Judul: Cinta di Dalam Gelas
Pengarang: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka, Jogjakarta
Cetakan: I, Juni 2010
Tebal: 270 halaman
==========================
Jika anda merasa penasaran siapa sesungguhnya Maryamah Karpov pada logi keempat Laskar pelangi, maka di novel Cinta di Dalam Gelas-lah jawabannya. Novel ini adalah logi kedua dari dwilogi Padang Bulan (2010). Nama lain Maryamah ternyata adalah Enong, seorang anak yatim penambang timah, di mana kemudian dia menjadi perempuan pertama penambang timah di Belitong. Di dalam Padang Bulan sedikit-banyak diceritakan kisah Maryamah, meski porsinya tidak banyak, kalah dengan porsi kisah Ikal, yang mengejar-ngejar cinta sejatinya, A Ling.
Nah, pada novel Cinta di Dalam Gelas-lah Maryamah menjadi play maker. Jika dalam novel Padang Bulan Maryamah menjadi penambang perempuan pertama, sedang di novel ini dia menjadi perempuan pertama pula yang bertanding catur di perayaan 17 Agustus di Belitong.
Permainan catur ialah hal penting di Belitong. Permainan ini telah mentradisi dan bisa mengangkat drajat seseorang apabila menjadi juara, terutama di kejuaraan 17 Agustus-an. Untuk itulah Maryamah memutuskan ikut pertandingan catur pada 17 Agustus kelak. Apa sesungguhnya motivasi dia ingin ikut perlombaan ini, padahal seumur-umur dia belum pernah menyentuh sekalipun bidak-bidak catur?
Maryamah ternyata ingin mengalahkan kepongahan mantan suaminya, Matarom, yang jago dalam bermain catur. Dia sakit hati pada Matarom yang seringkali berlaku kasar sejak dia menikah dengannya. Untuk itulah dia ingin memberi pelajaran padanya. Keinginan bermain catur kemudian dia utarakan pada Ikal. Awalnya Ikal bingung, bagaimana cara mengajari orang catur yang belum sekalipun bermain catur. Padahal mimpinya adalah mengalahkan sang jagoan catur tanah belitong, Matarom, yang telah menjadi rezim.
Aha, Ikal ingat dengan temannya, Ninochka Stronovsky, perempuan grandmaster dunia. Ikal kemudian mengajari Maryamah sesuai petunjuk Ninochka via internet. Awalnya sulit, tapi lambat laun Maryamah ternyata dapat menyerap dengan cepat. Walhasil, dia menjadi mahir, dan siap mengikuti perlombaan. Banyak orang mencibir dan menghalangi Maryamah untuk mengikuti lomba catur. Pasalnya, lomba catur adalah hal yang tabu di tanah Belitong. Seumur-umur tidak ada perempuan yang bermain catur, terlebih ikut perlombaan. Tapi, Maryamah tidak bergeming. Dia terus maju.
Dalam pertandingan, satu persatu dilahapnya lawan-lawan Maryamah. Di final, ia berhasil mengalahkan Matarom. Tuntas sudah misi Maryamah untuk mempermalukan Matarom, mantan suaminya, di khalayak umum. Tidak hanya itu, kemenangan Maryamah sejatinya kemenangan kaum perempuan dalam mendobrak tradisi patriarki yang masih sangat kental di tanah belitong.
Lewat permainan catur Maryamah berhasil mengangkat harkat dan martabatnya sebagai perempuan yang sejak remaja menjadi bulan-bulanan kaum laki-laki. Karakter dirinya terefleksikan dalam permainan caturnya, sebagaimana yang dikatakan Andrea, “…barangkali penderitaan dan tanggung jawab besar yang merundung Maryamah sejak kecil, serta sebuah perkawinan yang menyiksa, telah membentuk dirinya menjadi seorang survivor yang tangguh dan defender yang natural. Semua itu kemudian terefleksi dalam permainan caturnya. Jika ia melindungi rajanya—sebagaimana ia melindungi diri, ibu dan adik-adiknya—ia takkan pernah bisa tersentuh.”
Cinta di Dalam Gelas mengandung pesan yang sangat dalam dan berharga. Sungguh insipratif. Patut dibaca oleh siapa pun.[]
M. Iqbal Dawami, penikmat teh, gogodoh, dan sastra.
Maryamah, Sang Pendobrak Budaya Patriarki
Katagori :
artikel resensi,
buku,
buku bagus,
buku resensi,
novel,
penerbit buku,
resensi buku,
ulasan buku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar