Buku The Lady and the Unicorn - ulasan | Buku Bagus

Buku The Lady and the Unicorn - ulasan

  • Jumat, 08 Juni 2012
  • Katagori : , , , , ,
  • Judul: The Lady and the Unicorn (French: La Dame à la licorne)
    Penulis: Tracy Chevalier
    Penerjemah: Pepi Smith
    Tebal: 296 hlm
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Februari 2007
    ISBN: 979222520x

    Sekumpulan permadani ditemukan pada tahun 1841 oleh Prosper Mérimée, seorang dramawan, sejarawan, dan arkeolog Prancis bersama dengan temannya, George Sand. Mereka menemukannya ketika menginap di Château de Boussac Prancis tengah. Ternyata permadani itu bukan sembarang permadani, itu adalah permadani dari abad pertengahan yang akhirnya membawa kontribusi besar pada sejarah abad pertengahan Prancis.

    Siapa sebenarnya perancang atau pembuat permadani ini sebenarnya tidak diketahui. Tracy Chevalier 'membungkus' sejarah pembuatan enam permadani tersebut dengan kisah fiksi yang terjadi pada abad 15. Tidak semuanya fiksi, Tracy menuliskan di bagian akhir novel ini bahwa ia berusaha tetap setia pada sedikit fakta yang diketahui, termasuk membaca sumber-sumber sejarah abad pertengahan.

    Tracy membagi tokoh-tokoh dalam novel ini menjadi 3 bagian. Pertama adalah keluarga bangsawan, yaitu Jean Le Viste. Istrinya: Genevieve De Nanterre. Anaknya: Claude Le Viste, Kedua adalah perancang dan makelar, yaitu Nicolas Des Innocents sebagai perancang sketsa, dan Leon Le Vieux sebagai makelar antara Jean Le Viste dan Nicholas. Ketiga adalah keluarga penenun permadani yaitu Georges De La Chapelle sebagai pemilik usaha pembuatan permadani, Christine Du Sablon (istri Georges De La Chapelle) , Aleinor De La Chapelle (anak perempuan Georges), Georges Le Jeune (anak laki-laki Georges) , Philippe De La Tour (bekerja pada Georges).


    Jean Le Viste diceritakan sebagai bangsawan yang sangat dekat dengan Raja Louis XI. Ia ingin memperingati kenaikan pangkatnya dengan membuat permadani. Permadani itu akan dipajang di sebuah ruangan khusus. Awalnya, Jean Le Viste ingin menampilkan lambang keluarga yang berlatar belakang pertempuran. Unsur-unsur yang dikehendaki Le Viste yaitu: kuda-kuda, para lelaki dalam pakaian perang, panji-panji, tombak, pedang, perisai, dan darah. Namun, menurut pandangan Christine (istri Le Viste), gambar pertempuran sangat tidak elok dipajang di ruang rumah mereka. Karena itu ia mengusulkan lewat Nicholas, agar mengubah rancangan awal tadi dengan gambar anak perempuan mereka, Claude dengan binatang kesayangan Claude, yaitu Unicorn.

    Usulan gambar yang baru dibuat. Jean Le Viste setuju, namun memberi batas waktu dua tahun untuk mengerjakan 6 permadani. Hal itu disanggupi oleh Leon dan Nicholas. Bagi mereka, hal itu akan menambah pundi-pundi kekayaan mereka, sebab Jean membayar sangat mahal demi sebuah prestise tersebut.

    Leon dan Nicholas membawa hasil sketsa tersebut ke bengkel penenun permadani terkenal di Brussel (Belgia). Mereka memutuskan menyerahkan pekerjaan tersebut pada keluarga Georges De La Chapelle. Leon tidak percaya bahwa sketsanya akan dikerjakan sesuai dengan keinginannya. Karena itu, ia sekali waktu datang dari Prancis ke Brussel untuk memastikan apakah permadani tersebut telah selesai dikerjakan termasuk memastikan apakah sketsa yang ia buat telah sesuai dengan pengerjaannya.

    Nicolas Des Innocents si pelukis ternyata bukanlah The Innocent seperti namanya. Sebelum menerima pekerjaan dari tuan Viste, ia adalah pelukis wanita dan pelukis miniatur. Karena itu, tawaran melukis pertempuran adalah seseuatu hal di luar kebiasaannya. Ia berpikiran sama dengan Christine, bahwa tidak perlu melukis pertempuran. Christine berpikiran bahwa memajang lukisan pertempuran di rumah mereka akan menyinggung perasaan prajurit yang bertempur, sementara suaminya tidaklah melakukan pertempuran. Sedangkan dari sisi Nicholas, ia menyenangi melukis wanita, karena ia juga sangat menyukai wanita namun untuk dibawa ke tempat tidur. Tema permadani "The Lady and The Unicorn" akhirnya ditentukan. Nicholas membagi tema The Lady and The Unicorn dalam 6 bagian. Bagian-bagian tersebut adalah

    Tracy menulis novel ini dari berbagai sudut pandang tokoh. Karena dari berbagai sudut pandang, pembaca dapat mengetahui bagaimana tokoh tersebut menghadapi atau menyikapi suatu persoalan. Sederhananya, pembaca serasa menonton film. Contohnya bagaimana ketika Nicholas memandang Claude dan Genevieve yang akan dijadikan model dalam permadaninya:

    Sebenarnya bukan hanya ia (Jean Le Viste) yang ingin kubuat terkesan, tapi juga istri dan anaknya. Aku tak yakin mana yang lebih menggugahku-Wajah cantik Claude atau wajah murung Genevieve. Barangkali bakal ada cukup ruang bagi keduanya di hutan si Unicorn

    Ketika Claude menyadari bahwa dirinyalah yang dilukis Nicholas:

    Lama kutatap gambar tersebut. Aku tak bisa mengalihkan pandanganku atau memindahkan gambar itu untuk melihat gambar selanjutnya. Ia telah melukisku. Ia memikirkanku seperti aku memikirkannya. Dadaku berdesir. mon seul désir

    Ketika Genevieve menyadari bahwa sulitnya ia mengatur putri sulungnya:
    Aku lelah memikirkan Claude. Aku lelah mengkhawatirkan apa yang akan terjadi padanya, sementara dia sendiri jelas-jelas tidak peduli pada dirinya sendiri. Untuk sesaat aku bahkan tergoda untuk mendorongnya ke pelukan pelukis itu dan menutup pintu rapat-rapat bagi mereka berdua selamanya. Tentu saja aku tak bisa melakukan hal itu...

    Owkey...sekarang mari kita lihat masing-masing gambar pada permadani itu. Sumber gambar ini saya peroleh dari Musée National du Moyen Age, dimana Pemerintah Prancis membeli dan menyimpan permadani tersebut di tempat ini.

    1. "Taste"-Peraba: Singa dan unicorn berada di sisi Lady. Burung kakaktua ada di tangan kiri Lady sementara Lady mengambil sesuatu (sepertinya permen) dari keranjang dayangnya. Ada seperti anjing kecil di dekat kakinya.Saya bingung kenapa bendera yang di sebelah kanan bisa berdiri, padahal unicorn-nya sedang berdiri pada dua kaki.




    2. "Sight"-Penglihatan : Sang unicorn sedang melihat cermin di kaki Lady.


    3. "Touch"-Peraba :  Lady, berpakaian bagus, memegang bendera dan memegang tanduk  Unicorn.


    4. "Smell"-Pencium : the Lady membuat rantai bunga. Monyet di belakangnya menghirup aroma bunga mawar.


    5. "Hearing"-Pendengar : Lady memainkan organ di atas meja yang ditutupi karpet turki. Singa dan Unicorn berada di masing-masing sisi organ. Hanya pada gambar ini Unicorn dan singa bertukar tempat.




    6. " To My Only Desire"-A mon seul désir: Ini tidak berkaitan dengan semua indra, apakah itu berarti indra keenam? Lady memberikan (atau mengambil?) kalung ke (dari) peti perhiasan yang disiapkan dayang. Tidak diketahui apakah gambar ini memang urutan pertama atau urutan terakhir karena gambar ini tidak "setema" dengan 5 gambar lainnya. Tema utamanya tetap Lady dan Unicorn. Sepertinya yang menjadi fokus adalah kalung perhiasan Lady, kepada yang paling diingininya.  Di setiap gambar,  Sang Lady berganti kostum, namun kostum tersebut menunjukkan kemewahan dan keanggunan. Satu-satunya yang ada tendanya juga pada gambar ini. Apakah yang mau diberikan adalah tendanya? (perhatikan ada tulisan A mon seul désir). Ciri utama gambar abad pertengahan adalah adanya "panggung" tempat berdiri tokoh-tokoh yang digambarkan berbunga-bunga, serta latar belakang dengan cabang/dahan yang mekar. Keseluruhan permadani ini dibuat dengan gaya mille-fleurs (berarti: "ribuan bunga").



    Untuk melihat silsilah keluarga De Viste, bisa ditelusuri di web keluarga mereka di sini Jean Le Viste dalam novel ini adalah generasi keempat. Pernikahan Jean dengan Geneviève memberikan tiga putri: Claude, Jeanne, and petite Geneviève. Ada banyak hal lagi tentang isi novel ini yang dibahas dalam webnya Tracy, silakan bagi yang berminat untuk menelusurinya di sini. Ini mungkin yang menarik, Tracy memberikan informasi yang tak tertulis di bukunya, namun menyediakannya di web pribadi.

    Tracy dengan apik memberikan pengetahuan tentang abad pertengahan. Selain itu ia menceritakan suasana penenunan permadani kepada pembaca. Sebagai penulis kreatif ia memadukan pengetahuan lukisan, penenunan, kehidupan bangsawan, kehidupan biara. Ia memang serius dalam penulisan setiap novelnya. Untuk novel ini, ia membaca banyak buku serta mengunjungi museum dan tempat pembuatan permadani untuk mendapat feel pekerjaan itu. Mungkin karena itu juga cerita pada bagian melukis dan menenun, Tracy menuliskannya dengan mendetil. Bagi kita yang belum pernah punya pengalaman visual sebelumnya, tentunya akan sulit berimajinasi.

    Terjemahan novel ini juga banyak mempertahankan istilah-istilah dalam Bahasa Prancis. Mungkin lebih baik jika ada keterangan singkat tentang apa maksud/arti istilah-istilah seperti n'est-ce pas?, millefleur. Atau itu mungkin salah satu siasat supaya pembaca harus mencari sendiri? Hmmm...boleh jadi :)

    Tracy Chevalier lahir tahun 1962 and besar di Washington, DC. Ia memeroleh gelar Bachelor (in English) dari Oberlin College, Ohio. Setelah itu ia memeroleh gelar Master of Art di bidang creative writing dari the University of East Anglia, Norwich, England. Ia terkenal sebagai penulis novel fiksi sejarah. Novelnya antara lain Remarkable Creatures (2009), Burning Bright (2007), The Lady and the Unicorn (2003), Falling Angels (2001), Girl With a Pearl Earring (1999), dan The Virgin Blue (1997).
    Pekerjaan utamanya ialah menulis dan menjadi mengurus rumah tangga. Ia sangat menikmati profesi sebagai penulis. Ia mengatakan: Luckily writing is a flexible profession – I decide my schedule, and I can take as long as I need – for the most part.
    Selain gelar master di bidang kepenulisan dan telah menulis novel-novel best seller, ia memberikan tips menulis pada penulis pemula:
    * Don’t write about what you know – write about what you’re interested in.
    * Don’t write about yourself – you aren’t as interesting as you think! There’s a whole world out there to explore.
    * Be very critical – your writing can always be improved. Revise, then revise again, and again.

    @hws08062011


    lintasberita

    0 komentar:

    Posting Komentar

     
    Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar