Judul Buku : The Spook Apprentice
Penulis : Joseph Delaney
Penerbit: Matahati,Jakarta
Cetakan : I, Maret 2009
Tebal : 326 hlm
----------------
The Spook’s Apprentice ditulis berdasarkan cerita rakyat (folklore) bangsa Inggris di masa lampau. Novel karya Joseph Delaney ini merupakan seri pertama yang ditulisnya dalam rangkaian serial legenda Wardstone, sebuah titik tertinggi di County yang menyimpan misteri. Alur cerita dari novel ini berpusat pada bocah laki-laki yang berusia 13 tahun bernama Tom yang tinggal bersama keluarga besarnya di County, sebuah wilayah pedalaman Inggris di kota Lancashire.
Tom adalah putra ketujuh dari seorang ayah yang juga putra ketujuh. Sebuah keistimewaan bagi bocah itu, karena diyakini ia mempunyai kemampuan melihat sesuatu yang tak dapat dilihat orang lain, semisal makhluk-makhluk gaib: Boggart, ghast, ghost dan lain-lain.
Kisah ini bermula dari kunjungan sang Spook ke rumah Tom untuk menjadikannya sebagai murid Spook. Sang Spook tak lain adalah Mr. Gregory, lelaki tua berjubah yang selalu membawa tongkat kayu berkeliling County, menjaga penduduk lokal dari kejahatan yang muncul di malam hari; hantu (ghast, ghost), boggart dan sihir jahat.
Menjadi Spook adalah pekerjaan berat dan membahayakan bahkan kerap diasingkan banyak orang. Dalam kesehariannya sang Spook berkecimpung dengan dunia gaib, mengusir roh-roh jahat, hantu dan semacamnya. Banyak orang yang gagal menjadi murid Spook, menyerah dan menemui kematiannya menjadi korban kekejian Boggart.
Bukan kemauan Tom menjalani pekerjaan sebagai Spook, namun risiko yang harus ditanggungnya sebagai putra di keluarga besar menuntut dirinya untuk hidup mandiri. Dan bakat yang dimilikinya sebagai putra ketujuh dari putra ketujuh pula, turut menentukan takdirnya menjalani profesi sebagai seorang Spook.
Tom meninggalkan keluarganya, pergi bersama sang Spook dan menjalani masa pengujian di rumah tua yang dihuni banyak hantu. Horor pun dimulai. Tom terseok-seok dalam ketakutan yang nyaris meruntuhkan sendi-sendinya. Tapi Tom ingin melewati ujian dari sang Spook, karena ia tahu orang tuanya sangat menginginkan dirinya menjadi Spook. Walau patah arang, Tom terus berjuang menjadi murid yang tak akan mengecewakan guru dan orang tuanya.
Saat musim panas tiba, petualangan Tom berlanjut di rumah sang Spook, di Chipenden. Rumah yang dipenuhi kekuatan magic dan dijaga ketat oleh para boggart yang tak terlihat. Kisah yang paling menarik di sini adalah Tom harus selalu waspada dengan tanda lonceng yang dibunyikan sebagai jadwal makan. Karena begitu ia terlambat atau terlalu cepat mendatanginya, Tom akan merasakan akibatnya berduel dengan boggart yang misterius.
Beberapa bulan Tom menjalani training di Chipenden. Di saat sang spook pergi menyelesaikan urusannya untuk beberapa lama, Tom dihadapkan dengan gadis misterius bernama Alice yang membujuknya untuk memberikan kue-kue kepada nenek sihir yang ditahan sang Spook, di lubang sekitar taman rumah. Tom ragu akan membuat kesalahan jika melanggar peraturan yang sudah diwanti-wanti gurunya. Namun suatu malam ia nekat menjatuhkan kue-kue tersebut ke lubang nenek sihir, Mother Malkin, karena terikat janji dengan Alice.
Mother Malkin, tercatat sebagai penyihir paling jahat yang mengkonsumsi darah segar manusia. Begitu pula Bony Lizzie, cucu dari Mother Malkin yang juga bibi Alice. Bony Lizzie mempraktikkan sihir tulang yang didapatkan dari tulang-tulang manusia yang sudah dikulitinya. Horor semakin memuncak ketika Tom mengetahui bahwa Mother Malkin mulai menampakkan kekuatannya setelah melahap kue-kue yang belakangan diketahui berasal dari racikan darah manusia. Seorang anak berumur 3 tahun hilang, dan sebelumnya seorang bayi diduga telah diculik oleh penyihir jahat. Tom semakin gusar dan ketakutan. Sedangkan Mother Malkin telah berhasil keluar dari jeratan di dalam lubangnya. Tom pun harus bertindak cepat, menyelamatkan bocah tersebut dan menangkap kembali Mother Malkin tepat sebelum jatuh korban.
Kisah horor pun tidak serta merta berakhir. Secara mengejutkan Tom disekap oleh Tusk, makhluk menyeramkan peliharaan Lizzie dengan gigi-gigi yang terlalu banyak untuk muat di dalam mulutnya. Tom dilemparkan ke dalam lubang dengan kedalaman dua meter untuk dikuliti keesokan harinya sebelum matahari terbit. Semalaman Tom berada di dalam lubang antara hidup dan mati, menghadapi hantu Billy, murid terakhir sang Spook.
Tom diselamatkan Alice yang tiba-tiba berubah pikiran. Sedangkan Bony Lizzie dan Tusk berhasil diringkus sang Spook dan dimasukkan ke lubang penahanan. Pada akhirnya Tom mendapatkan cuti libur dan diperbolehkan pulang selama beberapa hari. Namun pulang ke rumah pun tidak lantas memberikan rasa aman bagi Tom. Ruh Mother Malkin datang menuntut balas padanya, dan siap merasuki tubuh siapapun yang ada di rumahnya.
Pelajaran terpenting yang dapat diambil adalah Tom tidak pernah ragu mengambil inisiatif, dan selalu berpegang pada apa yang telah diajarkan gurunya. Tom pun menyadari bahwa seseorang yang tidak pernah melakukan kesalahan tidak pernah berbuat apa-apa. Dia merasa bahwa kegelapan akan terus mengumpulkan kekuatannya, dan pekerjaannya akan semakin sulit. Tapi Tom akan terus belajar dan belajar seperti yang dipesankan ibunya.
Novel ini mutlak menyoroti dunia mistik dan tahayul yang berlangsung pada abad pertengahan di Inggris. Tema-tema magic dan kekuatan sihir memang menjadi daya tarik tersendiri yang sering dihadirkan dalam cerita novel bergenre horror. Kisahnya mengungkap petualangan yang mendebarkan sekaligus memikat. Penulis pun dengan lihai menyuguhkan figur keberanian sang tokoh utama dan kekejian sang penyihir sehingga mampu mengejutkan sekaligus menyenangkan bagi semua pembaca baik anak-anak maupun kalangan dewasa. Deskripsi tentang petualangan, marabahaya, cinta dan keberanian sangat mudah dirasakan begitu membaca novel ini dari awal sampai akhir.
Terdapat 5 seri novel lainnya yang ditulis Joseph Delaney setelah novel The Spook Apprentice ini. Dari seri-seri tersebut semuanya diangkat berdasarkan latar belakang sebuah tempat yang benar-benar nyata di Lancashire. Inspirasi novel serial sejarah Wardstone ini berkembang dari cerita dan legenda tentang hantu (ghast, ghost) setempat.***
Penulis : Joseph Delaney
Penerbit: Matahati,Jakarta
Cetakan : I, Maret 2009
Tebal : 326 hlm
----------------
The Spook’s Apprentice ditulis berdasarkan cerita rakyat (folklore) bangsa Inggris di masa lampau. Novel karya Joseph Delaney ini merupakan seri pertama yang ditulisnya dalam rangkaian serial legenda Wardstone, sebuah titik tertinggi di County yang menyimpan misteri. Alur cerita dari novel ini berpusat pada bocah laki-laki yang berusia 13 tahun bernama Tom yang tinggal bersama keluarga besarnya di County, sebuah wilayah pedalaman Inggris di kota Lancashire.
Tom adalah putra ketujuh dari seorang ayah yang juga putra ketujuh. Sebuah keistimewaan bagi bocah itu, karena diyakini ia mempunyai kemampuan melihat sesuatu yang tak dapat dilihat orang lain, semisal makhluk-makhluk gaib: Boggart, ghast, ghost dan lain-lain.
Kisah ini bermula dari kunjungan sang Spook ke rumah Tom untuk menjadikannya sebagai murid Spook. Sang Spook tak lain adalah Mr. Gregory, lelaki tua berjubah yang selalu membawa tongkat kayu berkeliling County, menjaga penduduk lokal dari kejahatan yang muncul di malam hari; hantu (ghast, ghost), boggart dan sihir jahat.
Menjadi Spook adalah pekerjaan berat dan membahayakan bahkan kerap diasingkan banyak orang. Dalam kesehariannya sang Spook berkecimpung dengan dunia gaib, mengusir roh-roh jahat, hantu dan semacamnya. Banyak orang yang gagal menjadi murid Spook, menyerah dan menemui kematiannya menjadi korban kekejian Boggart.
Bukan kemauan Tom menjalani pekerjaan sebagai Spook, namun risiko yang harus ditanggungnya sebagai putra di keluarga besar menuntut dirinya untuk hidup mandiri. Dan bakat yang dimilikinya sebagai putra ketujuh dari putra ketujuh pula, turut menentukan takdirnya menjalani profesi sebagai seorang Spook.
Tom meninggalkan keluarganya, pergi bersama sang Spook dan menjalani masa pengujian di rumah tua yang dihuni banyak hantu. Horor pun dimulai. Tom terseok-seok dalam ketakutan yang nyaris meruntuhkan sendi-sendinya. Tapi Tom ingin melewati ujian dari sang Spook, karena ia tahu orang tuanya sangat menginginkan dirinya menjadi Spook. Walau patah arang, Tom terus berjuang menjadi murid yang tak akan mengecewakan guru dan orang tuanya.
Saat musim panas tiba, petualangan Tom berlanjut di rumah sang Spook, di Chipenden. Rumah yang dipenuhi kekuatan magic dan dijaga ketat oleh para boggart yang tak terlihat. Kisah yang paling menarik di sini adalah Tom harus selalu waspada dengan tanda lonceng yang dibunyikan sebagai jadwal makan. Karena begitu ia terlambat atau terlalu cepat mendatanginya, Tom akan merasakan akibatnya berduel dengan boggart yang misterius.
Beberapa bulan Tom menjalani training di Chipenden. Di saat sang spook pergi menyelesaikan urusannya untuk beberapa lama, Tom dihadapkan dengan gadis misterius bernama Alice yang membujuknya untuk memberikan kue-kue kepada nenek sihir yang ditahan sang Spook, di lubang sekitar taman rumah. Tom ragu akan membuat kesalahan jika melanggar peraturan yang sudah diwanti-wanti gurunya. Namun suatu malam ia nekat menjatuhkan kue-kue tersebut ke lubang nenek sihir, Mother Malkin, karena terikat janji dengan Alice.
Mother Malkin, tercatat sebagai penyihir paling jahat yang mengkonsumsi darah segar manusia. Begitu pula Bony Lizzie, cucu dari Mother Malkin yang juga bibi Alice. Bony Lizzie mempraktikkan sihir tulang yang didapatkan dari tulang-tulang manusia yang sudah dikulitinya. Horor semakin memuncak ketika Tom mengetahui bahwa Mother Malkin mulai menampakkan kekuatannya setelah melahap kue-kue yang belakangan diketahui berasal dari racikan darah manusia. Seorang anak berumur 3 tahun hilang, dan sebelumnya seorang bayi diduga telah diculik oleh penyihir jahat. Tom semakin gusar dan ketakutan. Sedangkan Mother Malkin telah berhasil keluar dari jeratan di dalam lubangnya. Tom pun harus bertindak cepat, menyelamatkan bocah tersebut dan menangkap kembali Mother Malkin tepat sebelum jatuh korban.
Kisah horor pun tidak serta merta berakhir. Secara mengejutkan Tom disekap oleh Tusk, makhluk menyeramkan peliharaan Lizzie dengan gigi-gigi yang terlalu banyak untuk muat di dalam mulutnya. Tom dilemparkan ke dalam lubang dengan kedalaman dua meter untuk dikuliti keesokan harinya sebelum matahari terbit. Semalaman Tom berada di dalam lubang antara hidup dan mati, menghadapi hantu Billy, murid terakhir sang Spook.
Tom diselamatkan Alice yang tiba-tiba berubah pikiran. Sedangkan Bony Lizzie dan Tusk berhasil diringkus sang Spook dan dimasukkan ke lubang penahanan. Pada akhirnya Tom mendapatkan cuti libur dan diperbolehkan pulang selama beberapa hari. Namun pulang ke rumah pun tidak lantas memberikan rasa aman bagi Tom. Ruh Mother Malkin datang menuntut balas padanya, dan siap merasuki tubuh siapapun yang ada di rumahnya.
Pelajaran terpenting yang dapat diambil adalah Tom tidak pernah ragu mengambil inisiatif, dan selalu berpegang pada apa yang telah diajarkan gurunya. Tom pun menyadari bahwa seseorang yang tidak pernah melakukan kesalahan tidak pernah berbuat apa-apa. Dia merasa bahwa kegelapan akan terus mengumpulkan kekuatannya, dan pekerjaannya akan semakin sulit. Tapi Tom akan terus belajar dan belajar seperti yang dipesankan ibunya.
Novel ini mutlak menyoroti dunia mistik dan tahayul yang berlangsung pada abad pertengahan di Inggris. Tema-tema magic dan kekuatan sihir memang menjadi daya tarik tersendiri yang sering dihadirkan dalam cerita novel bergenre horror. Kisahnya mengungkap petualangan yang mendebarkan sekaligus memikat. Penulis pun dengan lihai menyuguhkan figur keberanian sang tokoh utama dan kekejian sang penyihir sehingga mampu mengejutkan sekaligus menyenangkan bagi semua pembaca baik anak-anak maupun kalangan dewasa. Deskripsi tentang petualangan, marabahaya, cinta dan keberanian sangat mudah dirasakan begitu membaca novel ini dari awal sampai akhir.
Terdapat 5 seri novel lainnya yang ditulis Joseph Delaney setelah novel The Spook Apprentice ini. Dari seri-seri tersebut semuanya diangkat berdasarkan latar belakang sebuah tempat yang benar-benar nyata di Lancashire. Inspirasi novel serial sejarah Wardstone ini berkembang dari cerita dan legenda tentang hantu (ghast, ghost) setempat.***
Lanjut Baca