Dalam Dekapan Ukhuwah


“… Dan Allah yang mempersatukan hati para hamba beriman. Jikapun kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk mengikat hati mereka, takkan bisa kau himpun hati mereka. Tetapi Allah-lah yang telah menyatupadukan mereka …” [Al-Anfaal: 63]

Seperti yang terekam dalam buku ini, ukhuwah adalah rasa persaudaraan yang tidak terjalin karena darah, tetapi karena sebuah keyakinan dan keimanan. Ayat pembuka, yang juga menjadi pembuka dalam buku Dalam Dekapan Ukhuwah, adalah sebentuk penguatan bahwa kecintaan kepada Allah merupakan ikatan ukhuwah tererat bagi manusia. Tak dipungkiri bahwa ukhuwah menyimpan keindahan dan ketulusan yang tak terkira. Dari sana tercipta sebuah komunitas yang dapat saling membantu dan mengingatkan dalam kebaikan. Dua lebih baik dari satu, tiga lebih baik dari dua.

Namun, mengerjakan sesuatu atas dasar kecintaan pada Allah, pastinya tidak mudah. Akan selalu hadir rayuan maut para pecinta neraka demi tercorengnya keindahan ukhuwah. Seperti kata pepatah, mencari 1000 musuh lebih mudah daripada mencari satu orang sahabat. Gampang kan cari musuh? Tapi sangat sulit mendapatkan atau mempertahankan seorang sobat.

Menjalin sebuah ukhuwah tidaklah mudah, karena di sana manusia tidak bisa mendewakan keegoisan. Tidak bisa melihat segala sesuatu hanya dari kacamata pribadi. Terdapat orang lain yang harus dijaga, dihormati dan disayangi. Ada toleransi dan kesabaran yang sangat besar ketika sudah memutuskan untuk menjalin ukhuwah. Banyak, sangat banyak sekali yang akan datang untuk menguji sebuah ukhuwah. Lagi-lagi, bukankah segala bentuk perwujudan atas kecintaan kita kepada Allah, bukanlah sesuatu yang mudah?

Lewat ‘Dalam Dekapan Ukhuwah’ ini, Salim A Fillah memberikan berbagai gambaran dan permasalahan yang sangat mungkin terjadi dalam jalinan ukhuwah. Kesalahpahaman dalam memahami orang lain, tanpa sadar mengunggulkan diri sendiri, kekhilafan saat berkata-kata, kesabaran menghadapi kelicikan, memaafkan segala bentuk kesalahan, perdebatan yang sebenarnya tidak terlalu penting, dan masih banyak kisah sayatan sekaligus bunga ukhuwah yang dituturkan oleh sang penulis.

Saya sangat menyukai hampir setiap contoh kasus yang dipilih oleh penulis dalam menguatkan ilustrasi kejadian dalam tulisan. Seperti ketika penulis menuturkan tentang perihal kerendahan hati, beliau memilih kisah renungan tentang pemuda yang ‘dipermalukan’ di sebuah forum dengan bijak lebih memilih untuk mengalah, padahal saat itu sebenarnya dia mampu mematahkan berbagai argumentasi lawan bicaranya.

Atau ketika penulis menuturkan tentang perihal yang terlalu cepat mengambil kesimpulan dengan contoh kasus pelayan yang menampar seorang pelanggan dengan kain serbet. Saya dibuat tertawa, tetapi juga termenung sedalam-dalamnya. Pas dan tepat. Penuturan penulis pun tidak terburu-buru, melainkan mengajak pembaca untuk memahami dengan meresapi dahulu apa yang mungkin dirasakan oleh orang lain.

Saya juga menyukai tulisan yang berkenaan dengan bagaimana seorang muslim harus dapat tetap berlembut hati tanpa harus meninggalkan ketegasan prinsip yang memang harus tetap digenggam. Bukan hal mudah kah? Ketika dimana-mana terdapat tuntutan toleransi yang kerap menggerus keyakinan dan keimanan manusia. Sebuah toleransi yang dibentuk dari kelihaian beberapa pihak dalam membuat pembenaran dengan membolak-balikan fakta, bahkan ayat/ hadist.

Hanya saja, saya tidak terlalu memahami tentang pembagian subbab dalam buku ini, karena menurut saya hal tersebut tidak terlalu berpengaruh besar. Tapi, ya bisa jadi mungkin adanya subbab tersebut lebih berfungsi sebagai peredam kejenuhan/ istirahat bagi pembaca setelah bertemu dengan 60-an artikel dalam buku ini. Terlihat juga upaya tersebut lewat selipan beberapa puisi dan kutipan renungan dalam setiap subbabnya.

Oiya, satu lagi yang membuat saya salutkan pada penulis ini adalah caranya dalam menuliskan kisah sejarah, sebagai contoh kasus. Sungguh, saya merasakan bagaimana si penulis begitu menghayati sejarah kenabian dan para sahabatnya. Cara beliau dalam menuturkan sejarah kenabian terkesan luwes dan meninggalkan kekakuan bahasa literatur yang kerap terjadi ketika seorang penulis mengisahkan sejarah dalam tulisannya. Dengan gaya inilah, saya dapat menjadi lebih bisa merasakan dan meresapi kisah sejarah itu sendiri.

Saya juga menyukai sudut pandang penulis dalam menyoroti, tidak hanya sisi positif, tapi juga sisi negatif dari para sahabat Rasulullah, tanpa adanya niat menjatuhkan keunggulan dan keluhuran budi yang dimiliki mereka. Selain itu, membaca berbagai contoh kasus yang diambil dari sejarah kenabian menerbitkan kesadaran betapa masih kurangnya saya dalam membaca atau memahami sejarah Rasulullah dan para sahabatnya.

Judul : Dalam Dekapan Ukhuwah
Penulis : Salim A Fillah
Penerbit : Pro U Media
Terbit: Cetakan Pertama, Agustus 2010
Tebal : 472 halaman
Harga : Rp. 60.000


lintasberita

Lanjut Baca

Negeri van Oranje


Buku bertemakan persahabatan dan cinta sudah sering saya jumpai, tapi memadukannya dengan unsur komedi, pendidikan, dan travelling terbilang jarang, apalagi buku ini ditulis dengan kolaborasi empat kepala. WoW! Pastinya bukan sesuatu yang gampang. Kisah dalam buku ini mengingatkan saya dengan novel Traveler’s Tale: Belok Kanan Barcelona! yang juga ditulis dengan keroyokan, tapi bedanya dalam buku garapan Aditya Mulya dkk ini tidak terdapat tema pendidikan.

Dikisahkan lima mahasiswa asal Indonesia yang terdampar di Negeri Belanda dan dipersatukan oleh kekuatan rokok kretek. Stasiun Amersfoort adalah tempat yang mengawali perkenalan dan persahabatan mereka, hingga nongollah sebuah genk dengan nama Aagaban [Aliansi Amersfoort Gara-gara Badai di Netherlands]. Lintang adalah perempuan satu-satunya dalam genk tersebut yang selalu dikerubuti empat pria, Daus, Wicak, Banjar, dan Geri. Uniknya latar belakang mereka studi ke Belanda tidak hanya karena ada dana atau beasiswa, tapi ada beralasan dalam rangka melarikan diri dari ancaman pembunuhan, atau tertantang agar mendapatkan restu gaet adik teman.

Buku yang satu ini tidak hanya sekadar menampilkan cerita persahabatan berbumbu konflik cinta, tapi juga memberikan pengetahuan berbagai macam sejarah, deskripsi tempat, rutinitas perayaan, dan dunia pendidikan di Belanda. Bahkan dalam buku ini juga terdapat feature yang berisikan tips yang walaupun menggunakan bahasa kocak tapi memuat informasi yang berharga, diantaranya tentang tips mencari tempat kos, atau informasi tentang surat-surat yang wajib diurus dan dimiliki ketika berada di Belanda, atau tips mencari pekerjaan sambilan, dan masih banyak lagi tips yang kesemuanya penting diketahui jika pembaca tertarik untuk tinggal ataupun hanya sekadar mampir ke Negeri van Oranje. Serunya lagi, kelima tokoh ini tidak tinggal di satu kota, tetapi lima, sehingga pembaca juga akan mendapatkan suguhan rute transportasi dari satu kota ke kota yang lain. Sayangnya, buku ini tidak menyelipkan foto-foto yang sekiranya bisa membantu pembaca untuk berimajinasi, seperti yang terdapat di buku Traveler’s Tale.

Ceritanya sendiri berjalan dengan mengalir dan kocak. Bahkan gaya bicara Wicak, Daus, dan Banjar dalam mengobrol dan bertingkah mengingatkan saya ketika sering berkumpul dengan teman-teman semasa kuliah, yang memang didominasi oleh kaum adam. Terasa sekali kenaturalan, sifat blak-blakan dan kejahilan mereka. Mantep! Namun di balik segala tingkah pola mereka yang konyol, ternyata masing-masing dari kelima tokoh ini memiliki idealisme dan nasionalisme yang tidak dapat dipandang remeh. Hal ini terbaca dari pemikiran mereka tentang masa depan, apakah setelah lulus nanti akan tetap berkutat di Belanda dengan fasilitas yang wah atau kembali ke Indonesia untuk mengabdikan ilmunya untuk kemajuan bangsa? Dan masing-masing tokoh memiliki alasan yang ketika dipikir-pikir sama-sama benar dan sama-sama mencerminkan sebentuk nasionalisme.

Ada satu ganjalan dalam cerita yang membuat saya sedikit bertanya-tanya, yaitu urgensitas dua tokoh baru yang berperan sebagai kawan baru Daus saat terjadi perang dingin dengan Banjar dan Wicak. Si Duo Botak, Koko dan Kiki. Jikalau memang dirasa penting, kok rasanya plot yang satu ini sangat singkat, bahkan menurut saya pribadi kesadaran Daus untuk kembali ke jalan yang ‘lurus’ terlalu cepat. Sehingga saya merasakan bagian tersebut menjadi sebuah alur yang sebenarnya tidak terlalu penting dituliskan, apalagi setelah itu Duo Botak tidak lagi muncul hingga akhir cerita.

Kelihaian para penulis dalam menuturkan kisahnya mampu membuat saya menikmati isi cerita tanpa harus diiringi kerutan dahi. Bahkan tidak salah jika setelah membaca buku ini Anda akan menjadi sangat tertarik untuk mencoba kuliah ke luar negeri, terutama Belanda.

Judul : Negeri van Oranje
Penulis : Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Nisa Riyadi, Rizki Pandu Permana
Penerbit : Bentang Pustaka
Terbit: Cetakan Sembilan, September 2010
Tebal : 478 halaman
Harga : Rp. 49.000


lintasberita

Lanjut Baca

Saat Berharga Untuk Anak Kita


Diberitahukan sebelumnya, isi review ini mengandung spoiler!

Salah satu hal penting dalam keluarga yang harus mendapat perhatian penuh adalah anak. Bahkan ketika dalam kondisi hamil seperti saya saat ini, kegelisahan atau ketakutan nantinya bagaimana akan membimbing anak, mulai bergentayangan dalam kepala. Bagaimana tidak, jika menengok perkembangan zaman yang semakin tidak mendukung pergaulan yang sehat, saya benar-benar dibuat ketar-ketir, hingga senantiasa melantun doa mohon ilmu agar dapat membimbing putra putri kami menjadi anak yang soleh dan solehah.

Ya, ilmu. Dibutuhkan kecerdikan dan tangkasan orang tua dalam mendidik sang buah hati, dan semuanya itu tidak bisa ditanggapi dengan hanya, “Ah, nanti juga bakalan belajar dengan sendirinya setelah memiliki anak.” Kalau sudah begitu, kecenderungan yang bakalan terjadi selanjutnya setelah memiliki anak adalah membiarkan tumbuh kembang mereka, dan kerap akan menanggapi sebuah “kesalahan” dengan nada, “Ah, masih kecil, nanti juga kalau sudah gede mengerti sendiri.” Padahal pribadi anak kelak sangat dipengaruhi bagaimana kehidupan dan kebiasaan mereka di masa kecil.

Dari sanalah, mulai terpikir untuk mencari ilmu sebanyak mungkin tentang dunia parenting. Mulai dari membaca blog-blog orang tua yang seringkali menceritakan bagaimana tingkah laku anak-anaknya, yang tidak jarang juga bagaimana trik mereka menangani sang buah hati. Atau bisa juga dengan membaca website parenting yang sering menyajikan berbagai hal yang berhubungan dengan pendidikan anak dan remaja. Saya tahu, bisa jadi nanti kasus saya – kalau diberi umur panjang – akan berbeda atau bahkan jauh berbeda dengan mereka, tetapi minimal saya mempunyai gambaran dan banyak referensi yang bisa dikreasikan ketika menghadapi anak.

Selain dari blog, sudah pasti referensi yang patut untuk dibaca adalah buku. Awalnya saya tidak terlalu berminat dengan buku ‘Saat Berharga Untuk Anak Kita’ dikarenakan nama sang penulis. Pengalaman membaca buku ‘Kado Pernikahan Untuk Istriku’ yang pernah ditulis oleh Faudzil Adhim tidak terlalu bagus, hingga akhirnya buku tersebut tidak tuntas dibaca. Namun, karena berkali-kali masuk pesanan buku ini di toko buku online saya, mau tidak mau rasa tertarik muncul juga. Respon pembelian atas buku ini yang begitu besar, sukses membuat saya pun akhirnya penasaran dengan isi buku yang satu ini.

Banyak, memang banyak pelajaran yang bisa diambil dari kumpulan esai dari Faudzil Adhim. Kemampuannya di dunia parenting memang sangat terasah, mengingat dirinya kerap menjadi trainer seminar bertemakan parenting. Namun sebagian besar tulisan beliau menurut saya masih mengawang-awang, tidak tahu apakah memang disengaja supaya pembaca bisa lebih banyak berpikir. Hanya saja, saya pribadi rasanya seperti tidak mendapatkan kemantapan setelah membaca. Pengalaman membaca buku sebelumnya, ternyata kembali muncul ketika membaca buku terbitan Pro U Media ini, yaitu penulisan yang agak berputar-putar. Pengulangan hadist seringkali membuat bosan. Mungkin niat sang penulis mengulang-ulangnya agar hadist tersebut lebih menancap di kepala pembaca, tapi akan lebih baik jika penulis bisa lebih kreatif dalam mengolahnya supaya lebih nikmat diserap kepala dan dibaca mata.

Terlepas dari itu semua, saya dapat merangkum poin-poin yang sangat berharga setelah membaca keseluruhan isi buku. Pertama, persiapkan anakmu untuk menjemput AKHIRAT, bukan dunia, hal inilah yang seringkali dilupakan para orangtua, terutama jika menyangkut masalah pendidikan, dimana para orangtua lebih mengutamakan IQ dan EQ, dam melupakan SQ. Para orangtua kerap ‘menyiksa’ anak dengan menuntutnya agar selalu mendapat nilai-nilai terbaik, raport tidak boleh ‘kebakaran’ dan masih banyak lagi, dengan alasan orangtua supaya masa depan si anak terjamin. Padahal jika orangtua mau memandang lebih jauh, bukankah anak soleh/solehah akan menjadi amal jariyah ketika mereka menghuni alam kubur?

Kedua, perhatikan hak anakmu, sebelum menuntut hakmu. Ini juga yang sering luput dari perhatian orangtua, yaitu kecenderungan untuk menuntut sang anak. Kerap orangtua ingin si anak patuh, menjalani kehidupannya seperti kehendak orangtua, atau orangtua merasa jumawa karena merasa telah membiayai dan merawat si anak. Orangtua sering menginginkan semua berada dibawah kendalinya, padahal tidak bisa begitu. Contohnya, ketika orangtua ingin suasana rumah sangat tenang, dan memarahi, bahkan menghardik si anak yang tidak bisa diam. Padahal bisa jadi si anak sedang mencari perhatian orangtua yang lebih peduli dengan pekerjaan atau aktivitas berselancarnya.

Ketiga, amalan ibadah orangtua berpengaruh pada karakter anak. “Banyak orangtua yang berhasil mendidik anaknya bukan karena kepandaiannya mendidik anak, tetapi karena doa-doa mereka yang tulus. Banyak orangtua yang caranya mendidik salah jika ditinjau dari sudut pandang psikologi, tetapi anak-anaknya tumbuh menjadi penyejuk mata yang membaca kebaikan dikarenakan amat besarnya pengharapan orang tua…” [h.238] Bagian inilah yang membuat ketakutan saya dalam mendidik anak menjadi teredam, bahwa upaya mendidik tidak hanya melalui sang anak tetapi juga dari diri kita sendiri. Seperti halnya doa. Semua pasti tahu bahwa doa orangtua adalah salah satu yang terijabah. Jika doa tersebut terus menerus dilantunkan dengan keikhlasan, maka bisa jadi itulah senjata yang akan membimbing sang anak menemukan jalan-Nya.

Tidak hanya doa, amalan sedekah ikhlas atau puasa rutin orangtua bisa jadi tanpa sadar menjadi sinar pencerah dalam jiwa sang anak hingga kelak dapat menjadi pribadi yang ahsan. Intinya, semua hal selalu kembali kepada-Nya, bahkan jika itu berurusan dengan mendidik anak.

Judul : Saat Berharga Untuk Anak Kita
Penulis : Mohammad Fauzil Adhim
Penerbit : Pro U Media
Terbit : Cetakan kedua, April 2010
Tebal : 278 halaman
Harga: Rp. 36.000


lintasberita

Lanjut Baca

Kartun Kimia

XI IPA 1 - 35 Yani

Judul : Kartun Kimia
Penulis : Larry Gonick & Craig Criddle
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun Terbit : 2006
Jumlah Halaman : 250
Kategori : Kimia
Teks Bahasa : Indonesia
Penerjemah : Utti Setiawati
Penyunting : Andya Primanda


Kimia, sama halnya dengan fisika, merupakan hal-hal yang terjadi di sekitar kehidupan kita sehari-hari. Hal-hal seperti larutan, listrik, logam, dan sebagainya mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kimia. Namun, kimia yang dipelajari di sekolah sering dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit, membingungkan, dan menakutkan. Padahal memahami kimia sangat diperlukan karena kimia adalah bagian hidup manusia. Maka diperlukan suatu cara agar mempelajari kimia menjadi lebih menarik.

Melalui buku Kartun Kimia, topik-topik pelajaran kimia dibahas dengan kalimat-kalimat yang lebih ringkas sehingga pembaca lebih cepat dan mudah memahami isi buku. Setiap topik dilengkapi dengan ilustrasi yang sangat menarik, berupa teks dan gambar yang kocak. Ilustrasi tersebut sangat mendukung dalam memahami konsep dasar ilmu kimia dan membuat pembaca tidak jenuh.

Kartun Kimia menerangkan dasar-dasar kimia yang pembahasannya dibagi ke dalam 12 bab, antara lain sejarah ilmu kimia, sifat-sifat unsur, ikatan kimia, reaksi, wujud zat, larutan, asam-basa, elektrokimia, stoikiometri, dan kimia organik. Setiap bab disajikan dengan ilustrasi yang sederhana, jernih, dan penuh humor.

Topik-topik yang dibahas memiliki kandungan sains yang bermutu meskipun disajikan dengan penuh humor. Adanya ilustrasi gambar membantu pembaca memahami penjelasan yang diberikan. Bahasa yang digunakan juga ringkas, padat, dan tidak berbelit-belit sehingga pembaca tidak kesulitan dalam memahami maknanya.

Namun untuk memahami konsep-konsep kimia yang dibahas di dalam buku ini, pembaca tetap harus memiliki minat yang tinggi terhadap kimia. Karena meskipun telah disajikan dalam bentuk yang sangat menarik, pengertian ilmiah pembaca tetap diperlukan.
lintasberita

Lanjut Baca

Kimia Lingkungan

XI IPA 1 - 4 Aninda Krisnamurti

Judul : KIMIA LINGKUNGAN
Pengarang : Dr. Rukaesih Achmad, M.Si.
Penerbit : ANDI, Yogyakarta
Tahun Terbit : 2004
Jumlah halaman : 184
Bahasa : Indonesia
No. ISBN : 979-731-485-5

Kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai alam. Jika kita mau mempelajari dan mendalaminya, akan terasa mudah dan menyenangkan karena kita dapat menemukan ha-hal yang yang menarik mengenai kimia di alam lingkungan sekitar kehidupan kita. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memahami kimia adalah melalui membaca buku-buku tentang kimia. Buku KIMIA LINGKUNGAN salah satu buku yang bisa membantu kita memahami kimia di lingkungan sekitar kita.
Buku ini berisi mengenai masalah-masalah lingkungan global, kimia air, kimia atmosfer, kimia tanah, pencemaran lingkungan, siklus biogeokimia, dan toksikologi kimia. Masalah lingkungan global yang dibahas adalah akibat pemanasan global yang disebabkan peningkatan efek rumah kaca dan gas rumah kaca seperti CO2, SO2, NO, NO2 serta senyawa organic CH4 dan CFC ; hujan asam; kerusakan lapisan ozon; dan narkotika. Kimia air yang menjelaskan sumber dan kegunaan air; sifat unik dari air; sifat kimia perairan; kehidupan akuatik; dan bahan kimia dalam lingkungan. Kimia atmosfer yang terdiri dari sifat dan susunan atmosfer; pembagian wilayah atmosfer; panas bumi; serta bahan kimia dan reaksi fotokimia dalam atmosfer.
Kimia tanah dalam buku ini menjelaskan tentang geosfer; sifat-sifat tanah; air dan udara dalam tanah; bahan-bahan organic dalam tanah; reksi asam-basa dan “Ion-Exchange” dalam tanah; hara makro dan mikro dalam tanah. Buku ini juga menjelaskan pencemaran lingkungan dalam air, udara, dan tanah. Siklus biogeokimia seperti siklus karbon, siklus nitrogen, siklus oksigen, siklus belerang, dan siklus fosfor juga dijelaskan secara mendetail dalam buku ini.
Buku KIMIA LINGKUNGAN memiliki struktur yang tersusun secara baik dan teratur. Pembagian bab dan topik terarah. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar, grafik, table, contoh soal, dan lampiran mengenai kriteria kualitas air golongan A, B, C, dan D. Buku ini juga baik digunakan untuk menambah wawasan mengenai lingkungan hidup kita, karena informasi diberikan secara jelas dan mendetail. Selain memiliki kelebihan, buku ini juga memiliki kekurangan seperti kesalahan pengetikan dan gambar yang diberikan kurang diberi pewarnaan, sehingga bila diberi warna akan terlihat lebih menarik.
lintasberita

Lanjut Baca

Kartun Kimia

XI IPA 1 - 21 MariaOktarina

Judul Buku : Kartun Kimia

Jenis buku : Nonfiksi (Sains)

Penulis : Larry Gonick dan Craig Criddle

Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia

Halaman : vi + 250 halaman

Tahun terbit : 2008, cetakan V

Sulit! Itu mungkin merupakan kata yang kita pikirkan mengenai kimia. Namun walaupun begitu, tidak menjadi halangan untuk memepelajarinya. Selain melalui buku-buku sekolah dibutuhkan juga buku lain untuk mendalami kimia.

Buku lain yang dapat digunakan untuk mempelajari kimia adalah kartun kimia. Sesuai dengan nama buku ini buku ini disajikan dalam bentuk komik. Buku ini berisi 12 bab yang membahas tentang pelajaran-pelajaran kimia yang terdiri dari, sejarah ilmu kimia, sifat-sifat unsur, ikatan kimia, reaksi, wujud zat, larutan, asam basa, elektrokimia, stoikiometri, dan bahan organik.

Buku ini sangat membantu dalam mempelajari kimia karena melalui satu buku saja kita bisa mempelajari banyak materi. Selain itu, dengan adanya animasi-animasi yang menarik membuat mempelajari kimia menjadi menyenangkan. Adanya contoh-contoh soal dibeberapa bab membuat kita lebih memahami materi yang diberikan. Kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan materi merupakan bahasa formal yang mudah dicerna.

Jadi, walaupun mempelajari kimia sulit namun bisa dibuat menyenangkan dan mudah dimengerti dengan kartun kimia.
lintasberita

Lanjut Baca
 
Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar