Menjadi Wirausahawan Sejati


















Dimuat di Seputar Indonesia, Minggu, 25 Juli 2010
============
Judul: Passsion to Profits; Panduan Sukses Bisnis bagi Pengusaha Pemula
Penulis: Rhonda Abrams&Alice LaPlante
Penerbit: Azkia Publisher
Cetakan: I, Juli 2010
Tebal: 273 hlm.
============

BANYAK wirausahawan sukses dalam bidang tertentu berawal dari hobi dan bakatnya.Ada juga yang tadinya bekerja pada orang lain,namun setelah sekian lama,ia keluar dan mendirikan perusahaannya sendiri.

Kisah armada taksi ASA yang beroperasi di Yogyakarta adalah salah satu contohnya. Bermula dari seorang mahasiswa UGM yang mempunyai kerja sampingan sebagai sopir taksi. Setelah 13 tahun bekerja menjadi sopir taksi, ia berpikir untuk mendirikan perusahaannya sendiri. Ia kemudian pulang ke kampung halamannya hendak mencari modal. Ia pun mendapat modal sehingga berhasil mendirikan perusahaannya. Saat ini jumlah armadanya mencapai 50 kendaraan. Bisnisnya kemudian melebar ke bidang rental mobil, yang dikhususkan untuk pemimpin perusahaan dan perbankan. Jenis mobilnya beragam, mulai dari Avanza sampai Camry.

Jadi, siapa sangka selama 13 tahun menjadi sopir, pemuda tadi bisa jadi pengusaha taksi. Jika Anda ingin memulai bisnis Anda sendiri sebagaimana contoh di atas, buku ini layak Anda baca. Buku ini menyediakan kebutuhan dasar para (calon) pengusaha untuk memulai menjalankan bisnis mereka sendiri. Buku ini adalah racikan dari dua orang: Rhonda Abrams dan Alice LapLante.Rhonda Abrams adalah entrepreneur, penulis, dan kolomnis di bidang kewiraswastaan dan usaha kecil di Amerika Serikat. Sebagai pendiri tiga perusahaan, Rhonda telah mengumpulkan berbagai pelajaran mendalam dari pengalaman dan pemahaman yang benar atas tantangantantangan yang dihadapi para pengusaha. Dia membangun praktek konsultan manajemen.

Dia juga seorang pionir awal Web,yang menciptakan sebuah websiteuntuk usaha kecil yang kemudian dia jual. Sedang Alice LapLante merupakan seorang penulis buku-buku bisnis yang bertempat tinggal di Palo Alto, California. Dia telah bekerja sama dengan Planning Shop— perusahaan Rhonda Brams. Buku ini dibagi empat bagian utama plus satu bagian khusus mengenai konsultan independen dan praktisi tunggal. Bagian pertama, bertajuk memilih bisnis. Pada bagian ini penulis memaparkan tentang pentingnya menentukan pilihan bisnis yang akan digeluti. Bagian ini membantu Anda bagaimana mengubah kegemaran menjadi pekerjaan dan juga diajarkan bagaimana berpikir, seperti pengusaha dan bagaimana menerjemahkan visi pribadi Anda menjadi sebuah visi bisnis.

Hal-hal dasar diuraikan secara jelas dan menarik pada bab ini. Bagian kedua, bertajuk memulai bisnis. Bagian ini diawali dengan cara menciptakan identitas, menemukan cara terbaik memasarkan produk atau jasa Anda, serta menemukan tempat yang tepat. Bagian kedua ini juga membahas tentang aspek hukum, pajak, lisensi, dan asuransi yang menyangkut dengan perusahaan yang Anda bangun.Di sekujur bagian ini banyak sekali tabel dan lembar kerja untuk membantu ide-ide kreatif Anda mengalir lancar dan membandingkan pilihan-pilihan yang anda buat. Bagian ketiga dengan tajuk pemasaran, penetapan harga, dan penjualan.

Di dalamnya dijelaskan di antaranya tingkatan pilihanpilihan pemasaran—mulai dari metode-metode tradisional yang sudah teruji (seperti mengiklankan) hingga metode-metode paling terjangkau (seperti jaringan dari mulut ke mulut) dan sarana pemasaran onlinepaling mutakhir. Bagian keempat, menjalankan bisnis. Bagian ini terkait soal pengelolaan, yakni pelaksanaan, orang-orang, dan keuangan.Anda akan belajar bagaimana menyediakan infrastruktur, perlengkapan, proses, dan prosedur yang memungkinkan Anda memberikan produk atau jasa dengan cara yang menguntungkan; bagaimanamempekerjakan dan mempertahankan karyawan terbaik; dan langkahlangkah yang perlu Anda ambil untuk memastikan kas Anda terus mengalir tanpa henti.

Praktik, Risiko, dan Peluang
Keseluruhan buku ini hendak memandu Anda tahap demi tahap melalui proses transformasi impian- impian usaha Anda menjadi sebuah bisnis. Namun, tidak ada jaminan otomatis bahwa hanya dengan membaca buku (ini) Anda akan menjadi pengusaha handal. Praktik adalah nomor satu setelah membaca buku ini. Dan yang akan menjadi jaminan adalah mempraktikkan bisnis Anda sesuai dengan petunjuk yang ada dalam buku ini. Tentu saja tidak mudah untuk menjadi pengusaha. Berbagai risiko pun akan dihadapi.Kerugian dan keuntungan akan datang silih berganti.

Terlebih pengalaman akan benar-benar diperlukan dalam hal ini.Nah, dengan menjalankan petunjuk dalam buku ini Anda akan diajarkan bagaimana mengelola dan meminimalisasi pelbagai risiko menjadi profit yang menjanjikan. Kasus-kasus berbeda akan menjadi batu sandungan dalam berbisnis,baik dalam hal penawaran, pelaksanaan, dan budayanya. Oleh karena itu, buku ini diselipkan beberapa studi kasus atau usaha nyata seseorang, sehingga Anda dapat belajar dari kesalahan dan keberhasilan orang lain.Anda akan melihat bagaimana pengusaha lain telah berkembang dengan pesat atau berhasil menangani suatu masalah yang sulit. Sungguh, itu akan menginspirasi sekaligus mengajarkan anda sesuatu.

Di dalam produk atau jasa yang saat ini sudah ada di pasar dalam bidang keahlian Anda, selalu ada peluang untuk meningkatkan produk atau jasa tersebut dan untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan yang membelinya. Buku inilah yang akan memberikan cara-cara meraih peluang tersebut. Meskipun ditulis oleh orang Amerika,buku ini sangat memungkinkan untuk dipraktikkan oleh masyarakat Indonesia—lantaran panduannya sangat universal,misalnya untuk membuat usaha penjualan gogodoh( baca: pisang goreng) maupun warung teh dalam skala besar.[]

M.Iqbal Dawami, penikmat teh dan gogodoh

lintasberita

Lanjut Baca

Maryamah, Sang Pendobrak Budaya Patriarki

Judul: Cinta di Dalam Gelas
Pengarang: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka, Jogjakarta
Cetakan: I, Juni 2010
Tebal: 270 halaman
==========================
Jika anda merasa penasaran siapa sesungguhnya Maryamah Karpov pada logi keempat Laskar pelangi, maka di novel Cinta di Dalam Gelas-lah jawabannya. Novel ini adalah logi kedua dari dwilogi Padang Bulan (2010). Nama lain Maryamah ternyata adalah Enong, seorang anak yatim penambang timah, di mana kemudian dia menjadi perempuan pertama penambang timah di Belitong. Di dalam Padang Bulan sedikit-banyak diceritakan kisah Maryamah, meski porsinya tidak banyak, kalah dengan porsi kisah Ikal, yang mengejar-ngejar cinta sejatinya, A Ling.

Nah, pada novel Cinta di Dalam Gelas-lah Maryamah menjadi play maker. Jika dalam novel Padang Bulan Maryamah menjadi penambang perempuan pertama, sedang di novel ini dia menjadi perempuan pertama pula yang bertanding catur di perayaan 17 Agustus di Belitong.

Permainan catur ialah hal penting di Belitong. Permainan ini telah mentradisi dan bisa mengangkat drajat seseorang apabila menjadi juara, terutama di kejuaraan 17 Agustus-an. Untuk itulah Maryamah memutuskan ikut pertandingan catur pada 17 Agustus kelak. Apa sesungguhnya motivasi dia ingin ikut perlombaan ini, padahal seumur-umur dia belum pernah menyentuh sekalipun bidak-bidak catur?

Maryamah ternyata ingin mengalahkan kepongahan mantan suaminya, Matarom, yang jago dalam bermain catur. Dia sakit hati pada Matarom yang seringkali berlaku kasar sejak dia menikah dengannya. Untuk itulah dia ingin memberi pelajaran padanya. Keinginan bermain catur kemudian dia utarakan pada Ikal. Awalnya Ikal bingung, bagaimana cara mengajari orang catur yang belum sekalipun bermain catur. Padahal mimpinya adalah mengalahkan sang jagoan catur tanah belitong, Matarom, yang telah menjadi rezim.

Aha, Ikal ingat dengan temannya, Ninochka Stronovsky, perempuan grandmaster dunia. Ikal kemudian mengajari Maryamah sesuai petunjuk Ninochka via internet. Awalnya sulit, tapi lambat laun Maryamah ternyata dapat menyerap dengan cepat. Walhasil, dia menjadi mahir, dan siap mengikuti perlombaan. Banyak orang mencibir dan menghalangi Maryamah untuk mengikuti lomba catur. Pasalnya, lomba catur adalah hal yang tabu di tanah Belitong. Seumur-umur tidak ada perempuan yang bermain catur, terlebih ikut perlombaan. Tapi, Maryamah tidak bergeming. Dia terus maju.

Dalam pertandingan, satu persatu dilahapnya lawan-lawan Maryamah. Di final, ia berhasil mengalahkan Matarom. Tuntas sudah misi Maryamah untuk mempermalukan Matarom, mantan suaminya, di khalayak umum. Tidak hanya itu, kemenangan Maryamah sejatinya kemenangan kaum perempuan dalam mendobrak tradisi patriarki yang masih sangat kental di tanah belitong.

Lewat permainan catur Maryamah berhasil mengangkat harkat dan martabatnya sebagai perempuan yang sejak remaja menjadi bulan-bulanan kaum laki-laki. Karakter dirinya terefleksikan dalam permainan caturnya, sebagaimana yang dikatakan Andrea, “…barangkali penderitaan dan tanggung jawab besar yang merundung Maryamah sejak kecil, serta sebuah perkawinan yang menyiksa, telah membentuk dirinya menjadi seorang survivor yang tangguh dan defender yang natural. Semua itu kemudian terefleksi dalam permainan caturnya. Jika ia melindungi rajanya—sebagaimana ia melindungi diri, ibu dan adik-adiknya—ia takkan pernah bisa tersentuh.”

Cinta di Dalam Gelas mengandung pesan yang sangat dalam dan berharga. Sungguh insipratif. Patut dibaca oleh siapa pun.[]

M. Iqbal Dawami, penikmat teh, gogodoh, dan sastra.

lintasberita

Lanjut Baca

Digital Fortress - Dan Brown

Image hosted by Photobucket.com

Digital Fortress (Benteng Digital)
Dan Brown
PT Serambi Ilmu Semesta
Edisi Soft Cover
Bahasa
567 halaman


‘Quis custodiet ipsos custodes’
(siapa yang akan mengawasi sang pengawas)


Sepertinya Digital Fortress atau Benteng Digital adalah novel ketiga Dan Brown yang telah diterjemahkan oleh Serambi, juga merupakan novel ketiga Dan brown yang saya miliki tetapi justeru yang pertama kali saya baca. Aneh rasanya apabila menyebut nama Dan Brown tanpa mengulas sedikit tentang The Da Vinci Code, Ia adalah penulis novel yang telah menelurkan sebuah novel fenomenal The Da Vinci Code dan telah dinobatkan sebagai penulis buku terlaris abad ini. Bahkan novel fenomenal itu pun telah di filmkan dengan Tom Hanks dan si Cantik Audrey Tatou sebagai leading actors nya. Untuk filmnya tentu saja saya sudah menontonnya di 21.


Tidak jauh berbeda dengan novel terdahulunya, kali ini lagi-lagi Dan Brown banyak bermain dengan sandi, kode, atau ilmu kriptografi. Dengan alur yang sederhana, lamban, rumit, detil dan sedikit menegangkan, novel ini diakhiri dengan multiple klimaks, ketegangan yang berulang. Rupanya itu sudah menjadi ciri khas dari Brown.


Digital Fortress mempunyai seorang tokoh cantik bak malaikat dan genius, Susan Fletcher, kegeniusannya menjadikannya sebagai kepala kriptogafer di NSA, sebuah lembaga rahasia di US. Tetapi kegeniusannya justeru mengantarkan Susan pada sebuah konspirasi terbesar dan berbahaya. Sebuah kode yang diciptakan oleh seorang kriptogafer Jepang yang memiliki dendam terhadap US, telah memporak poranda sistem keamanan US. Kode pamungkas, kuat, berbahaya dan tak terpecahkan harus dihadapi oleh Susan, demi keamanan negara tentunya, walaupun nyawa sang kekasih menjadi taruhannya.


Buku ini boleh juga, sedikit mengajarkan saya bagaimana berbahasa sandi. Jadi selain menghibur, sedikit ilmu kriptografi bisa kita peroleh. Apalagi Dan Brown sepertinya sengaja dengan begitu saja menyertakan sebuah kode sandi angka di halaman belakang buku ini, tertarik memecahkannya? Baca saja, tapi kalau saya, belum tertarik, kecuali ada hadiah gratis novel Dan Brown seumur hidup =p

Image hosted by Photobucket.com
lintasberita

Lanjut Baca

Bordir - Marjane Satrapi

Photobucket - Video and Image Hosting

Embroideries
Novel Grafis
Marjane Satrapi
Alih Bahasa: Tanti Lesmana
Gramedia Pustaka Utama
Dewasa
Bahasa
136 halaman
19 cm


“membicarakan orang di belakang punggung mereka berguna untuk melepaskan unek-unek’


Membicarakan orang, itulah rutinitas Marji dan neneknya dan teman-teman neneknya disaat acara samovar siang sampai malam tiba. Dari ritual samovar itu mengalirlah cerita-cerita (atau lebih pasnya disebut acara ngegosip) yang menarik seputar perempuan dalam hubungan dengan lelaki, khususnya perempuan-perempuan timur tengah lebih tepatnya Iran, yang dari luar tampak ‘aku baik-baik saja’ tetapi ternyata menyimpan segudang kejutan, yang mengalir begitu saja sampai tak terasa setiap halaman sudah selesai saya cubiti.


‘Kau harus sangat berhati-hati dalam memilih calon suami. Jangan menikah mengandalkan hatimu, pakai otakmu’

‘Jangan dengarkan dia! Kau mesti menikah dengan orang yg kaucintai. Aku menikah karena dijodohkan. Akibatnya? Aku tidak pernah tahu arti cinta, sebab cinta adalah lawan akal sehat.’

‘Pernikahan itu seperti main judi; kadang-kadang menang, seringkali kalah. Meski kau sangat mencintai pasanganmu, belum tentu hasilnya selalu bagus.’

‘Ya tapi sementara menunggu pernikahan itu memburuk, kau bisa merasakan kebahagian’

‘Tidak ada gunanya menikah!’


Segar penuh kontroversial, begitulah kiranya kesan saya terhadap novel grafis dewasa karya Marji, atau Marjane Satrapi ini, seorang perempuan kelahiran Iran yang tinggal di Paris. Bisa saja cerita novel setebal 136 halaman ini diilhami oleh kisah kehidupan pribadi sang penulis, karena nama tokohnya seolah-olah memakai nama keluarga Marjane sendiri.

‘...kau sadar, tidak? Pakaian-pakaian kotornya, pakaian dalamnya yang menjijikan, urusan menyetrika sehari-hari, napasnya yang bau, wasirnya yang kadang-kadang kumat, batuk pileknya, belum lagi suasana hatinya kalau sedang buruk..dan marah-marahnya...semua itu untuk istrinya. Saat laki-laki sudah beristri mendatangi pacar gelapnya... pakaiannya selalu licin dan rapi, giginya putih cemerlang, napasnya wangi..suasana hatinya selalu bagus, dia senang bercakap-cakap, dia akan bilang padamu: kau cantik dan cerdas..bersamamu aku tidak pernah bosan...kau luar biasa...mutiara yang langka....dia datang untuk bersenag-senang denganmu’



Dikemas dengan gambar sederhana berwarna hitam putih dan mengena, novel ini tetap mudah dinikmati. Marjane dengan mudahnya membuat saya terhibur, cekikikan sendiri membacanya.


‘Aku bisa mengerti kau menangisi perhiasan-perhiasanmu. Tidak setiap hari kau diberi hadiah emas berkilo-kilo. Tapi mengenai keperawananmu.. berhubung kau sudah menikah dan bercerai, wajar saja kau tidak perawan lagi! Sekarang kau bisa bercinta dng siapa pun yg kau inginkan, dan tidak bakal ada yang tahu! Kan tidak ada meteran di bawah sini!’


Selebihnya baca sendiri aja deh...dijamin, terbengong-bengong, senyum senyum, ketawa-ketiwi, dan cekikikan gak jelas...


Image hosted by Photobucket.com

lintasberita

Lanjut Baca

Ikal, si Pencemburu Buta

Koran Jakarta, Kamis, 15 Juli 2010

Judul : Padang Bulan
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Tahun : I, Juni 2010
Tebal : 254 halaman
Harga : Rp76.500

Kesan pertama yang saya dapatkan setelah membaca novel Padang Bulan (2010) ini adalah kecerdasan sang pengarang, Andrea Hirata, dalam meramu mozaik hidupnya menjadi sebuah novel.

Novel ini dibuka dengan kisah Enong. Enong adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnya adalah buruh timah bernama Zamzami. Enong masih duduk di kelas enam SD. Ia senang sekali dengan pelajaran bahasa Inggris. Kelak, ia ingin menjadi guru bahasa Inggris.

Namun, suatu ketika ayahnya meninggal karena tertimbun tanah saat bekerja di tambang timah. Ekonomi keluarganya menjadi rapuh. Akhirnya, ia drop out dari SD. Ia harus menghidupi keluarganya.

Novel ini kemudian bergulir ke kisah Ikal yang berusaha mengejar cinta sejatinya, A Ling. Ayah Ikal sebetulnya melarang untuk mendekati gadis keturunan Tionghoa itu.

Tapi Ikal tidak menurut. Ia malah hendak melarikan A Ling ke Jakarta. Ya, mereka hendak backstreet atau kawin lari. Begitulah kira-kira dalam benak Ikal. Ia lakukan itu lantaran hubungannya tidak direstui orang tuanya. A Ling ternyata tidak ada di rumahnya.

Kata tetangganya, ada seorang pria menjemputnya dengan sepeda. Kontan, ia cemburu. Sangat cemburu. Siapa gerangan lelaki itu yang beraniberaninya mencoba merebut kekasihnya? Ia pun meminta bantuan M Nur, detektif (-detektifan). Sang detektif memberi tahu bahwa laki-laki itu bernama Zinar, calon suami A Ling.

Setelah mengetahui orangnya, Ikal tibatiba menjadi minder dan mengamini hubungan mereka. Betapa tidak, dari segi fi sik ia sangat kalah. Tampan dan tinggi seperti Chow Yun Fat, aktor film China. Lelaki itu terkenal juga dalam kejuaraan catur, tenis meja, voli, dan sepak bola pada 17 Agustus-an.

Ikal putus asa. Ia pun berniat mencari pekerjaan ke Jakarta. Namun, tepat sebelum nakhoda kapal mengangkat sauh, Ikal berubah pikiran. Tiba-tiba ia mendapat ilham. Dalam rangka mendapat simpati A Ling, ia akan mengalahkan Zinar pada perlombaan Agustus-an kelak.

Ia harus mengalahkan Zinar dalam tanding catur. Via Internet, Ikal belajar catur pada temannya, Ninochka Stronovsky, asal Georgia. Dia adalah teman Ikal ketika ia sekolah di Universitas Sorbonne. Tapi, sayang, dalam pertandingan, Ikal kalah sama Zinar.

Kemudian Ikal menantangnya dalam lomba tenis meja. Ia merasa percaya diri dalam cabang olah raga itu karena sejak dulu ia sudah mahir. Pada saat pertandingan, Ikal ternyata kalah lihai dengan Zinar. Walhasil, Ikal kalah telak. Terakhir adalah sepak bola.

Tapi, sayang, ia hanya menjadi cadangan dan tidak pernah dimainkan. Ikal pasrah dan putus asa. Ia mengalami demam. Ia meratapi nasibnya. Namun, suatu ketika ia menemukan brosur iklan yang menawarkan alat peninggi badan. Ia senang bukan main. Paling tidak, pikirnya, dari segi postur dirinya sama dengan Zinar. Ia pun memesan alat tersebut.

Tapi, nahas, tatkala alatnya dipakai, malah membuat ia sekarat akibat kesalahan teknis. Alat itu menjerat lehernya, dan terlihat akan gantung diri. Untunglah bisa diselamatkan.

Di akhir novel ini, terbongkarlah misteri A Ling dan Zinar yang sebenarnya, yang membuat Ikal senang bukan kepalang. Membaca novel ini, kita serasa berada di tengah-tengah para tokohnya.

Melalui novel ini, Andera Hirata semakin meneguhkan dirinya menjadi seorang novelis yang mengangkat budaya masyakarat Indonesia, khususnya budaya Melayu di tanah Belitung.[]

Peresensi adalah M Iqbal Dawami, pencinta buku. Aktif di Kere Hore Jungle Tracker Community

lintasberita

Lanjut Baca

Melatih Harta Nirwujud

Judul: Myelin; Mobilisasi Intangibles Menjadi Kekuatan Perubahan
Penulis: Rhenald Kasali
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetak: I, Maret 2010
Tebal: 346 hlm (termasuk indeks)
=======================

Aset atau kekayaan selalu dipersuasikan pada sesuatu yang berwujud (tangibles). Baik itu barang, materi (uang), bangunan, fasilitas, maupun yang lainnya.
Pandangan hidup seperti itu sangatlah rapuh dan mudah goyah. Apabila anda mempunyai perusahaan, maka perusahaan anda akan rapuh, lantaran anda hanya fokus pada aset-aset yang kasat mata. Sementara aset-aset yang tidak kasat mata (intangibles) justru terlupakan. 



Sejatinya, aset-aset yang tidak kasat mata sama pentingnya dengan aset-aset kasat mata. Para entrepeneur atau wirausaha sebaiknya jangan tersesat dalam perangkat tangibles. Demikian ditulis Rhenald Kasali dalam buku terbarunya yang berjudul Myelin; Mobilisasi Intangibles Menjadi Kekuatan Perubahan (2010). Buku ini merupakan rangkaian dari buku tentang perubahan (Change!) yang pernah ditulis Rhenald sebelumnya, yaitu Change (2004), Recode Your Change DNA (2007), dan Mutasi DNA Powerhouse (2008).

Rhenald Kasali, pakar bisnis dan Ketua Program Pasca Sarjana Ilmu Manajemen FE-UI, melakukan riset sepanjang 2009. Hasil temuannya adalah bahwa ada kesalahan mendasar yang telah kita lakukan dan masih terus kita diamkan dalam mengisi diri kita, anak-anak didik kita, karyawan, dan para eksekutif. Kesalahan itu menyangkut soal memory. Penelitiannya ia jabarkan dalam buku ini.

Kita telah memberi singgasana terhormat hanya pada suatu memory saja, yaitu brain memory. Ujar Rhenald. Brain memory adalah sebuah sistem dan pengatur informasi yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Namun temuan-temuan terbaru dalam ilmu biologi menunjukkan ada memori lain yang tak kalah penting, yaitu muscle memory yang terletak di seluruh jaringan otot kita. Brain memory terbentuk dari pengetahuan, sedangkan muscle memory terbentuk karena latihan.

Muscle memory itulah yang Rhenald maksud sebagai Myelin. Myelin adalah sumber dari segala talenta yang dibentuk melalui deep practice. Myelin tersebar merata dalam bentuk sistem syaraf pada otot-otot kita yang memberi perintah dan menyimpan informasi. Inilah konsep yang mendapat perhatian besar para ahli biologi sel.

Konsep ini sangat penting untuk menjelaskan bagaimana manusia, lembaga, dan perusahaan menghasilkan serta memupuk intangibles-nya. Setiap kali manusia mengulangi gerakan-gerakannya dan terlibat dalam suatu latihan fisik, mereka akan membentuk Myelin. Myelin itu seperti insulasi yang membungkus arus listrik. Ia berfungsi sebagai broadband alami yang kekuatan dan kapabilitasnya ditentukan oleh lapisan insulasi di bagian luarnya.

Intangibles adalah ruh anda, ruh usaha anda. Seperti ruh yang ada pada jiwa kita, ia tidak terlihat, tidak berwujud. Ia tidak tampak secara fisik seperti kepala, tangan, atau kaki kita. Ia juga bukan aset seperti mobil, rumah, gedung, atau tanah yang selalu dianggap sebagai ukuran kekayaan manusia. Dalam bidang kebudayaan, di kalangan kesenian dan kepariwisataan, ia disebut harta tak benda. Dalam ilmu manajemen ia biasa disebut harta nirwujud.

Perusahaan yang stagnan berfokus pada harta-harta fisik, yaitu kekayaan-kekayaan yang kasatmata (tangibles); sedangkan, perusahaan yang progresif memobilisasi harta-harta nirwujud. Harta benda berwujud menjadi miliki pemegang saham, sedangkan harta nirwujud atau harta-harta tak kasatmata atau intangibles melekat pada manusia di dalam maupun di luar perusahaan.

Buku ini memaparkan intangibles secara mendalam pada dua perusahaan, yaitu Blue Bird dan PT. Wijaya Karya (WIKA). Di Blue Bird diperlihatkan bagaimana Myelin berkembang dalam bentuk pelayanan kepada pelanggan dan tata nilai (kejujuran). Sementara itu di WIKA, Myelin bekerja mulai utak-atik mesin menjadi keterampilan membuat segala peralatan teknologi energi, mulai dari energi listrik, matahari, hydro, sampai bahan bakar batu bara.

WIKA juga membuat tiang listrik sampai membuat tiang pancang dan dikenal sebagai ahli beton. Di WIKA dikenal Myelin kedisiplinan dan kerapian. Berkat Myelin itulah mereka mampu mengelola usaha EPC yang menuntut keahlian yang utuh mulai dari mendesain, membangun, mengombinasikan teknologi sampai menjalankan pabrik. Mereka bukan hanya ahli membangun tapi juga membangun output performance-nya. Saat memasuki dunia internasional mereka sekali lagi melatih diri membangun Myelin baru, tahan bekerja dengan speed tinggi di udara terbuka yang cuacanya ekstrem.

Rhenald juga membuktikan bahwa kehebatan seseorang tidak harus dicapai dengan IQ tinggi. Raihan sukses dapat dapat dilakukan oleh orang biasa-biasa saja namun mempunyai Myelin. Ia selalu berlatih setiap waktu atas apa yang diimpikannya sehingga menjadi bagian dari hidupnya. Lihatlah Brazil yang tidak pernah putus melahirkan mahabintang dalam jagat mengolah si kulit bundar. Sesuai dengan pengamatannya langsung ke Brazil, Rhenald mengatakan bahwa pesepakbola profesional di Brazil bermain bola sepanjang 8 jam perhari. Sementara untuk masyarakat biasa setidaknya bermain sepak bola 2 jam per hari.

Myelin atau Muscle memory dapat dibangun di dunia kesenian, olahraga, akademis, dan tentu saja di dunia usaha. Sungguh, buku ini patut dibaca oleh direktur, pengusaha, olahragawan, dan siapa saja yang menginginkan perubahan dalam hidupnya.

Tidak hanya WIKA dan Blue Bird saja yang dijadikan sampel perusahaan yang memiliki intangibles di dalam buku ini (meski kedua perusahaan tersebut mendominasi), kita juga akan menjumpai Toyota, Adira, Dexa, ISS, Bank Mandiri, Merck, dan perusahaan-perusahaan besar lainnya.

Selain perusahaan, Rhenald juga menilik kesuksesan personal yang disebabkan oleh Myelin atau intangibles-nya, seperti Susan Boyle (artis tua bersuara emas), Pele (legenda sepak bola dunia), Se Ri Pek (pegolf perempuan Korea Selatan), Richard Branson (pemilik Virgin Group Companies, yang menyediakan jasa tur ke angkasa), dan masih banyak lagi.[]

M Iqbal Dawami, pengusaha penetasan bebek, pencinta buku, aktif di “Kere Hore Jungle Tracker Community” Yogyakarta


lintasberita

Lanjut Baca
 
Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar