Belajar Kebajikan dari Sang Nabi

*Update*
Resensi ini meraih juara I. Alhamdulillah. Terima kasih.
------------------
Resensi ini sedang ikut dilombakan yang diadakan oleh penerbit Zaman. Semoga saja jadi jawara, karena hadiahnya (berupa buku senilai Rp.350.000) akan saya sumbangkan ke perpustakaan yang ada di kampungku.
------------------
Judul: Bilik-Bilik Cinta: Kisah Sehari-Hari Rumah Tangga Nabi
Penulis: Dr. Nizar Abazhah
Penerbit: Zaman, Jakarta
Cetakan: I, 2009
Tebal: 384 hlm.
------------------

George W. Burns, seorang ahli psikoterapi yang berpengalaman di bidang psikologi klinis memaparkan bahwa cerita dapat memiliki kekuatan yang dahsyat, yakni menumbuhkan sikap disiplin, membangkitkan emosi, memberi inspirasi, memunculkan perubahan, menumbuhkan kekuatan pikiran-tubuh, dan bahkan menyembuhkan. Dengan adanya cerita yang kita bagikan kepada orang lain akan menawarkan pilihan yang menyenangkan hati, baik anak-anak maupun orang dewasa. Topik apa pun menjadi hidup saat disampaikan dalam bentuk cerita. Di samping itu, orang-orang di semua usia mudah mengingat informasi jika disandikan dalam cerita.

Buku Bilik-Bilik Cinta: Kisah Sehari-Hari Rumah Tangga Nabi merupakan salah satu topik yang disampaikan melalui bentuk cerita. Di dalamnya adalah pelbagai kisah keseharian Nabi Muhammad Saw. yang kerap kita abaikan begitu saja. Karya Nizar Abazhah ini, memuat aspek religius (agama), pedagogik (pendidikan), dan psikologis. Oleh karena itu, buku ini begitu efektif untuk dijadikan sarana transformasi nilai-nilai positif kepada sang pembaca.

Empat belas abad yang silam, Nabi Muhammad Saw. wafat, tetapi namanya tetap semerbak dan terukir abadi di hati kaum muslim. Sejarah kehidupannya yang jernih tak hentinya mengalir memberikan kesejukkan, mengobati dahaga sekaligus cermin bagi manusia sepanjang masa. Hal yang menjadi pertanyaan dasar, apa sesungguhnya rahasia besar di balik pesona keagungan perilaku Rasulullah Saw. tersebut? Buku karangan Nizar Abazhah berusaha menjawabnya

Ketika Aisyah r.a ditanya tentang akhlak Nabi Saw., ia menjawab.” Akhlak beliau adalah Alquran.” Jawaban yang simpel tapi mempunyai makna yang dalam. Alquran merupakan sumber dari nilai akhlak dan kenyataannya bisa dilihat dari perilaku (sunnah) Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari- hari.
Kebesaran Rasulullah baik sebagai Rasul ataupun pemimpin sama sekali bersih dari kultus dan pemitosan. Beliau bukanlah manusia “sakti mandraguna”. Secara lahiriah beliau manusia biasa dari kalangan kebanyakan. Yang membedakan Rasulullah dari manusia lain adalah posisinya sebagai pembawa wahyu. Allah berfirman, ”Katakanlah bahwasannya aku (Muhammad) hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasannya Tuhan kamu adalah Tuhan yang satu. Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju pada-Nya…”(QS. Fushshilat: 6).

Sebagai manusia, Rasulullah Saw. mampu mengimbangi keluhuran posisinya sebagai pemimpin dunia dengan sikap tawadhu (rendah hati). Saat melihat seorang sahabat yang menghadapnya tampak gemetar, beliau menegurnya dengan lemah lembut penuh kearifan. “Kenapa kamu ketakutan? Aku bukan seorang raja, aku hanya anak seorang perempuan suku Quraisy yang makannya dengan daging yang dikeringkan (sebuah makanan kalangan orang miskin Arab.”

Selain, Alquran dan Hadits, Rasulullah mewarisan keteladanan hidup yang luhur. Buku ini adalah salah satu buku panduan untuk meneladani kehidupan Rasulullah Saw. Nizar Abazhah menyampaikan contoh-contoh keteladanan Rasulullah seperti, kerendahan hatinya, kesederhanaannya, kedermawanannya, kasih sayangnya dan lain-lain.

Beberapa contoh dapat kita simak. Suatu ketika Rasulullah mendatangi rumah Fatimah, putrinya, dan bertanya, “Di mana kedua cucuku?” Fatimah kemudian menjawab bahwa Hasan dan Husain ikut ayahnya bekerja di rumah seorang Yahudi.

Rasulullah pun segera mendatangi rumah orang Yahudi yang disebutkan. Ketika sampai di rumah yang dituju, Rasulullah mendapati Ali yang sedang bekerja beserta kedua anaknya. “Wahai Ali,” sapa Rasulullah, “Tidakkah kau bawa anakmu pulang, sebelum terik matahari menyengat mereka?”

“Wahai Rasulullah,” jawab Ali, “hari ini kami tidak memiliki apa pun untuk dimakan. Karenanya, biarkan kami bekerja di sini sampai dapat mengumpulkan makan untuk kami makan sekeluarga.”

Rasulullah pun segera membantu Ali, dengan menimba air untuk mendapatkan kurma. Satu ember air mendapat upah satu kurma, sampai akhirnya terkumpul beberapa kurma, dan cukup untuk dimakan sekeluarganya. Baru Rasulullah pulang bersama mereka.
Dalam bab Hidup Sederhana, Abazhah mencontohkan tempat tidur sang Nabi. Bila merasa lelah, Nabi merebahkan diri di atas tikar daun kurma; tikar kasur yang menorehkan bekas di lambungnya. Suatu hari seorang wanita Anshar berkunjung ke rumah Aisyah. Begitu pandangannya jatuh ke alas tidur Rasulullah yang keras, ia merasa iba. Kemudian ia mengirimkan alas tidur wol. Tetapi, setelah terlihat oleh Nabi, beliau menganggapnya sangat mewah, dan menyuruh Aisyah mengembalikan kepada pemiliknya sembari bersabda: “Kembalikan itu! Demi Allah, kalau kumau, Allah pasti memberiku bergunung-gunung emas dan perak.”

Dalam contoh yang lainnya, disebutkan bahwa Aisyah berkata, “Tak pernah Rasulullah kenyang tiga hari berturut-turut. Padahal, kalau mau, kami bisa kenyang. Tetapi, beliau lebih memilih mendahulukan orang lain”.

Berbahagialah umat Islam yang mempunyai teladan Rasulullah Saw., seperti yang dicontohkan di atas. Dalam menjalani kehidupan ini mestinya kita lebih sabar, sederhana, bijaksana, saling mencintai, berpikir logis dan beberapa hal yang menuju pada kebaikan hakiki di mata Allah Swt.

Sungguh demikian penting bagi setiap diri muslim untuk meneladani sifat-sifat Rasulullah itu karena itu pula yang akan menjadi penuntun baginya dalam menjalani kehidupan ini. Sikap dan akhlak diri Nabi Muhammad Saw. adalah acuan yang paling mantap dan bisa dipertanggungjawabkan karena telah menjadi suri tauladan yang paling baik bagi setiap Muslim dan Muslimah di sepanjang sejarah hidup umat manusia.

Melalui potongan-potongan kisah kehidupan Muhammad, buku ini mengajak Anda “berdekatan” dengan Rasulullah yang dipuji Allah sebagai manusia berakhlak paling mulia. Anda akan merasakan keindahan cinta, persaudaraan, dan kebajikan yang beliau tuntunkan. Tanpa terasa, tetes-tetes wewangian akhlak sang Nabi akan meresap ke dalam hati Anda dan melembutkannya.

Buku ini merupakan “sahabat” bagi setiap Muslim yang ingin memperharum akhlaknya dengan meneladani Nabi Muhammad Saw.***

M. Iqbal Dawami
Staf pengajar STIS Magelang, blogger buku di http://buku-ok.blogspot.com


lintasberita

Lanjut Baca

Sang Maestro Bulu Tangkis

Judul: Panggil Aku King
Penulis: Robert Adhi Ksp
Penerbit: Penerbit Buku Kompas
Cetakan: I, Juni 2009
Tebal: xxiii + 456 hlm
------------------------

Liem Swie King adalah seorang legenda bulu tangkis kelahiran 28 Februari 1956 di Kudus, Jawa Tengah . Ia terkenal dengan julukan King’s Smash, karena smash-annya begitu tajam dan dilakukannya dengan gaya yang unik. Sejak kemenangannya pada All England 1978, King mulai menjadi idola baru dalam dunia bulu tangkis. Ia menjadi penerus kejayaan Rudi Hartono. Karier bulu tangkisnya terus melesat. Medali emas ia raih pada Asian Games VII (1978). King menang straight set dari Han Tsien (China). Tahun 1978-1979 merupakan tahun-tahun awal kejayaannya. Berbagai hadiah, sanjungan serta menjadi idola baru, dan terkenal diterimanya. Ia pernah menjadi yang tak terkalahkan selama 33 bulan, di antaranya menyabet dua kali gelar juara All England (1978 dan 1979). Sepanjang 1978-1979 ia selalu menjadi jawara di setiap pertandingan.

Pada waktu itu, belum ada seorang pemain pun yang membuat rekor selama satu tahun penuh tidak pernah terkalahkan. Bahkan, Rudi Hartono mengakui kelebihan King ini, dengan mengatakan, “Saya saja rasanya tidak bisa mempertahankan kondisi puncak demikian terus menerus selama satu tahun”(hlm. 103). Jadi, King dianggap sangat luar biasa dalam karir cabang olahraga ini.

Robert Adhi Ksp, penulis buku ini, berusaha menuturkan metamorfosis kehidupan seorang Liem Swie King, dari kepompong hingga menjadi kupu-kupu. Robert menghadirkan biografi King yang lengkap, mulai dari masa kanak-kanak, hingga dewasa, dan dilengkapi pula kesaksian dari beberapa kolega dan tokoh-tokoh terkenal tentang King.

Di tengah kejayaannya, King pernah melakukan blunder. Ia melakukan sebuah kesalahan yang membuatnya harus diskorsing selama tiga bulan. Kejadian tersebut terjadi dalam SEA Games X 1979 di Jakarta. Pada pertandingan penyisihan nomor tunggal putra, ia dinyatakan kalah WO dari Lee Hai Tong, pemain Singapura. Pasalnya, ia terlambat lima menit datang ke tempat pertandingan. Seharusnya pertandingan itu dilakukan pada pukul 09.30 tetapi sampai menit terakhir King tak juga muncul. Namun, dalam buku ini diceritakan mengapa King bisa terlambat.

Masa-masa Skorsing, King mendapat tawaran main film yang berjudul Sakura dalam Pelukan bersama Eva Arnaz. Dan selama itu pula, ia tidak pernah berlatih bulu tangkis. Akibatnya, saat memulai mengikuti turnamen lagi, ia sering mengalami kekalahan, salah satunya adalah dalam kejuaraan All England pada 1980. ia dikalahkan oleh Han Jian dari China.

Namun,kekalahnnya itu justru melecut dirinya untuk berlatih ekstra keras untuk kembali berprestasi. Bukan hanya dengan latihan, tetapi juga mengembalikan rasa percaya diri. Perlahan King mulai kembali bangkit, dan ia kembali menjuarai All England untuk ketiga kalinya pada 1981.

Kehadiran buku ini sebuah pengingat, kalau dulu Indonesia pernah sangat berjaya di cabang olahraga bulu tangkis. Minimnya prestasi perbulutangkisan kita saat ini menjadi penting buku ini untuk dibaca oleh siapa saja yang peduli dengan hal ini. Buku ini adalah tentang bagaimana seseorang mempunyai semangat pantang menyerah, berjuang melawan keterbatasan menuju prestasi tertinggi. Tidak ada yang tidak bisa dalam hidup ini, asalkan kita mau bekerja keras.***

M. Iqbal Dawami
Staf pengajar STIS Magelang

lintasberita

Lanjut Baca

Kerapuhan Ekonomi Dunia

Resensi ini dimuat di Seputar Indonesia, Minggu 28 Juni 2009
Judul: Kiamat Ekonomi Global
Penulis: David M. Smick
Penerjemah: Arfan Achyar
Penerbit: Daras Books, Jakarta
Cetakan: I, Juni 2009
Tebal: 328 hlm. Termasuk indeks
------------------------------

Kita semua tentu sudah tahu bahwa saat ini negara super power Amerika Serikat (AS) sedang dalam krisis keuangan. Penyebab dari krisis ekonomi AS adalah penumpukan hutang nasional yang mencapai 8.98 triliun USD, pengurangan pajak korporasi, pembengkakan biaya perang Irak dan Afghanistan, dan yang paling krusial adalah Subprime Mortgage: Kerugian surat berharga properti sehingga membangkrutkan Lehman Brothers, Merryl Lynch, Goldman Sachs, Northern Rock,UBS, Mitsubishi UF, dan yang lainnya.

Pada 2007 dampak tersebut mulai terasa di Eropa dan Asia. Pasar-pasar Asia ambruk dan pasar-pasar Eropa mulai tenggelam. Dunia tiba-tiba saja berhadapan dengan krisis likuiditas besar, Krisis Kredit Besar 2007-2008. Dan dengan cepat, bank-bank dan institusi finansial dunia lainnya berhenti mengeluarkan pinjaman. Di seluruh dunia, berbagai deal finansial pun berhenti mendadak. Di AS, banyak pembeli rumah yang potensial tidak bisa menutup pembelian mereka. Sistem finansial global mulai terperosok. Seakan-akan darah berhenti mengalir di dalam tubuh, dan si pasien, yang sepertinya tampak sehat beberapa hari sebelumnya, mulai koma.

Pasar kredit dunia pun macet karena tidak ada orang yang yakin dengan liabilitas pihak lain. Hal tersebut adalah keadaan yang berbahaya karena kalau pasar kredit privat berhenti berfungsi, seluruh ekonomi berada dalam posisi berbahaya—PHK, dana pensiun dihapus, nilai bersih dari tabungan rata-rata yang dimiliki keluarga dengan cepat ambruk ketika harga rumah merosot di bawah harga cicilan yang masih harus dibayar. Suku bunga pinjaman konsumsi pun melambung, di antaranya kredit mobil, kartu kredit, dan semuanya. Berarti cepat atau lambat, ekonomi akan menerima hantaman.

David M. Smick, mantan penasihat ekonomi para presiden AS, dan CEO Johnson Smick International, Inc. melalui bukunya Kiamat Ekonomi Global, mengatakan bahwa situasi di atas pada dasarnya berawal dari institusi-institusi keuangan di AS menempatkan sebagian besar pinjaman subprime-nya yang berbau busuk—bak limbah racun—ke dalam fasilitas holding terpisah, membagi jumlah totalnya ke dalam beberapa porsi yang lebih kecil, dan menjual bagian-bagian ini ke berbagai institusi finansial di Eropa dan Asia. Tidak lama kemudian, limbah beracun ini memercik seluruh sistem keuangan negara maju, tetapi tidak ada yang tahu dari mana asalnya. Nah, hal itu menjadikan seluruh dunia mulai membenci AS.

Kita hidup di era globalisasi di mana pasar-pasar finansial telah terinternasionalisasi melalui suatu jejaring teknis finansial yang dikenal dengan nama sekuritasasi. Bagaimana bisa pasar-pasar finansial yang merefleksikan ekonomi yang kokoh di suatu waktu kemudian berubah menjadi kepanikan besar? Bagaimana bisa ketenangan yang ada di permukaan berubah menjadi ancaman serius bagi seluruh sistem perekonomian hanya dalam waktu semalam? Pertanyaan di atas dapat ditemukan dalam buku David M. Smick ini.

David Smick memandu pembaca ke dalam konstruksi selama tiga dekade yang dimiliki sistem finansial yang ada sekarang. Dia mengajak kita mengunjungi relung-relung finansial Eropa sampai ke kekayaan besar kementerian birokratis Asia hingga ke ruang-ruang belakang dari para elite kekuasaan di Washington dan juga ruang perdagangan yang penuh kekacauan di Wall Street.

Ada tiga alasan mengapa buku ini perlu dibaca. Pertama, buku ini merupakan wawasan luar biasa terhadap isi perut keuangan global, ditulis oleh orang dalam dengan gaya yang sangat mengasyikkan sehingga pembaca mana pun pasti bisa dengan mudah memahaminya. Kedua, tema utamanya tentang kerapuhan ekonomi dunia akan tetap membuat pembaca terjaga dan memaksa kita berpikir keras tentang berbagai isu yang belum mengemuka. Dan ketiga, buku ini memberikan peta jalan realistis di tengah keporak-porandaan yang kita alami sekarang.

Smick memaparkan bahwa kebanyakan orang AS sekarang ini tidak punya perspektif sejarah. Periode ledakan (boom) tidak terlalu dianggap serius. Para pemilih di AS yang berusia paruh baya sekarang ini dilahirkan di pertengahan tahun 1960-an. Mereka tidak punya ingatan tentang stagflasi dan antrean bensin yang panjang di tahun 1970-an, masa sebelum ekonomi terglobalisasi seperti sekarang ini. Mereka tidak pernah tahun apa pun kecuali ekonomi yang amat produktif, dengan harga saham yang luar biasa dan pekerjaan yang bergaji tinggi. Banyak penyokong utama globalisasi telah terbuai dan terlena. Karenanya, masa yang ada di depan adalah masa yang berpotensi menjadi masa penuh perubahan kebijakan yang sangat reaktif dan amat berhati-hati.

Ekonomi global spektakuler yang ada sekarang ini tidak stabil dan mengkhawatirkan. Ketika pekerjaan dan investasi berpindah-pindah di seluruh dunia, banyak orang kehilangan pendapatan. Dan ketika pergeseran besar ini terjadi, manfaat ekonomi dari sistem ini sering kali tidak disebarkan dengan adil. Sejatinya, skonomi global lebih mirip dengan organisme hidup yang sangat dinamis. Smick mengatakan, setiap tiga bulan saja, tujuh sampai delapan juta pekerjaan di AS menghilang dan sekitar jumlah yang sama atau lebih besar lagi pekerjaan diciptakan.

Krisis finansial global ini juga diperparah dengan beberapa fakta, seperti korporasi besar yang terus terancam hancur oleh kelas individu. Seperti IBM yang pernah terancam oleh Microsoft. Namun, sekarang ini Microsoft terancam oleh perusahaan-perusahaan baru yang melek internet, seperti Google atau sistem operasi open-source seperti Linux. Hal yang lainnya adalah banyaknya modal dunia bergantung pada investasi di AS, dan aset-aset finansial negara maju lainnya. Sejak tahun 1995, contohnya, 6,5 dolar triliun dalam bentuk modal asing bersih mengalir masuk ke AS. Lebih dari 1,7 dolar triliun defisit perdagangan untuk periode ini.

Beberapa fakta juga tak bisa diabaikan. Berbagai komplikasi geopolitik yang ada di Timur Tengah, runtuhnya kepercayaan terhadap pasar-pasar kredit dan arsitektur finansial AS, serta ketidakpastian global secara umum telah menjadi awan kelam yang menaungi proses inovasi ini di AS. Tidak mengejutkan kalau berbagai CEO perusahaan di AS, bahkan sebelum krisis yang berhubungan dengan subprime, mulai menarik diri, lebih suka membeli kembali saham-saham mereka, merger, akuisisi, daripada berhadapan dengan risiko investasi di usaha-usaha baru.

Fakta lainnya adalah peranan Cina dan India. Salah satu dari banyak hal yang menyumbang naiknya harga minyak yang tinggi sekarang adalah penimbunan yang dilakukan oleh para pemerintahan. Cina, India, dan konsumen lain mengacaukan pasar dunia dengan cara menambah cadangan energinya karena ekspektasi meningkatnya harga. “Ekspektasi naiknya harga juga menurunkan insentif (bagi produsen minyak) untuk menurunkan produksi minyak karena minyak di dalam tanah tampak sebagai aset yang nilainya terus meningkat” (hlm. 49).

Sekarang, dunia mengalami semacam guncangan tektonis dalam bidang finansial. AS, mulai dipandang skeptis oleh dunia. AS sendiri menemukan dirinya dalam suatu posisi yang berbahaya pada saat yang sama dikarenakan berbagai negara lain meniru praktik yang meningkatkan produktivitas ala AS dan mulai menjadi target investasi global yang relatif menarik. Hasilnya, pusat aktivitas finansial global mulai beralih dari kenyataan yang menempatkan AS sebagai pusat semua hal yang berbau finansial.

Karya konsultan pasar finansial pasar finansial di Wahington D.C. ini menawarkan wawasan penuh pengetahuan ke dalam jagat finansial internasional. Oleh karenanya, buku ini sangat relevan dengan situasi yang ada sekarang.***

M.Iqbal Dawami
Staf pengajar STIS Magelang

lintasberita

Lanjut Baca

Legenda Manusia Abadi

Judul Buku : The Alchemyst: The Secrets of The Immortal Nicholas Flamel
Penulis : Michael Scott
Penerbit : Matahati, Jakarta
Cetakan : I, 2009
Tebal : 503 hlm.
------------------

Legenda itu masih ada. Konon sang Alkemis, manusia abadi yang usianya lebih dari 600 tahun, dikabarkan meninggal tahun 1418, tetapi ketika dibongkar ternyata makamnya kosong. Sejak itu sang Alkemis yang tak lain adalah Nicholas Flamel menjadi desas desus dan rumor bahwa dirinya masih ada dan memperoleh keabadian sampai sekarang. Buku Michael Scott berjudul The Alchemyst: The Secrets of The Immortal Nicholas Flamel ini menjadi dokumen sejarah yang akan menguak rahasia di balik keabadian sang Alkemis. Namun tentu saja buku ini bukanlah buku sejarah yang berdebu. Buku ini diramu dengan fantasi kontemporer, suatu fantasi yang diseting dengan sangat kuat pada masa sekarang. Tokohnya, sang Alkemis benar-benar nyata dan disejajarkan dengan dua remaja kembar modern sebagai pahlawan penyelamat, tokoh yang ada dalam bayangan sang penulis.

Dahulu, Flamel hanyalah manusia biasa. Namun kemudian ia menemukan sebuah buku Abraham sang Magus, yang disebut Codex. Sejak saat itu berbagai hal berubah. Flamel dan istrinya, Perenelle, menjadi Alkemis—perpaduan ahli ilmu alam dan sihir—yang menemukan rahasia batu bertuah yang tersembunyi di dalam buku sihir kuno itu. Ia menemukan rahasia mengubah logam menjadi emas, mengubah batu kerikil menjadi batu permata yang berharga, bahkan sampah pun jika disentuh oleh sang Alkemis akan menjadi barang berharga. Tetapi yang jauh lebih penting, Flamel dan istrinya menemukan resep ramuan untuk hidup abadi.

Sampai kemudian, terjadi kegemparan di toko buku milik Nicholas Flamel. Buku Codex telah dirampas dari tangan Flamel oleh Dr. John Dee, murid Flamel sendiri yang juga seorang alkemis. Sedangkan Perenelle diculik John Dee dan pembantunya, manusia lumpur (Golem). Peristiwa ini yang akhirnya menjebak Sophie dan Josh—dua saudara kembar—masuk ke dalam dunia mustahil antara dua orang alkemis yang saling berseteru. Dan secara tidak sengaja Josh berhasil merobek dan menyelamatkan lembaran terakhir Codex. Perburuan Dee yang sudah direncanakan sekian lama menjadi berantakan. Codex yang di tangannya tidak lengkap. Dee melewatkan bagian Final Summoning—pemanggilan terakhir—lembaran terpenting dari buku tersebut. Menyadari hal ini Dee semakin geram dan berbalik mengejar Flamel dan si kembar.

Betapa mengejutkan, kehadiran Josh dan Sophie di tengah perseteruan itu bukanlah kebetulan, karena mereka saudara kembar dari ramalan kuno buku Codex yang memiliki aura murni emas dan perak. Dalam sekejab Sophie dan Josh mendadak menjadi jauh lebih penting, bukan hanya bagi Flamel, melainkan juga bagi John Dee dan tetua gelap, sekutu dan majikan Dee. Dalam Codex, si kembar adalah dua yang menjadi satu, namun kemudian yang satu akan menyelamatkan dunia, sementara satunya lagi memiliki kekuatan untuk menghancurkan dunia.

Michael Scott secara khas menjalin fakta sejarah dengan mitos dan legenda untuk menciptakan novel-novel petualangan fantasi yang menusuk. Seluruh isi novel ini berkisah tentang perburuan Dee dan pelarian Flamel dengan si kembar. Petualangan yang lebih menghebohkan lagi, ketika Flamel dan si kembar harus mencari tempat persembunyian dari kejaran Dee. Bersama Scathach—salah satu anggota ras tetua jenis vampir yang dikutuk menjadi gadis selamanya—Flamel dan si kembar menuju Alam Bayangan tempat persemayaman Hekate, sang dewi berwajah tiga. Namun di sisi lain, tanpa Codex kekuatan mantra keabadian Flamel telah memudar. Flamel dan istrinya akan bertambah tua, dan sangat tua satu tahun untuk setiap hari yang dilaluinya.

Flamel membujuk Hekate untuk membangkitkan aura murni Josh dan Sophie. Aura si kembar yang mengandung potensi sihir luar biasa inilah yang dapat mencegah Dee memanggil Tetua Gelap untuk menghancurkan manusia. Dengan Codex, Dee dan tetua gelap majikannya akan membentuk kembali dunia ini menjadi seperti pada masa lalu yang tidak terbayangkan lagi, di mana satu-satunya tempat bagi manusia adalah menjadi budak atau makanan. Dan dunia akan dapat bangkit kembali, saat dua yang menjadi satu dan satu yang mencakup semuanya datang, saat aura emas dan perak milik si kembar bersatu.

Kisah dalam novel ini mengalir cepat, dengan bumbu sihir dan kekuatan gaib. Sejarah bangsa-bangsa besar di dunia lama yang dihadirkan menjadi daya tarik tersendiri. Di dalamnya juga terdapat tokoh-tokoh mitologi seperti Vampir, Torc Alta, Gargoyle, Golem, dan Naga-Nathair. Lalu, ada juga cerita tentang Atlantis dan pedang Excalibur. Selain itu, novel ini juga mengaitkan beberapa peristiwa penting dalam sejarah seperti kebakaran besar kota london (Great Fire) tahun 1666 dan penobatan Ratu Elizabeth I tanggal 15 januari 1559. Bahkan buku ini mengaitkan antara Flamel-Dee-Shakespare serta asal usul kode agen rahasia paling populer, 007.

Sebenarnya formula campuran fakta dan fiksi sudah banyak dilakukan. Contohnya novel-novel Dan Brown. Tapi tak cuma formula fakta-fiksi, novel ini juga mencampurkannya dengan kisah fantasi layaknya saga Harry Potter. Dan tahukah bahwa tokoh Nicholas Flamel pun ada dalam kisah Harry Potter? Michael Scott dengan lincah meramu fiksi dan fakta sejarah menjadi sebuah buku yang menarik.

The Alchemyst merupakan novel pertama dari seri The Secrets of the Immortal Nicholas Flamel, di mana di dalamnya menceritakan tokoh-tokoh sejarah yang telah mencapai keabadian dan terlibat dalam perjuangan pada masa sekarang untuk menentukan nasib dunia. Hal yang lebih menarik adalah legenda di balik buku ini yaitu mengenai Nicholas Flamel, seorang Alkemis yang memang pernah hidup di Perancis pada abad ke 14.

Michael Scott adalah seorang penulis novel dan cerpen yang produktif untuk dewasa dan anak-anak, dalam berbagai genre. Tiga buku pertamanya merupakan puncak dari perjalanannya selama beberapa tahun melewati seluruh bagian Irlandia, bekerja sebagai dealer buku antik dan langka yang membawanya berkenalan dengan sebagian besar mitos dan legenda orang Irlandia. Hal ini memunculkan pesona abadi Scott dengan banyak mitologi-mitologi dunia.***

M.Iqbal Dawami, Penikmat Sastra dan blogger buku di http://buku-ok.blogspot.com

lintasberita

Lanjut Baca

Belajar Kearifan Pada Enzo

Judul : Enzo: The Art of Racing in the Rain
Pengarang: Garth Stein
Penerjemah: Ary Nilandari
Penerbit: Serambi, Jakarta
Cetakan : I, April 2009
Tebal: 408 hlm.
------------------

Kearifan bisa kita dapatkan dari mana saja. Tak terkecuali dari pelbagai binatang. Kita dapat belajar dari semut yang selalu bergotong royong, lebah yang setia pada ratunya, bunglon yang pandai beradaptasi, dan yang lainnya. Begitu pula dengan anjing.

Buku Enzo: The Art of Racing in the Rain adalah buku yang dapat mengajarkan kearifan hidup dari seekor anjing yang bernama Enzo. Anjing yang dapat berpikir dan mempunyai perasaan layaknya manusia. Dia mampu berpikir filosofis dan terobsesi dengan TV dan balapan mobil (F1). Di sini, Enzo menjadi sang narator yang tidak saja mengungkap kehidupannya sebagai anjing, tapi juga kehidupan dan konflik keluarga yang memeliharanya.

Bab ini dimulai dengan Enzo yang sedang sakit, dan mengetahui dirinya akan segera mati. Pada suatu malam di pembaringannya, dia menengok kembali perjalanan hidupnya mulai dari masa kecil hingga masa tuanya. Ketika Enzo masih kecil, dia diadopsi oleh Denny Swift, seorang pembalap mobil profesional. Saat bertemu, mereka merasa telah ditakdirkan untuk bersama. Dari situlah persahabatan antara keduanya mulai terjalin. Mereka saling menyayangi dan melindungi.

Enzo banyak belajar dari Denny tentang apa saja, termasuk mencintai balap mobil. Apa yang disukai Denny, disukai pula oleh Enzo. Selain Speed Channel yang menayangkan balap, Enzo juga menonton pelbagai saluran TV seperti Discovery Channel, National Geographic, dan saluran yang memutar film-film yang dimainkan aktor-aktor favoritnya, yaitu Steve McQueen, Al Pacino, Paul Newman, George Clooney, Dustin Hoffman, dan Peter Falk.

Seiring waktu berjalan, Enzo sadar bahwa dirinya berbeda dengan anjing-anjing lain: seekor filsuf yang mirip dengan jiwa manusia, mampu mendidik dirinya sendiri dengan banyak menonton televisi, dan dengan mendengarkan kata-kata pemiliknya, Denny Swift.

Melalui Denny, Enzo mendapatkan wawasan yang luas terhadap kondisi manusia, dan dia melihat kehidupan layaknya suatu balapan, yang tidak mudah untuk melaju dengan cepat dan diperlukan teknik-teknik pada lintasan balap agar seseorang dapat sukses melalui semua cobaan hidup. The Art of Racing in the Rain ini segera menarik pembaca ke dalam dunia Enzo.

Saat Eve menikah dengan Denny, Enzo begitu cemburu. Karena perhatian Denny menjadi pecah, tidak seperti dulu. Namun, lambat laun Enzo dapat menerima kehadiran Eve yang ternyata begitu baik. Bahkan lebih dari itu, dia mencintainya juga layaknya kepada Denny. Saat mereka mempunyai anak yang diberi nama Zoe, Enzo turut senang dan begitu melindungi anak mereka.

Insting Enzo hancur ketika dia dapat merasakan bahwa ada sesuatu yang salah dengan Eve. Enzo dapat mencium kanker otak jauh sebelum ada orang yang tahu dari keluarga tersebut. Akan tetapi dia tidak dapat memberikan peringatan kepada Denny.

Setelah kanker otak Eve muncul, dan perawatan medis dimulai, Eve dibawa pulang ke rumah orangtuanya untuk melewati bulan terakhirnya, dan atas dorongan orangtuanya, Zoe tetap beserta ibunya dan kakek-neneknya, meninggalkan Denny dan Enzo sendiri. Setelah Eve meninggal, mulailah konflik antara Denny dan orangtua Eve perihal hak asuh Zoe. Orangtua Eve bersikeras merawat Zoe secara penuh. Danny dan Enzo tanpa ada hak sedikit pun berkomunikasi atau berkunjung terhadap anak perempuannya. Sisi lain, Denny mengalami kesulitan finansial untuk membayar pengacara, menafkahi putrinya, dan merawat Enzo yang sakit. Pekerjaannya sebagai pembalap, karyawan, dan guru mengemudi tidak cukup untuk membiayai semuanya. Melalui semua cobaannya, Denny selalu membawa Enzo di sisinya, yang memberikan dukungan dan cinta tak bersyarat.

Sebagai pembaca, tentu mudah untuk bersimpati dengan Denny yang dilanda cobaan. Akan tetapi Enzo dengan bijak menegaskan bahwa ketika pada suatu waktu seseorang tengah kehilangan kesempatan, maka semua hal itu terjadi karena satu alasan. Dan apa yang ditakdirkan untuk terjadi maka akan terjadi. Kisah ini menyampaikan dosis spiritual yang tepat, diseimbangkan dengan indah antara banyaknya balapan dengan humor anjing, di antaranya.

Di seluruh buku ini tersebar bab-bab tertentu yang mengungkapkan analisa Enzo tentang taktik atau teknik balapan. Sering kali penjelasan-penjelasan ini sejajar secara emosional dengan perjuangan yang dilalui Denny terhadap kanker yang diderita istrinya, dan perjuangan hak asuh anaknya dengan mertuanya. Denny dan Enzo selalu melihat rekaman balapan Denny, belajar dari kesalahan-kesalahan yang selalu dipaparkan Denny tentang ketahanan mental seorang pembalap. Dan itu dapat dipraktikan pada saat mendapat masalah hidup.

Karena kisah tersebut diceritakan melalui sudut pandang Enzo, kita hanya melihat pendangan sekilas tentang komunikasi manusia. Kita hanya dapat melihat perasaan Enzo yang tajam. Boleh jadi insting alami seekor anjing jauh lebih maju dari manusia. Mereka lebih terbiasa dengan emosi yang tak terucapkan dan lebih peka dengan lingkungan yang tidak seimbang dan tidak sehat.

Buku ini merupakan buku yang tidak bisa kita abaikan lantaran dongeng sang anjing. Justru melalui pandangan Enzo, kita dapat melihat dan belajar lebih banyak tentang sifat manusia, insting dan moralitasnya. Kisah Enzo begitu lembut, karakter-karakternya juga menimbulkan rasa simpati. Enzo adalah narator yang mengagumkan, yang membuat rujukan dan hubungan dengan budaya pop, membuat penilaian-penilaian psikologis dan filosofis yang tajam terhadap manusia di sekitarnya.

Sedang sang penulis buku ini, Garth Stein, patut pula diacungi jempol. Dia mampu menceritakan kisah ini dengan cara yang menyentuh hati. Gaya narasinya sederhana dan elegan, mengalir seindah lap balapan mobil yang dilalui dengan baik.

Pembaca akan terkesan dengan cara dia menggabungkan simbolisme dalam novel ini. Pembaca akan memberikan apresiasinya terhadap bagaimana dia mampu menghubungkan seni mengemudikan mobil balap (F1) dengan menjalani kehidupan dengan segala kesenangan dan kesedihannya. “Kehidupan, seperti balapan, tidaklah mudah untuk melaju cepat. Dengan menggunakan teknik-teknik yang diperlukan pada lintasan balap tersebut barulah seseorang dapat berhasil mengemudikan semua cobaan hidup” ujar Enzo.

Kisah ini memiliki akhir yang indah dan memuaskan. Namun, bukan di situ letak pentingnya. Kisah Enzo lebih tepatnya adalah mengenai proses – balapan – daripada garis finish. Bahwa melakukan apa yang kita sukai dalam kehidupan ini sesungguhnya adalah sebuah kemenangan.

Pada malam kematiannya, Enzo menggunakan sisa hidupnya, mengingat semua yang dia dan Denny telah lalui: pengorbanan yang telah dilakukan Denny hingga mendapatkan keberhasilan secara profesional; kehilangan istri Denny, Eve, yang tidak diharapkan, pertempuran selama tiga tahun terhadap anak perempuan Danny, Zoe, yang kakek dan nenek dari pihak ibu berusaha mendapatkan hak asuh.

Enzo hadir secara heroik untuk memelihara keluarga Denny Swift, mendekap mimpi-mimpinya dalam hati bahwa Denny akan menjadi seorang juara balap mobil dengan Zoe di sisinya. Setelah belajar apa yang harus dilalui untuk menjadi orang yang berbelas kasih dan sukses, anjing yang bijak tersebut hampir tidak dapat menunggu kehidupan berikutnya, ketika dia yakin akan kembali hidup sebagai seorang manusia.

Buku ini sebuah kisah tentang keluarga, cinta, kesetiaan dan harapan yang sangat menggugah, lucu tetapi membuka hati. Art of Racing in the Rain digubah dengan indah dan menawan, melihat keajaiban dan absurditas kehidupan manusia. Kisah Enzo ini menyiratkan suatu pertanyaan reflektif, ‘mengapa saat ini banyak manusia yang menjadi binatang padahal binatang sendiri ingin menjadi manusia?’***

M. Iqbal Dawami
Staf Pengajar STIS Magelang

lintasberita

Lanjut Baca

Memoar Wanita Luar Biasa

Resensi ini dimuat di Koran Jakarta, 17 Juni 2009
Judul: Footnotes
Penulis: Lena Maria
Penerbit: Dastan Books
Cetakan: I, Mei 2009
Tebal: 247 hlm.
----------------

Manusia ibarat teh celup, berfungsi optimal setelah “disiram” dengan ujian. Itulah kesan yang saya dapatkan setelah membaca memoar Lena Maria ini; seorang wanita yang lahir tanpa lengan dan hanya satu kaki saja yang normal. Namun di balik kecacatannya, terselip segudang talenta dan prestasi yang luar biasa. Dia perenang, penyanyi, pelukis, dan penulis. Masing-masing dari talentanya itu pernah menyabet beberapa prestasi dan penghargaan dari beberapa negara. Di buku inilah semua kisahnya dia ceritakan sendiri.

Lena Maria lahir tahun 1968 di Stockholm, Swedia. Saat kelahirannya, sang dokter memberi tahu orangtua Lena atas kondisinya. Dokter sudah bersiap menawarkan obat penenang jika memang orangtuanya merasa membutuhkannya akibat tak sanggup mendengar kenyataan itu. Dokter sendiri tidak bisa menjamin apakah Lena sanggup bertahan, mereka terlebih dulu harus memeriksa apakah organ dalamnya juga mengalami kerusakan. Dokter juga menginformasikan bahwa jika Lena selamat, para orangtua diizinkan untuk menitipkan anaknya dengan kecacatan parah seperti Lena di sebuah institusi khusus.

“Anda harus mempertimbangkan kemungkinan harus mengurusnya selama 20 tahun lebih, jika anda memutuskan untuk merawatnya sendiri,” jelas sang dokter kepada orangtua Lena. Namun, ayahnya menjawab dengan mantap, “Memiliki tangan ataupun tidak, dia pasti membutuhkan tempat tinggal” (hlm. 23).

Kedua orangtua Lena memantapkan keputusannya untuk merawat dan membawanya pulang. Mereka sadar bahwa tindakan itu bukan tanpa risiko. Mereka sudah banyak berbicara dengan petugas dari institusi perawatan khusus, dan keduanya pun tahu dengan pasti bahwa merawat anak dengan tingkat kecacatan yang parah seperti anaknya adalah sebuah perjuangan yang berat dan melelahkan.

Keputusan mereka benar-benar dilakukannya. Walhasil, Lena menikmati masa kecilnya dengan luar biasa menyenangkan. Orangtuanya benar-benar memberi kasih sayang dan perhatian berlimpah.

Bukan hal yang mudah mengasuh seorang anak cacat. Boleh jadi ada juga orangtua yang tidak sanggup melakukannya. Tapi orangtua Lena sejak awal bertekad untuk sebisa mungkin memperlakukannya seperti anak normal lainnya. Mereka menganggapnya sebagai Lena, putri mereka yang kebetulan memiliki kekurangan—bukan sekadar anak cacat. Terlihat sekali bahwa mereka mencintainya apa adanya, bukan berdasarkan apa yang bisa atau tidak bisa dia lakukan. Semua itu membuatnya merasa lebih percaya diri.

Sejak awal, Lena sudah didorong untuk melakukan apa pun yang dia sukai. Hasilnya, dia tidak pernah merasa marah atau menyesali keadaan yang tidak normal. Dia juga tidak menganggap kecacatannya sebagai aib yang memalukan. Dia selalu berpikir bahwa dirinya sama seperti manusia yang lain. Hanya saja dia melakukan segala sesuatu dengan cara yang sedikit berbeda. Lena tidak pernah merasa kecil hati. Dia bahkan merasa Tuhan sangat mengasihinya sehingga dia masih diberikan kesempatan untuk hidup, menikmati hidup, dan berkarya. Sungguh, sebuah cara berpikir yang matang.

Semenjak balita, dia sudah mengikuti kelas renang dan terus berlatih hingga tak terhitung jumlahnya. Hasilnya, dia mampu menjadi perenang profesional dan sering memenangkan berbagai medali dalam berbagai kejuaraan renang. Karier puncaknya dalam renang adalah ketika dia mengikuti Paralympic Games (Olimpiade untuk para penyandang cacat) 1988 di Seoul, Korea Selatan, dengan meraih medali emas.

Selain renang, Lena juga mengembangkan kemampuannya di bidang musik. Dan berkat latihannya yang keras pula, dia mampu menembus perguruan tinggi musik di Stockholm di mana tidak semua orang bisa meraihnya. Keseriusannya itu berhasil membuahkan beberapa album sebagai penyanyi profesional yang cukup laris, baik di Eropa, Amerika, maupun Asia. Kariernya terus memuncak. Dia sering diundang untuk mengadakan konser baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Dalam kesehariannya, Lena selalu berusaha melakukan sesuatu untuk tidak terlalu bergantung pada bantuan orang lain. Dus, hampir semua aktivitas dia pelajari, dan nampaknya cukup berhasil. Lena bisa menjahit, menulis, melukis, mengemudi mobil, bermain piano, dan yang lainnya. Sungguh, kehidupan kesehariannya layaknya manusia normal.

Kisah prestasi hidupnya yang kontra dengan kondisi fisiknya itu menarik beberapa media untuk membuat film dokumenternya. Dan setelah film tersebut disebarluaskan, tiba-tiba saja banyak surat berdatangan kepada Lena dari pelbagai negara. Dia pun sering menerima undangan dari pelbagai negara. Mereka takjub melihat bagaimana Lena bisa memandang hidup dengan cara positif dan bagaimana Lena bisa sukses di pelbagai bidang, padahal ada banyak kekurangan yang dimilikinya yang akan menghambat kegiatannya. Fenomena Lena Maria adalah gambaran, suri teladan dan pelajaran hidup dari manusia penyandang cacat yang memutuskan untuk menjalani kehidupannya secara mandiri. Dia berhasil menyingkirkan kesan rendah diri, rasa kasihan, dan kemalangan.

Dalam bab akhirnya, ada refleksi yang mendalam mengapa dia berhasil mengatasi ketidaksempurnaan fisiknya itu yang sejatinya dapat berpengaruh pada kondisi psikis dan sosialnya, bahkan lebih dari itu Lena dapat terus berpikiran positif dan meraih kesuksesan. Pertama, manusia terlahir berbeda satu sama lain. Lena mengaku dirinya merupakan tipe orang yang jika menghadapi suatu hambatan, lebih memilih untuk mencari jalan keluar daripada hanya terpaku pada hambatan tersebut. Dia tidak suka memperumit keadaan yang sudah rumit.

Kedua, orangtua. Sikap orangtua yang tidak menganggap kekurangan Lena sebagai aib dan selalu memperlakukannya sama seperti anak normal lain, banyak membantu Lena untuk bisa menjadi dirinya. Mereka membuat Lena memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Mereka mendorongnya untuk meraih kesuksesan, tapi tetap mau menerima kegagalannya.

Ketiga, Tuhan. Keyakinan terhadap Tuhan sudah menjadi bagian dalam diri Lena. Lena belajar bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Tuhan yang berharga dan tidak peduli siapa dirinya atau bagaimana rupanya. Sebagian orang mungkin menolak keyakinan mereka jika menghadapi permasalahan seperti itu. Akan tetapi Lena percaya bahwa Tuhan tidak pernah berbuat salah, dan hidupnya merupakan bagian dari rencana khusus Tuhan kepadanya.

Sejak edisi pertama diterbitkan di Swedia, buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa, di antaranya bahasa Norwegia, Denmark, Jerman, Prancis, Thailand, Jepang, Estonia, Inggris, Indonesia, dan lain-lain.***

M Iqbal Dawami
Staf Pengajar STIS Magelang




lintasberita

Lanjut Baca
 
Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar