Pengantar Teknologi Pangan

Veronica Ratnasari XI IPA 2 / 34

SEKILAS TENTANG TEKNOLOGI PANGAN

Judul Buku : Pengantar Teknologi Pangan
Pengarang : F.G. Winarno
Srikandi Fardiaz
Dedi Fardiaz
Penerbit : PT Gramedia, Jakarta,1980
Halaman : xi + 92 Halaman

Pembahasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan makanan dibahas dengan cukup lengkap dalam buku yang berjudul “Pengantar Teknologi Pangan” karya tiga orang pengarang yang merupakan pengajar pada Fakultas Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian di Institut Pertanian Bogor.
Melihat judul buku, sepertinya buku ini lebih ditujukan kepada orang-orang dari dunia pertanian (terutama bioteknologi), dan pangan. Namun membaca keseluruhan isinya, buku ini sebenarnya bisa dibaca oleh siapapun yang ingin tahu lebih jauh tentang dunia pangan. Penulis membuat buku ini karena dorongan oleh keringnya pustaka dalam bahasa Indonesia di bidang pengetahuan Teknologi Pangan. Hal ini mungkin karena bidang tersebut relatif masih baru di Indonesia pada tahun 1980.
Buku yang terdiri dari 10 bab ini merupakan pengenalan dan memberikan informasi awal tentang teknologi pangan. Teknologi pangan seperti yang kita ketahui pasti berhubungan dengan biologi, namun dalam buku ini tidak hanya berisi tentang pengetahuan dalam bidang biologi saja, tetapi juga terdapat unsur-unsur kimia seperti pembahasan tentang asam, rumus bangun kesepuluh, pemecahan molekul air oleh karena radiasi sinar gama, dan lain-lain.
Awal isi dari buku ini, dibahas mengenai kandungan yang terdapat dalam makanan, seperti karbohidrat, lemak, dan lain-lain sehingga kita dapat mengetahui asam amino dalam protein yang bagus untuk orang tua dan anak-anak, struktur berbagai macam lemak dan gula sederhana, serta mayonnaise yang ditambahkan emulsifier sebagai penstabil sehingga lemak dan air dalam mayonnaise tidak terpisah.
Makanan yang kita konsumsi terkadang mengalami kerusakan dan buku ini membahas faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan bahan pangan dan bagaimana proses kerusakan tersebut. Namun tidak hanya pembahasan mengenai kerusakan saja, melainkan juga cara mengatasi agar makanan dapat bertahan lama dan terhindar dari mikroba, seperti pengawetan dengan suhu tinggi maupun rendah.
Pembahasan mengenai proses pengeringan terhadap bahan makanan juga penting, karena pengeringan memberikan banyak keuntungan seperti, makanan menjadi lebih awet, volume menjadi lebih kecil, berat menjadi berkurang, mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan, dan yang terpenting bagi produsen adalah, biaya produksinya menjadi lebih murah. Melalui pengawetan dan pengeringan, makanan dapat mengalami berbagai perubahan, seperti warna, sifat, mutu, dan yang lainnya. Namun dengan membaca buku ini, kita dapat menganggulangi berbagai kemungkinan-kemungkinan perubahan tersebut sehingga kualitas makanan yang dihasilkan tetap baik
Mikroba tidak harus selalu disingkirkan dari makanan karena beberapa makanan juga memerlukan mikroba seperti yoghurt, anggur minum, tauco, dan tempe. Kegiatan menambahkan mikroba ke dalam makanan disebut fermentasi, dan seperti halnya pengawetan dan pengeringan, fermentasi juga dapat membuat beberapa perubahan dalam makanan, oleh karena itu kita dapat mengetahui proses fermentasi yang tepat dan baik dengan membaca buku ini.
Makanan yang sudah diolah perlu diperbaiki warna, bentuk, rasa, tekstur, atau memperpanjang masa simpan, oleh karena itu perlu adanya aditif makanan atau food additive seperti bahan pengawet, antioksidan, pengikat logam, emulsifier, pengental, pemutih, asam, pewarna, pemanis, dan lain-lain Semua hal tersebut dibahas dalam buku ini, sehingga kita dapat mengeahui jenis maupun cara penggunaannya. Akhir dari buku ini dibahas juga cara pembungkusan dan pengepakan makanan yang baik agar dapat melindungi makanan dan tidak mempengaruhi makanan yang terdapat di dalamnya.
Secara keseluruhan, buku ini baik dibaca untuk pengenalan tentang dunia pangan, karena pembahasan dilakukan secara bertahap dan tidak terlalu mendetail, sehingga tidak hanya orang yang ahli dalam bidang pangan saja, melainkan semua orang dapat mengerti dalam membaca, namun banyak istilah ilmiah yang tidak diberitahu artinya, selain itu juga banyak istilah yang ditulis dalam bahasa Inggris, tanpa ada keterangan dalam bahasa Indonesianya.
lintasberita

Lanjut Baca

Ekspedisi ke Planet Kimia

MICHELLE DEVINA R. XI IPA 2/5

DATA BUKU
Judul : Ekspedisi ke Planet Kimia
Penulis : Shinta Dewi, S.Si. M.Pd
Penerbit : Kiblat Buku Utama
Cetakan : I, Mei 2008
Tebal : viii, 192 halaman
Ukuran : 20 cm x 28 cm
ISBN : 978-979-98445-0-9

Apa itu kimia? Apa yang dilakukan seorang ahli kimia? Banyak orang berpikir bahwa kimia adalah semua cairan yang berwarna aneh, berbau tajam, dan ledakan yang hebat. Tidak salah memang jika kita berpikir seperti itu. Tapi perlu kita ketahui masih banyak hal-hal yang dapat diketahui dan dipelajari dari ilmu kimia. Ingin tahu apa saja hal-hal tersebut? Shinta Dewi dapat menjawabnya dalam buku karangannya yang berjudul “Ekspedisi ke Planet Kimia”.
“Ekspedisi ke Planet Kimia” menghadirkan pembelajaran ilmu kimia dengan cara berbeda. Dengan mengandaikan pembaca yang sedang menuju perjalanan ke Planet Kimia hingga akhirnya sampai di planet tersebut, buku ini dapat menjadi penuntun dalam memahami ilmu kimia.
“Ekspedisi ke Planet Kimia” memuat pembahasan mengenai dunia atom, tabel periodik, ikatan kimia, reaksi-reaksi kimia, larutan elektrolit, redoks, sampai masalah kimia yang terdapat di perut bumi. Bahasa yang mudah dicerna oleh pemula serta cara memaparkan yang begitu unik dapat membangkitkan hasrat pembaca untuk memahami kimia lebih dalam lagi, menjadi keunikan dari buku ini. Selain itu, terdapat peta konsep yang memudahkan pembaca dalam memahami konsep awal setiap bahasan. Buku full colour ini juga menghadirkan komik kimia yang memudahkan pembaca dalam mengingat ilmu kimia dan pada bagian akhir setiap pembahasan, terdapat soal-soal yang dapat dijadikan ukuran kemampuan.
Secara keseluruhan, “Ekspedisi ke Planet Kimia” merupakan buku yang efektif bagi pemula yang ingin mempelajari ilmu kimia. Namun, dalam setiap baris kata-katanya menonjolkan pemakaian ucapan-ucapan dalam agama Islam sehingga membuat pembaca yang beragama lain agak asing dalam membacanya.
Penasaran untuk berekspedisi ke Planet Kimia dan dengan cepat memahami ilmu kimia dasar? Baca selengkapnya dalam “Ekspedisi ke Planet Kimia”.
lintasberita

Lanjut Baca

Biogas

Cindy XI IPA2 / 3

Solusi Terbaik Krisis Energi
Data Buku:
• Judul: Biogas
• Penulis: Sri Wahyu, MP
• Penerbit: Penebar Swadaya
• Cetakan: I, Jakarta 2008
• Tebal: iv + 92 halaman
• ISBN: 979-002-371-5
Krisis bahan bakar berupa BBM maupun energi yang digunakan untuk pembangkit listrik merupakan masalah yang dihadapi oleh banyak pihak di seluruh dunia. Biogas adalah salah satu pilihan terbaik yang bisa digunakan untuk mengatasi krisis energi yang sekarang tengah terjadi. Seberapa manfaat biogas di kehidupan kita?
Selama ini kita hanya tahu bahwa biogas dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Tetapi ternyata tidak. Sri Wahyu dapat memaparkan secara lengkap bahwa manfaat biogas tidak hanya itu saja, tetapi masih banyak manfaat lainnya.
Berawal dari krisis bahan bakar yang sedang terjadi dimana sumber daya alam terbatas sedangkan permintaan terus melambung. Krisis energi listrik juga merupakan salah satu hal yang sangat meresahkan warga masyarakat. Dengan menggunakan biogas, generator pembangkit listrik yang biasa digunakan yaitu solar dapat tergantikan. Selain itu biogas juga merupakan sumber energi yang tidak terbatas karena input dapat menggunakan limbah pertanian, limbah peternakan, sampah organik, maupun limbah industri. Penggunaan biogas ini juga memberi keuntungan terhadap lingkungan terutama dalam menghadapi pemanasan global. Hasil pembuangan dari biogas berupa ampas atau sludge dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik sehingga mencegah pencemaran limbah yang terjadi di sungai-sungai.
Biogas terdiri dari gas metana yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik yang terurai dalam kondisi anaerob. Tidak hanya gas metana yang menjadi komposisi dari biogas, tetapi masih ada karbondioksida, hidrogen, dan gas-gas lainnya. Proses pengolahan input biogas melalui tiga tahap yaitu hidrolisa, acidification, methanization. Tahap hidrolisis terjadi ketika selulosa (C6H10O5) diubah menjadi Glukosa (C6H12O6), kemudian tahap pengasam yaitu berubahnya dari glukosa menjadi asam lemak dan alcohol, dan yang terakhir adalah tahap metanogenik yaitu dari asam lemak dan alkohol menjadi Metan + CO2.
Input yang dapat digunakan dari limbah perternakan berupa kotoran hewan, sedangkan dari limbah pertanian dapat digunakan jerami dan Eceng gondok. Selain itu jgua dapat menggunakan bungkil jarak pagar, limbah industri tahu, limbah kelapa sawit, dan juga dari sampah organik.
Buku ini juga menyediakan secara lengkap dan menarik mengenai cara membuat biogas dengan berbagai gambar dan ilustrasi yang jelas. Selain itu juga dipaparkan secara lengkap kandungan-kandungan dan perbandingan zat saat membuat biogas. Buku ini sangat menarik karena bisa menambah pengetahuan mengenai solusi atas krisis bahan bakar yang sedang terjadi dan dihadapi oleh hampir seluruh Negara yang ada di dunia.
lintasberita

Lanjut Baca

Belajar Menjadi “Penonton” Lewat Ocehan Cecilia dan Malaikat Ariel


"Banyak hal aneh terjadi, Bu. Tapi, rasanya aku memahami segala sesuatu jauh lebih baik setelah aku sakit. Seolah-olah dunia ini terlihat lebih jelas ketika kita berada di tepiannya" [h.65]

Sakit. Seringkali orang mengeluh ketika sakit [baca: bed rest] mulai mendera fisik. Padahal jika ditelusuri lebih lanjut, bukankah saat itu merupakan salah satu kesempatan bagi manusia untuk beristirahat? Bahkan tidak dipungkiri bahwa keadaan ini merupakan momen paling pas digunakan untuk sedikit duduk diam, mengajak duet akal dan hati untuk berdialog, melakukan kilas balik atau menekuni gejala kehidupan di sekitar kita.

Seolah-olah dunia ini terlihat lebih jelas ketika kita berada di tepiannya.

Ya, dunia menjadi lebih jelas ketika kita berada pada posisi “penonton”. Maka pada saat sakit itulah, merupakan salah satu posisi “penonton” yang ternyaman untuk melihat segala hal dengan pikiran terbuka dan hati lapang. Itupun jika si penonton bersedia untuk melenyapkan keluhan yang sebenarnya sangat tidak berguna.

Cecilia adalah salah satu “penonton” yang awalnya merasa depresi dengan kondisinya yang hanya terkapar lemas di tempat tidur, di saat seluruh keluarganya merasakan kebahagiaan natal. Nuansa natal hanya bisa dirasakan lewat suara-suara yang terdengar dari lantai bawah, lewat bau masakan khas natal yang melayang melewati pintu kamarnya, lewat salju putih yang tampak dari jendela kamar.

Bahkan Cecilia dapat “melihat” ibu sedang membagikan masakan di meja makan, kakek sedang duduk santai menghisap cerutunya, nenek yang mulai memeluk seluruh keluarga, hanya dengan mengandalkan pendengarannya.

Di sela-sela kejengkelan dan kebosanannya, muncullah Malaikat Ariel. Jika selama ini Cecilia selalu membayangkan sosok malaikat dengan sayap dan rambutnya yang tergerai dengan indah, maka dengan melihat wujud Ariel imajinasinya berhasil runtuh. Jika dua makhluk berbeda dunia bertemu, dengan besarnya rasa ingin tahu yang dimiliki masing-masing, maka terjalinlah obrolan panjang yang diselipi rasa saling tidak percaya dan kagum.

Seperti buku-buku karya Jostein Gaarder yang sebelumnya pernah saya baca, Gadis Jeruk, Putri Sirkus dan Dunia Sophie—yang Dunia Sophie belum selesai, kisah Cecilia pun sarat dengan pemikiran filsafat tentang Tuhan, jiwa, astronomi dan kehidupan. Hal-hal inilah yang memadati dialog “ringan” antara Cecilia dan Malaikat Ariel. Masing-masing ingin tahu tentang "rasa" menjadi malaikat [bagi Cecilia] dan manusia [bagi Ariel]. Mereka saling "menuntut" pihak lain untuk membocorkan rahasia, antara bumi dan surga.

Menekuni obrolan antara Cecilia dan Malaikat Ariel, saya seperti diajak untuk mengungkap teka-teki kehidupan. Menarik, unik, aneh, mengagetkan, sekaligus membingungkan. Terlihat sekali, bagaimana kebebasan imajinasi dan pertanyaan anak-anak pada buku ini. Seperti ketika Cecilia mengemukakan pemikiran tentang mengapa orang tua hanya terdiri dari dua, bukannya tiga. Bukankah dengan tiga orang tua potensi memiliki anak akan menjadi lebih rendah, karena untuk mendapatkan anak harus mendapat persetujuan dari tiga orang. Pemikiran yang aneh kan?

Atau ketika Malaikat Ariel mencoba menerka, dari obrolan panjang mereka, bahwa kemungkinan ruh manusia berjumlah lebih dari satu. Bengong juga membaca buah pikiran dari setiap obrolan mereka. Dan pemikiran semacam itu banyak sekali bertebaran dalam buku, bahkan tidak jarang apa yang mereka ungkapkan sangat bertentangan dengan pemahaman saya. Dari sini, saya sedikit menganjurkan agar pembaca tidak menelan mentah-mentah isi buku dan mungkin cukup belajar dari sudut kekritisan mereka dalam berpikir.

Terlepas dari segala keliaran dan ekspresifnya pemikiran mereka, banyak juga dialog yang mengajak saya untuk merenung, memaknai dan kemudian menjadi sangat bersyukur. Seperti ketika Malaikat Ariel dengan polosnya menanyakan bagaimana rasanya menjadi manusia yang memiliki darah dan daging serta mengalami pertumbuhan, bagaimana rasanya ketika tangan menyentuh salju, bagaimana nikmatnya rasa masam dari buah strawberry, bagaimana rasanya kebahagiaan, bagaimana senangnya mendapat hadiah, dan masih banyak lagi keingin-tahuan Ariel yang berhubungan dengan fisik dan kemampuan manusia untuk merasakan apa-apa yang ada di sekitarnya. Setiap kali membaca bagian tersebut, membuat saya berpikir, betapa menyedihkan sekali menjadi malaikat dengan kedataran 'hidup' dan 'kehidupan'nya.

Tidak hanya itu, saat mereka memperbincangkan komet, matahari dan segala benda luar angkasa, saya diingatkan bahwa bumi hanyalah sesuatu yang kecil—sangat kecil—dari kehidupan alam semesta yang sangat luas. Ya. Dari buku ini saya merasa belajar menjadi “penonton” yang kritis dalam mempelajari sekaligus merenungi segala hal yang terdapat di balik kekuasaan, kehebatan, dan kebesaran-Nya.

Jika dibandingkan dengan Gadis Jeruk dan Putri Sirkus, cerita dalam buku ini terbilang sangat datar. Hampir sebagian besar isi buku ini diisi dengan dialog. tanpa adanya konflik. Sehingga bagi pembaca yang menyukai cerita dengan plot yang naik-turun, sepertinya buku ini akan jadi bacaan membosankan.

Judul : Cecilia dan Malaikat Ariel
Penulis : Jostein Gaarder
Penerbit : Mizan
Terbit : Desember 2008
Tebal : 210 halaman
Harga: Rp. 28.500


lintasberita

Lanjut Baca

Mukjizat Gerakan Shalat


Shalat bagi umat Islam adalah bentuk ibadah yang tidak dapat ditawar lagi pelaksanaannya. Sebuah kewajiban no. 1 bahkan diyakini akan menjadi pertanyaan setelah syahadat saat manusia berada di alam kubur. Melihat betapa penting arti ibadah sholat, pastinya bukan tanpa sebab Alloh mewajibkan hambanya menunaikannya minimal 5 kali sehari. Karena seperti yang kita tahu, Alloh tidak pernah menciptakan sesuatu dalam kesia-siaan.

Banyak hikmah, banyak manfaat, banyak kebaikan yang insyaALLOH diberikan kepada orang yang senantiasa menjaga sholatnya. Tidak hanya memberikan manfaat bagi batin/ psikologis kita, tetapi sholat juga memberi kesehatan jasmani. Hal ini sangat erat hubungannya dengan gerakan yang dilakukan dalam sholat.

Mulai dari berdiri, rukuk, duduk, sujud, semuanya menyimpan makna yang tidak biasa. Bahkan setiap detail gerakan, seperti posisi kaki yang tegak saat duduk di antara dua sujud, atau lurusnya punggung ketika melakukan rukuk, atau gerakan mengangkat tangan ketika takbirotul ihram pun, kesemuanya memiliki khasiat tersendiri. Subhanalloh. Manfaat itulah, salah satu yang diungkap oleh Dr. Sagiran dalam buku ‘Mukjizat Gerakan Sholat’.

Sebagai seorang ahli bedah, beliau mencoba untuk memaparkan hubungan gerakan sholat dengan asupan oksigen dalam tubuh dan kerja pembuluh darah atau otot, sehingga nantinya akan memberikan manfaat bagi kesehatan badan. Salah satu penjelasan yang sangat menarik bagi saya adalah bentuk mulut saat mengucapkan lafadz "Alloh" yang ternyata juga memiliki hikmah berupa terapi psikologis dan kesehatan. Menarik bukan? Bahkan hal sesederhana itu ternyata menyimpan manfaat yang sangat besar.

Dr. Sagiran, adalah sosok yang bersedia menggunakan keahliannya untuk melakukan penelitian mendalam mengenai gerakan sholat. Salah satu hasilnya adalah terciptanya senam ergonomis yang mencakup enam macam gerakan, dengan posisi berdiri, kombinasi duduk dan sujud, dan merebahkan badan. Gerakan senam tidak hanya dijelaskan lewat tulisan, tetapi juga gambar. Melihat gambar gerakan yang sepertinya mudah, Saya sempat mempraktikan senam tersebut karena terjerat "iming-iming" bagus untuk ibu hamil hehe… tapi begitu dilakukan ternyata ngos-ngosan juga. Walaupun senam ini mengambil inti sari dari gerakan sholat, beliau selalu menekankan pada pembaca bahwa senam ergonomis bukanlah pengganti sholat.

Dari senam ergonomis, Dr. Sagiran juga memberikan metode pencegahan dengan mengaktifkan tombol-tombol kesehatan dan melancarkan aliran darah dengan cara pijat getar saraf. Titik pijat yang dijelaskan, sekaligus digambarkan ini, kurang lebih hampir sama dengan titik akupuntur. Hanya saja, saya pribadi, untuk mempraktikannya agak ngeri, takut salah pencet walaupun sudah diberi contoh lewat gambar. Selain itu ada beberapa titik pijat yang membutuhkan bimbingan bagi orang awam yang ingin menerapkannya dalam keseharian.

Salah satu pembahasan yang menjadi favorit--karena saya juga sering merasakannya—adalah mengenai malasnya bangun tidur atau merasakan pegal-pegal ketika bangun tidur. Dalam buku ini saya menemukan beberapa kesalahan adab tidur yang ternyata menjadi penyebab lesunya aktivitas bangun tidur. Sedikit melakukan praktik tips dari Dr. Sagiran, Alhamdulillah, walaupun terkadang masih ada rasa mengantuk, tetapi tidak separah dahulu.

Sayangnya dalam buku ini tidak mengulas tentang efek dari waktu-waktu sholat yang telah ditetapkan bagi kesehatan. Sekira jika hal tersebut diungkap juga, mungkin bisa mengobati kecenderungan “mengakhirkan waktu sholat” yang diidap pada sebagian orang, termasuk saya. ^^v Adanya berbagai penjelasan dan analisa mukjizat dari gerakan sholat membuat setiap lembar dari buku ini sangat bermanfaat. Dan insyaALLOH membuat pembacanya dapat lebih menghayati setiap gerakan sholatnya.

Satu lagi pesan yang ditulis sejak lembar awal dari buku ini dan penting untuk direkam kepala adalah lakukan Lakukan sholat dengan tuma'ninah [tenang] dan resapi semua gerakannya.

Judul : Mukjizat Gerakan Shalat
Penulis : Dr. Sagiran, M.Kes., Sp.B
Penerbit : Qultum Media
Terbit : 2007
Tebal : 206 halaman


lintasberita

Lanjut Baca

Si Pitung, Superhero Betawi Asli


Siapa yang tidak kenal Si Pitung??? Jika ada yang mengacungkan tangan, kemungkinan besar adalah para remaja era sekarang yang tidak diperkenalkan sang legenda betawi yang terkenal jago bela diri ini. Dahulu saya masih berkesempatan mengenal sosok pitung lewat layar kaca dalam bentuk film silat, kala itu bintang yang sering memerankannya adalah almarhum Dicky Zulkarnaen. Saya pribadi tidak terlalu ingat jelas tentang detail cerita, hanya sekadar mengingat kostum khas Si Pitung yaitu peci, baju plus celana longgar, sabuk gede, dan tidak ketinggalan golok.
Sayangnya, sepanjang ingatan saya, belum pernah dijumpai, baik film ataupun buku, yang menceritakan masa kecil dari si Pitung. Hingga kemudian, saya mendapatkan novel anak terbitan DAR! Mizan yang berjudul “Si Pitung, Superhero Betawi Asli”. Rasa yang pertama kali terbangun ketika menemukan buku ini adalah nostalgia.

Walaupun kisah pendekar asal Betawi ini sendiri masih belum jelas apakah berdasar kenyataan atau hanya sekadar mitos, namun Pitung seperti telah melekat pada masyarakat Betawi sebagai pembela rakyat kecil. Bisa dibilang Pitung adalah Robin Hood-nya Betawi. Seperti halnya Robin Hood, di sini Pitung juga sering mencuri harta pada orang-orang kaya yang kerap mengumpulkan kekayaannya dengan menindas rakyat, kemudian hasil curian akan dibagi-bagikan kepada rakyat miskin. Ditambah lagi dengan sosoknya yang sangat berani melawan penjajah Belanda dan membela rakyat kecil, membuatnya menjadi idola anak-anak.

Bapak Soekanto mencoba mengisahkan keberanian, ketaqwaan dan jiwa kemanusiaan si Pitung mulai dari ketika dia masih kecil, kurang lebih 10 tahun-an.

Kullu nafsin dzaa'iqatul maut
Semua yang bernafas akan kembali kepada Tuhannya


Ayat inilah yang berulang kali ditegaskan penulis dalam diri sosok Pitung. Bagaimana pun hebatnya, atau saktinya seseorang tidak akan pernah lepas dengan yang namanya kematian. Karena mati hanya sekali, maka hidup harus lah selalu memberikan manfaat bagi sekitarnya. Makna ayat tersebutlah yang kemudian digunakan sang penulis untuk membangun karakter Pitung hingga menjadi pria pemberani sekaligus berakhlak.

Saya suka sekali dengan cara penulis menyelipkan pesan-pesan yang pastinya akan sangat mudah diserap oleh kepala anak-anak. Seperti pesan Haji Naipin (guru Pitung) ketika Pitung buru-buru beranjak setelah shalat jama’ah, “Tot, jangan mau lari saja kalau selesai shalat ya! …. Coba kau pikir, kita shalat berarti kita sedang menghadap Tuhan Yang Maha Esa. Kaupikir, pantaskah begitu shalat selesai, kita lari membelakangi-Nya?” [h.28] Sungguh, sebuah pesan yang tidak hanya mengena bagi anak-anak tetapi juga orang dewasa.

Alur cerita berjalan maju, hingga Pitung dewasa. Hanya saja agak terjadi kebingungan dengan bertambahnya usia Pitung. Karena tidak ada penjelasan atau siratan dalam cerita tentang pertambahan usia tokoh, saya kerap baru menyadari ketika cerita sudah berjalan lumayan jauh atau saat melihat ilustrasi buku, “Ooohh… si Pitungnya udah gede to.”

Dari cara Pak Soekanto bercerita, dari pesan-pesan yang disampaikan, dari penyampaian yang tidak menggurui, membuat buku ini layak untuk dijadikan bacaan anak-anak.

Di Balik Buku Si Pitung, Superhero Betawi Asli


Sejujurnya saya tidak terlalu mengenal sosok Bapak Soekanto SA, sosok yang baru saya ketahui sangat lekat dengan nama majalah si Kuncung. Era saya kecil, Kuncung bukanlah majalah yang memenuhi bacaan saya, karena pada saat itu Mentari dan Bobo-lah yang seringkali menemani keseharian. Saat tuntas membaca buku si Pitung ini, mata saya tertuju pada foto profil penulis. Terlihat sosok pria sepuh yang sangat sederhana. Subhanallah, dengan usia yang telah memasuki 76 tahun, ternyata produktivitas beliau tidak ikut rapuh.

Dari membaca novel si Pitung ini, saya tahu bahwa penulisnya memang sangat mengenal dan mendalami dunia anak. Terlihat dari cara beliau menggambarkan si Pitung kecil dengan sifat khas anak laki-laki yang sering merasa dirinya pemberani dan ingin sekali menjadi jagoan. Setiap kali gurunya akan mengajarkan sesuatu, Pitung dengan sombong akan berujar, “Saya pasti bisa.” Gambaran-gambaran kuat karakter tokoh lah yang membuat cerita menjadi lebih bersemangat.

Bapak sembilan anak ini, mulai aktif menulis dan mengamati perkembangan bacaan anak sejak tahun 1950-an. Bersama Sudjati SA, beliau bekerja sama membangun majalah si Kuncung sebagai penulis sekaligus editor. Dedikasinya pada dunia anak, membuatnya dianugerahi berbagai penghargaan baik di dalam maupun di luar negeri.

Judul : Si Pitung, Superhero Betawi Asli
Penulis : Soekanto SA
Penerbit : DAR! Mizan
Terbit : Februari 2009
Tebal : 154 halaman
Harga: Rp. 24.000 [disc. 15%]


lintasberita

Lanjut Baca
 
Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar