Shalat Khusyu'

Penerbit : Pustaka Imam Asy-Syafii
Penulis : Syaikh Husain bin Audah al-'Awaisyah


Harga : Rp 25.000,-


Resensi :

Shalat ialah ritual ibadah yang paling sering dilaksanakan oleh ummat Islam. Tidak kurang dari lima kali ummat Islam menunaikan ibadah itu setiap hari. Sebagai fungsi kontrol, tentu ibadah ini sangatlah efektif mengendalikan perilaku ummat Islam sehingga tidak salah arah dan langkah.

Karena dengan shalat seorang Muslim berdialog langsung dengan Rabbnya dan meminta agar selalu dibimbing ke jalan yang lurus. Allah menjelaskan kepada kita fungsi shalat ini dalam firman-Nya yang artinya:

"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar." (QS. Al-'Ankabut: 45)

Dengan shalat ini semestinya orang muslim dapat mengevaluasi diri sehingga dapat meningkatkan dan mengoptimalkan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi.

Di sisi lain shalat juga berfungsi membersihkan diri dari noda dan dosa. Dengan berwudhu seorang muslim membersihkan anggota tubuhnya dari noda-noda kotoran sehingga tubuhnya kembali bersih dan segar. Dengan mengerjakan shalat seorang muslim membersihkan jiwanya dari dosa-dosa yang telah diperbuatnya sehingga jiwanya kembali suci, bersih dan bersinar.

"Apa pendapatmu seandainya di bawah pintu rumahmu ada sungai yang mengalir lantas kamu mandi di dalamnya sebanyak lima kali dalam sehari, masih adakah kotoran yang melekat di tubuhmu? Tentu tidak. Demikian pula shalat, dengannya Allah menghapuskan dosa-dosa." Begitu lah Rasulullah ^ bersabda. (HR. Al-Bukhari)

Apakah shalat Anda sudah berfungsi sebagaimana di atas? Jika belum, cobalah baca risalah ini semoga Anda mendapatkan manfaatnya.

Selamat membaca!
lintasberita

Lanjut Baca

Kriteria Busana Muslimah

Penerbit : Pustaka Asy-Syafii
Penulis : Muhammad Nashirudin Al-Albani

Harga : Rp 40.000,-

Resensi :

Fenomena maraknya penggunaan busana muslimah di kalangan kaum wanita muslimah, khususnya di Indonesia, akhir-akhir ini patutlah disyukuri. Terlepas apakah hal itu mengindikasikan kesadaran muslimah yang tinggi dalam beragama ataukah hal itu hanya sekadar tren berbusana belaka. Apapun alasannya, ini merupakan momentum yang harus diapresiasi dengan baik karena sangat kondusif bagi terbentuknya lingkungan sosial dan budaya yang islami pada masa mendatang.

Hanya saja, ada yang aneh dalam fenomena berbusana muslimah tersebut; yaitu terlihatnya ironisme dalam berbusana. Ini dapat terjadi karena para muslimah itu mengikuti tren; atau memang sebenarnya mereka tidak memahami hukum. Maka, jadilah seperti yang kita saksikan; banyak muslimah yang berpakaian tetapi hakikatnya telanjang, berpakaian tetapi tetap mengundang syahwat, berpakaian tetapi auratnya masih terbuka, dan ironisme-ironisme lain yang sebenarnya berkonotasi merendahkan martabat kaum wanita itu sendiri di hadapan publik.


Buku yang ada di tangan Anda ini menjelaskan secara sistematis dan detail tentang batasan-batasan, kriteria, dan standar berbusana muslimah mencakup bentuk, ukuran, corak, warna, dan model yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan syari’at Islam yang agung demi menjaga martabat kaum wanita dan nilai-nilai kesopanan.
lintasberita

Lanjut Baca

Melawan Kezhaliman Terhadap Wanita

Penerbit : Pustaka Asy Syafii
Penulis :  Muhammad bin 'Abdullah al-Habdan


Harga : 25.000,-


Resensi :

Fenomena kezhaliman terhadap kaum wanita baik itu berupa penindasan, kekerasan seksual, kekerasan rumah tangga, per-dagangan perempuan, dan lain-lain yang muncul belakangan ini bukanlah cerita baru. Dahulu, di berbagai peradaban dunia yang katanya maju, seperti Romawi, Arab Jahiliyah, Yunani, dan Cina, fenomena ini sudah terjadi. Apa yang terjadi sekarang hanyalah kelanjutan, atau setidaknya warisan masa lalu, yang bentuknya sedikit berubah.

Pada zaman dahulu, kezhaliman itu berbentuk tindakan-tindakan kejam, kasar, diskriminatif, dan tidak manusiawi; namun zaman sekarang ini mereka disanjung dan dimanjakan dengan materi, tetapi sejatinya mereka tetap mengalami kezhaliman dengan dieksploitasinya ke-molekan tubuh mereka serta diperasnya keringat mereka oleh oknum-oknum tertentu demi mengeruk keuntungan materi sebanyak-banyak-nya. Yang mengherankan, mereka melakukan perbuatan seperti itu sambil meneriakkan slogan emansipasi dan pembebasan kaum wanita.

Buku ini mencoba mengungkap kezhaliman terhadap wanita di zaman modern ini dan mencoba meneriakkan penentangan ter-hadap hal itu serta mengusulkan solusinya berdasarkan ajaran Islam yang agung.

lintasberita

Lanjut Baca

STOP!! KDRT

Penerbit : Pustaka As-Syafii
Penulis : Abu Hamzah 'Abdul Lathif al-Ghamidi

Harga : Rp. 50.000,-

Resensi :

Kekerasan dalam rumah tangga belakangan ini, hampir kita dengar dan kita lihat setiap hari di media massa atau di sekitar kita. Dari yang berskala kecil hingga besar. Dari yang sifatnya perkataan hingga perbuatan. Dan, selalu, ketika kekerasan itu muncul, harmoni keluarga terkoyak, prahara pun tak terelak.

Islam sangat peduli terhadap bentuk kekerasan ini. Karena sejatinya, Islam mengusung misi damai dan anti kekerasan. Rumah tangga Rasulullah sendiri adalah cermin keluarga yang damai dan tanpa kekerasan. Semua individu di dalamnya merasa tenang dan bahagia. Riak masalah memang kadang muncul, namun, itu bisa diselesaikan tanpa menggunakan kekerasan.

Buku ini menampilkan bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga oleh siapa pun yang hidup di dalamnya. Tidak hanya oleh suami terhadap istri, orang tua terhadap anak, tetapi juga sebaliknya. Bahkan oleh setiap individu yang ada di dalam rumah tangga tersebut. Selanjutnya, dihadirkan solusinya dengan mengembalikan segala permasalahan kekerasan tersebut kepada kaidah Islam yang benar, yang sesuai dengan bimbingan al-Qur-an dan as-Sunnah. Selamat menyimak

lintasberita

Lanjut Baca

Mereka Adalah Para Shahabiyah

Penerbit : Pustaka At-Tibyan
Penulis : Mahmud Mahdi Al Istambuli dan Musthafa Abu An Nashr Asy                      Syalabi

Harga : Soft Cover Rp 75.000,-
              Hard Cover Rp 80.000,-

Resensi:

Anda pernah mendengar tentang putri Imam Malik? Tidak ada satu haditspun yang dihafal oleh Imam Malik melainkan putrinya juga menghafalnya. Pernahkan Anda mendengar kisah fatimah binti Malik bin Hisyam istri dari khalifah Umar bin Abdul Aziz? Memiliki kakek seorang khalifah, memiliki empat orang saudara laki-laki semuanya juga menjadi khalifah. Meskipun ia merupakan orang paling kaya di jamannya, akan tetapi suatu hari setelah dia menikah dengan Umar bin Abdul Aziz dia berkata,"Wahai suamiku, aku tahan untuk menanggung lapar dan dahaga di dunia ini tetapi aku tidak akan tahan dengan pedihnya azab neraka Jahanam kelak di akhirat bila engkau memberikan aku dan anak-nakmu dari nafkah yang haram," Subhanallah! Padahal mereka hanyalah wanita yang dididik oleh para ulama di zaman mereka, tidak pernah bertemu dengan para sahabat apalagi bertemu dengan Rasulullah. Jika demikian keadaan mereka maka bagaimana dengan keadaan para wanita yang langsung berasal dari Rasullullah? dan Rasulullah menjadi guru dan pendidik mereka? Andai ingin tahu? Jangan tunda lagi, sekarang saatnya Anda membaca buku ini!
lintasberita

Lanjut Baca

Mereka Adalah Para Tabi'in

Penrbit : Pustaka At-Tibyan
Penulis : DR. Abdurrahman Ra'fat Al-Bassya

Harga : Rp 77.500,-

Resensi :

"Kemunduran sebuah bangsa, karena mereka tidak mengenal sejarah dan tokoh-tokoh mereka" demikianlah yang diungkapkan oleh seorang sejarawan Islam Ibnu Khaldun dalam kitab Al-Muqaddimahnya. Mungkin inilah salah satu sebab kemunduran Islam abad ini. Kaum muslimin lebih mengenal sejarah agama lain dan tokoh-tokohnya daripada sejarah agama mereka sendiri. Padahal dengan mengenal sejarah Islam dan tokoh-tokohnyalah, kita akan menggenggam kembali dunia ini, sebagaimana para pendahulu kita. Tahukah Anda, bahwa di antara sejarah Islam yang ditulis dengan tinta emas oleh para sejarawan Islam dan Barat adalah Sejarah Tabi'in. Ada apa dengan mereka? Mengapa Sejarawan Barat ikut mengabadikan sejarah mereka, dan membahasnya dalam kajian-kajian dan literatur-literatur ilmiah mereka? Pastikan Anda membaca buku ini!
lintasberita

Lanjut Baca

Terjemah Bulughul Maram

Penerbit : Pustaka At-Tibyan
Penulis : Al Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani


Harga : Rp 140.000,-


Resensi :

Siapa yang tidak mengenal Ibnu Hajar Al-Asqalani? Beliau adalah seorang ulama besar dari mahdzab Asy-Syafi’i yang lahir di Mesir pada tahun 773 H yang dikenal sangat produktif menulis kitab. Sepanjang hidupnya tidak kurang dari 150 kitab telah dihasilkannya. Salah satu karya fenomenal yang dihasilkan oleh beliau adalah kitab “Bulughul Maram Min Jam’i Adillatil Ahkam” yang tidak tidak pernah berhenti “dilahap” lembar demi lembar oleh para penuntut ilmu hadits. Karya tulisnya dibaca, dikaji dan dipuji oleh para ulama mahdzab lainnya.

Di dalamnya memuat sekitar seribu lima ratus hadits tentang hukum-hukum yang tidak pernah lepas dari kehidupan kaum muslimin hingga hari kiamat kelak. Seluruh hadits yang terhimpun dalam kitab ini, semuanya mengalir keluar dari hafalan Imam Al-Hafizh Ibnu hajar Al-Asqalani tanpa harus membaca kitab aslinya, Subhanallah…

Kitab ini menjadi semakin berbobot dengan takhrij hadits oleh seorang maestro Al-Muhaddits Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani. Beliau, sebagaimana juga Syaikh Ibnu Hajar Al-‘Asqolani medapat gelar al-Hafizh; suatu gelar prestigius yang hanya diberikan pada seseorang yang mampu menghafal sebanyak 100.000 hadits beserta sanad dan matannya…… Dan beliau, bersama Syaikh bin Baz, juga diyakini sebagai ulama mujaddid abad ini.

Walaupun ringkas dan hanya memuat pokok-pokok hadits hukum tetapi kitab ini telah menjadi salah satu rujukan terpenting di zaman ini. Para ulama memberikan perhatian khusus dalam men-syarah dan menguraikan hukum-hukum fiqh yang terkandung di dalamnya.
lintasberita

Lanjut Baca

Al Wajiz

Penerbit : Pustaka As Sunnah
Penulis : 'Abdul 'Azhim bin badawi Al-Khalafi

Harga : Rp 169.500

Resensi :
Para salafus shalih adalah generasi terbaik yang memahami secara mendalam akan risalah dienul Islam ini, sehingga dalam mengaplikasikannya mereka memiliki kesadaran yang sangat tinggi, loyal, istiqomah dan bekal intelektual yang mumpuni.



Untuk menelusuri jejak keberhasilan generasi Salafus Shalih ….. apa yang harus kita benahi pada diri Ummat Islam? Apa rahasia dan kriteria generasi hasil binaan Rasulullah ……… ini?



Dalam Ensiklopedia fiqih ini kita temukan jawaban dan target yang ingin dicapai oleh generasi mendatang, bersama Tokoh ulama' salaf Syaikh 'Abdul 'Azhim bin badawi Al-Khalafi lewat kajian dan pemaparan hukum syari'at dari bab Thaharah, Shalat, Zakat, Jual-beli, Jihad, Aiman (sumpah) dan segudang permasalahan lainnya dengan penyajian yang sistematis, padat dan berpijak pada al-Qur'an dan as-Sunnah as-Shahihah serta pendapat yang rajih.
lintasberita

Lanjut Baca

Shahih Hadith Qudsi

Penerbit : Pustaka Imam Asy-Syafii
Penulis : Syaikh Zakariya 'Umairat

Harga : Jilid 1 Rp. 100.000,-
            Jilid 2 Rp. 100.000,-

Resensi:

Hadits qudsi memang berbeda dengan hadits biasa. Sesuai dengan namanya, hadits qudsi bersumber dari Allah Yang Qudus, meskipun dari sisi redaksi Nabi yang menyampaikannya. Hadits qudsi yang dikompilasikan ke dalam satu karya, seperti buku ini, termasuk hal yang langka. Terlebih lagi hadits-haditsnya telah dipilah dan dipilih khusus dari riwayat-riwayat yang shahih, sehingga pembaca dapat langsung mengamalkan tanpa perlu terlebih dahulu men-takhrij-nya satu per satu.


Buku yang berada di tangan Anda ini merupakan hasil terjemah dari kitab berjudul al-Ahaadiitsul Qudsiyyah ash-Shahiihah karya Syaikh Zakariya ‘Umairat. Beliau telah berandil besar dalam menyajikan buku ini secara tematik. Penjelasannya pun disampaikan secara analitis bergaya dakwah yang persuasif, dan disertai takhrij pada setiap hadits yang dibahas.

Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa buku ini merupakan bimbingan rohani bagi setiap manusia dari Rabb Yang Mahamulia, setelah al-Qur-an al-Karim. Tatkala membaca buku Shahih Hadits Qudsi dan Syarahnya ini, seolah-olah kita sedang menyimak dialog antara Rabb dengan makhluk-Nya. Apabila kita menghayati dan meresapinya, tentu kita akan merasa bagian dari orang yang dimaksud di dalamnya. Dengan demikian, kita akan merasa rindu untuk terus-menerus mengharap ridha-Nya, merasa takut akan ancaman dan siksa-Nya, dan merasa resah jika ditinggalkan-Nya.


Selamat menyimak dan memperoleh manfaat yang berlimpah.
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Menjadi wanita paling mulia - resensi




Kategori : New Release
Pengarang : Isham bin Muhammad Asy-Syarif
Harga : Rp. 16,500,-

Sinopsis :


Menjadi wanita paling mulia adalah dambaan setiap wanita. Segala jalan dan sebab untuk menggapainya mestilah dilakukan dengan penuh kesungguhan.
Allah telah memberikan isyarat bahwa yang paling mulia diantara hamba-hambaNya adalah yang paling bertakwa kepada-Nya. Maka tiadalah suatu kemuliaan akan terwujud kecuali beriring dengan ketakwaan.
Wahai engkau para kaum Hawa…
Ketahuilah bahwa orang yang bertakwa adalah raja di dunia ini sebagaimana ia juga akan menjadi raja di akhirat kelak. Siapa yang bertakwa akan mendapat kemuliaan yang agung di dunia dan akhirat. Lantas bagaimana untuk mewujudkan dambaan agung itu?
Saudariku Muslimah…
Isham bin Muhammad Asy-Syarif –penulis buku ini- dengan bahasa penulisan yang penuh sapa akan memaparkan untukmu bagaimana cara menempuh jalan yang akan menghantarkanmu meraih dambaan agung itu, Menjadi Wanita Paling Mulia di dunia dan akhirat.
Selamat membaca…!
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Tolak Aliran Sesat - resensi



Kategori : New Release
Pengarang : Dr. Thal`at Zahran
Harga : Rp. 25,000,-

Sinopsis :


Akhir-akhir ini kita kaum muslimin dikagetkan dengan banyaknya bermunculan aliran-aliran sesat dan menyesatkan. Ternyata jika kita runutkan ke belakang penyebabnya hanya satu, yaitu bermula dari keyakinan, ungkapan, dan perbuatan yang sesat dan menyesatkan.
Sangat ironis, karena ternyata kita masih menemukan banyak pepatah, ungkapan, perbuatan, keyakinan, muamalat, dan nama-nama yang amat lancang menentang syariat Allah SWT, bertentangan dengan Kalamullah dan Sunnah Rasulullah r, sehingga banyak manusia yang percaya terhadap hal-hal yang bernuansa khurafat (takhayul) dan tindakan bodoh, lalu mereka membuat suatu pepatah atau kata mutiara yang sesat dan menyesatkan dan berseberangan dengan akidah yang benar. Jelas, seluruh ungkapan, perbuatan dan keyakinan mereka tersebut dapat mengantarkan kepada kerugian yang nyata baik di dunia maupun di akhirat.
Allah SWT berfirman, “Dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS. An-Nuur: 15)
Karena kesalahan, khurafat, dan keyakinan yang salah itulah, saat ini kita menjadi komunitas yang paling lemah di muka bumi; kerusakan menimpa agama dan dunia kita, musuh-musuh merajalela merampas dan menodai kehormatan kita, sehingga kerusakan tampak di daratan dan di lautan akibat ulah tangan kita sendiri.
Dr. Thal`at Zahran seorang Da`i Salafiyyah di Mesir melalui buku ini akan memaparkan kepada Anda beberapa ungkapan, perbuatan, dan keyakinan yang sesat dan menyesatkan itu agar Anda tidak terjerumus ke lubang kekufuran dan aliran sesat dan menyesatkan. Pastikan Anda untuk membaca buku ini…
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Mengantar Ortu ke Surga - resensi



Pengarang : Dr. Muhammad Fahd Ats-Tsuwaini
Harga : Rp. 15,000,-

Sinopsis :

Masih ingatkah kita dengan sebuah kisah di masa Rasulullah r sebagaimana yang diceritakan oleh ummul mukminin Aisyah r.a bahwasanya beliau berkata“Ada seorang wanita yang masuk menemuiku dengan membawa dua orang anak perempuan untuk meminta-minta, tetapi aku tidak mempunyai apa-apa kecuali hanya satu butir kurma. Lalu aku memberikan kurma itu kepadanya. Selanjutnya, wanita itu membagi satu butir kurma itu untuk kedua anak perempuannya sedang dia sendiri tidak ikut memakannya. Lantas, wanita itu bangkit dan keluar. Kemudian Nabi r datang kepada kami, maka aku ceritakan peristiwa itu kepada beliau, maka beliau pun bersabda, ‘Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, lalu dia mengasuhnya dengan baik, maka anak-anak perempuan itu akan menjadi tirai pemisah dari api Neraka (baginya).” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Karenanya, sudah sepatutunya setiap orang tua berusaha sekuat tenaga, untuk menjadikan anak-anak mereka menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah. Anak-anak yang akan senantiasa mendoakan mereka kapan pun dan di manapun berada. Anak lelaki yang mampu menjadi qawwam (pemimpin) bagi keluarganya, dan tetap berbakti kepada orang tuanya, serta anak perempuan yang menjadi istri dan ibu yang shalihah, yang mampu mengantarkan anak-anaknya menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah pula. Karena mereka semua akan mengantarkan kedua orang tuanya ke dalam Jannah-Nya Allah swt insya Allah.
Buku yang ada di hadapan para pembaca sekarang ini akan menjelaskan kepada Anda kiat-kiat mulia bagi setiap orang tua untuk sukses mendidik anak-anak mereka di dunia dan akhirat. Di dunia mereka akan menjadi kedua orang yang amat dicintai oleh anak-anak mereka dan di akhirat mereka akan mengantarkan keduanya ke dalam Jannah-Nya Allah swt insya Allah. Selamat membaca!
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Mendulang Pahala Menuai Surga - resensi



Pengarang : Syamsuddin
Harga : Rp. 23,500,-

Sinopsis :

Manusia Jenius
Dunia adalah jembatan menuju negeri Akhirat. Memperbanyak bekal itulah wasiat yang pernah disampaikan oleh Rasulullah saw kepada seluruh umatnya. Dan sebaik-baik bekal itu adalah ketakwaan dan amal kebaikan. Suatu hari Raslullah saw pernah bertanya kepada para sahabatnya, siapakah manusia jenius itu? Jawaban para sahabat beraneka ragam, dan Rasulullah saw memberikan jawaban yang menyenangkan dan menyejukkan, yakni mereka yang mempersiapkan bekal di dunia ini untuk kehidupan setelah kematian, yaitu negeri akhirat. Mereka itulah manusia jenius dan pintar. Maukah Anda menjadi mereka? Siapkah Anda menjadi salah seorang dari mereka? Buku yang ada di tangan Anda sekarang ini akan mengajarkan dan menuntun Anda kesana.

Berlomba Menuju Jannah
Kebaikan dan ganjarannya akan mengantarkan Anda kepada rahmat Allah. Dan rahmat Allah akan mengantarkan Anda kepada jannah-Nya. Karenanya berlomba mengamalkan kebaikan berarti kita berlomba menuju rahmat dan jannah-Nya Allah swt. Inilah perlombaan yang Sebenarnya. Perlombaan yang benar-benar akan mengantarkan diri kita sebagai Winner di dunia dan Akhirat. Perlombaan yang tidak akan mendatangkan kesia-siaan dan penderitaan
lintasberita

Lanjut Baca

Buku "BILA PASANGAN SEINDAH IMPIAN" - resensi


KATEGORI : NEW RELEASE
JUDUL :"BILA PASANGAN SEINDAH IMPIAN (Rumus Abadi Mencari Calon Pasangan Hidup Yang Sejati Dan Diridhai Ilahi)" [pustaka at-tibyan]
JUMLAH HALAMAN : 168 hal.
Penulis : Syaikh Nadaa Abu Ahmad
Harga : Rp. 22.000,-
ukurans : 20,5 x 14 cm

SINOPSIS :
Istri yang shalihah adalah anugerah yang tiada ternilai bagi seorang pria. Sebagaimana halnya suami yang shalih merupakan nikmat yang besar bagi seorang wanita. Keshalihan pasangan hidup merupakan salah satu jaminan kebahagian dalam rumah tangga.
Nabi n menyebutkan empat perkara yang termasuk kebahagiaan, yaitu istri yang shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik dan kendaraan yang nyaman. Dan empat perkara yang termasuk kemalangan: Istri yang jahat, tetangga yang jahat, kendaraan yang jelek dan tempat tinggal yang sempit.
Maka sudah selayaknya bagi siapa saja yang punya kehormatan diri dan akal yang bijak agar memilih pasangan hidup yang taat beragama sebagai target utamanya dan puncak pengharapannya. Sebab, kelurusan agama dan keelokan akhlak lebih permanen sifatnya daripada kecantikan fisik semata. Kekayaan hati lebih berharga daripada kekayaan harta benda. Yang menjadi parameternya adalah isi dalam bukan tampilan luar. Ukurannya adalah perilaku bukan materi semata.
Pasangan hidup yang taat beragama akan membantunya dalam mentaati Allah dan akan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
Lain halnya dengan pasangan hidup yang tak taat beragama. Ia akan menyusahkan dirinya di kemudian hari.
Dari situlah, Islam lebih mengutamakan wanita yang taat beragama daripada yang lain walaupun ia seorang budak wanita berkulit hitam.
Buku yang hadir di hadapan pembaca ini akan membimbing kita bagaimana memilih pasangan hidup? Karakteristik apa saja yang harus dimiliki seorang istri atau suami? Serta persoalan lain yang kerap dihadapi oleh seseorang dalam memilih pasangan hidupnya.
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Bid'ah dan Dampak Buruknya bagi Ummat - resensi



Kategori : Best Seller
Harga : Rp. 23.000,-


Jika dampak buruk dari perbuatan bid`ah hanya kesesatan, sebagaimana yang telah disinyalir oleh Rasulullah saw, maka itu sudah cukup bagi kita untuk waspada dan meninggalkannya. Karena, semakin banyak muncul perbuatan bid`ah maka semakin banyak pula cayaha As-Sunnah yang padam. Oleh sebab itu, sebagian ulama salaf pernah berkata, “Tidaklah suatu kaum melakukan satu perbuatan bid`ah melainkan mereka menghilangkan satu perbuataan sunnah yang semisal dengannya.”
Saudaraku!
Perbuatan bid`ah menyebabkan seseorang keluar dari ittiba` (keteladanan) kepada Rasulullah saw. Bahkan perbuatan bid`ah pada hakikatnya merupakan fitnah terhadap Islam. Sebab, seorang pelaku bid`ah dengan perbuatan bid`ahnya meyakini bahwa Islam belum sempurna dan akan sempurna dengan perbuatan bid`ah yang dilakukan olehnya. Wal`iyadzu billah.
Buku yang berada di tangan Anda sekarang ini, akan memaparkan kepada Anda tentang bid`ah dan dampak negatifnya yang membahayakan bagi umat, baik dalam urusan agama maupun dunia. Di dalamnya juga akan dijelaskan permasalahan bid`ah secara singkat dan mendasar berdasarkan kaidah baku yang dengannya memungkinkan kita untuk bermuamalah dalam kehidupan nyata sesuai dengan manhaj yang benar, sehingga kita mampu beramal dengan sungguh-sungguh dalam menghidupkan sunnah Rasulullah SAW, dan menyelamatkan umat dari bahaya bid`ah dan kesesatan.
Selamat membaca…
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Runtuhnya Hindia Belanda - resensi


"Runtuhnya Hindia Belanda: Kisah Penyerbuan Jepang ke Indonesia"
Penulis : Nino Oktorino
Halaman : 160 halaman A-5
Penerbit : Gaco Books
ISBN : 978-602-95577-1-8
Harga Rp. 29.000







lintasberita

Lanjut Baca

Buku "Brigade Arab Hitler" - resensi


"Brigade Arab Hitler"

Penulis: N Hidayat dan F Julian
Penerbit: Nilia Pustaka
Tahun Terbit: 2009
Tebal: iv + 64 halaman
Kategori: Sejarah/Perang
Harga : RP. 34.500

Pemaparan yang cukup menarik mengenai strategi dan intrik politik yang terjadi di Timur Tengah pada masa Perang Dunia I dan II dikupas oleh penulis buku ini. Seperti kita ketahui, Timur Tengah merupakan salah satu wilayah yang menjadi target kolonialisme bangsa-bangsa sejak berabad-abad. Mengapa wilayah ini menjadi rebutan bagi berbagai bangsa? Hal ini karena letak geografis Timur Tengah yang menghubungkan Benua Eropa, Asia, dan Afrika membuat wilayah itu sebagai kawasan strategis bagi kekuatan-kekuatan besar.

Di awal buku, kita akan disuguhi sejarah bangsa-bangsa yang berusaha menguasai Timur Tengah. Pada masa-masa awal munculnya agama Islam, kawasan ini identik dengan sebutan Tanah Arab. Namun, sejak abad ke-18, kawasan ini dikuasai oleh berbagai bangsa, yaitu wilayah barat dikuasai oleh bangsa Inggris, Prancis, dan Italia. Adapun, wilayah lainnya dikuasai oleh Kesultanan Turki Ottoman.

Pada saat berkobarnya Perang Dunia I, wilayah ini justru dikuasai dan dipecah belah ke dalam wilayah pengaruh Inggris dan Prancis dan juga terancam oleh kaum Zionis yang akan mendirikan negara Israel di Palestina.

Lalu, mengapa orang Arab bersekutu dengan orang Jerman? Hal ini karena sikap permusuhan Jerman Nazi terhadap Inggris, Prancis, dan kaum Yahudi, seperti yang tertuang dalam Mein Kampf-nya Adolf Hitler, sama halnya dengan sikap bangsa Arab.

Kerja sama yang terjalin antara Jerman dan orang Arab tidak terlepas dari peran Mufti Besar Jerusalem, Haji Amin el-Husseini. Bisa dikatakan bahwa 50 persen dari isi buku ini membahas mengenai seluk-beluk dan tindak tanduknya di dunia politik.

Haji Amin juga memiliki peranan besar dalam pembentukan formasi-formasi militer Arab yang bertugas di bawah kendali pihak Poros. Namun, kesukaran Nazi untuk merekrut orang Arab dalam jumlah yang memadai, membuat legiun Arab Hitler boleh dibilang bersifat simbolis belaka dan hanya memiliki nilai militer yang minim.

Selain itu, buku ini juga membahas, antara lain Perang Irak yang pertama melawan Sekutu, terungkapnya kegiatan spionase yang dilakukan mantan Presiden Mesir Anwar Sadat sebagai mata-mata Hitler, dan berbagai fakta bahwa bangsa Arab tidak pernah bersatu. [Yohanes Agustono]

(Diambil dari resensi buku Suara Pembaruan, 24 Mei 2009)







lintasberita

Lanjut Baca

Buku Der Freiwillige: Kisah-kisah Sukarelawan Asing dalam Tentara Hitler - resensi



Der Freiwillige: Kisah-kisah Sukarelawan Asing dalam Tentara Hitler

Penulis : Nino Oktorino
Halaman : 48
Terbit : 2010
Harga : Rp17.500

Perang Dunia II. Salah satu fenomena yang menarik selama Perang Dunia II adalah keberadaan ratusan ribu orang non-Jerman yang secara sukarela berjuang di bawah panji swastika. Buku ini menceritakan tentang enam unit sukarelawan asing dalam tentara Hitler:

1. Sukarelawan Arab dari Batalyon Jerman-Arab ke-845;
2. Sukarelawan Asia Tengah dari Divisi ke-162 Jerman-Turkistan;
3. Sukarelawan Kaukasus dari Sonderverband Bergmann;
4. Sukarelawan Italia dari Divisi SS ke-29;
5. Sukarelawan Buddha Kalmuk dari Korps Kavaleri Kalmuk.
6. Sukarelawan Kroasia dan Muslim Bosnia dari Resimen Jerman-Kroasia ke-369

Berjuang demi kemerdekaan dan kebebasan bangsanya, mereka mengabadi salah satu rezim yang paling bengis dalam sejarah umat manusia ....






lintasberita

Lanjut Baca

Buku "Legiun Asing Waffen-SS" - resensi


Legiun Asing Waffen-SS, Kisah Sukarelawan Asing dalam Tentara Elite Hitler

Pengarang : N. Hidayat
Penerbit : Nilia Pustaka
Cetakan : Pertama, 2007
Halaman : i-v, hal 1-90
Harga : Rp 37.500

Fakta sejarah selalu menyimpan hal-hal mengejutkan, dan butuh penggalian mendalam. Lihat fakta berikut ini. Sepasukan tentara berkebangsaan India pernah menjadi bagian dalam pasukan khusus Nazi, Waffen-SS. Nama pasukan itu, Legion Freies Indien.

Kemudian, ada dua orang Sumatera yang tercatat sebagai sukarelawan asing di pasukan khusus Nazi. Tidak melulu Amerika Serikat dengan Sekutu yang menjadi musuh utama Nazi, karena ada juga tentara asal negeri Paman Sam itu yang menjadi sukarelawan di pasukan khusus itu.

Sederetan fakta ini akan bertambah lagi, jika kita menyimak dengan seksama buku Legiun Asing Waffen-SS, Kisah Sukarelawan Asing dalam Tentara Elite Hitler. Buku ini memang menyajikan sebuah tema yang unik. Tema tentang Hitler dengan ambisinya mendirikan Jerman Raya di Benua Eropa tentu sudah menjadi sebuah kisah milik dunia. Namun, kebesaran yang sempat dibangun Hitler dengan mesin politik Nazi hancur berkeping-keping diserang dari berbagai arah, baik kerapuhan dari dalam maupun gempuran hebat dari musuh-musuhnya. Kepingan kehancuran inilah yang meninggalkan jejak-jejak kejayaan dengan menyajikan berbagai kisah tiada habisnya.

Salah satu data yang belum terungkap bagi publik di Indonesia setidaknya adalah kemampuan Hitler, lewat kaki tangannya pemimpin SS, Himmler, merekrut begitu banyak orang sebagai pasukan khusus sukarelawan. Buku ini hendak mengungkapkan bagaimana pasukan-pasukan dari berbagai bangsa itu menjadi begitu antusias bergabung dengan pasukan khusus Jerman atau Nazi.

Begitu banyak fakta dan data yang hendak diberikan buku ini, namun rasanya kurang diikat oleh jalinan peristiwa yang lebih hidup. Keterlibatan para sukarelawan diungkapkan dengan sangat taktis berbalut unsur politis, namun kurang mengungkapkan detail emosional. Rasanya banyak kisah menarik yang seharusnya bisa diungkapkan lebih dalam.

Bangsa Jerman semasa Hitler berkuasa menganggap diri merekalah sebagai manusia paling sempurna, bangsa lain “cuma numpang” di jagad raya ini. Ego nasionalisme macam inilah yang terus membekap sanubari tentara Jerman, termasuk pasukan khusus Waffen-SS. Pasukan ini juga telah bersumpah setia langsung kepada Hitler: “Saya bersumpah kepadamu Adolf Hitler, sebagai Fuhrer dan Kanselir Reich Jerman”.

Hitler menjadi raja diraja dalam sebuah lingkup kemiliteran. Dan Himmler, menjadi panglima kepercayaan dengan memegang kendali langsung di bawah pengaruh penuh dari Hitler.

Dengan kebanggaan ras macam itu, persoalan dengan sukarelawan yang notabene datang dari bangsa-bangsa lain tinggal menunggu “gong”-nya. Para sukarelawan dalam pasukan khusus menghadapi hal-hal yang tidak terbayangkan saat berniat bergabung, yaitu diskriminasi dari para pejabat militer asal Jerman yang menjadi instruktur mereka dalam pelatihan, atau pun sebagai atasan mereka dalam korps. Pelecehan sebagai bangsa yang lebih rendah dari bangsa Jerman mendera mereka.

Beberapa legiun “ngambek”. Sampai-sampai pimpinan tertinggi pasukan khusus, Himmler, harus membuat aturan keras agar para komandan pasukan asal Jerman lebih menghargai keberadaan sukarelawan. Wajar saja, bagaimana pun para sukarelawan menjadi faktor penting dalam menghitung kekuatan saat berperang. Jumlah orang asing dalam pasukan khusus Waffen-SS pada akhir 1943 jauh lebih besar dari pasukan khusus yang asli Jerman.

Kisah-kisah perbenturan budaya dan ego kebangsaan inilah yang kurang terekspose di buku ini. Buku ini memberi data yang berulang-ulang tentang perbenturan itu, namun menjadi hanya data-data tanpa emosi.
Namun, data-data dan fakta yang tertera di buku ini sangat bisa dijadikan acuan dalam menambah pengetahuan. Setidaknya, kita tidak perlu membongkar-bongkar arsip-arsip nun jauh di Eropa sana, atau membongkar internet untuk melihat data-data ini. Buku yang cukup tipis untuk menghimpun data-data ini bisa dengan mudah memberi informasi yang diinginkan.

Menarik melihat bagaimana setiap bangsa atau suku bangsa menjadi begitu antusias untuk menjadi bagian dari pasukan Nazi. Kemerdekaan. Kata ini selalu menjadi kata manjur untuk menarik minat orang-orang asing itu untuk bergabung.

Latvia bisa jadi contoh. Negeri itu lelah dengan penindasan Soviet saat dianeksasi, dan penyerbuan bangsa Jerman ke Uni Soviet menjadi harapan akan pembebasan. Warga Latvia pun menjadi begitu semangat menjadi anggota pasukan khusus Waffen-SS. Begitu juga yang terjadi di Estonia dan Bosnia.

Sejarah belum banyak mengungkapkan bahwa umat muslim pun sempat bahu-membahu membela panji-panji Nazi, seperti suku bangsa Tatar Crimea dan Turkestan di Asia Tengah, dan Muslim Bosnia di Yugoslavia.
Nazi mampu meyakinkan bangsa-bangsa yang merindukan kebebasan untuk bergabung. Orang-orang asing itu dijanjikan kejayaan, kemerdekaan, namun ujung-ujungnya disuguhi keruntuhan. Kebanyak dari sukarelawan itu mati di tangan Tentara Merah Soviet, atau dianggap pengkhianat di negaranya karena membelot dengan mengusung panji Nazi.

Ini mengingatkan pada pasukan KNIL bentukan Belanda, dengan janji pembentukan negara-negara satelit oleh Kerajaan Belanda. Dan Republik Maluku Selatan termasuk bagian dari janji-janji itu.

Begitu juga saat “saudara tua” Jepang datang dan bercokol selama 3,5 tahun di Indonesia. Jepang sempat dianggap bangsa pembebas dari jajahan Belanda selama 3,5 abad. Ternyata, penindasan dan kesadisan para tentara Jepang ini “nggak ketulungan”. Penindasan lewat syahwat pun berlangsung di masa Jepang, dengan jugun ianfu menjadi lembaran hitam kelam dalam sejarah perempuan Indonesia. (Job Palar) (Dari resensi buku di Sinar Harapan, 27 Oktober 2007)







lintasberita

Lanjut Baca

Buku Kesaksian Seorang Dokter - Resensi Islam



Judul : Kesaksian Seorang Dokter
Penulis : dr. Khalid bin Abdul Aziz al Jubair, SpJP
Penerbit: Darus Sunnah
Cetakan : Kesebelas, Januari 2009
Halaman : 176

Buku yang sudah mencapai cetakan ke-11 ini berisi kisah-kisah yang dialami oleh penulisnya sendiri yang merupakan seorang dokter spesialis bedah dan jantung di sebuah rumah sakit di Riyadh, Saudi Arabia. Ada puluhan kisah-kisah nyata yang sarat dengan pelajaran, nasehat dan hikmah yang bisa kita ambil. Kisah-kisahnya membuat kita merenung dan berintrospeksi terhadap diri kita, agar semakin dekat dengan Allah Jalla wa 'Ala.

Pada ringkasan ini saya kutipkan dua kisah yang menarik diantara yang menarik dari buku tersebut. Yang pertama adalah tentang keyakinan bahwa Allah-lah Yang Menyembuhkan. Yang kedua adalah tentang pengobatan yang banyak dilupakan orang. Semoga kutipan ini bermanfaat bagi kaum muslimin.

[KESABARAN DAN KEYAKINAN]
=========================
Saya berkunjung ke negara Maroko untuk mengadakan pengobatan -operasi jantung- secara cuma-cuma khusus untuk kalangan fakir miskin dengan dana sukarela dari seseorang di Saudi Arabia.

Kunjungan itu saya awali dengan melakukan inspeksi (pemeriksaan dengan teliti yang dilakukan oleh pihak terkait) untuk mengetahui gambaran umum kondisi kesehatan di negara itu. Dalam acara ini saya ditemani oleh dr. Muhsin Ubaidillah yang bertindak sebagai asisten dan penterjemah, karena beliau adalah penduduk asli negara ini. Beliau juga melakukan banyak tugas dan pekerjaan dalam rangka menyukseskan acara saya ini. Semoga Allah membalas semua kebaikannya.

Diantara pasien yang datang, ada seorang pasien yang telah berusia empat puluh tahun, ketika melihat keadaannya saya sangat khawatir, ia berjalan tiap dua langkah berhenti untuk menghela nafas, perutnya membuncit karena busung, kedua kakinya telah membengkak akibat dari jantung yang lemah, urat-urat nadi di lututnya telah membesar dan wajahnya menyiratkan rasa sakit dan penderitaan, Anda tidak akan mampu menyaksikannya.

Ketika melihatnya seperti itu, saya merasa khawatir, dan lebih ngeri lagi saat saya memeriksa catatan kesehatannya, maka saya ingatkan dr. Muhsin agar tidak memasukkannya di dalam daftar orang-orang yang akan menjalani operasi. Karena berdasarkan perkiraanku, operasi tidak akan memberikan banyak manfaat untuknya, ditambah lagi bahwa kondisinya sangat mengkhawatirkan. Dalam hal ini saya berkewajiban untuk menyeleksi orang-orang yang mungkin mendapatkan manfaat dari proyek ini.

Ternyata orang tersebut mengerti apa yang saya katakan kepada dr. Muhsin, maka ia segera menyahut, "Ingat apa yang dikatakan oleh Tuhan-ku, bukankah Dia telah berfirman,

"Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku." (QS. As-Syuara': 80).

Dalam hal ini saya sangat yakin bahwa dengan izin Allah saya akan sembuh. Wahai dokter, Anda hanya perantara saja atas kesembuhan saya ini, maka operasilah saya, karena sesungguhnya Allah-lah yang akan menyembuhkan saya."

Saya mencoba memberikan penjelasan dengan lemah lembut kepadanya, akan tetapi ia tetap bersikeras minta untuk dioperasi. Maka akhirnya saya katakan kepadanya, "Insya allah, tidak akan terjadi kecuali yang terbaik."

Tak lama kemudian saya melihatnya bertayammum lalu mendirikan shalat zhuhur, saya bertanya kepadanya,

"Kenapa tidak berwudhu?" Ia menjawab, "Saya tidak bisa, bahkan untuk melaksnakan shalat sambil berdiri pun saya tidak mampu."

Mendengar penjelasan itu, saya hampir berubah pendirian untuk mengoperasinya, akan tetapi kemudian saya ingat, bahwa kedatanganku ke sini dengan perbekalan yang minim dan harus disalurkan kepada mereka-mereka yang diperkirakan akan mendapatkan hasil dari operasi ini dengan izin Allah.

Ketika saya mulai melakukan operasi kepada para pasien, orang itu dua kali datang kembali, akan tetapi ia ditolak oleh dr. Muhsin.

Pada minggu terakhir dari masa tugasku dr. Dzafir al Khudhairi, ahli Anestesi -pembiusan-, harus meninggalkanku untuk urusan yang penting, yang mana kami berdua telah sepakat sebelumnya bahwa operasi untuk kondisi seperti orang ini tidak mungkin untuk dilaksanakan di sini. Dan beliau telah menolak untuk melaksanakan anestesi -pembiusan- terhadap seseorang yang kondisinya lebih bagus daripada orang ini.

Setelah dr. Dzafir pergi, pada minggu terakhir ini posisi anestesi digantikan oleh dr. Musthafa al Sabit, beliau adalah seorang dokter yang cukup terkenal dan berjiwa militer.

Pada minggu ini pula dr. Muhsin harus beristirahat dua hari karena sakit. Orang tersebut datang ke rumah sakit lagi dan kemudian dr. Ilmi yang tidak tahu duduk permasalahannya memasukkan orang tersebut ke dalam daftar tunggu pasien operasi.

Biasanya saya memeriksa pasien yang akan menjalani operasi pada malam hari sebelum tiba hari pelaksanaan operasi, tepat pada malam hari di mana besok paginya orang tersebut mendapatkan giliran operasi, saya diundang untuk makan malam di kota al Ribath yang memakan waktu sekitar satu setengah jam perjalanan dengan mobil dari al Dar al Abhyadh, sehingga saya pulang larut malam dan malas untuk pergi memeriksa pasien yang akan dioperasi esok hari, aku berkata kepada diri sendiri, "Insya Allah, besok aku akan berangkat pagi-pagi untuk memeriksa pasien yang akan dioperasi."

Akan tetapi apa yang terjadi? Allah takdirkan saya bangun kesiangan, pada jam setengah sembilan, maka dengan tergesa-gesa saya berangkat ke rumah sakit. Sesampainya di sana ternyata pasien telah siap, sekilas saya memeriksa laporan dan tidak menelitinya dengan cermat. Pada saat itu saya hanya konsentrasi pada hal-hal yang perlu dilaksanakan terhadap pasien, yakni membenahi tiga titik katup.

Operasi telah saya mulai dan berjalan sesuai dengan rencana sedangkan pasiennya dalam kondisi yang sangat stabil dan tenang.

Saya menuju ke ruang staff bagian jantung, lalu pergi beberapa saat untuk memenuhi beberapa keperluan dan kembali ke rumah sakit untuk melihat pasien-pasien yang telah dioperasi hari ini, dilanjutkan dengan memeriksa pasien-pasien yang akan menjalani operasi esok hari.

Tiba-tiba dr. Muhsin mengajakku menuju ke bangsal pemulihan sambil berkata, "Mari, kita lihat salah seorang pasien." Di sana saya mendapati orang yang kondisinya sangat mengkhawatirkan itu tengah duduk di atas bangsal pemulihan dalam keadaan yang sangat stabil tanpa alat bantu pernafasan karena telah dilepaskan darinya.

Sesaat setelah melihatku, ia segera membaca firman Allah,

"Dan apabila aku sakit, Dia-lah Yang Menyembuhkan aku." (QS. As Syuara': 80).

Lalu berkata, "Bukankah aku telah mengatakan kepadamu wahai dokter, sesungguhnya Tuhan-ku akan menyembuhkanku, sedangkan Anda tidak lain hanyalah perantara."

Saya bertanya kepada dr. Muhsin, "Bagaimana pasien ini bisa masuk?" Maka beliau mengkisahkan jalan ceritanya yang memang tidak saya ketahui sebelumnya, dr. Muhsin berkata, "Ketika saya absen karena sakit kemarin, orang ini mendatangi dr. Ilmi, maka beliau memasukkannya ke dalam daftar pasien yang menjalani operasi hari ini, karena beliau mengira Anda telah menyetujui orang ini untuk masuk ke ruang operasi.

Dan pagi ini ketika saya tiba di ruang operasi saya dikejutkan oleh keberadaan pasien ini di sana, maka saya jelaskan kepada dr. Mushthafa al Sabit -ahli anestesi- bahwa Anda tidak bersedia untuk melakukan operasi atas pasien ini berdasarkan pertimbangan resikonya.

Orang ini menangis dan memohon kepada dr. Mushthafa, ia terus merengek hingga akhirnya dr. Mushthafa menyerah dan melakukan pembiusan terhadap pasien ini.

Beliau diingatkan kembali bahwa Anda -dr. Khalid penulis buku ini- tidak bersedia melakukan operasi apapun terhadap orang ini, akan tetapi dr. Mushthafa bersikeras bahwa beliau yang bertanggung jawab dan beliau akan menjelaskannya kepada Anda, begitulah kisahnya."

Seminggu kemudian pasien tersebut telah keluar dari rumah sakit dan tiga bulan kemudian kembali melakukan aktifitasnya yang telah ia tinggalkan sejak dua tahun yang lalu.

Saudara saudariku sekalian, sesungguhnya orang ini telah menyerahkan dirinya dan bertawakal sepenuhnya kepada Allah, maka Allah Ta'ala memberinya kesabaran dan keyakinan akan datangnya kesembuhan, karena itu ia memaksakan diri untuk menjalani operasi dengan penuh keyakinan bahwa Allah Yang Maha Pemberi dan Maha Mulia akan menyembuhkannya, Allah Ta'ala berfirman,

"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (QS. Ath Thalaq: 2-3).

Kejadian ini merupakan bukti nyata bahwa, jika Allah Ta'ala mentakdirkan sesuatu, maka Allah Ta'ala akan memudahkan jalan untuk ke sana, memberikan sarana pendukungnya dan hal itu harus dan pasti terjadi. Allah Ta'ala berfirman,

"Sesungguh-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia." (QS. Yasin: 82).

Dalam kejadian di atas Allah Ta'ala menyingkirkan semua dokter yang menjadi penghalang terjadinya proses operasi, Mahasuci Allah.

[OBAT YANG TERLUPAKAN 2]
===========================
Salah seorang pasien wanita yang terakhir saya tangani di Maroko saat saya sedang mengikuti proyek pengobatan gratis atas dukungan yang terhormat Amir Sulthan Abdul Aziz hafizhahullah, ia dalam kondisi yang sangat kritis sebelum menjalani operasi saat itu, dengan bertawakal kepada Allah Ta'ala kami melakukan proses operasi dengan penuh susah payah.

Setelah operasi dilakukan, tekanan darahnya turun dengan drastis, tekanan maksimalnya berkisar antara empat puluh hingga lima puluh, saluran kencingnya berhenti, sehingga kondisinya menjadi sangat mengkhawatirkan, hingga kami memprediksikan bahwa harapan sembuhnya sangat kecil sekali. Setelah mengupayakan pertolongan selama kurang lebih dua jam, kondisinya tidak juga membaik bahkan semakin memburuk.

Setelah didera oleh kepenatan sekian lama, saya teringat sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam,

"Barang siapa menjenguk seorang yang sedang menderita sakit yang ajalnya belum tiba, lalu ia membaca doa 'saya memohon kepada Allah Yang Maha Besar, Penguasa Arsy Yang Agung agar Dia menyembuhkanmu' sebanyak tujuh kali kecuali pasti Allah akan menyembuhkannya dari penyakit tersebut." (HR. Abu Dawud (3/3106), Tirmidzi (4/410) (2038) dan dishahihkan oleh Al Albani (6388)).

Segera saya berdoa kepada Allah untuk kesembuhannya.

Tiba-tiba sekitar dua menit, saya melihat keadaannya mulai membaik, demikian pula tekanan darahnya mulai membaik juga, dan kencingnya berjalan dengan lancar.

Setelah dua hari berada di ruang pemulihan, ia diperbolehkan untuk keluar, dan seminggu kemudian ia pulang ke rumahnya. Bagi Allah-lah segala puji dan syukur.

[PERSONAL VIEW]
=================
Amat disayangkan, sebagian orang ketika sakit, maka yang diingat pertama kali adalah dokter. Harusnya yang diingat pertama kali adalah Allah, karena Dia-lah Yang Menyembuhkan dan dokter hanyalah perantara saja. Keyakinan ini tidak boleh terlupa dan tidak boleh dilupakan oleh kaum muslimin, karena termasuk dalam perkara tauhid. Agar ketika kita sakit, kita langsung ingat bahwa yang menyembuhkan hanyalah Allah Jalla wa 'Ala. Alangkah bagusnya perkataan penulis buku tersebut pada halaman 60:

"Ketika orang yang sakit mempunyai hubungan yang kuat dengan Tuhan yang menguasai segala penyakit beserta obatnya, maka saat itu ia telah memiliki obat yang lebih bagus dari obat-obatan apapun."

Keyakinan ini harus ada pada hati kaum muslimin, berdasarkan ayat al Qur'an:

"Dan apabila aku sakit, Dia-lah Yang Menyembuhkan aku." (QS. As Syuara': 80).

Demikian semoga ringkasan ini memberi manfaat bagi kaum muslimin.

Ringkasan buku ini dibuat oleh Abu Isa Hasan Cilandak
Bulan Januari tanggal 21, 2010 Jam 11.22 WIB
Semoga Allah menjaga kedua orang tuanya


lintasberita

Lanjut Baca

Cinta-Syukur Sumber Kekuatan


Dimuat di SEPUTAR INDONESIA, Minggu, 16 Januari 2011

Judul: The Power
Penulis: Rhonda Byrne
Penerjemah: Rani Moerdiarta
Penerbit: Gramedia
Cetakan: I, 2010
Tebal: 290 hlm

ADA dua daya yang paling besar dan mendasar dalam hidup ini,yaitu cinta dan syukur. Oleh keduanya,manusia dapat memancarkan dayanya dengan luar biasa.

Setelah debut buku pertamanya The Secret (2007) berhasil menjadi Mega Bestseller, kali ini Rhonda Byrne membuat sekuelnya berjudul The Power (2010).Walau titik tekannya berbeda, tapi benang merahnya sama, yaitu perihal hukum magnetik—tarik-menarik (Law of Attraction). Rhonda sangat yakin bahwa hukum tarik-menarik tak pernah gagal memberi kita setiap hal dalam hidup kita berdasarkan yang kita ungkapkan. Kita menarik dan menerima keadaan-keadaan seperti sejahtera, sehat, hubungan, pekerjaan, serta setiap kejadian dan pengalaman dalam hidup kita, berdasarkan pikiran dan perasaan yang kita ungkapkan. Dalam The Secret Rhonda mengungkapkan rahasia orangorang sukses di masa lalu dengan hukum tarik-menarik (the law of attraction).

Dia membahas 24 pembicara kelas dunia untuk mengupas hukum tarik-menarik itu perihal menyembuhkan penyakit, mendapatkan kekayaan, mengatasi hambatan, dan mencapai sesuatu yang dianggap mustahil. Latar belakang mereka beranekaragam seperti psikolog,metafisika, pakar fungshui, pengusaha, filsuf, visionary, pakar fisika kuantum, sampai dokter spesialis syaraf. Dalam buku ini, Rhonda membahas perihal daya. Menurutnya, hidup kita dikendalikan sebuah kekuatan yang sangat dahsyat, yaitu daya. Lantaran daya kita ada di bumi. Karena daya pula kita dapat memiliki yang kita inginkan. Dalam pengantar Rhonda mengatakan,“ Tanpa Daya,Anda takkan pernah lahir.Tanpa Daya,tiada satu pun manusia di planet ini. Setiap penciptaan,penemuan, dan kreasi manusia berasal dari Daya”. Menurut Rhonda,ada dua daya yang paling besar dan mendasar dalam hidup ini, yaitu cinta dan syukur.

Dengan cinta,manusia dapat memancarkan dayanya dengan luar biasa. Semakin besar pancaran itu, semakin besar pula kekuatan yang kita dapatkan. Tidak ada yang terlalu besar bagi kekuatan cinta. Tidak ada jarak yang terlalu jauh, tidak ada rintangan yang tak dapat diatasi, waktu pun tak akan dapat menghalangi. Anda dapat mengubah apa pun dalam hidup Anda dengan memanfaatkan kekuatan tertinggi di alam semesta ini dan yang harus Anda lakukan hanyalah mengungkapkan rasa cinta! (halaman 94-95). Rhonda mengibaratkan cinta bak air dalam gelas dan gelas itu adalah tubuh Anda.Sewaktu gelas itu hanya berisi sedikit air,gelas itu kekurangan air. Anda tidak dapat mengubah jumlah air di gelas dengan melawan kekosongan dan mencoba mengosongkan kekosongan. Kekosongan itu akan lenyap dengan mengisi gelas dengan air.

Sewaktu Anda merasakan perasaan buruk,Anda sedang kekurangan cinta sehingga ketika Anda menuangkan cinta kepada diri sendiri, perasaan buruk itu pun lenyap. Dengan syukur, kita dapat mengundang daya yang besar dalam hidup kita. Rhonda sudah sering melihat orang-orang yang benar- benar dalam keadaan miskin berubah menjadi kaya-raya lewat rasa syukur: orang-orang yang membalikkan bisnis yang akan bangkrut, dan orang-orang yang telah seumur hidupnya kesulitan keuangan menjadi orang berpenghasilan berlimpah. Orang-orang yang telah menderita kecemasan dan berbagai gangguan jiwa pulih kesehatan jiwanya lewat rasa syukur. Dalam keadaan buruk pun kita tetap bersyukur. Mengapa? Karena tanpa perasaan itu, kita tidak pernah tahu rasanya merasa senang itu.

Kita hanya akan merasakan “datar” sepanjang waktu karena tidak memiliki perbandingan perasaan.Lewat perasaan sedihlah Anda dapat mengetahui betapa nikmatnya perasaan bahagia. Kita tidak akan pernah dapat menepiskan buruk dari hidup karena perasaan buruk adalah bagian dari hidup,dan tanpa perasaan itu,kita tidak akan pernah merasakan perasaan baik. Lanjut Rhonda. (halaman 103) Paduan cinta dan syukur akan mengantarkan kita kepada kehidupan yang berkualitas. Semakin sering kita bersyukur, semakin kuat kita merasakannya,dan semakin besar cinta yang akan kita berikan.

Ada tiga cara untuk menggunakan kekuatan rasa syukur dan masing-masingnya mengungkapkan rasa cinta: bersyukurlah atas segala sesuatu yang Anda telah terima di dalam hidup (masa lalu), bersyukurlah atas segala sesuatu yang sedang Anda terima (sekarang), dan bersyukurlah atas segala sesuatu yang Anda inginkan di dalam hidup seakan-akan sudah menerimanya.(hlm.149) Rhonda juga menjelaskan dengan apik bagaimana daya itu diterapkan dalam ketiga hal yang biasanya terjadi persoalan, yaitu uang,jalinan hubungan,dan kesehatan.

Hukum tarik-menarik berlaku dalam segala bidang, tak terkecuali dengan ketiga hal tersebut. Sebagaimana telah dipaparkan di atas bahwa Anda menarik dan menerima keadaan-keadaan seperti sejahtera, sehat, hubungan, pekerjaan, serta setiap kejadian dan pengalaman dalam hidup Anda, berdasarkan pikiran dan perasaan yang Anda ungkapkan. Pemikiran tersebut sangat relevan dengan Sabda Tuhan, “In ahsantum ahsantum li anfusikum, wa in asa’tum fa laha,” (QS. Al-Isra’:7). Jika kamu berbuat baik,kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri,dan jika kamu berbuat jahat,kejahatan itu juga akan kembali kepadamu.

Tampaknya buku ini diterbitkan dengan cukup serius, terlihat dari cara pengemasannya, mulai dari pilihan kertasnya yang super, ilustrasi isi yang warna-warni—dapat ditemukan hari di setiap halaman dan sampulnya yang lux. Rhonda melengkapi pembahasannya dengan kutipan katakata dari orang-orang bijak, filsuf, seniman, sastrawan, dan ilmuwan. Sungguh, buku ini sangat menuntun dan mencerahkan. Buku ini juga bisa dijadikan bekal dalam menjalani hidup di awal tahun ini. Penting dibaca bagi siapa saja yang memilih berhenti sejenak untuk melakukan lompatan besar.(*)

M Iqbal Dawami,
bergiat di Kere Hore Jungle Tracker Community (KHJTC) Yogyakarta
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Keajaiban Sedekah - Resensi Islam

... Ringkasan Buku ...
http://buku-ok.blogspot.com

Judul : Keajaiban Sedekah
Penulis : Abu Abdillah bin Luqman Al Atsari
Penerbit : Media Tarbiyah
Cetakan : ke-1, Feb 2008
Halaman : 80

Buku yang ringkas ini berbicara banyak hal tentang pernak pernik sedekah. Mulai dari maknanya, keutamaannya,adab bersedekah, dll berikut kisah kisah ajaib seputar sedekah.

Berikut saya kutipkan sebagian isi dari buku tersebut dengan meringkasnya.

[ADAB BERSEDEKAH]
-------------------
Pertama: Luruskan niat!
Hendaklah yang dicari hanyalah wajah Allah semata, bukan karena riya' atau ingin dipuji manusia dengan dikatakan dermawan.

Kedua: Harus dari harta yang halal!
Ketiga: Sedekah dengan harta yang paling dicintai

Keempat: Mendahulukan kerabat terdekat
Sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam (yang artinya):
"Sedekah kepada orang miskin mendapat satu sedekah, dan sedekah kepada saudara kerabat mendapat dua pahala; pahala sedekah dan pahala menyambung tali silaturahmi." (HR. Ahmad (IV/18). Syaikh Al Albani menyatakan hadits ini hasan dalam al Irwaa' (no. 883)).

Kelima: Jangan sembarangan memberi orang

Keenam: Menyembunyikan sedekah
Sebisa mungkin hendaknya bagi orang yang sedekah untuk menyembunyikan sedekahnya, kecuali apabila menampakkan sedekah membawa mashlahat yang kuat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya):

"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka hal itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya, dan kamu berikan kepada orang orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik lagi bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Baqarah: 271).

Ketujuh: Keluarkan sedekah walaupun sedikit
Kedelapan: Tunaikan zakat yang wajib!

Kesembilan: Lembut kepada fakir miskin dan jangan diungkit ungkit!
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya):
"Orang orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Rabb mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Al Baqarah: 262).

Imam al Qurthubi rahimahullah mengatakan, "Orang orang yang menyebut nyebut pemberiannya biasanya dari orang yang pelit. Orang yang pelit selalu merasa besar dengan apa yang diberikannya sekalipun sedikit!".

Kesepuluh: Jangan rakus dengan harta dan dunia yang fana!

[PERSONAL VIEW]
---------------
Menyembunyikan sedekah itu lebih baik. Lebih terbebas dari riya'. Tidak banyak orang yang tahu. Sehingga sedekah yang diberikan secara tersembunyi menjadi rahasia antara dirinya dan Allah Jalla wa 'Ala.

Banyak kisah kisah para salafush Shalih yang bersedekah secara tersembunyi. Contoh yang bagus adalah yang saya ambil dari buku "Kebeningan Amal Tersembunyi" karya Walid bin Sa'id Bahkam penerbit Darul Falah. Inilah kisahnya:

Dari Abu Hamzah Ats Tsumaly, bahwa Ali bin Al Husain membawa roti di atas punggungnya pada malam hari lalu mencari orang-orang miskin di kegelapan malam. Dia berkata, "Sesungguhnya shadaqah yang diberikan pada kegelapan malam dapat memadamkan kemurkaan Allah."

Dari Muhammad bin Ishaq, dia berkata, "Penduduk Madinah hidup dengan makanan itu, sementara mereka tidak tahu siapa yang telah memberi makanan itu kepada mereka. Setelah Ali bin Husain meninggal dunia, maka mereka tidak lagi mendapatkan makanan pada malam hari."

Dari Amr bin Tsabit, dia berkata, "Setelah Ali bin Al Husain meninggal dunia, orang-orang melihat bekas punggungnya, yaitu bekas kantong makanan yang biasa dia panggul untuk diberikan kepada para wanita janda."

Syaibah bin Nu'amah berkata, "Setelah Ali bin Al Husain meninggal dunia, orang-orang mendapatkan seratus keluarga yang dia santuni. Karena itulah dia dianggap orang bakhil. Pasalnya, dia menyalurkan infaq secara rahasia, sementara keluarganya mengira dia menumpuk dirham. Sebagian diantara mereka berkata, "Kami tidak pernah kehilangan shadaqah yang diberikan secara sembunyi-sembunyi hingga Ali meninggal dunia."

Terima kasih kepada seorang sahabat yang telah menghadiahkan buku "Kebeningan Amal Tersembunyi" kepada saya, semoga Allah memberi balasan yang lebih baik.

Ringkasan buku ini dibuat oleh Abu Isa Hasan Cilandak
tanggal 10 Jan 2009 saat kambuh maag yang kedua
May Allah preserves him well


 

lintasberita

Lanjut Baca

Buku 52 Persoalan Sekitar Hukum Haid - Resensi Islam

Judul asli : 52 Su'alan 'an Ahkamil Haidh fis Shalat was Shiyam wal Hajj
Penulis : Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin
Edisi Indonesia : 52 Persoalan Sekitar Hukum Haid
Penerjemah : Muhammad Yusuf Harun
Penerbit : Darul Haq - Jakarta
Cetakan : VII, Maret 2006
Halaman : vii + 72

Buku ini cukup ringkas, memuat persoalan persoalan darah kebiasaan wanita. Yang dibagi dalam tiga pembahasan, yaitu:
- Hukum Hukum Haid dalam Shalat dan Puasa
- Hukum Hukum Kesucian dalam Shalat
- Hukum Hukum Haid dalam Haji dan Umrah

Kesemuanya disusun dalam bentuk soal jawab.
Mengingat ringkasnya pembahasan, saya kira dapat selesai dibaca dalam sekali duduk saja.

Berikut saya kutipkan sebagian yang ada dari buku tersebut sebagai gambaran isi bukunya. Dan saya kira juga bermanfaat buat kaum muslimin yang membaca ringkasan buku ini. Pertanyaan dan jawaban tidak saya ringkas tetapi saya kutip seperti apa yang ada di buku tersebut.

[2]
Soal:
Bagi wanita nifas, bila telah suci sebelum empat puluh hari, apakah wajib baginya berpuasa dan shalat?

Jawab:
Ya, bilamana wanita nifas telah suci sebelum 40 hari maka wajib baginya berpuasa bila pada bulan Ramadhan, dan wajib shalat, serta boleh bagi suami untuk menggaulinya karena dia dalam keadaan suci, tidak ada lagi sesuatu yang mencegah dari kewajiban berpuasa maupun kewajiban shalat dan boleh digauli.

[4]
Soal:
Seorang wantia yang haid atau nifas bila suci sebelum fajar, tetapi belum mandi kecuali setelah fajar, apakah puasanya sah atau tidak?

Jawab:
Ya, sah puasa wanita haid yang suci sebelum fajar dan belum mandi kecuali setelah terbit fajar. Juga wanita nifas, karena pada saat itu dia termasuk wanita yang berhak ikut berpuasa, keadaannya serupa dengan orang yang wajib mandi jinabat, tatkala fajar terbit dia masih dalam keadaan junub dan belum mandi, maka puasanya adalah sah. Berdasarkan firman Allah subhanahu wa Ta'ala:

"Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar." (Al Baqarah: 187).

Jika Allah mengizinkan untuk menggaulinya hingga nyata fajar, berarti mandi tidak terjadi kecuali setelah terbit fajar. Dan berdasarkan hadits Aisyah radhiyallahu'anha:

"Bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam suatu pagi pernah dalam keadaan junub karena menggauli istrinya, sedangkan beliau pun berpuasa."

Artinya: bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam tidak mandi junub kecuali setelah terbit fajar.

[5]
Soal:
Apabila seorang wanita merasakan adanya darah tapi belum keluar sebelum terbenam matahari, atau merasakan sakitnya datang bulan, apakah sah puasanya pada hari itu atau wajib melakukan qadha?

Jawab:
Apabila seorang wanita yang masih dalam keadaan suci merasakan tanda tanda akan datangnya haid, sedang ia dalam keadaan puasa, tetapi belum keluar kecuali setelah terbenam matahari; atau merasakan sakitnya haid tetapi belum keluar kecuali setelah terbenam matahari, maka sah puasanya pada hari itu dan tidak wajib mengulangi jika puasa fardhu, atau tidak sia sia pahalanya jika puasa sunat.

[15]
Soal:
Apakah wanita haid harus mengganti pakaiannya setelah suci, padahal pakaiannya itu tidak terkena darah atau barang najis?

Jawab:
Tidak harus baginya hal tersebut karena haid tidak menjadikan badan najis, tetapi darah haid menjadikan najis bagian yang terkenanya saja. Karena itu Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam menyuruh wanita yang pakaiannya terkena darah haid agar mencuci darah itu dan shalat dengan pakaiannya tadi.

[16]
Soal:
Ada wanita yang ketika datang bulan Ramadhan berikutnya belum menyelesaikan tanggungan puasa dari bulan Ramadhan yang lalu. Apa yang mesti ia lakukan?

Jawab:
Wajib baginya bertaubat kepada Allah dari perbuatan ini. Karena tidak boleh bagi siapa saja yang mempunyai tanggungan qadha' puasa Ramadhan, mengerjakannya nanti sampai datang bulan Ramadhan berikutnya tanpa ada halangan. Berdasarkan hadits dari Aisyah radhiyallahu'anha:

"Pernah aku mempunyai tanggungan puasa Ramadhan aku tidak bisa menggantinya kecuali pada bulan Sya'ban."

Ini menunjukkan, tanggungan puasa tidak boleh dikerjakan nanti setelah bulan Ramadhan yang kedua. Maka, hendaklah ia bertaubat kepada Allah dari perbuatannya dan mengganti puasa yang ditinggalkannya sesudah Ramadhan yang kedua.

[17]
Soal:
Jika seorang wanita mengalami haid pada pk. 01.00 siang umpamanya dan dia belum mengerjakan shalat Zhuhur, apakah dia harus mengqadha' shalat Zhuhur ini setelah suci?

Jawab:
Terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama dalam masalah ini. Ada yang berpendapat, dia tidak harus mengqadha' shalat itu karena dia tidak meremehkan, juga tidak berdosa karena boleh baginya mengerjakan shalat sampai pada akhir waktunya. Ada lagi pendapat yang mengatakan, dia harus mengqadha' shalat itu, berdasarkan keumuman sabda Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam:

"Barangsiapa mendapatkan satu rakaat dari shalat, maka dia telah mendapatkan shalat itu."

Dan sikap yang hati hati ialah mengqadha' shalat itu, karena hanya satu shalat saja dan tidak ada kesulitan dalam mengqadha'nya.

[19]
Soal:
Apa pendapat Anda tentang penggunaan pil pencegah haid agar dapat berpuasa bersama orang lain?

Jawab:
Saya sarankan untuk menghindari penggunaan pil semacam ini, karena efek sampingnya yang besar. Ini saya ketahui dari para dokter. Perlu dikatakan pada kaum wanita, hal ini adalah takdir Allah untuk para puteri Adam, maka terimalah dengan hati rela apa yang telah ditakdirkan Allah subhanahu wa Ta'ala dan berpuasalah bilamana tidak ada halangan. Jika ada halangan, maka janganlah berpuasa sebagai penerimaan apa yang ditakdirkan Allah.

[25]
Soal:
Seorang wanita kedatangan haid setelah masuk waktu shalat, apakah wajib baginya mengqadha' shalat itu jika telah suci, demikian pula jika telah suci sebelum habis waktu shalat?

Jawab:
Pertama. Jika wanita kedatangan haid setelah masuk waktu shalat wajib baginya, jika telah suci, mengqadha' shalat pada waktu dia haid bila dia belum mengerjakannya sebelum datangnya haid. Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam:

"Barangsiapa mendapatkan satu rakaat dari shalat, maka dia telah mendapatkan shalat itu."

Jadi, seandainya seorang wanita bisa mengerjakannya sekadar satu rakaat dari waktu shalat kemudian dia kedatangan haid sebelum mengerjakannya, maka jika dia suci nanti, wajib mengqadha'nya.

Kedua, Jika wanita suci dari haid sebelum habis waktu shalat, wajib baginya mengqadha' shalat tersebut. Seandainya dia suci pada saat sekadar satu rakaat sebelum terbit matahari maka wajib baginya mengqadha' shalat subuh. Atau suci sebelum terbenam matahari sekadar satu rakaat, maka wajib baginya mengqadha' shalat Ashar. Atau suci sebelum tengah malam sekadar satu rakaat, wajib baginya mengqadha' shalat Isya'. Namun kalau suci setelah tengah malam, tidak wajib baginya shalat Isya', tetapi dia berkewajiban shalat subuh bila telah masuk waktunya.

Firman Allah:
"Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang orang yang beriman." (An Nisa': 103).

Berarti tidak boleh bagi seseorang mengerjakan shalat di luar waktunya atau memulai shalat sebelum masuk waktunya.

[31]
Soal:
Kapan akhir waktu shalat Isya'? Dan bagaimana dapat mengetahuinya?

Jawab:
Akhir waktu shalat Isya' yaitu pertengahan malam. Ini diketahui dengan membagi antara terbenam matahari dengan terbit fajar menjadi dua. Paruh pertama merupakan habisnya waktu Isya' dan paruh malam yang kedua bukan waktunya, tetapi merupakan batas antara Isya' dan Shubuh.

[41]
Soal:
Ada wanita yang datang mengerjakan umrah. Setelah tiba di Mekah dia mendapatkan haid padahal mahramnya harus segera berangkat dan tidak ada seorang pun yang dapat menemaninya di Mekah. Apa hukumnya?

Jawab:
Wanita itu berangkat bersama mahramnya dan tetap berada dalam keadaan ihram, kemudian kembali lagi nanti bila telah suci. Ini jika berada di Saudi Arabia, karena bisa dengan mudah kembali dan tidak merepotkan, juga tidak perlu adanya paspor maupun hal hal lainnya. Akan tetapi, jika berasal dari luar Saudi Arabia dan susah untuk kembali lagi, maka hendaklah dia menahan atau membalut darahnya lalu mengerjakan thawaf, sa'i dan tahallul serta menyelesaikan umrahnya ini pada hari keberangkatannya, karena thawafnya ketika itu menjadi darurat, sedangkan sesuatu yang darurat membolehkan apa yang terlarang.

[PERSONAL VIEW]
---------------
Buku ini disajikan dalam susunan yang berbeda dengan kebanyakan buku yang ada, yaitu dalam bentuk soal jawab. Dengan susunan seperti itu memudahkan pembaca untuk memahami permasalahan hukum hukum seputar haid. Karena ringkasnya buku ini, insya Allah bisa menjadi titik awal untuk mengetahui tentang masalah hukum hukum seputar haid.

Saya kira permasalahan haid perlu dipahami oleh para akhwat yang memang mengalaminya. Dari mulai menentukan awal dimulainya haid sampai berakhirnya haid. Dan hal hal yang menyertainya. Karena ini berkaitan dengan ibadah mereka kepada Allah Jalla wa 'Ala. Dan tidak tertutup juga buat para ikhwan untuk mempelajari masalah haid. Karena istri istri mereka adalah seorang wanita, dan mungkin Allah
menghendaki mereka mempunyai anak anak perempuan. Bila para ikhwan tidak mengetahui permasalahan ini, maka bagaimana bisa memberikan jawaban dan mengarahkan istri istri dan anak anak perempuan mereka? Sedangkan mereka adalah pemimpin bagi kaum wanita?

Ringkasan buku ini dibuat oleh Chandraleka
di Depok, 03 Januari 2007

Chandraleka
Independent IT Writer

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Agar Suami Disayang Istri - Resensi Islam

Judul asli : Min Akhtha'i al Azwaj
Penulis : Muhammad bin Ibrahim Al Hamd
Edisi Indonesia : Agar Suami Disayang Istri
Penerjemah : Ahmad Syaikhu
Penerbit : Pustaka At Tazkia - Jakarta
Cetakan : I, Mei 2005
Halaman : xii + 229

Buku ini menyebutkan kekeliruan-kekeliruan yang biasa dilakukan oleh seorang suami. Dengan maksud sebagai bahan introspeksi agar rumah tangga menjadi lebih harmonis. Meski perlu diingat bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Tetapi alangkah baiknya bila suami tetap terus memperbaiki diri. Demikian juga dengan seorang istri. Harus terus memperbaiki diri.

Inilah kekeliruan kekeliruan yang disebutkan dalam buku tersebut. Saya sebutkan dengan meringkas penjelasannya.

1. Mengabaikan orang tua setelah menikah
2. Membiarkan hubungan antara istri dan mertua menjadi renggang
3. curiga terhadap istri

4. Miskin cemburu terhadap istri
Cemburu yang sehat sangat dianjurkan. Cemburu yang didasarkan pada akal sehat, cinta kasih dan saling percaya. Cemburu adalah perasaan mulia dari cinta sejati yang mendorong seorang hamba melindungi istrinya. Juga sebaliknya, mendorong istri untuk menjaga suaminya.

Cemburu adalah salah satu sifat pria yang mulia. Perasaan itu tidak boleh pudar dalam diri seorang pria, apa pun situasinya. Bahkan ketika ia tidak lagi mencintai istrinya. Kecemburuannya tetap kokoh, selama perempuan tersebut berstatus istrinya, dan karenanya jadi tanggung jawabnya. Perasaan cemburu membuat kedua belah pihak merasa dicintai. Masing masing lalu berusaha memperbarui, menumbuhkan, dan memelihara perasaan cinta.

5. Meremehkan istri

6. Menyerahkan komando rumah tangga pada istri
Suami adalah pemimpin. Mencintai bukan berarti mengikuti semua kemauan istri. Mencintai berarti bersama sama mengayuh sampan rumah tangga, dengan penuh cinta dan saling mengerti.

7. Merampas harta istri

8. Malas mengajari istri tentang Islam
Ini salah satu kekeliruan yang dilakukan oleh banyak suami. Suami malas mengajar, mendidik dan memahamkan istrinya dalam urusan agamanya. Jika istri bodoh dalam urusan agamanya, ia tidak mengetahui hak suaminya, tidak mampu mendidik anak anaknya dan merawat rumahnya dengan baik. Ia pun tidak beribadah pada Rabb nya dengan cara yang Dia ridhai.

Syaikh Muhammad Rasyid Ridha mengatakan, "Kewajiban atas suami, sebagai pemimpin rumah tangga adalah mendidik istri istrinya semaksimal mungkin agar mereka melaksanakan kewajibannya."
Syaikh Ridha melanjutkan, "Bagaimana mungkin wanita dapat menunaikan kewajiban dan hak jika mereka tidak mengetahuinya, baik secara umum maupun rinci? ... "

Suami hendaknya berupaya mengokohkan dalam hati istrinya rasa cinta pada Allah, takut dan harapan kepada Nya, merasakan pengawasan Nya, bertawakal dan senantiasa bertaubat pada Nya. Ia ajarkan hukum hukum bersuci dengan berbagai ragamnya, jinabat, hadats, haid, nifas dan lainnya.

Selanjutnya yang juga patut diperhatikan, seorang istri sangat terpengaruh dengan perilaku suaminya. Jika ia melihat suaminya sangat menyukai auratnya tertutup, iffah (menjaga kesucian diri), berakhlak dan rajin beribadah, sang istri pun bersegera melakukannya. Ia terdorong oleh semangat memenuhi perintah Rabb nya dan mencari ridha suaminya. Sebaliknya jika ia melihat suaminya meninggalkan hukum hukum agama dan adab berkeluarga, ia pun mengikuti suaminya demi menyenangkan hatinya.

9. Pelit terhadap istri
Salah satu hak istri atas suaminya adalah diberi nafkah secara ma'ruf. Maksud nafkah disini adalah harta yang diwajibkan atas suami untuk diberikan pada istrinya, seperti tempat tinggal, makanan, pengasuhan, pakaian, dan lain lainnya. Dengan begitu, kehormatan istri selamat dari pelecehan, kesehatan pun terjaga. Semua itu hendaknya dilakukan dalam batas batas kesanggupan.

Ibnu Qudamah berkata, "Memberikan nafkah pada istri adalah kewajiban, berdasarkan Al Qur'an, As Sunnah, dan ijma'. Allah berfirman:

"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya." (Ath Thalaq: 7).

As Sarakhsi berkata, "Suami wajib memberikan nafkah menurut kadar kecukupan dan dinilai ma'ruf, yakni tidak kikir dan tidak berlebih lebihan."

Memberikan nafkah kepada istri lebih didahulukan daripada memberi nafkah pada orang lain. Ini dilalaikan oleh banyak orang. Abu Hurairah menuturkan sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam:

"Satu dinar yang engkau nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang engkau nafkahkan untuk membebaskan budak, satu dinar yang engkau nafkahkan kepada orang miskin, dan satu dinar yang kamu nafkahkan pada keluargamu; maka yang paling besar pahalanya adalah apa yang engkau nafkahkan pada keluargamu." (HR. Muslim no. 995).

Istri tidak boleh menuntut nafkah melebihi kebutuhannya, atau membebani suaminya di luar kesanggupannya. Itu berarti menyusahkan dan membebani. Ketika istri diuji oleh suami yang kikir terhadapnya, lalu ia bersabar dan mengharapkan pahala, maka ia akan mendapat pahala dari Allah.

10. Mengejutkan istri setelah lama bepergian
Berikan kesempatan kepada istri untuk bersolek setelah Anda bepergian lama. Niscaya hasrat dan kasih sayang lebih bertahan lama.

Dalilnya adalah hadits riwayat Jabir. "Kami bersama Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam dalam suatu peperangan. Ketika kami telah tiba di Madinah, kami pergi untuk menemui istri kami. Rasulullah bersabda,

"Perlahan, jangan masuk pada malam hari -yakni Isya'- hingga ia menyisir rambut yang kusut, dan agar wanita yang ditinggal bepergian itu bisa berdandan." (HR. Muslim, No. 715; Abu Daud No. 2776; dan At Tirmidzi no. 1172).

Hikmah dilarangnya perbuatan ini, adalah agar hasrat terhadap istri tetap kuat. Sebab, suami tidak melihat suatu aib pada istrinya atau sesuatu yang mengurangi keindahannya. Misalnya, rambut acak acakan, tidak berhias, dan lainnya. Dengan memberi tahu terlebih dulu, suami dapat melihat istrinya tetap cantik karena telah berhias. Hatinya pun tetap gembira. Hasratnya pun tetap terjaga.

Ringkasnya, suami tidak semestinya datang menjumpai istrinya secara tiba tiba setelah bepergian jauh. Hal ini dalam rangka mengikuti sunnah, ... Saat ini, berbagai sarana tersedia. Seorang suami bisa berkomunikasi lewat telepon dan memberitahu istrinya bahwa ia akan datang pada hari dan waktu tertentu. Setelah mengetahui waktu kedatangan suaminya, istri pun berkewajiban untuk berdandan dan bersiap siap dengan sempurna untuk menyambutnya.

11. Hobi mencela dan mengkritik istri
12. Kurang berterima kasih kepada istri
Apa ruginya jika Anda memuji istri Anda karena kecantikannya dan kerajinannya? Apa ruginya jika Anda berterima kasih padanya atas suguhan yang ia siapkan untuk tamu Anda? Apa pula ruginya jika Anda menyatakan terima kasih Anda karena telah mengurus rumah dan anak anakmu, walaupun itu merupakan tugasnya, walaupun ia melakukannya sebagai kewajibannya? Semua itu dapat memperkuat kasih sayang antara suami istri.

13. Sering bertengkar
14. Lama meninggalkan istri tanpa alasan
15. Terlalu sibuk hingga jarang menemani keluarga
16. Bersikap kasar terhadap istri
17. Malas berhias untuk istri
18. Mengabaikan sunnah sebelum bercinta
19. Mengabaikan kesantunan dan etika bercinta
20. Mengumbar rahasia ranjang

21. Buta terhadap kondisi kejiwaan istri
Suami dituntut peka terhadap kondisi psikis sang istri. Dengan memahami kondisi istri, membantu suami bersikap secara tepat.

Ada juga suami yang tidak tahu problem problem alamiah wanita, baik ketika mengandung, haidh, nifas, dan lainnya. Ketika mengalaminya, kadang ia merasakan kesulitan dan kegelisahan. Apalagi ketika mengandung dan mengidam. Pada saat itu, istri menginginkan banyak hal.

Kadang pula ia tidak menyukai sesuatu, sehingga tidak tahan melihatnya atau menciumnya. Terkadang ia tidak menyukai rumahnya, suaminya, atau hal hal lain. Jika suami tidak mengerti hal itu, ia bisa saja beranggapan bahwa istrinya telah membencinya dan bosan dengannya. Kadang pula, suami lantas bersikap keras, dengan menceraikan istrinya. Ia tidak tahu sikap istrinya itu di luar keinginannya.

Karena itu, suami sepatutnya memahami masalah masalah ini agar tidak jatuh dalam kekeliruan kemudian menyesal. Saat itu, penyesalan tak lagi berguna. Jika ia tidak paham hal hal seperti ini, semestinya ia bertanya. Sebab, obat kebodohan adalah bertanya.

22. Menggauli istri ketika haid
23. Menggauli istri lewat dubur
24. Memukul istri tanpa alasan
25. Poligami dengan niat buruk
26. Tidak adil pada para istri
27. Terburu buru memutuskan cerai
28. Enggan menceraikan setelah mustahil berdamai
29. Mencela mantan istri
30. Mengabaikan anak usai bercerai
31. Habis manis sepah dibuang
32. Memandang hijau kebun tetangga.

[PERSONAL VIEW]
---------------
Buku ini bagus dibaca agar kita bisa mengetahui bagaimana menjadi suami yang baik. Tetapi upaya memperbaiki rumah tangga bukan hanya dari sisi suami saja. Harus dibarengi juga dengan upaya memperbaiki diri istri. Dengan begitu, niatan untuk membentuk keluarga yang sakinah mawaddah wa rahma atas dasar aturan aturan Islam bisa dilakukan dari dua arah. Yaitu suami dan istri sekaligus.

Ketika membaca buku ini, saya terdiam dan berpikir. Untuk kesekian kalinya -Alhamdulillah- saya semakin yakin pentingnya ilmu agama dalam beramal. Bahkan untuk berumahtangga pun kita harus punya ilmunya agar tidak banyak kekeliruan kekeliruan yang kita buat. Contoh yang menarik adalah kekeliruan sebagian suami sebagaimana dijelaskan pada point 10, yaitu mengejutkan istri setelah lama bepergian. Sebagian dari para suami mungkin mengira akan membuat 'surprise' (kejutan) dengan tiba tiba hadir dihadapan istrinya. Maksudnya mungkin baik -menurut perkiraan mereka- yaitu agar semakin bertambah rasa cinta diantara keduanya. Tetapi ini malah suatu kekeliruan. Tidak semestinya seorang suami menjumpai istrinya secara tiba tiba setelah bepergian jauh. Hendaknya memberi kabar dulu tentang kedatangannya, bisa dengan menelpon atau sms. Dengan itu, seorang istri punya waktu yang cukup untuk bersiap siap menyambut suaminya dengan baik. Inilah yang bisa menambah rasa cinta diantara suami istri.

Semoga Anda semakin yakin bahwa menuntut ilmu agama itu penting dan memang perlu...

Ringkasan buku ini dibuat oleh Chandraleka
di Depok, 29 Desember 2006

Chandraleka
Independent IT Writer

lintasberita

Lanjut Baca

Buku syarah hadits arba’in - resensi


KATEGORI : BEST SELLER
Judul : syarah hadits arba’in

Pengarang : Ibnu Daqiiqil ‘Ied

Penerbit : Pustaka At-Tibyan, Solo

Dimensi : 15.5 X 23.5 cm (Soft Cover)

Tebal : 196 hal.

Harga : Rp. 23,500,-


Sinopsis:

Tidak kurang dari tujuh belas ulama senior sepeninggal Imam An-Nawawi yang telah menulis syarah tentang hadits Arba’in. sekilas nampak sepele, karya Imam An-Nawawi hanyalah cuplikan empat puluhan hadits diantara sekian puluh ribu hadits yang ada. Namun demikian, para ulama antusias memberikan penjelasanya dari hadits-hadits yang dikumpulkan oleh beliau, karena mereka melihat betapa tingginya kejelian dan ketajaman bashirah beliau dalam memilih hadits-hadits Nabi SAW yang kesemuanya adalah merupakan prinsip-prinsip yang agung di dalam Islam, sumbernya ilmu syari’at dan dari sinilah cabang-cabang ilmu berasal.

Kitab ini, laksana “bahrun laa saahila lahu”, bagaikan laut tak bertepi. Sulit diukur kedalamannya, sukar ditebak luasnya dan tak terduga mutiara yang terkandung di dalamnya. Tidak ada satu aspekpun dari bangunan Islam, baik aqidah, syari’at, mu’amalah, akhlak dan ibadahnya melainkan telah tersentuh dalam kitab ini. Wajar saja bila kitab ini menjadi pilihan bagi mereka yang hendak mendalami seluruh aspek dalam Islam, karena memang Islam adalah bangunan yang utuh.

Di antara sekian karya ulama, syarah yang ditulis Ibnu Daqiq Al-‘Ied memiliki keunggulan karena beberapa sebab. Pertama, beliau hidup sezaman dengan Imam An-Nawawi, bahkan usia beliau sedikit lebih tua darinya, sehingga beliau lebih memahami latar belakang Imam An-Nawawi dalam mengambil masing-masing hadits. Kedua, kapasitas beliau dalam hal ilmu dan kepribadian tidaklah jauh berbeda dengan Imam An-Nawawi. Ketiga, dari sisi muatannya, kitab ini adalah yang paling tengah antara yang lebar dan tebal dengan yang paling singkat dan tipis, sehingga pembahasannya cukup fokus, tidak terlalu melebar dan tidak terlalu mengurangi kandungannya. Maka marilah kita simak karya ulama Rabbani ini, agar kita dapat mengarungi samuderanya yang luas, menyelami dasar lautannya yang dalam dan mendulang mutiaranya yang berharga.
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Misteri Umur 40 Tahun - resensi



KATEGORI : BEST SELLER

Judul : Misteri Umur 40 Tahun

Pengarang : Ali bin Said Da’jam

Penerbit : Pustaka At-Tibyan, Solo

Tebal : 128 hal.

Harga : Rp. 17,500,-

Sinopsis:

Rasulullah -shallallaahu 'alaihi wasallam- diangkat Allah -Ta'ala- menjadi Rasul ketika berusia 40 tahun. Demikian pula para Nabi dan Rasul yang lainnya.

Para ahli kesehatan mengatakan bahwa penyakit gula (misalnya) jika menimpa seseorang sebelum usia 40 tahun berarti karena faktor keturunan, namun jika datangnya sesudah usia 40 tahun berarti karena sebab tertentu.

Bahkan ada yang mengatakan bahwa usia 40 tahun adalah masa puber kedua bagi seseorang.Ada juga yang mengatakan bahwa keberhasilan seseorang bisa dilihat apa yang terjadi padanya ketika sudah masuk usia 40 tahun.

Dan pada umumnya uban mendatangi rambut seseorang pada masa usia tersebut, meskipun ada yang datang lebih awal.
Lantas ada apa sebenarnya dengan usia 40 tahun?! Benarkan demikian keadaannya?! Jika anda orang yang telah mencapai usia 40 tahun atau mendekati usia tersebut atau pun masih kurang darinya, dan anda termasuk yang peduli dengan keberhasilan hidup serta memandang berharganya sebuah waktu dan kesempatan, maka hendaklah anda memiliki dan membaca buku ini.

Anda akan dapatkan jawaban yang jelas dan tuntas yang akan menghilangkan sikap penasaran anda sendiri tentang makna dan rahasia dibalik usia 40 tahun.
Selamat menyimak semoga bermanfa’at!!

Aamiin... Yaa Rabbal ‘Aalamiin...
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Bincang-bincang seputar yasinan, Tahlilan dan maulidan - resensi


KATEGORI : BEST SELLER
Judul : Bincang-bincang seputar yasinan, Tahlilan dan maulidan

Pengarang : Abu Ihsan Al-Atsari Al-Maidani

Penerbit : Pustaka At-Tibyan, Solo

Ukuran buku : 14 x 20.5 cm

Tebal : 120 hal.

Harga : Rp. 16.500,-


Sinopsis:

Tradisi adalah agama! Begitulah yang berlaku di tengah masyarakat kita. Begitu banyak 'amalan-amalan' yang diatas namakan agama namun setelah diteliti ternyata tidak ada asal-usulnya dalam agama. 'Amalan-amalan itu tak lebih hanyalah tradisi yang sudah berurat akar dan mendarah daging di tengah manusia. Mana kala berusaha untuk diluruskan mendadak sontak mereka akan menunjukkan reaksi seolah-olah telah melanggar sebuah ritual yang sangat sakral! Kompensasinya, dikucilkan dan dijauhi oleh 'mereka'.

Realita di atas banyak kita temui sekarang ini. Menjamurnya 'amalan-amalan' antah barantah ini menimbulkan keprihatinan kita. Apalagi sebagian dari amalan tersebut ada yang berbau syirik!

Contoh amalan-amalan itu seperti yasinan, tahlilan dan maulidan. Ketiga amalan tersebut sudah sangat kental di negeri ini. Banyak masyarakat menganggapnya sebagai ibadah dan amal kebajikan. Bahkan sudah dianggap ‘sunnah’ oleh sebagian orang, sehingga siapa saja yang mengingkarinya dituduh telah menyelisihi kebenaran. Berbagai alasan mereka hamburkan untuk mendukung amalan-amalan tersebut. Bagi orang awam, alasan-alasan seperti itu mereka terima sebagai kebenaran.

Sejauh mana kebenaran amalan-amalan tersebut dalam pandangan syariat? Bagaimanakah tinjauan para ulama terhadap sebahagian alasan yang mengemuka? Ada apa dibalik amalan-amalan itu? Berbagai pertanyaan menanti jawabannya!
lintasberita

Lanjut Baca
 
Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar