Tampilkan postingan dengan label Fiksi Dewasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fiksi Dewasa. Tampilkan semua postingan

Buku Iblis Dan Miss Prym (The Devil and Miss Prym) - ulasan

Iblis Dan Miss Prym (The Devil and Miss Prym)
Pengarang: Paulo Coelho
Ilustrator: Dina Chandra
Penerjemah: Rosi L. Simamora
Tebal: 256 halaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama 2005
ISBN: 9792216073

Terbujuk perkataan ular, Hawa memakan buah terlarang itu dan memberikannya juga kepada Adam. Sejak saat itu, keseimbangan Taman Firdaus rusak, Adam dan Hawa dikutuk dan diusir dari sana. Meski begitu, ada beberapa ucapan Tuhan Allah yang membingungkan dan menegaskan perkataan ular:"Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu yang Baik dan yang Jahat..."

Desa Viscos. Sebuah desa tradisional, yang masih mempertahankan tradisinya di tengah gempuran mesin-mesin modern pertanian dan peternakan, dimana menjadi daerah kunjungan ketika musim ski. Orang-orang muda tidak tertarik dengan Desa Viscos. "Sembilan bulan musim dingin, tiga bulan neraka." Istilah itu menggambarkan bahwa setiap tahun, hanya ada waktu 90 hari untuk menyelesaikan pekerjaan di ladang, memberi pupuk, menebar benih, menunggu, lalu memanen, menyimpan jerami, dan mencukur bulu domba mereka. Demikian siklus di desa yang berpenghuni tidak lebih dari 300 orang tersebut.

Meski desa itu kecil, hanya dikendalikan 6 orang. Wanita pemilik hotel yang bertanggung jawab akan kesejahteraan para turis; pastor yang bertanggung jawab memelihara jiwa-jiwa; kepala desa yang bertanggung jawab atas peraturan berburu; istri kepala desa yang bertanggung jawab atas kepala desa dan keputusan-keputusannya; si pandai besi yang membuat peralatan berburu dan rumah tangga; serta tuan tanah yang menolak membuat taman bermain anak-anak. Ia lebih suka jika di Viscos dibangun rumah mewah.


Ada seorang turis yang bernama Carlos. Ia menginap di hotel kecil di desa itu. Kehadirannya sebagai orang asing langsung diketahui oleh seluruh penduduk desa. Chantal Prym, seorang gadis yang bekerja di hotel itu juga mengetahui tamu yang misterius itu. Ia diajak oleh Carlos ke hutan desa itu dengan suatu maksud. Lelaki itu bermaksud membuktikan suatu teori: "Aku menemukan bahwa jika dihadapkan pada pencobaan, kita selalu gagal. Jika diberikan kondisi yang tepat, setiap manusia di muka bumi ini akan bersedia melakukan kejahatan" (h.27). Sederhananya seperti ini: Orang tidak akan melakukan kejahatan jika tidak ada kesempatan dan godaan. Carlos membuat taruhan pada Chantal bahwa desa viscos dengan penduduknya akan membuat kejahatan, yaitu mereka akan mengambil emas milik Carlos, dengan kondisi: Chantal yang mengambil emas,dengan demikian Chantal mencuri. Selanjutnya penduduk desa akan memeroleh 10 emas batangan jika salah satu dari mereka ada yang dibunuh.

Perhatian masyarakat desa mulai terusik sejak kehadiran Carlos. Ada yang suka, ada yang tidak suka akan kehadirannya. Di sisi Chantal pun, dengan mengetahui rahasia emas yang disimpan itu, membuat hatinya tidak sejahtera. Pikirannya terfokus pada emas itu. Dengan emas itu ia berkhayal ia bisa mencapai semua impiannya. Ia jenuh dengan kehidupan yang dialaminya, ia ingin suatu saat meninggalkan Viscos dengan kebahagiaan. Disini dapat kita perhatikan bahwa uang dan harta mampu mengalihkan fokus seseorang, dan kita bisa menilai pengaruh harta yang dapat membuat orang terjerat dan tetap tidak kapok.

Bagaimana konflik batin yang dialami oleh Miss Prym, itulah yang dibahasakan oleh Coelho sebagai Peperangan antara yang baik dan yang jahat. Dalam diri setiap manusia setiap hari terus terjadi peperangan antara yang baik dan jahat. Apa yang dilakukan manusia pada akhirnya menunjukkan siapa yang memenangkan peperangan itu, yang baik kah atau yang jahat. Itu menurut kita, apa kata orang-orang tentang yang baik dan yang jahat?

Albert Einstein: "The world is a dangerous place, not because of those who do evil, but because of those who look on and do nothing."
Plato: "Ignorance, the root and the stem of every evil."
Socrates: "There is only one good, knowledge, and one evil, ignorance."
Stephen King: "It's better to be good than evil, but one achieves goodness at a terrific cost."
Anne Frank: "It's difficult in times like these: ideals, dreams and cherished hopes rise within us, only to be crushed by grim reality. It's a wonder I haven't abandoned all my ideals, they seem so absurd and impractical. Yet I cling to them because I still believe, in spite of everything, that people are truly good at heart."
Theodore Roosevelt: "War with evil; but show no spirit of malignity toward the man who may be responsible for the evil. Put it out of his power to do wrong."

Masih ada beberapa kutipan lain, tetapi ini yang saya anggap relevan dengan pembacaan buku ini. Dari enam kutipan ini, ada benang merah yang menjembatani peperangan antara yang baik dan jahat, yaitu:

1. Kejahatan yang paling ...adalah ketidakpedulian. Anda bisa marah, iri, dendam, jengkel pada seseorang, namun yang paling berbahaya dari semuanya itu adalah ketidakpedulian (ignorance). Mungkin sebuah ignorance adalah suatu terapi bagi kita. Namun hal itu seperti mengingkari bahwa kita adalah seorang manusia hina yang butuh pertolongan sesama entah kapan itu.
2. Ada dampak dari setiap perbuatan. Perbuatan baik saja ada dampaknya, apalagi perbuatan jahat. Karena itu, jika suatu perbuatan jahat telah berlalu, fokuslah pada dampaknya, bukan lagi pada perbuatan itu sendiri.

Baik Chantal, Carlos, dan orang-orang Desa Viscos telah masuk dalam permainan yang diciptakan oleh Carlos. Ada konsekuensi. Desa sedang berembuk siapa yang harus mati demi emas yang akan diperoleh. Kepala Desa dan Tuan Tanah sangat bernafsu untuk memeroleh emas itu. Mereka berembuk dan memutuskan Bertha yang menjadi korban, dengan alasan Bertha sudah ditinggal suaminya dan pekerjaannya hanya duduk-duduk sepanjang hari.

...Mungkin pertarungan antara Baik dan Jahat berlangsung tiap saat dalam hati setiap manusia. Hati manusia adalah medan pertarungan bagi semua malaikat dan iblis; demi menguasai hati manusia; keduanya berjuang sedikit demi sedikit selama ribuan milennium, sampai salah satu dari mereka akhirnya menaklukkan lawannya...(h.204)

Percaya saja tidak cukup. Memang ada yang kita anggap karena status sosial dan pendidikannya adalah orang yang disegani dan berwibawa. Namun, tanpa punya pengetahuan dan berpikir kritis, kita akan terbuai dengan apa yang dikatakannya. Chantal mempresentasikan dampak-dampak yang mungkin akan terjadi jika emas itu mereka dapatkan, dan hal itu membuat penduduk Desa Viscos tidak memedulikan lagi otoritas Kepala Desa, Tuan Tanah, dan Pastor sekalipun.

Peperangan itu akan tetap ada dan terus berlanjut. Paulo Coelho mengatakan: Semuanya hanya masalah pengendalian diri. Dan pilihan. Tidak kurang, tidak lebih. (h.247)

Lewat novel ini, Coelho mengemukakakn bahwa setiap manusia baik kaya, miskin, penjahat, pemuka agama, bangsawan, orang biasa sekalipun memiliki karakter dasar yang sama, yaitu: baik dan jahat. Tidak ada manusia yang baik 100% dan tidak ada manusia yang jahat 100%. Dalam hidupnya manusia selalu mengalami peperangan secara rohani. Kisah-kisah dalam novel ini memang belum cukup bagi kita untuk memahami betapa rumitnya hidup, kita senantiasa harus belajar sepanjang hayat.

@hws28052011


lintasberita

Lanjut Baca

Buku Pejabat Pernikahan (The Wedding Officer) - ulasan

Pejabat Pernikahan (The Wedding Officer)
Pengarang : Anthony Capella,
Ilustrator: Satya Utama Jadi
Penerjemah: Gita Yuliani
Tebal : 568 pages
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama (2008)

Sembari membaca novel ini (sekitar Juni 2009), saya berkenalan dengan seorang tentara yang sudah berdinas lama di kesatuan TNI. Niatnya yang memang benar-benar kepingin masuk tentara, dibuktikannya dengan mengikuti seleksi masuk menjadi tentara sampai enam kali! Baginya, menjadi tentara adalah keinginan terbesarnya dari kecil. Ia sangat mensyukurinya, dari tamtama hingga perwira, ia sangat menikmati profesi sebagai tentara.

Ketika profesi menjadi sesuatu yang menyenangkan, tentu tidak sulit menjalaninya. Hari-hari terasa lebih memenuhi hobi dibandingkan memenuhi panggilan tugas. Kapten James Gould, seorang perwira Inggris, ditugasi sebagai Pejabat Pernikahan di Naples, Itali. Ia menggantikan Jackson, pejabat sebelumnya, yang dipindahkan ke tempat lain. sebenarnya, kemampuan akan bahasalah yang membuat ia diterima di Field Security Service, yaitu korps intelijen pasukan sekutu yang sedang bertugas di Italia. Kemudian ia mendalami bahasa Italia, dan akhirnya ia ditempatkan disana. Sebagai perwira intelijen, ia membuat laporan-laporan atas informasi yang diterimanya. Atasannya, Mayor Heathcote sangat mengandalkannya. Karena kemampuan bahasa Italianya sangat bagus dibanding lainnya, ia ditugasi sebagai pejabat pernikahan (Wedding Officer).



Tugasnya sebagai pejabat pernikahan di Napoli adalah memastikan perempuan yang akan menikah dengan tentara Inggris adalah bukan perempuan Italia. Dalam kesulitan, kebanyakan wanita di Napoli hanya bisa menemukan satu cara untuk membuat hidup: dengan menjual tubuh mereka. Perintah komandannya jelas: Tidak boleh tentara menikahi pelacur! Tidak boleh berarti tidak ada kompromi. Hitam atau putih, ya atau tidak. Namun Gould menemukan bahwa kebenaran, keadilan, tidak serta merta karena perintah komandan, adakalanya di daerah abu-abu.

Pertemuannya dengan Livia, seorang perempuan Napoli yang pintar memasak masakan Italia. Dalam novel ini ada berbagai macam masakan Italia. Sebenarnya, sisi Wedding Officer-nya sama proporsinya dengan masakan Italia yang bahkan sangat-sangat detil dibuat oleh Livia untuk James Gould dan kawan-kawan.

Novel ini cukup bagus karena dengan detil menceritakan kondisi perang dunia II di Napoli beserta dengan kondisi-kondisi sosialnya. Kehidupan yang memprihatinkan, dimana orang-orang berjuang untuk hidup. Korupsi dan penjualan penisilin gelap memperkaya orang-orang tertentu. Sementara yang tidak mampu, tinggal menunggu kematian. Namun, akhir cerita ini yang menurut saya membuat 'rusak' suasana cerita yang sudah dibangun bagus dari awal. Secara umum, masih layak baca, cuma penerbit sebaiknya memberi peringatan "awas buku dewasa."

Anthony Capella menuliskan novel ini berdasarkan pekerjaan yang dilakukannya bersama Jamie Oliver, seorang chef muda berkebangsaan Inggris. Jamie memperkenalkan pada Anthony berbagai masakan Italia, terutama masakan Naples/Napoli, sebuah wilayah yang berada di Italia Selatan. Keseluruhan ide jalan cerita ini adalah sepasang buku yang ditemukan oleh Anthony ketika datang ke Napoli. Buku pertama adalah Naples '44 ditulis oleh Penulis traveling berkebangsaan Inggris, Norman Lewis. Pada masa itu (1944), Sekutu menduduki Italia, ia ditugaskan sebagai pejabat investigasi muda. Ia bertugas selama tiga tahun (1942-1945) di Afrika Utara dan Italia.

Buku Harian Norman tersebut menceritakan akibat perang yang diderita oleh rakyat Naples. Dimana-mana terjadi kesusahan hidup, kemelaratan, berbagai cara digunakan untuk tetap bertahan hidup. Prostitusi dimana-mana. Dari dekat ia menyaksikan bahwa karakter perang yang dielu-elukan oleh Sekutu ternyata tidaklah heroik dan humanis. Saya malah lebih tertarik untuk membaca buku setebal 192 halaman ini. Norman Lewis juga pernah mengunjungi Indonesia, dan menulis pengalaman perjalanannya pada buku An Empire of the East: Travels in Indonesia.

Napoli adalah kota yang indah, Gunung Vesuvius yang menawan menambah keindahan kota itu, lihat pada gambar berikut.



Bayangkan ketika Gunung Vesuvius yang meletus pada 1944, terlihat pada gambar berikut. Suasananya mencekam.


Sedangkan buku kedua ialah Sophia Loren: Living and Loving and Sophia Loren's Recipes and Memories. Sophia Loren berusia tujuh tahun ketika pecah perang dunia II tersebut, dan ia pernah tinggal bersama neneknya di Pozzuoli, Napoli. Menghadapi masa-masa sulit perang, Ketika pasukan sekutu menduduki Napoli, neneknya membuka tempat hiburan di ruang rumah mereka. Tempat mereka menjadi ramai oleh kedatangan pasukan dari Amerika. Loren bertugas mencuci piring, sementara saudaranya menyanyi dan bermain piano. Dalam buku ini Loren juga menuliskan bagaimana masa kecilnya sebagai Neapolitan dan karirnya dalam dunia film.

Novel-novel karya Anthony Capella lainnya hampir semua ada unsur sejarahnya. Karyanya yang terakhir The Empress of Ice Cream, berlatar belakang abad 17 di Inggris dan Prancis. Novel The Various Flavours of Coffee, berlatar belakang Afrika pada awal abad 20. Lulusan Oxford University bidang studi English Literature ini, selain suka traveling, ia suka kuliner, karena itu tak heran setiap novelnya selalu berhubungan dengan makanan.

Memang, tempat-tempat menarik, sebaiknya diceritakan dengan lengkap. Kotanya, orangnya, makanannya, dan tentu saja foto-fotonya. Cuma, mau tak mau saya jadi penasaran dengan bukunya Norman Lewis tentang Indonesia.

@hws24052011


lintasberita

Lanjut Baca

Buku Ibu Pergi ke Surga - ulasan

Ibu Pergi ke Surga
by Sitor Situmorang
Paperback, 240 pages
Published January 2011 by Komunitas Bambu
ISBN 979373188

Buku ini merupakan kumpulan cerita pendek lengkap karya Sitor Situmorang. 23 Cerita pendek yang ditulis dalam kurun waktu Maret 1950 s.d. 1981. Cerita pendeknya ini dipengaruhi oleh kecintaan akan kampung halaman yang berlatar pengalaman dunia tradisi batak serta pengalamannya selama di Eropa. Lewat cerpen Fontenay Aux Roses, diketahui bahwa Prancis menjadi tempat Sitor muda menghabiskan waktu dengan mengobrol dan minum. Saat itu, sedang berkembang fisafat Eksistensialisme yang ditemukan oleh Sartre. "Saya hanya kena imbas" begitu ungkap Sitor dalam catatan editor, JJ Rizal.



Jika Cerpen ini dipilah berdasarkan waktu penerbitan dan tempat kejadian, maka tempat yang paling banyak diceritakan adalah Samosir dan Prancis. Mari kita lihat dengan lebih terinci.
1. Kembang Gerbera (Yogyakarta Maret 1950)
2. Akbar(Tidak diketahui, Oktober 1954)
3. Fontenay Aux Roses (Prancis, September 1954)
4. Cheri(Prancis, April 1954)
5. Diplomat Muda(Belanda, 1954)
6. Harimau Tua (Toba, 1954)
7. Kota S (Diduga Sibolga, 1954)
8. Perawan Tengah Hari(Jakarta, 1954)
9. Pertempuran dan Salju di Paris (Prancis, 1954)
10. Begitulah Selalu Kalau Hujan (Jakarta, 1955)
11. Ibu Pergi ke Surga (Samosir, 1955)
12. Jin (Samosir, 1955)
13. Pertempuran (Sumatra, Jakarta, 1955)
14. Cinta Pertama (Milano, Italia, 1958)
15. Kereta Api Internasional (Di dalam perjalanan kereta api Prancis-Belgia, 1958)
16. Pangeran (Yogyakarta, 1963)
17. Pribahasa Jepang (Tokyo, 1958)
18. Jatmika dan Jatmiko (Kebun Binatang, 1963)
19. Kisah Surat dari Legian (Denpasar, 1980)
20. Suatu Fiksi dalam Fiksi (Jakarta, 1981)
21. Perjamuan Kudus (Parapat, 1981)
22. Kasim (Jakarta, 1981)
23. Kehidupan Daerah Danau Toba (Samosir, 1981)

Membaca cerita pendeknya ini, saya seperti membaca buku harian. Tentang perjalanan, tentang sahabat, tentang kampung halaman, dan tentang kisah cinta. Tentang keindahan Danau Toba dan Pulau Samosir, Sitor menulis dalam "Perjamuan Kudus" ...pulau besar di tengah danau itu seperti raksasa tergolek. Kota Parapat yang terletak di Semenanjung kecil, dengan lampu-lampu listriknya, yang kemilaunya bergabung dengan sinar bulan di sisi air danau..... Harian Kompas pernah menampilkan Kota Parapat dengan Danau Toba di headline-nya.

Kisah Diplomat Muda yang bertugas di Belanda menarik perhatian saya. Apakah masih seperti itu sekarang ini, dimana diplomat yang bertugas di Kedutaan Besar Indonesia di negeri tertentu, pekerjaan sampingan yang jadi utama adalah mendampingi bapak-bapak dan ibu-ibu pejabat bukan dalam hal pekerjaan diplomatik? Apakah tugas diplomat tercantum dalam job description untuk mendampingi ibu pejabat yang katanya memberantas pelacuran ke night club?

Tentang kisah cinta, cerita Cinta Pertama menurut saya sangat unik. Bercerita dari sisi perempuan Italia berusia 17 tahun, yang karena suatu peristiwa tidak disengaja kakaknya, akhirnya berkenalan dengan seorang wartawan asal Indonesia. Cinta pertama muncul karena si perempuan diajak ke Indonesia dan jatuh cinta pada Bali dan seluruh alam serta seninya.

Tentang kampung halaman. Sitor menulis keindahan Danau Toba dengan apik. Pada cerita Kehidupan Daerah Danau Toba, tergambar keindahan pemandangan luas dan Pulau Samosir. Termasuk di dalamnya ia menceritakan tentang aktivitas Hari Pekan, yaitu dimana banyak orang dari penjuru kampung datang berkumpul untuk berniaga menukarkan barang-barang hasil bumi mereka dengan barang dagangan dari Siantar. Tempat Pekan itu di Haranggaol. Ibu saya pernah bercerita bahwa semasa ibu saya kecil, pergi ke Haranggaol untuk menjual bawang. Makan buah pisang saat itu adalah makan istimewa, karena buah pisang adalah barang mahal. Saya sendiri belum pernah kesana. Tapi Pekan Haranggaol itu masih ada sampai sekarang. Sumber foto dari sini.

Tentang orangtuanya. Ia menulis dua cerpen. Perpisahan dengan ayahnya ditulis dalam Perjamuan Kudus, sedangkan perpisahan dengan ibunya, ia tulis dalam Ibu Pergi ke Surga. Cerpen Ibu Pergi ke Surga ini entahkah fiksi ataukah tidak, saya tidak tahu. Seperti cerpen-cerpen yang lain, tidak ada penjelasan konteks pada setiap cerita. Pembaca diserahi tanggung jawab berimajinasi sendiri. Ibu dalam cerita itu memanggil pulang "Aku" dari perantauan. Ia sudah lama terbaring sakit di rumah. Sang Ibu meninggal ketika acara natal dilakukan di rumah "Aku", tokoh utama. "Aku" sudah mengetahui bahwa ibunya tak bernapas lagi sesaat sebelum acara natal di rumah dimulai. Tak satupun oranglain yang tahu. Acara berlangsung khidmat, sampai Pak Pendeta berkata pada "Aku" supaya ibu dibangunkan, karena lagu kesukaannya akan dinyanyikan. Tidak ada yang tahu, sampai "Aku" memberitahukan kepada Ayahnya setelah semua orang pulang. "Aku" hendak pulang ke perantauan, sebelum pulang, ayahnya meminta supaya jika ia mati, ia ingin bersama dengan Ibu dan kuburannya menghadap Danau Toba.

JJ Rizal menutup catatannya tentang Sitor Situmorang dengan mengatakan tanda kekurangsuburan Sitor yang mengarang 23 cerpen selama hidupnya menunjukkan bahwa ia adalah pujangga pemikir. Dengan cerpennya, Sitor memuaskan dari segi penikmatan bahasa dan kekayaan batin dari pemikiran yang padu dengan pengungkapannya sebagai bahasa cerpen.

Tentang Sitor
Tidak banyak yang saya tahu tentang Sitor Situmorang. Informasi dari Wikipedia pun sangat minim. Menurut si Wiki ini, Ayahnya, Ompu Babiat Situmorang adalah orang yang berjuang mengusir tentara kolonial Belanda bersama Sisingamangaraja XII. Selama 30 tahun bergerilya bersama Sisingamangaraja, Ompu Babiat diubah statusnya menjadi kawula Ratu Belanda dalam status setengah merdeka, setengah pegawai administrasi kolonial.

Sedikit saya tambahkan riwayat Sitor Situmorang yang terdapat pada bagian akhir buku ini. Lima tahun pertama di sekolah dasar di Balige, kemudian pindah ke Sibolga. Kemudian ia masuk MULO (Meer Uitgebreid Lager Oderwijs) di Tarutung (1938). Kemudian ia berangkat ke Jakarta untuk bersekolah di CMS (Christelijke Middelbare Scholen), sekolah menengah atas di Salemba (1941). Keinginan untuk menjadi ahli hukum kandas, sebab Jepang datang (1942). Awalnya ia menjadi redaktur berkala di Suara Nasional. Selanjutnya ia bergabung dengan Harian Waspada. Esai, kritik, dan sajaknya mulai diperkenalkan ketika ia ditugaskan Waspada untuk meliput suasana revolusi di Yogyakarta (1947-1948). Ketika itu, ia juga menjadi wartawan Kantor Berita Antara. Ketika terjadi Agresi Militer Belanda II Tahun 1948, ia ditangkap NEFIS (Netherland East Indies Forces Intelligence Service) dan dipenjara di Penjara Wirogunan, Yogyakarta hingga penyerahan kedaulatan RI di akhir Tahun 1949.

Karya sastra dianggap memberi pencerahan dalam alam seni kebudayaan Indonesia. Karyanya bukan saja isi, tema, dan kata-kata, tetapi juga membawakan kekayaan batin dari pemikiran-pemikiran. Antara lain karyanya itu adalah Surat Kertas Hijau (1953), Dalam Sajak (1955), Wajah Tak Bernama (1955), Drama Jalan Mutiara (1954), dan Cerpen Pertempuran dan Salju di Paris (1956) yang memenangkan hadiah sastra nasional Tahun 1955/56 dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BMKN).

Pada tahun 1956, ia mendapat beasiswa untuk belajar sinematografi dan seni panggung di Los Angeles (University of Southern California) dan di New York (Actor's Studio) Amerika Serikat. Ia memasuki dunia politik dengan memasuki lembaga yang mendukung Demokrasi Terpimpin Soekarno. Pada 1959, ia mendirikan Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN) yaitu anak organisasi Partai Nasional Indonesia (PNI), lalu menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dari golongan seniman. Ia menulis dan berceramah tentang hubungan sastra dan politik yang dikumpulkan dalam Sastra Revolusioner (1965). Bersama dengan jatuhnya Presiden Soekarno, ia ditahan oleh orde baru tanpa proses pengadilan selama delapan tahun. Keluar dari penjara, karyanya Peta Perjalanan dimenangkan oleh Dewan Kesenian Jakarta (1976/77). Selain itu, ia memasuki dunia sejarah dan antropologi dengan menulis buku "Guru Somalaing dan Mogliani Utusan Raja Rom"(1993)dan "Toba Na Sae"(1993).

Karya Sitor telah diterjemahkan dan dibukukan dalam Bahasa Belanda Bloem op een rots dan Oude Tijger (1990), Wander (1996), dan Prancis Paris La Nuit (2001) serta Cina, Italia, Jerman, Jepang, dan Rusia. Pada 20 Maret 2003, Sitor dianugerahi Hadiah Francophonie karena dianggap sebagai penyair terkemuka Indonesia yang telah memberikan kontribusi penting dalam mengembangkan bahasa Prancis di Indonesia dan prinsip-prinsip Francophonie yaitu penghormatan serta pengembangan keanekaragaman budaya, perdamaian, demokrasi dan hak asasi.
Pada usia ke 80, Sitor menunjukkan eksistensinya dengan mengeluarkan kumpulan sajak Biksu Tak Berjubah (2004) dan sajak-sajaknya dalam terjemahan bahasa Belanda: Lembah Kekal/Euwige Valley (2004). Serta pada tahun 2006, terbit dua jilid kumpulan sajak lengkap Sitor Situmorang: Kumpulan sajak 1948-2005. Sedangkan buku "Ibu Pergi ke Surga" ini adalah kumpulan lengkap 23 buah cerita pendek karangan beliau.

@hws23042011

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Kisah-kisah Tengah Malam - ulasan

Kisah-kisah Tengah Malam
by Edgar Allan Poe, Maggie Tiojakin (Translator)
Softcover, 245 pages
Published December 28th 2010 by Gramedia Pustaka Utama (first published January 1st 2001)
ISBN139789792265378

Rasa takut apakah dibuat? apakah rasa takut itu hanya ada dalam pikiran? bagaimana jika rasa takutmu sudah pada puncak tertinggi? apakah takutmu akan sirna setelah maut menjelang?

Berikut pada buku ini adalah cerita pendek yang bertemakan horror dan misteri yang dikumpulkan secara terpilih. Sepertinya, untuk menambah kesan seram, dipilih angka 13 untuk jumlah cerpen yang dimuat. Sebenarnya ada banyak cerpen karangan Poe yang sudah siap dibaca secara online, dari sebuah web Online Literatur dot com terdapat 51 cerita pendek serta 60 puisi yang dimuat di Web. 13 diantaranya telah diterjemahkan kedalam buku ini, yaitu:



1. Gema Jantung yang Tersiksa (The Tell-Tale Heart)
2. Pesan dalam Botol (MS. Found in a Bottle)
3. Hop-Frog (Hop-Frog)
4. Potret Seorang Gadis (The Oval Portrait)
5. Mengarungi Badai Maelstrom (A Descent into the Maelstrom)
6. Kotak Persegi Panjang (The Oblong Box)
7. Obrolan dengan Mummy (Some Words with a Mummy)
8. Setan Merah (The Masque of the Red Death)
9. Kucing Hitam (The Black Cat)
10.Jurang dan Pendulum (The Pit and the Pendulum)
11.Pertanda Buruk (The Sphinx)
12.William Wilson (William Wilson)
13.Misteri Keluarga Usher (The Fall of the House of Usher)

Bagaimana Poe menyajikan cerita?
Berhubung ini adalah tema terpilih, jadi agak seragam model-model penceritaannya. Poe sering menggunakan "Aku" sebagai tokoh utama dalam cerita pendeknya. Tokoh Aku digambarkan memiliki pengalaman yang mendebarkan, cemas, namun seperti ketagihan dengan rasa penasaran, sebab takutpun sudah tak terlalu berguna lagi diikuti kemauannya. Rasa ingin tahu justru mengalahkan rasa takutnya. Hal itu tergambar dalam penokohan Aku di Gema Jantung yang Tersiksa, Kotak Persegi Panjang, Misteri Keluarga Usher.

Poe menceritakan si tokoh utama sangat dihantui dengan kematian, ketakutan, kekerasan, makhluk jahat, supranatural, imajinasi gelap. Contohnya pada karakter tokoh utama karena mendengar denyut jantung yang ia kenal-Gema Jantung yang Tersiksa-(hlm 16), si Setan merah membunuh satu persatu tamu yang jumlahnya 1000 orang-Setan Merah- (hlm 146 ), Dihantui pikiran buruk karena telah membunuh seekor kucing -Kucing Hitam- (hlm 156), Tokoh Aku cemas karena menunggu mayat Lady Madeline Usher bersama Roderick Usher-Misteri Keluarga Usher- (Hlm 238).

Ada tokoh yang secara status mengungguli orang lain, namun takluk pada satu kekuatan di luar dirinya yang akhirya membunuhnya yaitu Sang Raja pada Hop Frog, Pangeran Prospero pada Setan Merah, Wiliam Wilson pada Wiliam Wilson, Aku pada Jurang dan Pendulum.

Ada istilah Gothic yang digunakan Poe dalam ceritanya. antara lain dalam Misteri Keluarga Usher, petikannya sebagai berikut, ...mengambil alih kudaku dan membiarkanku masuk ke rumah, melewati lorong yang dipayungi gerbang bernuansa gothic. selanjutnya di cerita Setan Merah, ...terdapat jendela Gothic yang terbuka ke arah koridor tertutup menuju kamar-kamar tadi (hlm 139)

Apa arti Gothic?
1. The Freedictionary.com memberi pengertian sebagai berikut:
a. Of or relating to an architectural style prevalent in western Europe from the 12th through the 15th century and characterized by pointed arches, rib vaulting, and a developing emphasis on verticality and the impression of height.
b. Of or relating to an architectural style derived from medieval Gothic.


Selanjutnya ada Sejarah kata Gothic:
The combination Gothic romance represents a union of two of the major influences in the development of European culture, the Roman Empire and the Germanic tribes that invaded it. The Roman origins of romance must be sought in the etymology of that word, but we can see clearly that Gothic is related to the name Goth used for one of those invading Germanic tribes. The word Gothic, first recorded in 1611 in a reference to the language of the Goths, was extended in sense in several ways, meaning "Germanic," "medieval, not classical," "barbarous," and also an architectural style that was not Greek or Roman. Horace Walpole applied the word Gothic to his novel The Castle of Otranto, a Gothic Story (1765) in the sense "medieval, not classical." From this novel filled with scenes of terror and gloom in a medieval setting descended a literary genre still popular today; from its subtitle descended the name for it.

2. reverso.net memberikan pengertian sebagai berikut. In Gothic stories, strange, mysterious adventures happen in dark and lonely places such as graveyards and old castles.

yah..jadi intinya ini serem-seremnya abad pertengahan di Eropa, dimana konteks saat itu jatuhnya abad Kekaisaran Romawi ke abad Renaissance. Banyak peperangan dan invasi yang digambarkan di film-film terjadinya di gedung kastil tua.

Poe sangat cerdas dalam menceritakan detil-detil tempat. Saya rasa imajinasinya yang kelewat tinggi, dapat membawa pembaca pada ruang-ruang di istana raja (Hop-Frog), pada kapal dan ruang di kapal barang Independence (Kotak Persegi Panjang), pada rumah keluarga Usher (Misteri Keluarga Usher), pada kapal yang terkena badai (Mengarungi Badai Maelstrom), Ruangan hukuman yang di dalamnya terdapat pendulum yang segera mengoyak tubuh dan ditengahnya terdapat jurang (Jurang dan Pendulum).

Jika ingin mendalami cerita-cerita Poe lagi, silahkan membaca secara online yang ada di internet. Atau mungkin tertarik membaca dari teks aslinya, tautan berikut membantu menelusuri cerita pendek maupun puisi karya Poe yang lain. Saya membantu dengan memberikan judul aslinya di atas.

1. Online Literatur dot com
2. The Edgar Allan Poe Society of Baltimore
3. Ebook Server
4. Read Book Online

Kritik saya pada terjemahan buku ini ada pada
1. Gema Jantung yang Tersiksa (The Tell-Tale Heart), terjemahan kata "He" yang merujuk pada si lelaki tua, diterjemahkan sebagai Beliau oleh penyunting. Kalau sekali saja dituliskan karena untuk memunculkan hormat (khas Indonesia), itu nggak masalah. Tapi karena kemunculan Beliau ini terlalu sering (saya mencatat ada 17 kata Beliau dari halaman 11 s.d.15). Penyunting juga kurang konsisten dengan kata Beliau, karena pada hlm 15, menggunakan kata "dia" alih-alih Beliau.

2.cerita Potret Seorang Gadis (The Oval Portrait), dari judul aslinya saja sudah kelihatan jauh dari konteksnya. Yang agak mengganggu adalah pada paragraf terakhir dimana ketika pelukis menyelesaikan lukisannya, dan berkata "Lukisan ini adalah kehidupan"- sebelum memutar tubuh untuk memandang istrinya: "Dia sudah mati!" (hlm 60). Sementara bila melihat teks aslinya menulis demikian 'This is indeed Life itself!' turned suddenly to regard his beloved: -- She was dead!. "Itself" kurang diberikan penekanan pada terjemahannya.

Sekilas tentang Edgar Allan Poe
Poe lahir pada 1809 di Boston, Massachusetts putra dari pasangan aktor David Poe Jr (menghilang di 1810) dan aktris Inggris (Elizabeth Hopkins Poe). Ibunya meninggal pada tahun 1811, dan selanjutnya Poe diasuh oleh pasangan saudagar kaya ,John Foster Allan dan istrinya Frances di Richmond, Virginia. Saudara kandung Poe, William dan Rosalie diambil oleh orang tua asuh lain. William mati muda, sedangkan Rosalie kemudian menjadi gila. Poe dikirim ke Inggris dan Skotlandia untuk melanjutkan pendidikannya. Terakhir ia bergabung dengan ketentaraan Amerika Serikat (US Army Academy). Namun ia dikeluarkan karena berjudi dan pelanggaran lainnya atas kode etik perilaku di Akademi.

Selepas dari menjadi tentara, ia memulai karirnya di bidang sastra. Bekerja sebagai penulis lepas di New York, Philadelphia, dan Baltimore. Ia menjabat sebagai editor untuk nomor atau majalah sastra, termasuk Southern Literary Messenger, Gentleman's Burton's Magazine, Graham's Magazine, New York Mirror, dan Broadway Journal.

Di Inggrislah Poe mendapat suntikan besar yang menunjang ia berkarya dalam dunia sastra. Ia berkenalan dengan karya-karya penyair seperti Keats, dan Coleridge. Inspirasinya yang lain adalah suasana Skotlandia dengan benteng dan legenda dan kisah-kisah mengerikan. Tampaknya imajinasi pemandangan Skotlandia itu yang banyak mempengaruhi dalam kisah-kisah horornya. Kebiasaan buruk Poe adalah minum-minuman keras dan berjudi. Patut diduga cerita Wiliam Wilson adalah menggambarkan dirinya juga (William Wilson, hlm 202).

Bagi saya, perkenalan dengan buku ini adalah perkenalan perdana saya pada Edgar Allan Poe. Berkenalan dengan dunia horor abad pertengahan, serta berkenalan dengan sastra Amerika-Inggris-Skotlandia. Hendaknya karya-karya Poe ini diterjemahkan semuanya, sehingga pembaca semakin dapat memahami karakter penulisan Poe serta memperkaya khasanah wawasan sastra klasik dunia.

@hws110111

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Tangan Untuk Utik - ulasan

Tangan Untuk Utik
by Bamby Cahyadi
Hardcover, Pertama, 133 pages
Published October 10th 2009 by Koekoesan (first published 2009)
ISBN 9789791443

Dari 13 cerpen Bamby yang ada dalam buku ini, saya terkesan pada satu judul yang turut menjadi cover buku ini, yaitu Tangan untuk Utik.
Bagi saya, cerpen ini membuat saya memaknai kembali akan satu anggota tubuh yang memiliki fungsi yang tidak kalah penting.

Kembali pada satu pertanyaan yang sangat mendasar, yaitu apa yang membedakan manusia dari binatang? ternyata selain pikiran dan perasaan, perbedaan secara fisik adalah manusia memiliki tangan. Jadi, bersyukurlah kita karena tangan yang masih lengkap masih terpasang baik di tubuh kita.



Ada apa dengan tangan? Karena dengan tanganlah manusia banyak melakukan fungsinya. Bayangkan jika tidak ada tangan, banyaknya pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan. Menulis, menyapu, membersihkan kamar mandi, mencuci, mengetik, menekan tombol lift, mengetik sms, menelpon, dan sebagainya.

Pernahkah kita menyangka bahwa kekerasan dalam rumah tangga juga, selain verbal, yang ikut berperan adalah tangan? Saya bisa membayangkan hal itu terjadi tidak hanya pada antara kepala keluarga dan anggotanya, tetapi juga atas majikan pada pembantunya.

Pernahkah juga kita membayangkan bahwa hal buruk lain yang juga dilakukan oleh tangan yaitu menarik pelatuk pistol, menghujam pedang, membubuhkan racun, mencambuk, menikam adalah "pekerjaan tangan" yang kejam yang dapat membuat satu nyawa manusia melayang? Sila baca berita kriminalitas di surat kabar, ada berapa banyak pasang tangan yang terlibat.

Cerita ini menyentak bahwa seorang anak kecil yang direpresentasikan "Aku" mempu melihat kebahagiaan di wajah Utik, jika ia "meminjamkan" tangannya pada Utik. Ia bisa membuat Utik tertawa senang ketika "Aku" memainkan tangannya dari balik tubuh Utik seolah-olah petinju Muhamad Ali. Bahkan "Aku" berimajinasi untuk memberikan satu tangannya kepada Utik dengan menggergajinya. Kalau ada donor ginjal, donor jantung, donor mata, ataupun donor organ tubuh lainnya, "Aku" telah memperkenalkan "donor tangan", yang walaupun pada akhir cerita ia berencana memberikan tangan palsu pada Utik. Saya membayangkan jika memang ada donor tangan, maka suatu terobosan besar. Sebab tangan yang didonorkan tentu tidak hanya buat diri sendiri tetapi dapat berguna bagi orang lain.

Berita baiknya adalah, apa yang dapat kita lakukan dengan tangan? Tiga peristiwa yang langsung saya lihat membuat saya terkagum. Pertama, seorang anak yang menyediakan kakinya untuk tempat meletakkan kepala ibunya, Dan dengan tangannya, si anak membelai lembut kepala sang ibu. Kedua, seorang ibu yang tertatih karena sepertinya baru kena serangan stroke belajar berjalan, Ia digandeng sang putri dan menyusuri jalan sepanjang taman. Ia memastikan ibunya tidak akan kehilangan keseimbangan, Ketiga, seorang ibu yang menggendong bayinya yang sedang terkena batuk dan flu, tangannya tak henti mengelus punggung si anak, Dan ia pun tertidur.

Walau katanya ini bulan kasih sayang, tidaklah mesti mengatakan kasih sayang dengan sekeping coklat atau secarik kartu.
Seberapa banyak kita melakukan ini:
memeluk, membelai, membaringkan, menggandeng, berjabat tangan, merawat luka, memberi, dan sebagainya...

Seperti kata Mother Teresa, penyakit yang berbahaya di dunia ini adalah "kehilangan kasih sayang."

Dengan tangan, banyak bahasa kasih yang tersampaikan.
Happy Valentine everyone

@hws14022011

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Laki-Laki Beraroma Rempah-Rempah - ulasan

Laki-Laki Beraroma Rempah-Rempah
by Tina K
Paperback, 262 pages
Published 2009 by Kutubuku Sampurna
ISBN139786029501218

Cover yang didominasi warna merah. Dengan coverboy gambar animasi (intinya bukan asli) seorang pria tempo dulu. Tempo dulu maksudnya, cover boy zaman-zaman jadul. Hehehe..

Saya baru tahu nama Tina K, setelah ia memberikan kata pengantar di kumpulan cerpen-nya Kurnia Efendi, Burung Kolibri Merah Dadu. Dari isi kata pengantarnya, saya berkesimpulan awal bahwa ia dan Kurnia Efendi adalah penulis seangkatan, dan tentunya ada kemiripan karakter menulis mereka.

(hampir) tidak meleset simpulan saya. Buku yang berisi 18 cerpen ini, memang menceritakan kehidupan cinta, ya..lagi-lagi tema ini. Namun ada yang menarik. Semua cerpennya bersudut pandang pada seorang perempuan.



Dari tema (cinta) itu, bila dibuat sub-sub tema, cerpen ini dapat diklasifikasikan lagi ke dalam subtema berpisah, mendua, gambar diri, perjodohan, cinta tak sampai, kerinduan, dsb.

Kebanyakan kisahnya cerpennya berlatar belakang kota jakarta, ada semacam gap teknologi antara kisah dalam cerpen dengan kondisi umum saat ini. dalam cerpen, kebanyakan si pelaku/tokoh menggunakan teknologi telepon (bukan handphone), telex, dan surat. Ada satu cerpen yang sudah update dengan kondisi masa sekarang yang digambarkan dengan penggunaan situs facebook sebagai ajang berkenalan. Ada yang menggelitik memang, terkait dengan penggunaan teknologi email, seperti pada cerpen yang berjudul "Laki-laki Beraroma Rempah-Rempah" berikut.
"Dia datang ke Indonesia. Tentu mencarimu. Karena kau tak pernah balas emailnya, dia pikir lebih baik dia datang sendiri dan melamarmu sekali lagi." (hlm 18)

Mungkin kurang masuk akal aja kalau ada email yang tidak dibalas, apalagi dari seseorang yang ada di hati. Yah mungkin saja, kata email disini mereplace kata surat, yang bisa saja tidak dibalas karena pindah alamat, atau memang suratnya tidak diterima.
lagi, Cerpen "Badai Siang Hari" menyebutkan ada mazda 323. Dari penelusuran google, aku ktahui bahwa tahun pembuatan mobil itu berkisar tahun 1985-1997. Kebanyakan tahun pembuatannya di tahun 1980-an. Nah mungkin para pembaca yang masa-masanya di zaman ini cocok kalau mau bernostalgia.

ada paragraf yang meceritakan Putri Duyung Sirenette saya kutip disini (dari Melintas Sunyi)
Kata orang, mutiara adalah lambang air mata. Apa betul? Digerakkan jarinya. Dia selalu menyukai mutiara. Jika hal itu benar, mutiara itu lambang kesedihan, itu cocok untuknya. Pernah didengarnya dongeng yang mengatakan asal mutiara itu dari air mata Sirenette, putri duyung cantik yang malang, yang jatuh cinta pada seorang pangeran. Nyatanya Pangeran Igor kawin dengan putri lain, meninggalkan Sirenette merana seorang diri sebelum akhirnya mencebur ke laut dan berubah menjadi titik-titik air. (hlm 51)

Cerpennya cukup ringan. Tidak dibutuhkan kerja keras untuk memahami jalan ceritanya. Berhubung kumpulan cerpen ini dibuat oleh satu pengarang, kita tidak akan sulit mencernanya, karena ada beberapa kemiripan tokoh dan alur cerita satu cerpen dengan cerpen yang lain. Sayangnya masih ada salah ketik yang seharusnya tidak perlu terjadi,
venetian blind: (apakah maksudnya vertical blind)
fruit puch (mungkin maksudnya fruit punch)
berakhir pecan (mungkin maksudnya pekan)

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Burung Kolibri Merah Dadu - ulasan

Burung Kolibri Merah Dadu
by Kurnia Effendi
Paperback, 260 pages
Published 2008 by C Publishing (first published 2007)

Saya baru tahu kalau pengarang buku ini adalah penulis yang terkenal pada masanya majalah Anita Cemerlang, Gadis, dan majalah remaja lainnya di tahun 1980-an.

Ternyata setelah melihat profil beliau dan beberapa karangannya, ternyata saya memiliki buku "Kincir Api" yang belum saya baca sama sekali. Dan sayangnya, buku itu ada di Medan sekarang.



Saya membaca buku ini dengan membaca kata pengantar terlebih dahulu. Testimoni dari dua orang sahabat Kurnia Efendi, yaitu Tina K. dan Reda Gaudiamo cukup memberikan pemahaman awal bagaimana Kurnia Efendi menuangkan ide-ide ceritanya dalam sebuah cerita pendek.

Selanjutnya yang kedua saya lakukan ialah membaca profil di bagian belakang. Kumpulan Cerpen yang dimuat di buku ini adalah cerpen yang sudah diterbitkan di berbagai media cetak seperti Anita Cemerlang, Citra Media , Femina, Nova, Gadis, Jawa Pos. Kurun waktu penerbitannya juga sangat beragam. Dari 14 cerpen dalam buku ini, 5 buah cerpen diterbitkan pada kurun waktu 1980-an, sementara 9 buah cerpen diterbitkan di tahun 2000-an. Ada catatan, cerpen "Angsa Putih" dua kali terbit. Pertama di tahun 1995 (Anita Cemerlang) dan satu lagi di tahun 2005 (Citra Media).

Setelah cerpen terakhir (selamat datang matahari), satu lagi testimoni datang dari sahabat Kurnia, yakni Arya Gunawan. Sebagai rekan di lingkungan organisasi kemahasiswaan di Institut Teknologi Bandung,tentunya Arya paham benar karakter Kurnia, apalagi di dunia tulisan cerpen, tentunya Arya mengerti karena beberapa setting cerita dan mungkin juga tokoh terinspirasi kehidupan kampus.

Saya sependapat dengan testimoni ketiga sahabat Kurnia, bahwa ia sangat pintar mengelola kata-kata dengan indah. Suatu hal yang tampaknya biasa, sangat manis kalimat yang dipilihnya untuk menggambarkan hal itu,

Gerimis turun lagi. Seperti percik air mata bidadari. Melompat diantara sela dedaunan. Terpelanting dari ujung genting. Terbanting ke rerumputan. Di aspal jalan. Di tanah dan kerikil. Di rambut para pejalan kaki. Membasahi sepatu. Perlahan-lahan membasahi sebagian kota Bandung. (hlm 16)

cerpen berjudul Burung Kolibri Merah Dadu sendiri ditujukan kepada sahabatnya, Fransiska. Yang dimaksud Fransiska yaitu Tina K, yang memberi testimoni di awal buku ini. Burung Kolibri yang ada di cover buku adalah burung kertas, aslinya burung kolibri (yang posenya mirip di cover adalah seperti ini)
description

sumber:all-mistery.blogspot.com


Yang mengganggu kenikmatan saya membaca cerpen ini adalah kelemahan penguasaan saya akan setting cerita yang didominasi oleh Kota Bandung, Jatinangor, ITB, Unpad beserta sebagainya bandung :) saya rasa buat yang pingin bernostalgia lewat cerita, sangat tepat membaca buku ini.
Selain itu, saya bukanlah angkatan pembaca Anita Cemerlang, ceritanya banyak berbumbu romantis, berimajinasi tinggi, dan minim konflik.yah namanya juga kumpulan cerpen untuk hari valentine gitu kali ya.

(sekali) lagi, tiga bintang dari saya

hws08082010

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Tanah Tabu - ulasan

Tanah Tabu
by Anindita S. Thayf
Paperback, 237 pages
Published May 2009 by PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN 9792245677 (ISBN13: 9789792245677)

Sebuah Novel yang memperkaya khasanah pengetahuan kita tentang Tanah Papua. Ketamakan akan harta berujung pada kesengsaraan. Namun, kesengsaraan tidak hanya milik yang tamak itu, tetapi juga orang yang ada di sekitarnya.

Berangkat dari studi yang dilakukan oleh Anin selama dua tahun, lahirlah novel yang bertemakan perjuangan akan kejujuran dan melawan kebodohan dan kemiskinan di tanah yang kaya raya alamnya, Papua.



Hadirnya tambang emas, bukan berarti kesejahteraan yang berlimpah. tetapi keserakahan dan kekerasan. Kehidupan masyarakat suku di tanah Papua menjadi tidak lagi seimbang. Para pria yang tadinya berkehidupan di hutan untuk berburu, menjadi beralih profesi menjadi buruh tambang, apa yang terjadi? perubahan kehidupan sosial baik di masyarakat maupun di rumah tangga. kepada siapa lagi dampaknya kalau bukan ke wanita dan anak-anak. Namun, kepribadian yang tangguh, ketulusan hati, kejujuran mampu membebaskan diri "penjajahan" dalam rumah tangga itu.

Mabel, singkatan dari Mama Anabel, seorang wanita yang berkepribadian kuat, memiliki integritas dan kejujuran, ia ingin agar cucunya Leksi, dapat membaca dan menulis. Tidak hanya itu, ia ingin cucunya menjadi orang yang berguna bagi masyarakatnya. Ia tidak ingin kehidpannya yang pedih terulang kembali pada cucu kesayangannya itu.

Perjalanan hidup yang penuh onak duri dan konflik, membuat Mabel matang dalam berpikir dan bertindak. Seringkali ia mendapat musuh atas tindakannya yang menolak segala bentuk tawaran bantuan, ia bisa menilai mana yang busuk, mana yang tulus. Hal itu ia tanamkan pada Leksi, seorang anak suku Dani yang tidak kenal papanya dari kecil.

Bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan, kira-kira seperti itulah isi novel ini. Banyak menceritakan suasana kehidupan masyarakat papua yang mungkin tidak pernah kita dengar sebelumnya. Bisa jadi ini adalah novel pertama tentang papua di Indonesia.

Penceritaannya sangat hebat, menurut saya sangat cerdas, berkelas, dan mampu membawa ke alam Papua serasa kita ada disana.Wajar jika novel ini menjadi juara pertama dalam sayembara Novel 2008.


lintasberita

Lanjut Baca

Buku Kitchen - ulasan

Kitchen
by Banana Yoshimoto, Dewi Anggraeni (Translator)
Paperback, 204 pages
Published April 29th 2009 by KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) (first published 1988)
ISBN139789799101730
original titleキッチン
literary awardsNihon University Department of Arts Prize (1986), Kaien magazine New Writer Prize (1987)

Novel karya Banana Yoshimoto terdiri dari dua judul, Kitchen dan Moonlight Shadow. Secara umum, cerita tentang sepasang anak muda yang ditinggal orang terdekat, dan berusaha bangkit dari bayang-bayang kesepian dan rasa kehilangan itu.



KITCHEN
Kitchen bercerita tentang seorang gadis muda di Tokyo, Mikage, yang ditinggalkan oleh kematian neneknya. Ia sebatang kara, hingga ia bertemu dengan Yuichi Tanabe di pemakaman neneknya. Yuichi adalah seorang pekerja paruh waktu di toko bunga favorit neneknya. Pemuda itu sangat mengenal nenek Mikage, dan ia mengajak Mikage ke rumahnya. Mikage terpesona dengan rumah Yuichi, terlebih pada dapurnya yang bersih. Selain itu ia menyukai sofa rumah keluarga itu. Yuichi tinggal bersama orangtua tunggalnya ibu/ayah nya bernama Eriko/Yuji. sesungguhnya adalah Ayahnya, yang menjadi waria sepeninggal ibu Yuichi, dan bekerja di sebuah klub malam di Tokyo.

Eriko digambarkan sebagai wanita yang cantik. Mikage sangat mengaguminya, karena kecantikan dan bijaknya. Suatu kesempatan Eriko berkata pada Mikage, kurasa siapapun yang sungguh-sungguh ingin mandiri sebaiknya mencoba merawat sesuatu, entah anak atau tanaman. Soalnya, kita jadi mengerti keterbatasan yang kita miliki. Dari situlah hidup bermula (Hlm 53). Mikage tinggal bersama keluarga itu, dan tempat favoritnya di rumah itu adalah dapur dan sofa. Baginya itulah sedikit pengganti rasa kehilangan yang membuat hidupnya sejenak lebih bersemangat. Yuichi memberikan komentar akan kebiasaan Mikage yang suka tidur di sofa,
...sejak dulu aku senang kalau ada orang yang menginap tidur di sofa ini. Meski berada di rumah sendiri, aku merasa seperti orang yang sedang melakukan perjalanan jauh...(Hlm 85).


Ternyata satu kebersamaan mengancam hubungan lain, seorang perempuan muda lain merasa terganggu dengan kehadiran Mikage di rumah Yuichi. Suatu ketika, ia melabrak Mikage, Kamu hanya suka mencicipi bagian yang menyenangkan dari percintaan, terus menerus memamerkan keperempuananmu di hadapannya. Akibatnya Tanabe menjadi orang yang tanggung. Memang praktis kan, kalau kamu tetap menempel padanya dalam hubungan tanpa status? Tapi bukankah yang disebut dengan percintaan adalah ketika kedua belah pihak saling mengurus satu sama lain? Sementara kamu mangkir dari semua beban berat itu, memasang ekspresi tenang, dan bersikap seolah-olah memahami semuanya..(hlm 97)

Bagaimana memaknai kehilangan? mungkin sesuatu yang tidak bisa dikembalikan lagi seraya berharap bahwa ada keajaiban seperti yang ada di film-film dimana ada 'penundaan' kematian. Sesuatu yang tampaknya tidak masuk akal, namun punya pemaknaan yang berbeda bagi tiap orang, termasuk kehilangan dari versi sang Ayah (Ibu) Yuichi yang mengingat kematian istrinya, ...Sambil memeluk tanaman ini, tubuhku gemetar. Dalam hati aku berpikir; di dunia ini,tidak ada lagi makhluk yang bisa saling memahami selain aku dan nanas ini. Sambil memejamkan mata seolah-olah berusaha menahan gempuran angin dingin, aku merasa aku dan nanas itu merasakan kesepian yang sama...Istri yang selama ini menjadi tempat berbagi telah akrab dengan kematian , dibandingkan aku dan nanas itu (Hlm 109).

Suatu kejadiaan, Eriko dibunuh oleh seorang pelanggan bar. Tidak hanya Yuichi dan Mikage yang ikut bersedih, tetapi juga, Chika, teman Eriko di bar. Penyampaian luapan-luapan emosi pada karakter Chika menunjukkan sisi kemanusiaan yang rasional, Aku kesepian Mikage. Kenapa semua menjadi begini? Tuhan ada atau tidak sih? Aku tak akan pernah bisa bertemu Eriko lagi (hlm 116).

Yoshimoto memilih kalimat-kalimat yang bijak, yang saya rasa bersumber dari pemikiran yang dalam atau mengutip dari seseorang. Saya memilih beberapa kalimat ini dari Mikage:

"..Menurutku, manusia tidak dikalahkan pleh situasi atau kekuatan dari luar. Kekalahan justru menggerogoti dari dalam." (hlm 125)

Manusia bisa memilih satu di antara begitu banyak jalan. Mungkin akan lebih tepat jika dikatakan bahwa momen untuk memilih jalan itu tak ubahnya seperti menyaksikan mimpi. Aku pun mengalami itu. Namun sekarang aku mengerti sehingga bisa mengungkapkannya dengan kata-kata." (Hlm 132)

"Aku tahu. Kristal bercahaya yang berisi masa-masa menyenangkan tiba-tiba terbangun dari tidur panjang di dasar ingatan, dan kini mendorong kami. Bagaikan embusan angin baru, kesegaran hari-hari yang harum itu terlahir kembali di dalam hatiku dan aku menghirupnya. Aku punya kenangan tentang keluarga." (Hlm 135).

dan akhirnya, kalimat inilah yang menjadi kata-kata pembakar semangat serta meraih mimpi bersama:
"...Hei, Yuichi.Aku tidak mau kehilangan kamu. Selama ini kita selalu kesepian, tapi tak pernah kita hiraukan perasaan kita. Kematian adalah sesuatu yang berat. Kita masih muda dan seharusnya belum perlu tahu tentang hal itu, tapi mau tidak mau kita harus begitu...Dan nanti jika masih bersama-sama denganku, mungkin kau akan menyaksikan hal-hal yang menyedihkan, menyebalkan, buruk. Tapi kalau kau tidak keberatan, kita bisa bersama-sama menghadapi apa saja, baik yang jauh lebih menyusahkan maupun menyenangkan. Aku ingin kau memutuskan itu setelah perasaanmu lebih baik. Pikirkan masak-masak dan manfaatkan waktumu, ya?...(Hlm 137).


MOONLIGHT SHADOW

dibanding cerita sebelumnya, Moonlight Shadow lebih "menurun". Tema yang diceritakan tetap sama. Kehilangan karena kematian, namun kali ini kematian seorang kekasih dan saudara kandung. Satsuki kehilangan seorang kekasih, Hitoshi. Ia bersama dengan Shu, adik Hitoshi, juga mengalami kehilangan orang dekatnya. Shu kehilangan seorang kakak laki-laki dan kekasih sekaligus. Pacar Shu bernama Yumiko. ia seorang gadis cantik bertubuh pendek, sebaya dengan Shu dan pandai bermain tenis.Karena usia tergolong dekat, mereka berempat berteman akrab dan sering sekali pergi bermain bersama. Karena sekalian akan pergi keluar, malam itu Hitoshi mengantarkan Yumiko, yang waktu itu berada di tempat Shu, sampai di stasiun dengan menggunakan mobilnya. Di tengah perjalanan terjadi kecelakaan.

Suatu peristiwa terjadi yang biasanya diistilahkan magical realism terjadi di sini. Percaya tidak percaya bahwa Satsuki melihat Hitoshi-yang tadinya sudah meninggal- di seberang sungai seraya melihatnya. Tidak lama, lambat laun Hitoshi mengabur dan menghilang. Apakah suatu kebetulan Satsuki bertemu dengan Urara yang membawanya ke sungai, dan bertemu dengan Hitoshi di sana.

Urara memberi satu nasihat kepada si gadis muda mengenai pelajaran hidup:

..Karena batasan yang dimiliki seseorang tidak akan berubah. Segala sesuatu tentu akan berulang dan mungkin penderitaan yang sama seperti sekarang akan datang lagi, tapi jika bersikap tabah, penderitaan itu bisa ditangani. Begitulah mekanismenya. Mungkin kita akan jadi enggan menghadapi masalah, tapi kalau menerima masalah sebagai bagian dari hidup, penderitaan tidak lagi terasa sakit, kan?" (hlm 186)

Mungkin inilah model magical realism bahwa ada kebetulan yang sedang dan akan terjadi.
Urara berkata pada Satsuki, ...dengan perbandingan satu kali dalam 100 tahun, kebetulan-kebetulan akan tumpang tindih dan ada kemungkinan kejadian itu bisa dilihat. Tempat dan waktu belum diputuskan. Orang yang mengetahuinya menyebutnya sebagai fenomena Tanabata. Dan hal itu hanya bisa terjadi di sungai besar. Tidak semua orang bisa melihatnya. ketika pikiran tentang orang yang sudah meninggal masih tersisa dan kesedihan yang ditinggalkan merespons dengan baik, maka pemandangan itu akan terlihat... (Hlm 196)

Kedua cerita dalam novel ini ini cukup bagus menyajikan bagaimana perasaan, kata hati dan tingkah laku dari pribadi yang mengalami kehilangan orang terdekat. Sorot utamanya adalah dari sisi seorang wanita belia yang melihat dunia langsung suram tanpa ada harapan menjalaninya. Novel ini bagus dengan kata-kata bijaknya. Yoshimoto menyisipkan pandangan-pandangannya tentang hidup dari sisi berbeda. Namun sayangnya, cerita Moonlight mengalami antiklimaks. Pembaca sedikit bosan dengan penyampaian yang berulang bahwa si tokoh utama kehilangan kekasih, dan adiknya kehilangan kakak dan kekasih. Namun, dengan membaca buku ini, sedikit banyak tau tentang budaya orang muda Jepang.

Empat bintang saja deh,

----------------
Banana Yoshimoto adalah nama pena dari Mahoko Yoshimoto (吉本 真秀子 ), Putri Takaaki Yoshimoto, seorang filsuf yang berpengaruh di Jepang. Ia lahir Tokyo pada 24 Juli 1964. Dia lulus dari Universitas Nihon's Art College, jurusan Sastra. Selama waktu itu, ia mengambil nama samaran "Banana" karena cinta pada bunga pisang(??). Saudara perempuan Yoshimoto, Haruno Yoiko, kartunis terkenal di Jepang.

Pekerjaan penulisan pertamanya, Moonlight Shadow, ditulis ketika ia bekerja sebagai waitress in Tokyo, kebanyak ketika ia beristirahat atau pada saat menenangkan antara pelanggan. Moonlight Shadow meraih penghargaan Izumi Kyoka Prize pada 1986. Dan Kitchen, memenangkannya pada Umitsubame First Novel Prize. Kitchen telah dicetak 60 kali di Jepang dan telah diterjemahkan ke lebih 20 bahasa di dunia.

Di luar Jepang, ia dianugerahi beberapa penghargaan di Itali; Literary Prize Scanno pada Juni, 1993 dan Fendissime Literary Prize pada Maret,1996 and Literary Prize Maschera d' argento pada November, 1999.

@hws 22122010

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Rahasia Selma - ulasan

Rahasia Selma
by Linda Christanty
Softcover, 121 pages
Published May 2010 by Gramedia Pustaka Utama (first published April 2010)
ISBN13: 9789792256567

Linda menampilkan tema kemanusiaan tanpa menyerahkan sastra ke bawah telapak kaki penindasan pesan (sutardji Calzoum Bachri)

Realisme Linda mencekam, justru karena antididaktik (Nirwan Dewanto)

ketakutan yang dialami seorang serdadu Indonesia dalam Kuda Terbang Mario Pinto dengan cemerlang menggoyahkan pemahamannya tentang konflik bersenjata dan maskulinitas (Sandra Thibodeaux)

dalam cerita-cerita Linda, terbayangkan perkembangan cerita pendek Indonesia di masa datang (Sapardi Djoko Damono)

Saya tertarik dengan cover buku ini, yaitu sepasang kaki yang dibalut dengan kaus kaki hijau mengenakan sepatu sandal berwarna hitam. KOntras dengan background yang berwarna kuning. Mungkin berhubungan dengan kesukaan Linda yang warna-warna cerah.



Buku ini terdiri dari 11 buah cerpen, dimana delapan diantaranya telah dimuat di media cetak dalam kurun waktu terbit tahun 2005 s.d.2010. Tiga buah cerpen yang tidak diterbitkan di media cetak adalah Rahasia Selma, Ingatan, dan Babe. Membaca kumpulan cerpen dari satu orang penulis biasanya kita akan menemukan kesamaan karakter tokoh yang diceritakan, namun khusus cerpen-cerpen Linda ini saya mengalami kesulitan menemukannya. Tapi ada benang merah yang menjalinnya yakni Linda mengangkat tema kenangan masa lalu, kesepian, serta kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial-sahabat berbagi.

Linda piawai menuliskan sesuatu yang terjadi itu dengan kalimat santun, puitis dan tidak terkesan bahasa sastra yang tinggi, salah satu kutipannya yang menggambarkan tentang kenangan.

..dan kenangan akan aroma sama seperti trauma, selalu tersimpan lama, sayup, dan bangkit memenuhi benakmu oleh satu peristiwa tak terduga, seperti dampak sengat listrik voltase rendah. Tiba-tiba terasa ngilu di jantungmu ketika kotak ingatanmu terbuka. Kamu laksana mobil parkir, yang bisa melaju lagi saat urusan sang tuan sudah selesai. Tuanmu kali ini: kenangan (Hlm 49).

di sisi lain, Linda menonjolkan sentuhan jenaka. Ia mengemas wajah seorang ibu dalam imajinasi anak-anak.

Ibu juga gemar menarik garis lengkung di bagian luar bibir dengan pensil khusus, membentuk dua busur kembar, atas dan bawah. Bibir perempuan ini menjadi lebih tebal, sehingga wajahnya bagai sebuah negeri dengan bibir sebagai pusat pemerintahan (Rahasia Selma-Hlm 56).

Kembali ke cerpen Linda, cerpennya ini agak berat dibaca. Saya sendiri harus membaca buku ini dua kali. Satu kali dibaca, kemudian googling cari tahu siapa beliau, kemudian baca lagi. Menurut saya, cerpen Linda ini memang pantas didiskusikan oleh para pendidik maupun pemerhati masalah anak dan karena sarat dengan emosi jiwa berupa ingatan dan masa lalu. Berikut ini sedikit cuplikan (spoiler alert!!) kumpulan cerpen ini.

Pohon Kersen
Kenangan akan Pohon Kersen yang di tanam di sebelah rumah kakek. Kakek sempat ingin menebang pohon ini. Dari atas pohon ini, "Aku" melihat banyak peristiwa.

Menunggu Ibu
Seorang anak melihat Ibunya depresi. Ia harus berpisah dengan adiknya karena keputusan keluarga, Ibunya tak mampu membiayai belanja mereka. Kelakuan ibunya yang semakin aneh dan mengkhawatirkan. Apa sebab?

Kupu-kupu Merah Jambu
Kehidupan seorang wanita malam. Sekelilingnya membuat ia mual, rumahnya, tempat ia mangkal, sungai kotor di depan kamar sewanya. Ia punya harga diri, ketika orang lain mengancamnya.

Mercusuar
Cerpen ini pernah dimuat dalam kumpulan cerpen "Rahasia Bulan". Bercerita tentang dua wanita yang bertemu karena wanita yang satu ingin meminjam pemantik api. Perjalanan mereka selanjutnya ke Mercusuar. Mercusuar memandu kapal-kapal, sendirian. Persis seorang nabi.

Rahasia Selma
Kesepian seorang putri tunggal yang masih anak-anak. Ia mencoba menemukan dunianya dengan berjalan-jalan dan mengitari setiap tempat. Linda menempatkan kesepian dalam dunia anak dengan gambaran-gambaran yang imajinatif.

Kesedihan
Kala kita menghibur orang lain karena kesendiriannya, terhiburkah kita karena kitapun butuh dihibur serupa? Ah...Linda sangat cerdas menggambarkannya dalam cerpen ini dengan tokoh: Aku, Kamu, Dia, dan Kita.

Drama
Pengakuan: Saya bingung dengan cerpen ini. Saya kurang paham dengan konteksnya. Ampun..ampun..

Para Pencerita
Kerinduan akan suasana ranjang. Dimana Ibu dan anak-anak serta saudara-saudara bercerita apa saja di ranjang. Ranjang ibarat sebuah press center, dimana segala informasi mengenai rumah, keluarga dan urusan apa saja tersaji dengan lengkap. Dan kemana semua pencerita itu?

Jazirah di Utara
Akar budaya dan darah nenek moyang, mengikat orang untuk berlaku sesuai kaidah suku bangsa. Apakah setiap ajaran orangtua memiliki celah untuk dilanggar? Hal itu kembali pada manusia itu sendiri.

Ingatan
Ingatan itu milik manusia. Simpanlah itu. Ada waktunya ia menjadi tak berguna karena......


Babe
Surat seorang istri pada suaminya yang ia panggil dengan "Babe".

Linda Christanty adalah seorang penulis kelahiran Bangka Belitung tahun 1968. Salah satu bukunya yang mendapat apresiasi adalah Dari Jawa Menuju Atjeh: Kumpulan Tulisan tentang Politik, Islam, dan Gay. Cerpennya Kuda terbang Maria Pinto, mendapat penghargaan Khatulistiwa Literary Award tahun 2004. Saat ini memimpin Kantor berita Aceh Feature Service, sebuah kantor berita yang menyediakan informasi dan liputan mendalam tentang kondisi Aceh pascatsunami dan konflik di Banda Aceh. Ada satu berita yang mengatakan bahwa Linda mengkritik Andrea Hirata, penulis tetralogi Laskar Pelangi, bahwa sesungguhnya ia tidak memberikan endorsement pada novel Edensor. Diketahui pada novel itu, ia memberikan endorsement “Andrea Hirata mebuatku mabuk kepayang”. Linda mengatakan bahwa Ia merasa sama sekali tidak pernah menulis komentar apapun untuk buku Andrea manapun apalagi sampai membuatnya mabuk kepayang.

Jurnalisme sastrawi, begitu ia menyebut cara ia menuturkan peristiwa. Karena itu ia kerap dihujani pertanyaan tentang bumbu imajinasi dalam laporan. "Tapi saya tidak akan terpeleset dan memberi imajinasi pada laporan jurnalistik saya. Saya tahu betul di mana batasannya," ucapnya dalam nada penuh penekanan.

Akhirnya saya memberi bintang 4 untung kumpulan cerpen, satu bintang kurang karena ada satu paragraf yang mengganggu dalam Cerpen Drama, dimana Linda menulis seperti ini.
Setahu dia, pohon beringin itu angker, sarang jin,dan menghalangi matahari pagi yang kaya ultraviolet serta mengandung vitamin D itu menyiram tubuh manusia serta memperkuat tulang-tulang mereka. (hlm 74-75).

@hws13092010

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Garis Perempuan - ulasan

Garis Perempuan
by Sanie B. Kuncoro
Paperback, 375 pages
Published January 2010 by Bentang Pustaka
ISBN13: 9789791227728
Perempuan dengan segala keunikannya memiliki segala sesuatu yang sepertinya tidak habis-habisnya untuk dipelajari dan dibahas. Pujangga-pujangga ternama pun tidak melewatkan sifat wanita dalam karya sastra mereka.

Novel ini bercerita tentang persahabatan empat orang perempuan yang bernama Ranting, Gendhing, Tawangsri, dan Zhang Mey. Mereka bersahabat sejak usia anak-anak. Permainan favorit yang mereka senangi adalah main pasar-pasaran. Mereka berempat melakukan persiapan untuk permainan pasar-pasaran. Antara lain menyiapkan kereweng (dari bekas pecahan genting) untuk dijadikan uang-uangan. Selain itu mereka mengumpulakn bunga-buga sepert bunga kenanga, bunga bougenvil, dan bunga melati sebagai barang dagangan dalam pasar-pasaran mereka. Dalam cerita pada bab awal ini disebutkan bahwa yang berperan menjadi pembeli adalah Ranting dan Gendhing, sedangkan Tawangsri dan Zhang Mey menjadi penjualnya. Namun, akhirnya banyak anak-anak lain yang datang. Ranting dan Gendhing akhirnya mengambil peran sebagai penjual. Dagangan mereka laku keras. Tumpukan kereweng menjadi buktinya.



Disinilah imajinasi anak-anak mengalahkan realitas dunia orang dewasa. Mereka terutama Ranting tidak perlu merasa takut akan tidak ada uang untuk berbelanja. Baginya, kehidupan ia dan mboknya yang pas-pasan tentunya tidak akan dapat leluasa berbelanja di dunia nyata.

Permainan pasar-pasaran mereka baru saja berhenti ketika seorang ibu berteriak mengucapkan "Bancaan..bancaan...kemari." Bancaan ini biasanya dibagikan khusus buat anak kecil, dalam rangka kelahiran bayi, ulang tahun, kehamilan, pernikahan atau acara syukuran lainnya. Namun kali adalah Bancaannya Ajeng, karena ia sudah perawan. Keempat gadis cilik saling melirik, Zhang May bertanya, "Apa artinya menjadi perawan?"
Gendhing menjawab, " Mbuh, ora weruh"
Ranting dan Tawangsri,"Podo, aku yo ora mudeng"


Selanjutnya adalah untaian cerita dari masa kanak-kanak menuju usia akil baliq yang terjadi pada diri Ranting, Gendhing, Tawangsri, dan Zhang Mey. Ranting tinggal bersama dengan Mboknya yang berjualan karak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Tawangsri tinggal bersama ayahnya yang seorang tukang becak pada keluarga Zhang May dan ibu yang berprofesi sebagai buruh cuci. Tawangsri memiliki ibu yang berprofesi
sebagai pedagang kain batik di pasar, sedangkan Zhang May adalah anak dari pengusaha yang menyewakan becak kepada orang.

Dari latar belakang keluarga yang berbeda, mereka tumbuh dalam keluarga
masing-masing yang membesarkan mereka. Ranting harus terbiasa membantu ibunya berjualan karak, sementara ibunya sendiri sudah tua dan menderita tumor. Tawangsri yang sering membantu ibunya untuk mencuci untuk mendapat tambahan buat uang sekolah dan kebutuhan sehari-harinya. Tawangsri dan Zhang May lebih beruntung dari kedua
temannya, karena orangtua mereka lebih mampu secara ekonomi untuk menyekolahkan mereka hingga perguruan tinggi.

Persoalan yang dialami oleh keempat gadis ini adalah persoalan yang juga dialami oleh gadis-gadis di seluruh negeri ini. kadangkala keinginan yang begitu menggebu-gebu tidak harus berakhir dengan indah seperti cerita negeri dongeng atau cerita pengantar sebelum tidur. Setiap menit setiap jam adalah perjuangan, membuat keputusan di tengah situasi yang sulit adalah tantangan terberat bagi para gadis belia ini.

Bagaimana Ranting harus membiayai biaya operasi tumor ibunya?
Bagaimana gendhing memikul utang bapa ibunya?
Bagaimana tawangsri menemukan sosok ayah dalam diri Jenggala yang memikatnya pada suatu sore?
Bagaimana Zhang Mey harus menentukan siapa pria yang menjadi bagian hidupnya, pillihannya kah atau pilihan orangtuanya?

Mungkin memang kehidupan seperti garis, yang tidak akan pernah kembali lagi. garis akan mulai dari titik satu dan tidak akan pernah kembali lagi. Sanie Kuncoro sangat apik dalam mengemas permasalahan realitas perempuan dalam sebuah novel. Tidak disebutkan di daerah mana novel ini bersetting, namun dari beberapa kosakata bahasa jawa yang sangat banyak di bagian cerita Ranting dan Gendhing, saya berkesimpulan
ini bercerita di daerah Jawa Tengah, karena disamping itu saya menemukan ada nama kota Wonosobo disebut. Selain itu, Sanie Kuncoro adalah alumni Universitas Diponegoro, jadi saya semakin kuat berkesimpulan novel ini berkisah di sebuah kota di Jawa Tengah.

Banyak sekali kosa kata Jawa yang ditulis disini, dan bagusnya lagi ada glossarinya di halaman akhir sehingga bagi yang nggak ngerti bisa ngintip dulu.Sanie sangat pintar meramu kata-kata menjadi untaian kalimat yang indah, saya sangat suka dengan pilihan-pilihan kata-katanya.

Tidak salah saya memberi 4 bintang, karena buku ini memanglah bagus.

@hws220310

lintasberita

Lanjut Baca

Buku The Unknown Errors of Our Lives - ulasan

The Unknown Errors of Our Lives: Kesalahan-Kesalahan yang Tidak Diketahui dalam Hidup Kita
by Chitra Banerjee Divakaruni
illustrator: Satya Utama Jadi
Translator: Gita Yuliani K.
Paperback, 264 pages
Published February 2010 by PT. Gramedia Pustaka Utama (first published 2001)
ISBN13 9789792253689

Selama masih hidup di dunia fana ini, kita tidak akan luput dari kesalahan. Dari kesalahan yang dilakukan, terbagi menjadi kesalahan yang disadari maupun kesalahan yang tidak disadari. Orang bijak adalah orang yang belajar dari kesalahan.

Pernahkah anda memasuki suatu lingkungan baru yang sama sekali berbeda sekali manusia maupun sosialisasinya dengan lingkungan sebelumnya? Pernahkah merasakan dimana lingkungan baru tersebut begitu menyesak, sehingga setiap hari terasa lama dan itu membuatmu malas untuk bangun pagi, karena hari yang membosankan akan segera dimulai.



Buku karangan Divakaruni ini, bukanlah semacam karya baru di dunia sastra yang menggambarkan hubungan antara India-Amerika. Karya lain yang turut menceritakan bagaimana kehidupan imigran India di Amerika misalnya adalah film My name is Khan, atau novel Midnight’s Children pada tahun 1981 karya Salman Rushdie, Namesake karya Jhumpa Lahiri.

Mengapa terjadi imigrasi ke Amerika? Sebelum ada amandemen mengenai kebijakan keimigrasian pada tahun 1965,sebagian besar imigran yang masuk Amerika adalah pendatang dari negara-negara Eropa. Dalam salah satu artikel di www.theatlantic.com , James Fallows menyatakan kuota yang tidak adil ini sebagai 'jumlah terbesar ras' didalam masyarakat Amerika. Setelah kebijakan dibuat, pendatang dari dunia ketiga ikut meramaikan "bursa" imigran di Amerika. Selain itu, Amandemen UU Imigrasi mengatur bahwa imigran tidak harus dari etnik tertentu, melainkan karena hubungan kekeluargaan. Hal ini berarti orang di luar Amerika yang mempunyai hubungan darah secara langsung dengan warga negara amerika mendapatkan kemudahan untuk dapat masuk ke Amerika. Tanpa batasan, setiap orang yang disponsori oleh keluarga warga Amerika, apakah dia seorang yang tidak berpendidikan, orang tua, pengangguran mendapat hak khusus untuk masuk ke Amerika.

Mengapa Amerika yang menjadi tujuan? Amerika Serikat bagaimanapun tetap menjadi tujuan utama bagi imigran, dengan 42,8 juta pada 2010, sekitar 20 persen dari jumlah imigran di seluruh dunia.Negara lainnya dengan penduduk kelahiran asing yang tinggi mencakup Rusia, Jerman, Arab Saudi, Kanada, Inggris, Spanyol, India dan Ukraina, menurut IOM (International Organization for Migration). Selain itu menurut IOM, Pada 2025 orang-orang muda yang memasuki angkatan kerja di negara-negara berkembang akan melampaui angkatan kerja total sekarang ini di negara-negara industri. Di masa mendatang, bukan hanya Amerika, Ekonomi-ekonomi yang tumbuh dengan cepat di Asia, Afrika, dan Amerika Latin itu menjadi semakin populer sebagai negara-negara tujuan pekerja imigran.

Data-data jumlah Imigran
Wikipedia menulis sebagai berikut.
Sejak liberalisasi kebijakan imigrasi tahun 1965, jumlah imigrasi generasi pertama yang menetap di Amerika Serikat telah berlipat empat dari 9.6 juta jiwa pada 1970 menjadi 38 juta jiwa pada 2007[4] 1.046.539 jiwa mengalami naturalisasi sebagai warga negara AS pada 2008. Negara emigran terbesar ke Amerika Serikat adalah Meksiko, India, dan Filipina.


Di samping karena hubungan keluarga yang menyebabkan emigrasi dari India ke Amerika, istilah lain yang dikenal adalah brain drain atau human capital flight. Human capital flihgt yaitu emigrasi dalam jumlah yang cukup besar oleh individu yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang tinggi. Alasan utama beremigrasi yaitu karena alasan kesempatan pekerjaan yang kurang di negeri sendiri, kekacauan politik, resesi ekonomi, pengaruh keluarga, keinginan untuk hidup lebih sejahtera). Menurut Aaron Chaze (2007), yang melakukan penelitian di 61 negara berkembang, dimana sebagian besar para braindrainer memilih bermigrasi ke negara-negara Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), terutama Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, dan Jerman. Saat ini terdapat sebanyak 50.000 (5%) dokter India yang bekerja di negeri Paman Sam serta ratusan ribu manajer, teknisi, dan ahli komputer bekerja di Microsoft, McKinsey & Company, Citigroup, dan berbagai firma teknologi informasi di kota-kota metropolitan Amerika.

UNDP memperkirakan, India kehilangan sekitar dua miliar dollar AS per tahun akibat migrasi teknisi dan ahli komputer, yang diperkirakan mencapai 2,2 juta orang sampai akhir tahun 2008. Bagaimana dengan Indonesia? Beruntung, Indonesia termasuk yang paling rendah, yakni kurang dari 5% dari golongan terdidik yang bermigrasi ke negara-negara maju.

Selama lebih dari 30 tahun yang lalu. India secara rutin merupakan negara pengekspor tenaga muda yang terampil ke negara-negara maju. Dimulai pada awal tahun 1960-an, lulusan terbaik dari Indian Institute of Technology (IITs) meninggalkan India dalam jumlah yang cukup besar untuk kemudian bekerja pada Silicon Valley, Amerika Serikat. Saat ini, komunitas India di Amerika, baik imigran maupun mereka yang terlahir di sana, merupakan komunitas dengan proposi cukup besar sehingga dianggap mewakili populasi asal Asia. Kini para profesional asal India tersebut telah menguasai sedikitnya 8.000 perusahaan di bidang komunikasi, informasi dan teknologi di kawasan Silicon Valley dengan pemasukan sebesar US$ 4 miliar ditambah dengan penyediaan lapangan kerja sebanyak 17.000 kursi.

Fenomena ini mau tidak mau membawa dampak terhadap kehidupan hubungan sosial antar bangsa Amerika dan India. Divakaruni menuliskan bagaimana orang India berhadapan dengan budaya baru bagi mereka, serta tantangan dari dalam maupun dari luar diri mereka. Keluarga. Inilah tema yang paling kontekstual dengan budaya Orang Timur. Sebagaimana bangsa Indonesia, orang india tetap menempatkan keluarga dalam posisi penting dalam kehidupan mereka. Walau kadang efek negatifnya ialah konflik-konflik muncul karena hubungan dekat itu sendiri.

Seandainya saja ditulis dalam konteks Indonesia yang bermigrasi ke Amerika, saya rasa tidak sulit memahami kumpulan cerpen ini. Jujur saya akui, saya harus membaca ulang, agar mendapat inti ceritanya. Apalagi, Divakaruni menambahkan istilah-istilah Bengali yang membuat saya melewati begitu saja.


Buku ini terdiri dari sembilan cerpen, yaitu:
1. Nyonya Dutta menulis surat
2. Kecerdasan Benda-benda Liar
3. Kehidupan Orang-orang Asing
4. Cinta Seorang Pria baik
5. Apa yang Diketahui Tubuh
6. Anak-anak yang Terlupakan
7. Masa Kaktus yang Berbunga
8. Kesalahan-kesalahan yang Tidak Diketahui Dalam hidup kita
9. Nama-nama Bintang dalam Bahasa Benggali

Dari kesembilan cerita pendek karangan Divakaruni ini, semuanya bertokoh utama perempuan yang karakternya berbeda-beda sesuai perannya sebagai: ibu mertua, putri, ibu rumah tangga, kakak perempuan, yang mengalami pergulatan yang cukup serius akibat perbenturan kebudayaan dan tradisi India terhadap mereka, anak mereka, di tempat tinggal baru, Amerika.

Cara menyampaikan Divakaruni sungguh memesona. Nyonya Dutta menceritakan kisah hidupnya selama di Amerika yang tinggal bersama anak dan menantunya lewat surat kepada sahabatnya di India. Divakaruni menggambarkan betapa Nyonya Dutta merasakan hidup di apartemen sungguhlah begitu berbeda dengan kehidupan di India. Divakaruni dengan penuturan khas (khas India kali ya) menuliskan Kasih seorang kakak pada adiknya, kehangatan keluarga jauh lebih berharga dari kehidupan yang serba teratur, memaafkan pengalaman masa kecil yang pahit, cinta itu universal-di benua manapun tetap ada-meraih kebahagiaan merupakan keputusan diri, kebahagiaan dan kesedihan sepertinya saling bergantian mengisi hidup kita, tinggal bagaimana menghadapinya sesuai waktu masing-masing, saat kau pulang kampung dengan membawa cucu ke orang tuamu, perhatikan bahwa kau melihat masa kecilmu di sana.

Dari kumpulan cerpen beliau ini, kita dapat mengetahui bahwa wanita (masih) menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga orang India. Atas dasar itu, ia mendirikan semacam LSM, yang bernama Maitri pada tahun 1991, lembaga itu berperan mendampingi wanita khususnya yang dari Asia Selatan yang menjadi korban kekerasan. Dan dari wawancara diketahui bahwa wanita yang datang ke Maitri itu adalah sumber inspirasinya menulis tentang imigrasi, terutama wanita imigran asal Asia Selatan.

Buku ini cocok didiskusikan. Terutama yang berkaitan dengan isu imigran, jender, budaya, hubungan manusia. Saya berandai dari penulis kita juga turut memberi kontribusinya dalam bentuk pengabdian di LSM. Turut prihatin dengan banyaknya kasus kekerasan pada wanita yang tidak tersuarakan.

Empat bintang.

--------------------------------
Chitra Banerjee Divakaruni pada Tahun 1976 meninggalkan kampung halamannya di Calcutta, India untuk tinggal di Amerika, saat itu ia berusia 19 tahun. Kumpulan cerpennya, Arranged Marriage, dianugerahi American Book Award pada tahun 1995, dan dua novelnya The Mistress of Spices dan Sister of My Heart telah difilmkan.

Atas kisah hidupnya itulah Divakaruni berpesan pada imigran seperti dirinya supaya berjuang untuk menciptakan kehidupan baru. Divakuruni mengatakan bahwa kehidupan sebagai imigran sangat-sangat sulit, namun justru itu yang membuatnya sebagai sumber inspirasi. " Kita melukis dari dua budaya, dengan dua paket cara pandang dunia. Ia menyimpan kenangan itu dalam puisi, novel, dan juga cerita pendek. Puisinya adalah Black Candle and Leaving Yuba City. Karya fiksinya sendiri telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa, termasuk Belanda, Ibrani, Indonesia dan bahasa Jepang.

Sumber bacaan:
http://library.thinkquest.org/07aug/00782/id/how-third-world.html
Artikel Ilmiah BRAIN DRAIN, MASALAH BESAR BAGI NEGARA BERKEMBANG* *Oleh: Hariyanto Jurusan EP FE Universitas Sebelas Maret Surakarta
http://en.wikipedia.org/wiki/Chitra_Banerjee_Divakaruni
Words matter: conversations with Asian American writers Oleh King-Kok Cheung
http://id.wikipedia.org/wiki/Imigrasi_ke_Amerika_Serikat
http://www.antaranews.com/berita/1291069734/jumlah-imigran-dapat-meningkat-menjadi-405-juta-pada-2050

lintasberita

Lanjut Baca

Buku 9 dari Nadira - ulasan

9 dari Nadira
by Leila S. Chudori
Paperback, 270 pages
Published October 2009 by Kepustakaan Populer Gramedia
ISBN13: 9789799102096

Sebelum menulis review ini, saya melakukan jelajah jejak dari Leila S. Chudori di mesin pencari Google. Selama ini jejak seseorang di dunia maya tergantung setenar apa dia, karya apa yang dibuat, dan juga seberapa banyak orang lain menulis tentang dia. Beruntung, review tentang kumpulan cerpen 9 dari Nadira ini cukup banyak tersedia di dunia maya, banyak orang seolah "tidak mau ketinggalan" meresensi bukunya ini, termasuk saya.



Sekilas tentang Penulis
Dari hasil googling tersebut, tahulah saya apa singkatan "S" pada namanya, yakni Salikha. Perempuan kelahiran Jakarta, 12 Desember 1962, ini mulai sebagai penulis anak-anak. Karya-karya awal Leila kerap dimuat di majalah Si Kuncung, Hai, dan Kawanku. Ketika dewasa, cerita pendeknya dapat ditemui di majalah sastra Horison, dan Matra. 9 dari Nadira merupakan karya fiksi pertamanya yang diterbitkan sejak buku kumpulan cerpen Malam Terakhir pada tahun 1989. Ayah Leila, Mohammad Chudori adalah seorang wartawan kantor berita Antara. Saat ini Leila tinggal bersama putrinya Rain Chudori-Soerjoatmodjo, yang juga merupakan penulis dan peresensi film. Resensi yang ditulis Rain antara lain film (500) Days of Summer untuk Jakarta Post dapat dilihat di sini.

tentang Kumpulan Cerpen
Terserah pada Leila apa nama yang mau diberikan, apakah itu kumpulan cerpen atau novel. Namun, pembaca berhak untuk menilai. Buku ini lebih tepatnya adalah novel, walau diberi nama kumpulan cerpen. Cerpen di dalam ini seolah berdiri sendiri, namun punya satu tautan dengan cerpen lainnya.

Berhubung buku yang saya baca belakangan adalah kumpulan cerpen, saya mencoba membaca dari judul terakhir, Utara Bayu dan At Pedder Bay. Cerpen ke 8 dan 9 tersebut, cukup memberi gambaran awal bagi saya tentang Nadira.

Nadira adalah seorang wartawati Majalan Tera. Ia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Ia memanggil Kakaknya dengan Yu Nina dan Kang Arya. Dari hasil identifikasi cerita, diketahui bahwa Nadira lahir di tahun 1962, Arya lahir tahun 1961, dan Nina lahir di tahun 1958.

Mereka terlahir dari keluarga yang berpendidikan. Ayah Nadira, Bram adalah seorang wartawan, ayahnya bertemu dengan ibunya Nadira, Kemala Suwandi ketika sama-sama menempuh pendidikan di Belanda. Kemala Suwandi di Vrije Universiteit, sedangkan Bram di Gemeentelijke Universiteit. Kemala mengambil jurusan sastra, sedangkah Bram mengambil jurusan politik dan ekonomi.

Nadira dan kedua kakaknya tumbuh dalam pola asuh yang baik. Dari kakeknya, mereka menerima pelajaran agama dengan kuat. Dari orangtuanya, mereka memperoleh kebebasan dalam menentukan bidang yang mereka minati. Mereka tumbuh besar, Nina menaruh peminatan pada sejarah politik, Arya pada kehutanan, sedangkan Nadira pada jurnalistik.

Cerita yang tersaji dalam kumpulan cerpen ini dibuat meloncat-loncat. Pada cerpen pertama "Mencari Seikat Seruni" beberapa cuplikan buku harian Kemala memberikan gambaran, bagaimana ia mengawali hari-harinya di Amsterdam dan kisah bertemunya ia dengan Bram. Kisah awal pada cerpen ini ketika seluruh keluarga terkejut dengan peristiwa bunuh dirinya ibu Nadira.

Kesembilan cerita fiksi ini "sepertinya" bertautan dengan kehidupan pribadi Leila yang digambarkan dalam karakter Nadira. Persamaannya antara lain, berayahkan wartawan, bekerja di majalah berita, berkelahiran di tahun 1962, dan bersekolah di Kanada. Pada cerpen "Tasbih" ada sebuah tasbih yang diberikan oleh Kakeknya pada ibunya, dan itulah benda yang membuat Nadira tenang, selain itu bercerita tentang pengalaman ketika mewawancarai seseorang, Nadira menonjok orang yang diwawancarai karena orang tersebut menghina ibunya.

Leila menggambarkan kekuatan (sekaligus kelemahan?) perempuan menghadapi hidup. Demi mengurus keluarga, Ibu Nadira tidak menyelesaikan sekolah di Belanda. Nina menemukan cinta dari seorang koreografer yang kemudian meninggalkannya karena terpikat perempuan lain, Nadira bangkit dari keterpurukan setelah bertemu dengan Niko, yang kemudian juga mereka berpisah.

Saya menilai tidak mudah menyusun cerita ini. Saya beranggapan Jika cerita ini benar-benar fiksi, maka sungguhlah hebatlah Leila meramu kisah fiksi. Saya beranggapan dengan membaca buku ini, kita dapat membaca mini biografi Leila dalam sebuah buku. Apa sebenarnya motif ibu Nadira sehingga ia bunuh diri, bagi saya itu tidak penting, sebab seperti yang ditonjolkan Leila, bahwa bangkit dari keterpurukan dan kembali ceria menghadapi hidup, itulah warna-warni hidup. Lewat buku ini, Leila telah berbagi hidup dengan saya.

@hwsjkt18082010


lintasberita

Lanjut Baca

Buku To Kill a Mockingbird - ulasan


Paperback, Gold Edition, 536 pages
Published October 2010 (first published 1960)

Penerbit Qanita (Mizan Group)

"..Mockingbird menyanyikan musik untuk kita nikmati, hanya itulah yang mereka lakukan. Mereka tidak memakan tanaman di kebun orang, tidak bersarang di gudang jagung, mereka tidak melakukan apapun, kecuali menyanyi dengan tulus untuk kita. Karena itulah, membunuh mockingbird itu dosa." (Hlm 173).

Novel klasik yang sudah berusia 50 tahun sejak diterbitkan pertama kali pada tahun 1960. Kehidupan di kota kecil Maycomb County, Alabama memberikan gambaran yang jelas tentang kehidupan masyarakat pada saat itu. Dimana pengalaman masa lalu menjadi pelajaran berharga. Diceritakan dari sudut pandang seorang anak 6 tahun, Jean Louis atau Scout yang bermain bersama kakaknya Jeremy Finch dan sahabat musim panas mereka, Dill. Ayah mereka, Atticus Finch adalah seorang pengacara. Ibu mereka sudah meninggal, namun ada Calpurnia yang mengasuh mereka.



Toleransi
Jean Louise sangat cerdas. Di kelasnya, ia satu-satunya yang dapat membaca dan menulis. Gurunya menyalahkan ayah Scout karena sudah mengajarinya membaca. "Kau seharusnya belum belajar itu, nak". katanya. Scout menceritakan teman-temannya yang ada di kelas. Salah satunya adalah Walter Cunningham. Walter berasal dari keluarga Cunningham di Maycomb County yang dikenal tidak bisa membayar sesuatu dengan uang, tapi dari hasil panen dari tanah keluarga mereka. Scout berhasil menjelaskan dengan bahasanya sendiri siapa itu keluarga Cunningham di Maycomb County. Itu membuat gurunya, Miss Caroline tersinggung dan menghukumnya.

Akhirnya Scout memukul Walter Cunningham di luar sekolah karena merasa Walter-lah penyebab ia dihukum oleh Miss Caroline. Namun, Walter tidak mendendam. Jem bertindak bijak dengan mengajak Walter makan siang ke rumah keluarga Finch. Seraya mengatakan pada Walter "Ayah kami berteman dengan ayahmu. Scout ini, dia memang gila dia tidak akan mengajakmu berkelahi lagi" (h.51).

Dari sini kelihatan kalau anak-anak tidak membeda-bedakan teman berdasarkan asalnya, status sosial, atau bahkan agama. Kita bisa bandingkan dengan Shmuel dan Bruno di cerita The Boy in the Striped Pajamas, Amir dan Hassan pada cerita The Kite Runner. Ketulusan berteman anak-anak patutlah kita tiru, tidak salah bukan orang dewasapun perlu belajar dari anak-anak.

Prasangka
John Wesley-Pendiri Methodist- mengatakan bahwa “Passion and prejudice govern the world; only under the name of reason.” Prasangka menyebabkan orang akan kehilangan kekritisannya. Tidak berusaha mencari tahu dan membiarkan diri hidup dalam prasangka justru akan membuat hati tidak bersih. Seperti yang diceritakan bahwa Arthur "Boo" Radley tidak pernah keluar rumah. Imajinasi Jem yang diceritakan pada Scout jauh dari kesan bahwa Boo sebenarnya adalah anak yang bersahabat. Sudah ada tanda-tanda sebelumnya bahwa Boo memiliki hati yang baik. Pertama, hadiah-hadiah yang disiapkan di ceruk pohon bagi Jem dan Scout. Kedua, celana Jem yang sudah tergantung dan sudah terjahit dengan rapi di pagar rumah keluarga Radley. Ketiga, diselamatkannya Jem dan Scout ketika pulang dari pesta Halloween.

Suatu permenungan yang mendalam-tentu saja karena pengalaman-ketika Scout mengingat apa kata ayahnya.Atticus benar. Dia pernah berkata, kau tak akan pernah mengenal seseorang sampai kau berada dalam posisinya dan mencoba menjalani hidupnya. Hanya berdiri di serambi Radley pun cukup (h.507).

Arthur 'Boo' Radley adalah Mockingbird pertama.

Kebaikan dan Kejahatan
“The battleline between good and evil runs through the heart of every man.” demikian dikatakan oleh Alexander Solzhenitsyn-novelis Rusia. Itulah mengapa kita perlu pengetahuan. Pemahaman akan nilai kebaikan bukanlah sesuatu yang datangnya instan, namun sebuah proses dari budi manusia. Sebagai contoh sisi kebaikan seorang pengasuh pada keluarga Atticus. Cerita tentang Calpurnia yang mendidik Jem dan Scout tentunya tidak semata-mata karena Atticus telah membayarnya sebagai seorang pengasuh. Terlebih dari itu, karena ia mengasihi mereka. Tentunya bukan tugas pengasuh untuk menyuruh Scout menuliskan satu bab alkitab dengan tulisan bersambung (h.41), menarik Scout ke dapur karena Scout memprotes cara makan Walter Cunningham (h.51). Scout membenci hal itu. Namun, sebuah nasihat bijak Atticus pada Scout, "... Pikirkan betapa banyak yang dilakukan Cal untukmu, dan patuhilah perkataannya (h.53).

Sisi lain pada manusia, yaitu kejahatan dicontohkan pada persidangan Tom Robinson. Atticus dengan cerdas sudah mengungkapkan fakta bahwa tidak logis Tom Robinson yang memperkosa Mayella Ewell. Dengan sangat meyakinkan, Atticus memberi pernyataan di muka pengadilan bahwa apa yang terjadi atas diri Mayella adalah akibat kebodohan dan kemelaratan yang kejam (h.369). Tapi seharusnya tidak ada toleransi pada Mayella sebab ia berusaha menutupi bukti pelanggarannya bahkan sampai harus mengenyahkan Tom Robinson, karena kalau Tom Robinson masih ada akan mengingatkannya (Mayella) atas perbuatan memalukan yang dilakukannya. Apa salahnya menggoda seorang laki-laki? yang salah karena ia Mayella menggoda seorang Negro (h.370). Ada apa dengan Negro? Atticus melanjutkan bahwa ada asumsi atau prasangka jahat yang tertanam kuat di orang kulit putih bahwa Negro adalah makhluk tidak bermoral. Attiicus menambahkan bahwa perbuatan jahat maupun ketidakbermoralan adalah milik seluruh manusia, tidak berlaku pada satu ras saja. "Tak ada orang di ruang pengadilan ini yang belum pernah berbohong, yang belum pernah berbuat amoral, dan tak ada lelaki hidup yang tak pernah memandang seorang perempuan dengan hasrat" (h.370).

Pengadilan yang bersistem juri itu memutuskan lain. Seperti sudah tradisi, tidak ada juri yang membela kulit hitam. Ketika Hakim Taylor menerima secarik kertas yang berisi putusan juri, isinya:"Bersalah...bersalah...bersalah...bersalah...bersalah..."(h.383).

Namun, keluarga Tom yang Negro adalah orang yang tahu berterimakasih. Atticus dikirimi berbagai macam makanan ke rumahnya. Tidak seperti Bob Ewell, ia malah mengancam akan membunuh Atticus sampai kapanpun. Bob Ewell digambarkan sebagai orang pemalas, pemabuk, memakan uang asuransi, menelantarkan anak, seorang kidal (yang di pengadilan dibuktikan oleh Atticus bahwa dialah yang memukul Mayella), dan seorang (calon) pembunuh anak-anak Finch.

Tom Robinson akhirnya mati karena ia ditembak saat mencoba melarikan diri dari penjara. Tom Robinson adalah Mockingbird kedua.

Pentingnya Pendidikan
Salah satu keunggulan Atticus Finch ialah ia mendidik anaknya. Pendidikan adalah kunci untuk membuka kebodohan termasuk prasangka. Selepas waktu bekerja sebagai pengacara, ia bersama dengan Scout akan membaca artikel koran. Untuk Jem, ia membelikan majalah kesukaannya, Football. Apa sarananya? membaca dan bertanya. Scout dan Jem sering terlibat diskusi atau perdebatan, dan yang menjadi tempat bertanya terakhir adalah ayah mereka. Aku dan Jem sudah terbiasa dengan diksi ayah kami yang lebih cocok diterapkan pada surat wasiat, dan kami bebas menyela Attiicus kapanpun untuk memintanya menjelaskan kata-kata itu kalau ucapannya tak kami mengerti (h. 69)

Jika seorang Jem adalah anak biasa yang tidak terbekali dengan baik dengan apa yang terjadi di pengadilan, tentunya ia tidak akan marah ketika keputusan juri tidak berpihak pada Tom Robinson dalam hal ini Atticus sebagai pengacaranya. Pengalaman adalah guru terbaik. Jem benar-benar kecewa. Ia tadinya menganggap, bahwa orang-orang Maycomb adalah orang (yang kelihatannya) terbaik di dunia, namun tidak adanya yang membela Tom selain Atticus di kota itu. Mungkin terlalu berani seorang anak usia 12 tahun mengucapkan satu kalimat cerdas untuk merespon kalimat Miss Maudie yang pesimis; "Bicara memang gampang, tak bisakah hakim dan pengacara Kristen mengimbangi juri kafir? Kalau aku sudah dewasa? (h.392).

Hal serupa disampaikan oleh Jem kepada adiknya bahwa setiap orang harus belajar. Bahwa tidak ada manusia yang dari lahir sudah bisa membaca, ia mencontohkan kalaupun Walter tidak naik kelas itu karena ia harus membolos untuk bekerja dan membantu ayahnya.

Pendidikan yang baik setidaknya berasal dari rumah. Begitu yang dicontohkan oleh Atticus dan Calpurnia. Atticus mengajari Jem dan Scout membaca termasuk menghormati orang lain. Sejak ibu mereka meninggal, praktis yang mengasuh Jem dan Scout adalah Calpurnia. Calpurnia mendidik kedua kakak beradik tersebut seperti anaknya sendiri. Walaupun Calpurnia dari golongan Nigger, Atticus tidak berkeberatan. Suatu peristiwa dimana Scout berkomentar karena cara makan Walter tidak berkenan, Calipurnia menegurnya: "...Kalian mungkin memang lebih baik dari keluarga Cunningham, tapi kau tak ada artinya kalau mempermalukan mereka seperti itu..." (Hlm 57).

Fiksi yang Nonfiksi
Walau novel ini adalah cerita fiksi, namun tidak sepenuhnya tokoh dan tempat yang diceritakannya adalah khayalan. Maycomb, kota tempat ceritanya novel ini merepresentasikan kota Monroeville, Alabama, tempat Harper Lee tinggal. Jean Scout Louise yang berusia 6 tahun mewakili Lee yang lahir tahun 1926. Di kotanya, Lee memiliki tetangga yang dengan keluarga Radley, yakni keluarga Boulars, memiliki seorang anak yang hanya berdiam di rumah, yaitu Sonny Boular.

Ayah Lee, adalah seorang pengacara sama seperti Atticus Finch. Karakter Scout yang cerdas, usil, tomboy, sama dengan Lee. Lee menulis novel ini dalam kurun waktu 8 tahun, mungkin ia sudah melakukan riset yang sangat dalam untuk menulis novel ini, sekaligus mungkin enggan menulis novel berikutnya karena ia harus riset lagi minimal 8 tahun (soktau.com). Penggambaran paling jelas tokoh Dill dalam Novel ini adalah teman kecil Lee yaitu Truman Capote. Truman Capote juga seorang penulis novel. Ia menggambarkan Lee sebagai cewek yang tomboy, Idabel, dalam novelnya Other Voices, Other Rooms. Sementara Truman Capote digambarkan sebagai Dill oleh Lee dalam To Kill a Mockingbird. Wow...Intinya Lee dan Capote adalah teman baik.

Pada 25 Maret 1931, 9 orang negro ditangkap di Scoottsboro, Alabama karena dituduh memperkosa dua orang wanita kulit putih di kereta api. Kedua wanita itu, Victoria Price dan Ruby Bates berbohong karena menghindari akan ditangkap dan dipenjarakan. Seperti yang ditulis di novel ini bahwa kejahatan terbesar di Alabama adalah perkosaan. Dan semua terdakwa yang terbukti akan mendapat hukuman mati. Sama seperti Tom Robinson, 1 orang dari 9 negro itu memiliki kecacatan fisik, 1 lagi buta. Sepertinya mustahil untuk memperkosa dua wanita tersebut dan melarikan diri.

Pengacara seperti Atticus yang membela 9 orang itu adalah Samuel Liebowitz, dan hakim yang memimpin persidangan Scoottsboro adalah Hakim James E. Horton. Hakim ini mengesampingkan vonis bersalah dan itu menyebabkan ia tidak dipilih lagi sebagai hakim pada tahun selanjutnya. Ucapan Horton yang menutup persidangan adalah sebagai berikut:
History, sacred, and profane, and the common experience of mankind teach us that women of the character shown in this case are prone for selfish reasons to make false accusations of both rape and insult upon the slightest provocation, or even without provocation for ulterior purposes.

Sejarah kelam umat manusia yang dengan tega mengorbankan sesamanya dengan alasan warna kulit, adalah kekejaman terbesar. Harper Lee dengan tepat menuliskan novel ini,sebab akibat kesalahan masa lalu berupa prasangka dan kebodohan menyebabkan satu atau lebih mockingbird terbunuh.

Novel ini sangat bagus untuk dibaca. Bagi orangtua yang menyarankan pada anaknya untuk membaca novel ini, harap siap-siap ditanya istilah seperti perkosaan, negro, rasis, dan sebagainya. Apalagi setelah membaca novel ini diikuti dengan menonton filmnya, akan lebih terasa lagi kalau novel maupun filmnya membawa pesan maupun nilai yang memperkaya cara pandang kita.

description

@hws28022011

lintasberita

Lanjut Baca
 
Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar