Embroideries
Novel Grafis
Marjane Satrapi
Alih Bahasa: Tanti Lesmana
Gramedia Pustaka Utama
Dewasa
Bahasa
136 halaman
19 cm
“membicarakan orang di belakang punggung mereka berguna untuk melepaskan unek-unek’
Membicarakan orang, itulah rutinitas Marji dan neneknya dan teman-teman neneknya disaat acara samovar siang sampai malam tiba. Dari ritual samovar itu mengalirlah cerita-cerita (atau lebih pasnya disebut acara ngegosip) yang menarik seputar perempuan dalam hubungan dengan lelaki, khususnya perempuan-perempuan timur tengah lebih tepatnya Iran, yang dari luar tampak ‘aku baik-baik saja’ tetapi ternyata menyimpan segudang kejutan, yang mengalir begitu saja sampai tak terasa setiap halaman sudah selesai saya cubiti.
‘Kau harus sangat berhati-hati dalam memilih calon suami. Jangan menikah mengandalkan hatimu, pakai otakmu’
‘Jangan dengarkan dia! Kau mesti menikah dengan orang yg kaucintai. Aku menikah karena dijodohkan. Akibatnya? Aku tidak pernah tahu arti cinta, sebab cinta adalah lawan akal sehat.’
‘Pernikahan itu seperti main judi; kadang-kadang menang, seringkali kalah. Meski kau sangat mencintai pasanganmu, belum tentu hasilnya selalu bagus.’
‘Ya tapi sementara menunggu pernikahan itu memburuk, kau bisa merasakan kebahagian’
‘Tidak ada gunanya menikah!’
Segar penuh kontroversial, begitulah kiranya kesan saya terhadap novel grafis dewasa karya Marji, atau Marjane Satrapi ini, seorang perempuan kelahiran Iran yang tinggal di Paris. Bisa saja cerita novel setebal 136 halaman ini diilhami oleh kisah kehidupan pribadi sang penulis, karena nama tokohnya seolah-olah memakai nama keluarga Marjane sendiri.
‘...kau sadar, tidak? Pakaian-pakaian kotornya, pakaian dalamnya yang menjijikan, urusan menyetrika sehari-hari, napasnya yang bau, wasirnya yang kadang-kadang kumat, batuk pileknya, belum lagi suasana hatinya kalau sedang buruk..dan marah-marahnya...semua itu untuk istrinya. Saat laki-laki sudah beristri mendatangi pacar gelapnya... pakaiannya selalu licin dan rapi, giginya putih cemerlang, napasnya wangi..suasana hatinya selalu bagus, dia senang bercakap-cakap, dia akan bilang padamu: kau cantik dan cerdas..bersamamu aku tidak pernah bosan...kau luar biasa...mutiara yang langka....dia datang untuk bersenag-senang denganmu’
Dikemas dengan gambar sederhana berwarna hitam putih dan mengena, novel ini tetap mudah dinikmati. Marjane dengan mudahnya membuat saya terhibur, cekikikan sendiri membacanya.
‘Aku bisa mengerti kau menangisi perhiasan-perhiasanmu. Tidak setiap hari kau diberi hadiah emas berkilo-kilo. Tapi mengenai keperawananmu.. berhubung kau sudah menikah dan bercerai, wajar saja kau tidak perawan lagi! Sekarang kau bisa bercinta dng siapa pun yg kau inginkan, dan tidak bakal ada yang tahu! Kan tidak ada meteran di bawah sini!’
Selebihnya baca sendiri aja deh...dijamin, terbengong-bengong, senyum senyum, ketawa-ketiwi, dan cekikikan gak jelas...
0 komentar:
Posting Komentar