuk melaporkannya, dokumen itu ternyata dicuri oleh...siapa lagi kalau bukan Madison. Sampai disini dimulailah kembali petualangan Josh yang jauh lebih berbahaya dibanding petualangan pertamanya dulu. Kini ia telah menyadari bahwa salah satu sahabatnya ternyata adalah musuhnya, dan mereka semua tidak main-main lagi. Tapi apa sih sebenarnya yang diperebutkan? Teknlogi rahasia macam apa yang bisa menyelamatkan umat manusia dari kehancuran peradaban akibat gelombang super-elektromagnetik yang akan melanda bumi di tahun 2012? Kalau Ek Naab selama ini berusaha memecahkan rahasia teknologi itu demi menyelamatkan umat manusia, lalu apakah tujuan dari musuh mereka?

Dalam misi menemukan kebenaran tentang ayahnya, Josh akan menemukan banyak kejutan, juga mengalami banyak tantangan dan bahaya. Tak heran bahwa kali ini Josh memandang perlunya tetap memberi kabar kepada ibunya lewat blog yang ia buat khusus, dengan password yang hanya dapat dibaca ibunya (atau begitulah sangkanya). Cukup mengharukan juga membaca pesan Josh kepada ibunya, yang apabila Josh tak pernah kembali dari misinya dengan selamat, akan menjadi ucapan perpisahan pada sang ibu. Di titik ini kita bisa memandang Josh sebagai benar-benar remaja biasa, yang mencintai keluarganya, sebelum keberadaan ayahnya dan dirinya sebagai pewaris Bakab Ix memisahkan mereka semua. Isi blog kepada ibunya itu benar-benar menyentuh dan membuat kita melihat sisi manusiawi seorang remaja yang harus memikul beban tanggung jawab berat.

Di bagian kedua ini pula, Josh akan kembali dipertemukan cewek Ek Naab yang seharusnya dijodohkan dengannya oleh suku Maya: Ixchel. Pertemanan dan petualangan mereka berdua juga memberi nuansa keceriaan remaja di sela-sela misi berbahaya yang harus mereka hadapi. Pada akhir kisah ini, di antara dinginnya salju di ketinggian puncak gunung Orizaba teka-teki sebenarnya tentang kematian ayah Josh akhirnya terungkap, dan sekali lagi anda akan disuguhi pengalaman emosional yang akan dirasakan Josh, yang akan memberinya kedewasaan baru, jika saja tanggung jawab beratnya selama ini masih belum membuatnya makin dewasa...

Tulisan M.G, Harris ini patut diacungi jempol. Ia mampu menyuguhkan kisah petualangan-fantasi, namun tetap terasa nyata. Ditambah dengan proses penerjemahan yang sangat mulus oleh penerbit Gramedia, yang mampu mempertahankan kesan 'remaja' dalam kalimat-kalimat yang singkat, juga berhasil menyuguhkannya tanpa kesalahan ejaan satupun! Hanya saja yang membuatku agak heran adalah kualitas cover buku ini. Seingatku buku pertamanya (bukuku sudah berpindah tangan) berbahan cover lebih tebal. Cover buku kedua ini agak lembek, sehingga agak menyebabkan kesulitan untuk membawanya dalam keadaaan terbuka saat dibaca, karena kalau kita tak hati-hati, cover sebelah dalam (yang bergambar motif suku Maya) akan menjadi kusut.

Bagaimanapun juga, The Joshua Files #2 ini, Ice Shock akan cukup memberi kejutan-kejutan manis yang pasti sangat cocok untuk melepas ketegangan sebagai bacaan akhir pekanmu!

Judul: Ice Shock - The Joshua Files #2 (Kejutan Di Gunung Es)
Pengarang: M.G, Harris
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Desember 2010
Tebal: 367 hlm


lintasberita

Lanjut Baca

Super Buku Murah I Ipung#1

Judul : Ipung#1
Penulis : Prie GS
Penerbit : Republika
Harga resmi : 45.000
Harga di Buku Murah : 25.000


Sinopsis : Ipung yang berasal dari sebuah desa terpencil di kota Solo bernama Kepatihan. Dengan kecerdasan otaknya, anak 'wong ndeso' ini mampu mendapat kursi pada sekolah ternama di kota Semarang, yaitu SMA Budi Luhur. Dan di sinilah perjuangan dan seluk beluk kehidupan Ipung sebagai anak desa kumal dan miskin di mulai.
Berlatar belakang keluarga yang sederhana menjurus miskin, Ipung nyatanya mampul merebut perhatian seluruh murid-murid di sekolah elite-nya itu. Bahkan, Pak Bakrie, guru tergalak di sekolah pun berhasil ditaklukkannya. Sosok Ipung yang polos, misterius, bertubuh kerempeng namun tak pernah gentar terhadap apapun, membuat anak kucel itu menjadi kasak-kusuk di seantero sekolah. Belum lagi kisah cintanya dengan Paulin, gadis kaya raya tercantik di sekolah, yang menaruh hati padanya, membuat beberapa teman-temannya yang juga sama-sama mengidolakan Paulin, menjadi sangat iri. Hingga bertambahlah alasan mereka untuk 'mengerjai' Ipung. Namun tak di duga, Ipung si anak kumal dan miskin, sama sekali tak gentar, bahkan Ipung behasil membuat beberapa dari mereka mendecak kagum dengan keberanian dan keteguhan hatinya.
Dalam buku ini, kita tidak hanya disuguhi cerita anak remaja yang mengalir segar, dan kisah percintaan yang kadangkala membuat pembacanya gemas. Namun buku ini sarat berisikan tentang nilai-nilai kepercayaan diri seorang anak yang 'lain sendiri' di tengah lingkungannya yang serba 'wah'. Di tengah tekanan-tekanan dari anak-anak kaya yang justru berbalik menjadi iri dan minder padanya. Mengapa sosok Ipung dengan emblem miskinnya itu justru sangat meroket? Dan sekejap saja sudah menjadi idola di seantero sekolah.
"Soedirman itu jenderal. Soeharto juga jenderal. Keduanya dari desa. Soekarno itu presiden, Susilo Bambang Yudhoyono juga presiden. Keduanya juga dari desa. Mereka semua, asalnya dari desa. Kesimpulannya, semua orang hebat adalah wong ndeso. Karena itu, kamu jangan minder meskipun kamu wong ndeso!"
Itulah kata-kata Pamannya, Lik Wur, yang senantiasa memotivasinya.

Dari awal, Prie GS, sudah mendeskripsikan sang tokoh denagn sangat baik. Tak pernah dibilangnya bahwa Ipung itu sebenarnya anak yang tampan, atau semacamnya. Namun, tak bisa dipungkiri, membaca cerita Ipung ini, kita akan membayangkan betapa sang tokoh mempunyai hati yang bersih, percaya diri yang kuat, dan keberanian yang tiada banding. Ipung memang tampan dalam arti sebenarnya.


lintasberita

Lanjut Baca

Buku Menguak Misteri Rumah Tuhan - ulasan


Judul Buku: Misteri Ka’bah
Penulis: Fathi Fawzi Abd al-Mu’thi
Penerjemah: R. Cecep Lukman Yasin
Penerbit: Zaman
Cetakan: Pertama, 2010
Tebal: 245 halaman
Lebih dari satu milyar manusia di planet Bumi, lima kali dalam setiap harinya menghadap ke Ka’bah. Ya, Ka’bah merupakan tempat berkiblatnya umat Islam seluruh penjuru dunia, tanpa dibatasi oleh sekat-sekat suku, ras, maupun negara.
Ritual ini disebut shalat. Selain menghadap ke satu tempat yang sama yaitu Ka’bah, dalam melakukan shalat kaum muslim juga menggunakan bahasa Arab. Selain shalat, Ka’bah juga dibanjiri jutaan orang untuk berziarah dan menunaikan ibadah haji ke tanah suci setiap tahunnya. Di dalamnya terdapat tawaf, prosesi memutari Ka’bah sebagai syarat sahnya.
Bagaikan matahari yang dikitari planet-planet, setiap saat Ka’bah tak henti di-tawafi para peziarah. Lalu apakah makna Ka’bah sehingga dijadikan oleh Tuhan sebagai tempat menghadapnya umat manusia sebagai bentuk kepasrahan kepada-Nya? Bagaimanakah sejarah berdirinya Ka’bah dan kenapa disebut sebagai Baitullah atau Rumah Tuhan?
Hal inilah yang hendak dipaparkan buku setebal dua ratus empat puluh lima halaman ini. Penulisnya selain mencoba mengisahkan kembali sejarah Ka’bah yang masyhur, juga berusaha mendeskripsikan hal-hal yang selama ini dianggap belum diketahui umum.
Ditulis dengan gaya bahasa yang mengalir lancar, membuat siapapun yang membacanya akan dengan mudah dapat memahami yang disampaikan oleh penulis buku ini. Selain itu, gaya penulisannya yang menggunakan cara bertutur membuat kita tidak merasa lelah dan bosan menyusuri halaman demi halaman di dalamnya.
Diawali dengan kisah perjalan Ibrahim, Hajar, istrinya dan putra mereka yang baru lahir bernama Ismail. Ketiganya melakukan muhibah dari Kanaan menuju sebuah lembah yang sebelah timurnya berbatasan dengan Laut Merah serta dataran Tihamah dan Nejed, atas perintah Allah.
Malang bagi Hajar, setibanya di tanah ini, Ibrahim kemudian meninggalkannya berdua dengan Ismail yang mungil. Hanya keyakinan atas kasih sayang Tuhan-lah yang membuat ia tegar dan tabah menjalani semuanya. Keyakinan yang sama pula yang memberinya energi untuk berlari antara bukit Shafa dan Marwa tujuh kali mencari makanan bagi Ismail yang mulai menangis dan menghentakkan kakinya ke tanah karena kelaparan. Kelak, perjuangannya ini kemudian diabadikan Tuhan melalui perintah-Nya kepada umat Islam yang melakukan ibadah haji. 
Siapa sangka, hentakan kaki Ismail melahirkan mu’jizat yang dapat dilihat dan dinikmati orang ribuan tahun kemudian. Bahkan, air Zamzam, demikian mu’jizat berupa air itu kemudian disebut, merupakan air yang diyakini kandungannya memiliki daya penyembuh.
Keberadaan air di lembah yang tandus, rupanya menarik banyak kafilah untuk singgah melepas dahaga dan lelah. Lambat laun, Makkah, kemudian berubah menjadi perkampungan yang ramai, tempat singgah beragam musafir. Ibrahim sendiri, beberapa kali menyempatkan datang menyambangi istri dan anak tercintanya.
Hingga akhirnya, datanglah perintah Tuhan kepada Ibrahim untuk membangun kembali rumah-Nya dari pondasi yang tersisa yang dahulu kala di bangun nabi Adam. Ibrahim dibantu Ismail kemudian mengumpulkan batu dari bukit Hira, Qubays dan tempat-tempat lainnya sebagai bahan material Ka’bah. Sedangkan Hajar Aswad (batu hitam) diperoleh Ibrahim dari malaikat Jibril yang sebelumnya tersimpan di Bukit Qubays saat banjir besar zaman Nabi Nuh.
Pasca wafatnya Ibrahim, Ismail dan anak-anaknya memiliki posisi sebagai penjaga Ka’bah. Seiring bergulirnya waktu, Makkah pun semakin berkembang pesat dan penduduknya semakin banyak. Keberadaan air Zamzam menjadikan Makkah sebagai oase yang makmur. Hal inilah yang membuatnya menjadi primadona bagi suku-suku yang ada disekitarnya.
Pertumpahan darah pun tak terhindarkan. Namun, nama Amr bin Luhayy dari suku Khuzaah menempati posisi teratas dalam sejarah kelam Ka’bah. Dialah orang yang pertama kali membawa berhala Hubal dan menempatkannya di dalam Ka’bah. Tidak berhenti sampai disitu, ia kemudian menyuruh kaumnya untuk mengelilingi patung tersebut dan memberinya persembahan.
Dari sinilah penyimpangan secara besar-besaran terhadap spirit tauhid agama Ibrahim mulai terjadi. Penyimpangan ini berlangsung selama berabad-abad hingga munculnya keturunan Ismail yang memiliki misi dari Tuhan untuk meluruskan kembali ajaran Ibrahim tersebut, bernama Muhammad saw.
Memang dalam lintasan sejarahnya, darah manusia seakan tak henti tertumpah di sekitar Ka’bah. Kesesatan dan penyimpangan bahkan pernah merajai dan disemayamkan di dalamnya. Namun sebagai rumah Allah, sesering itu pula Ka’bah dibersihkan dan dilindungi secara ajaib oleh si Pemiliknya. Buku ini merupakan catatan penting ihwal bagaimana sejarah dan campur tangan Tuhan berlaku atas Ka’bah.

lintasberita

Lanjut Baca

Jual Buku Murah I Sholat ngebut bisa benjut

Judul : Shalat ngebut bisa benjut
Penulis : Burhan Shodiq
Penerbit : Gazzamedia
Harga resmi : 20.000
Harga di Buku Murah : 18.000


Sinopsis : Buku setebal 122 halaman terbitan GazzaMedia karya Burhan Sodiq ini cukup tipis sehingga tidak terkesan “angker” pada pandangan pertama. Terdiri dari 4 bab Pemaparannya ditulis dengan gaya anak muda banget, serta contoh yang mengena pada kebiasaan sehari-hari. Taklupa pula referensi yang “handal” dan “terpercaya” juga tercantum di dalamnya yakni dari Alqur’an dan Hadist, sehingga makin mantap isinya.

Pada awal bab diawali dengan pertanyaan-pertanyaan, “apasih sholat ngebut itu?”, “apa alasan seseorang sampai memalukannya?” “apasih sebenarnya makna sholat?”, dan beberapa pertanyaan lain, yang mungkin pertanyaan itu cukup “menyinggung” pembaca, dan tidak saya pungkiri itu termasuk saya sendiri. Dan jangan malu, tapi malulah jika
sudah tau hal tersebut masih tetap melakukan kesalahan yang sama.

Pada bab kedua sedikit digambarkan beberapa jenis atau cara orang sholat bagus, ngebut, ato bahkan enggak sama sekali, nah temasuk mana kah kita. Pada bab 2 juga membahas beberapa permasalahan yang sering di alami ketika hendak atau sedang sholat, diantaranya rasa gelisa yang muncul ketika mendengar adzan berkumandang pengen kentut, gatel, ngatuk, dll.

Sedangkan untuk pada bab ketiga sedikit dipaparkan beberapa penjelasan agar dapat mendirikan sholat yang berkualitas. Nah setelah mengetahui beberapa permasalahn dan sedikit gambaran bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut. Maka pada bab pamungkas alias bab 4, isinya simple saja pesan dari penulis namun cukup membangun, “Belum Terlambat Untuk Berubah”. Dapatkan bukunya di Buku Murah.


lintasberita

Lanjut Baca

Buku Grotesque - ulasan


This is a very dark novel written by Natsuo Kirino (Out, Real World). You feel gloom spread on every page. A story about 2 sisters. They have a Japanese mother and a Swiss father. The youngest sister, Yuriko, is very beautiful while her unname elder sister is so ordinary. As usual people always compare sisters. Yuriko was embraced by many people. Her elder sister has nothing. This situation leads to a hatred. Deep hatred. To prove that the elder sister can do something, she studies hard and finally accepted in one of prestigious school in Japan, Q School. But things are still not her side. This school is not like she dreams of. She experiences horrible things there especially when her sister, Yuriko, finally got accepted in that school, too.

There is also a girl named Kazue. She is actually a brainy girl. She also goes to Q school and becomes Yuriko's elder sister classmate. The three of them got terrible moments there that at last put them all in a bad destiny.

After graduating from Q school, Yuriko's elder sister gets a job in a small company. At the same time Kazue is accepted in a big company and gets good position. But Kazue still feels not satisfied with her life. Therefore she at last does two totally different things in her life by becoming a 9-to-5 worker at her office and transforming herself as a prostitute at night. While Yuriko has never finished her school since she was dropped out from Q school. She becomes a prostitute since then. As they already expected finally they meet their tragic ending. They both are found dead by a brutal murder.

I feel sorry for all characters appear in this novel. They are all looking for love. Unfortunately they can't meet it. They have no one to support them, neither family nor environment. There is no one to talk to. No one listens. They are all victims. How poor they are.

This novel is told in a very detail way. It moves a bit slow. But I salute the author's great research about the night life of the prostitute. From her vivid description we might catch how the prostitutes thinks about their profession, how risky their jobs are, their worries and their fear. One thing that I learn from this novel is your surrounding is your everything. If you are raised by love and affection and surrounded by comfortable environment, you will end up as a caring and lovely person. A good lesson for parents.

Already translated in bahasa by PT Gramedia Pustaka Utama on October 2010. A quite thick novel, 628 pages, but worth to read.

lintasberita

Lanjut Baca

Grosir Buku Murah I Edensor

Judul : Edensor
Penulis : Andrea Hirata
Harga resmi : 55.000
Harga di Buku Murah : 35.000


Sinopsis : Jika hidup ini seumpama rel kereta api dalam eksperimen relativitas Einstein, maka pengalaman demi pengalaman yang menggempur kita dari waktu ke waktu adalah cahaya yang melesat-lesat di dalam gerbong di atas rel itu. Relativitasnya berupa seberapa banyak kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman yang melesat-lesat itu. Analogi eksperimen itu tak lain, karena kecepatan cahaya bersifat sama dan absolut, dan waktu relatif tergantung kecepatan gerbong -ini pendapat Einstein- maka pengalaman yang sama dapat menimpa siapa saja, namun sejauh mana, dan secepat apa pengalaman yang sama tadi memberi pelajaran pada seseorang, hasilnya akan berbeda, relatif satu sama lain.”

Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan.”

Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!”

Demikian, petikan dari novel terbaru Andrea Hirata yang berjudul Edensor, buku ketiga dari rangkaian empat novel yang dinamakan Tetralogi Laskar Pelangi (Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov). Dapatkan bukunya di Grosir Buku Murah.
lintasberita

Lanjut Baca

Toko Buku Murah I Maryamah Kaprov

Judul : Maryamah Karpov
Penulis : Andrea Hirata

Harga resmi : 55.000

Harga di Buku Murah : 35.000


Sinopsis : Novel lanjutan dari tetralogi laskar pelangi, novel ini merupakan novel terakhir setelah laskar pelangi dan sang pemimpi. Keberanian dan keteguhan hati telah membawa Ikal pada banyak tempat dan peristiwa. Dengan sepenuh hati, Ikal rela berlayar mengunjungi pulau "Batuan" atau lebih dikenal sebagai pulau tempat para lanun berkumpul dan bersembunyi dari polisi. Ikal bersusah payah ke pulau itu hanya untuk bertemu A Ling, ia tidak peduli akan nyawanya. Keberaniannya ditantang ketika tanda-tanda keberadaan A Ling tampak. Dia tetap mencari, meski tanda-tanda itu masih samar. Dapatkah keduanya bertemu kembali? Novel ini menceritakan semua hal tentang Laskar Pelangi, A Ling, Arai, Lintang, dan beberapa tokoh dalam cerita sebelumnya. Tetap dengan sihir-sihir yang berupa kata-kata dalam bentuk tulisan, Anda akan dibawa Andrea pada kisah-kisah yang menakjubkan sekaligus mengharukan. Segera dapatkan bukunya di Toko Buku Murah.
lintasberita

Lanjut Baca

Diskon Buku Murah I Sang Pemimpi

Judul : Sang Pemimpi
Harga resmi : 50.000

Harga di Buku Murah : 35.000


Sinopsis : Buku ini merupakan lanjutan dari buku laskar pelangi. Dalam Sang Pemimpi, Andrea bercerita tentang kehidupan ketika masa-masa SMA. Tiga tokoh utamanya adalah Ikal, Arai dan Jimbron. Ikal- alter egonAndrea Hirata, sedangkan Arai adalah saudara jauh yang yatim piatu yang disebut simpai keramat karena anggota keluarga terakhir yang masih hidup dan akhirnya menjadi saudara angkat dan Jimbron adalah seorang yatim piatu yang terobsesi dengan kuda dan gagap bila sedang antusias terhadap sesuatu atau ketika gugup.

Ketiganya dalam kisah persahabatan yang terjalin dari kecil sampai mereka bersekolah di SMA Negeri Manggar, SMA pertama yang berdiri di Belitung bagian timur. Bersekolah di pagi hari dan bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan pada dini hari, dari ketagihan mereka menonton film panas di bioskop dan akhirnya ketahuan guru mengaji mereka , kisah cinta Arai dan Jimbron, perpisahan Jimbron dengan ikal dan Arai yang akan meneruskan kuliah di Jakarta yang akhirnya membuat mereka berdua terpisah tetapi tetap akan bertemu di Perancis. Hidup mandiri terpisah dari orang tua dengan latar belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas namun punya cita-cita besar , sebuah cita-cita yang bila dilihat dari latar belakang kehidupan mereka, hanyalah sebuah mimpi. Segera miliki buku ini, di Diskon Buku Murah.
lintasberita

Lanjut Baca

Pusat Buku Murah I Mutiara Amaly

Majalah Mutiara Amaly
Harga : 3.000

Terbit setiap awal bulan


Sinopsis : Majalah ini walaupun kecil, namun materi pemabahasannya begitu menyentuh dan memikat hati bagi setiap orang yang membacanya, sehingga wajar saja bagi mereka yang pertama kali mendapatkan dan membaca majalah ini, menyampaikan kekagumannya pada isi majalah ini. Majalah mungil ini, insyaAllah akan menambah wawasan keislaman kita serta meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT. Segera berlangganan majalah mungil ini di Buku Murah.
lintasberita

Lanjut Baca

Buku The Memory Keeper's Daughter - ulasan

The Memory Keeper's Daughter
Kim Edwards @ 2005
Penguin Books
513 pages

Di malam yang bersalju, ketika orang lain sedang menghangatkan diri di rumah, David Henry harus membawa istrinya ke rumah sakit karena waktu persalinan datang lebih cepat. Dokter yang membantu persalinan terjebak badai salju, sehingga David, yang seorang dokter bedah tulang, yang akhirnya menangani persalinan Norah.

Di awal persalinan berjalan dengan lancar, lahirlah seorang bayi laki-laki yang diberi nama Paul. Tapi, selang beberapa detik, Norah mengalami kontraksi lagi. Dalam keadaan yang sudah lemah, akhirnya Norah dibius, setelah melahirkan bayi perempuan. Ternyata, Norah selama ini mengandung anak kembar. Maklum, masih tahun 1960an, jadi mungkin belum ada tuh teknologi USG. Berbeda dengan saudara kembarnya, Paul, bayi perempuan yang diberi nama Phoebe ini langsung terlihat ‘berbeda’. Phoebe ternyata memiliki Down Syndrome. Seketika itu juga, David langsung memutuskan untuk memberikan Phoebe ke Caroline Gill, perawat yang membantu persalinan Norah, dan meminta Caroline untuk membawa Phoebe ke sebuah tempat perawatan. Sementara, kemudian, David memberi tahu Norah, bahwa ia melahirkan bayi kembar, tapi sayangnya, bayi itu meninggal ketika dilahirkan.

Yang tidak diketahui David sesudahnya, adalah Caroline memutuskan untuk merawat dan membesarkan Phoebe, segera setelah ia melihat betapa tidak layaknya tempat perawatan itu. Caroline pindah ke kota lain, menjalani hidup bersama Phoebe. Berjuang agar Phoebe diberi kesempatan layaknya anak-anak normal lainnya.

Sementara itu, kehidupan keluarga David Henry sendiri berubah. Masing-masing anggota keluarga seolah hidup dalam dunia lain. David tenggelam dalam rasa bersalahnya, dan Norah hidup dalam kesedihan atas kematian anak perempuannya. Dan Paul akhirnya mendapati ibunya berselingkuh dan ayahnya semakin menjauh dari diri mereka, terkadang sedikit memaksakan masa depan Paul. Dari luar, mereka tampak seperti keluarga bahagia.

Keputusan David untuk menjauhkan Phoebe didasari atas pengalaman pribadinya, saat ia memiliki seorang kakak yang memiliki kelainan jantung dan akhirnya meninggal dalam usia muda. Ibunya tidak pernah lepas dari masa berkabung yang berkepanjangan.

Buku ini gue beli tahun 2007 (!) dan baru akhirnya tuntas gue baca sekarang. Ada bagusnya juga jarang beli buku, ‘memaksa’ gue untuk membongkar lemari buku dan mencari buku yang belum gue baca.

Ok, kembali ke bukunya sendiri. Membaca buku ini, serasa menonton sebuah film drama keluarga. Cerita yang terpapar secara kontinyu, sejak Paul dan Phoebe masih bayi sampai akhirnya mereka dewasa dan tentang kegelisahan yang berbeda yang dirasakan David, Norah dan Caroline melihat anak-anak mereka tumbuh dewasa. Belum lagi tentang pergulatan batin mereka melawan rasa bersalah dalam diri mereka sendiri. Banyak rahasia yang disimpan, yang ingin diungkapkan, tapi takut bakal menyakiti yang lain. Harus sedikit bersabar membaca buku ini kalau memang gak terlalu suka yang berbau-bau drama.
Ow, ternyata buku ini udah ada film-nya juga.

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Misteri Kematian Poe - ulasan

Edgar Allan Poe, bagi yang (mungkin) belum mengenalnya, adalah seorang sastrawan besar Amerika. Beliau meninggal di Baltimore pada tahun 1849, dan sebab kematiannya hingga saat ini masihlah merupakan misteri. Dari sekian banyak sumber, dapat diambil kesimpulan bahwa Poe meninggal di Rumah Sakit Baltimore, empat hari setelah ditemukan dalam keadaan mabuk dan mengenaskan di hotel/kedai minum Ryan tepat pada hari diadakan sebuah pemungutan suara. Setelah itu segera diadakan sebuah pemakaman sangat sederhana, bahkan tanpa sebuah nisanpun, dan hanya dihadiri 4 orang kerabat dan teman lama Poe. Pemakaman itu begitu dingin, hambar, dan berkesan seadanya saja. Dan justru kesan itulah yang melekat di sanubari Quentin Clark, seorang pengacara tampan dan cerdas yang tepat saat pemakaman itu sedang melintas di depan makam.

Quentin adalah salah seorang dari sedikit saja pengagum karya-karya Poe pada saat itu. Pemikiran Poe yang tajam dan kritis, yang mengungkapkan kejeniusannya, tampaknya tak disukai oleh kebanyakan orang, termasuk media cetak yang pada masa itu sangat besar pengaruhnya dalam mempengaruhi opini massa. Media-media itu berlomba-lomba mencela Poe, menyebutnya memiliki moral dan mental yang buruk serta suka bermabuk-mabukan. Quentin sendiri telah beberapa saat berkorespondensi dengan sastrawan pujaannya ini, dan mengetahui bahwa Poe sedang berencana menerbitkan semacam jurnal sastra bertajuk The Stylus, yang akan menampilkan karya-karya sastra 'tingkat tinggi'. Hal itu memancing kebencian para pengarang ‘biasa’ karena membuat karya mereka jadi tampak picisan. Dari surat-menyurat itu, Quentin juga menyadari kegalauan hati Poe karena penolakan dunia terhadapnya, ditambah kondisi keuangannya yang buruk sehingga ia harus mencari dana kesana kemari demi terbitnya The Stylus.

Dari hubungannya dengan Poe, Quentin yakin bahwa Poe tidaklah sejelek yang dibicarakan orang saat itu, dan ini membuatnya termotivasi untuk membersihkan nama baik Poe sebagai sastrawan besar dunia. Hasrat Quentin untuk bertindak sebagai pengacara Poe yang sudah mati ini begitu besar hingga terpaksa mengorbankan kedudukannya di biro hukum yang diwarisi dari ayahnya dan dijalankan bersama Peter, saudara tirinya, juga hubungannya dengan seorang gadis yang dicintainya, Hattie Blum.

Lalu datanglah sebuah artikel yang menyebutkan bahwa karakter detektif dalam tiga kisah detektif yang ditulis Poe diambil dari sosok nyata seseorang yang tinggal di Paris. Nama detektif itu adalah C. Auguste Dupin, seorang jenius dengan kemampuan rasiosinasi (penalaran dengan menggunakan logika dan imajinasi tinggi). Maka Quentin pun pergi ke Paris untuk mencari dan menyeleksi sosok model itu, dan akhirnya menjatuhkan pilihan pada seorang Auguste Duponte.

Auguste Duponte, dengan kemampuan penalarannya yang hebat, telah sering membantu kepolisian Prancis menemukan kebenaran dalam kasus-kasus yang tak terpecahkan. Hal ini membuatnya mendapat banyak musuh yang membencinya, orang-orang yang tak ingin perbuatannya diketahui. Quentin menemukan Duponte dalam keadaan depresi karena hal itu. Dan setelah beberapa bulan merayu Duponte, akhirnya Quentin berhasil membawanya ke Baltimore untuk tinggal bersamanya di rumahnya, Glen Eliza, dan bersama mencari kebenaran dalam misteri kematian Poe.

Di sisi lain, datanglah seorang pengacara bernama Claude Dupin, atau biasa dipanggil Baron Dupin, yang muncul di Baltimore dan mengklaim dirinya sebagai sosok Dupin yang asli. Maka terjadilah sebuah kompetisi antara Duponte bersama Quentin, melawan si Baron bersama Bonjour, seorang wanita pencuri yang jadi asistennya. Banyak hal mencengangkan terjadi selama penyelidikan itu, dan bahaya pun beberapa kali mengancam jiwa Quentin. Sementara itu, pertunangan Quentin dengan Hattie terancam batal karena bibi Hattie dan nenek Quentin marah besar karena menganggap Quentin menodai nama besar keluarga dengan mangkir dari biro hukumnya dan malah mengurusi penyair dengan reputasi jelek yang sudah meninggal. Namun Quentin, dengan semangat berkobar untuk memulihkan nama baik Poe dan keberaniannya tetap melanjutkan penyelidikan bersama Duponte.

Di tengah penyelidikan yang berjalan bak siput, karena banyak orang dekat Poe sendiri tidak mau bersikap terbuka, Quentin mulai terombang-ambing kepercayaannya terhadap August Duponte. Ia bahkan sempat yakin bahwa mungkin Baron Dupin adalah sosok asli darimana karakter Dupin diambil. Baron Dupin sendiri adalah sosok yang menarik. Ia adalah pengacara yang kharismatik, mampu menyihir audience dengan caranya memaparkan kebenaran saat sidang. Namun ia juga tengah dililit utang sehingga akhirnya ikut menyelidiki kasus kematian Poe dengan harapan untuk mendapatkan uang. Ia malah ‘menjual’ acara di mana ia akan membuka kebenaran seputar rahasia kematian Poe.

Dan ceritapun makin bergulir dengan makin cepat dan makin menegangkan. Siapakah sosok detektif yang menjadi role-model Dupin dalam novel Poe? Auguste Duponte yang introvert dan tak banyak omong? Atau Baron Dupin yang flamboyan dan senang dihormati? Berhasilkah Quentin mengembalikan nama baik Poe? Oh….agaknya anda harus mengikuti langkah demi langkah, aksi demi aksi hingga ke halaman terakhir untuk dapatkan semua jawabannya. Di akhir novel ini, salah satu “Dupin” akan membeberkan analisisnya tentang apa yang dilakukan Poe saat ia bepergian dan akhirnya tiba di Baltimore, hingga saat kematiannya. Namun yang jelas, misteri sesungguhnya kematian Edgar Allan Poe masih tetap akan terselimut kabut tebal. Semua orang bisa menduga-duga, berspekulasi, menyusun kronologis, namun kebenaran yang sejati hanya Tuhan dan almarhum Edgar Allan Poe sendiri yang tahu….

Novel ini layak dibaca karena beberapa alasan…

Pertama, dengan membaca novel ini kita akan mendapat wawasan seputar kehidupan pribadi Poe di luar karya sastranya. Kisah cintanya, keluarganya, cita-cita dan idealismenya, juga kelainan kesehatan yang diidapnya. Kita juga akan melihat sikap terpuji Poe yang menolak perbudakan dengan rela menyisihkan sejumlah besar uang demi memberikan kemerdekaan pada seorang budak berkulit hitamnya: Edwin, padahal saat itu kondisi keuangannya sedang sulit. Hal-hal yang manusiawi inilah yang mungkin tak kita dapatkan dengan hanya mencari di Google…

Kedua, kita akan disuguhi banyak petikan dari ranah sastra karya Poe, puisi maupun kisah detektifnya. Bahkan karakter kisah detektifnya juga dipakai untuk menganalisis cara berpikir dan bertindak Poe sehubungan dengan penyelidikan kematiannya. Membaca The Poe Shadow--judul asli buku ini-- seolah mengapresiasi Edgar Allan Poe secara keseluruhan, ya tulisannya, ya pribadinya.

Ketiga, adanya unsur historis bercampur dengan fiksi menambah kenikmatan membaca buku ini. Matthew Pearl telah membingkainya dengan apik sehingga fakta dan fiksi itu mengabur tanpa batas, dan memberi kita sebuah nuansa kisah yang baru. Pearl sendiri mengklaim bukunya ini sebagai analisa misteri kematian Poe yang paling mendekati otentik, karena selain dari data-data yang telah ada hingga kini, ia juga memasukkan data-data baru yang belum pernah terungkap sebelumnya (lihat/dengar di videonya di: sini). Dan jangan khawatir, di catatan pengarang, Pearl akan memilah-milah mana fakta dan mana fiksi dari kisah ini, juga data-data baru yang ia dapatkan. Pendeknya, membaca kisah ini puas deh!

Catatan untuk penerbit Q-Press >> Sayang sekali buku seindah ini tidak diterjemahkan dengan lebih serius. Masih banyak salah ejaan yang tertebar di sana-sini. Cukup mengganggu meski akhirnya menjadi biasa karena ceritanya sendiri mampu mencengkeram gairah bacaku. Semoga Q-Press dapat lebih baik lagi di masa mendatang, karena saat ini terus terang aku jadi ragu untuk membeli buku terjemahan lainnya kalau tidak amat terpaksa. Dalam hal Misteri Kematian Poe, belum ada penerbit lain yang mau melirik buku ini untuk diterjemahkan….

Judul: Misteri Kematian Poe
Judul asli: The Poe Shadow
Penulis: Matthew Pearl
Penerbit: Q-Press
Cetakan: Juli 2007
Tebal: 796 hlm

lintasberita

Lanjut Baca
 
Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar