Pudarnya Sejarah Islam di Indonesia

Judul : Api Sejarah
Penulis : Ahmad Mansur Suryanegara
Penerbit : Salamadani
Cetakan: I, Juli 2009
Tebal : xxii + 584 hlm.
----------------------

SEJARAH memang hanya urusan masa lalu, karena sifatnya yang tak bisa diubah. Tapi, dampaknya boleh jadi akan terus dirasakan sampai kapan pun. Di sinilah perlunya untuk dipikirkan kembali prihal suatu sejarah yang telah mapan. Lebih-lebih jika sejarah itu menyangkut dan menempati posisi strategis dalam konteks berbangsa dan bernegara.

Misal, penulisan sejarah Islam Indonesia dan kiprah muslim dalam perjuangan melawan penjajah. Sejarah itu merupakan rekam jejak penting bagi kaum muslim Indonesia. Sejarah tumbuh, kembang, dan jatuh bangunnya peradaban Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran kaum muslim terdahulu. Bahkan sejarah berdirinya Indonesia—diakui atau tidak—tidak dapat dilepaskan dari peranan kaum muslim.

Diakui atau tidak, peradaban bangsa Indonesia yang kini ada merupakan proses panjang yang sarat nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan yang tak ternilai harganya oleh kaum muslim terdahulu. Namun, fakta-fakta penting bisa jadi masih belum terungkap dan terakses oleh masyarakat dari generasi ke generasi. Kita hanya tahu bahwa kaum muslim ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ya, hanya sampai di situ. Dan kita pun manut dengan penulisan sejarah Islam tanpa menelaah lebih jauh. Padahal, hal itu menyisakan sejumlah pertanyaan dan masalah. Misalnya, dapatkah kita membedakan antara kemunculan Islam dan perkembangannya di Indonesia; mengapa situs-situs Islam terutama di Jawa Barat dan Banten tidak terawat, lainnya halnya dengan situs-situs Hindu dan Budha, semisal candi Borobudur dan Prambanan. Masih banyak lagi.

Dalam konteks itulah buku Api Sejarah ditulis. Ahmad Mansur Surya Negara, Sang penulisnya, memaparkan bahwa penulisan sejarah telah dijadikan alat oleh penjajah untuk mengubah wawasan generasi muda Islam Indonesia tentang masa lalu perjuangan bangsa dan negaranya. Maksud dari upaya penjajah tersebut adalah untuk menghilangkan kesadaran umat Islam dalam perjuangannya.

Salah satunya adalah merancukan antara Islam masuk dan saat perkembangannya. Padahal, menurut Ahmad, kedua hal tersebut jauh berbeda pengertiannya. Beberapa fakta dia paparkan. Selama ini yang populer Islam masuk ke Indonesia adalah abad ke-13 melalui Aceh. Buktinya adalah terdapat kerajaan Samudra Pasai yang menganut ajaran Islam. Fakta tersebut ada yang patut dipertanyakan, mungkinkah Islam begitu masuk ke Samudra Pasai langsung mendirikan kekuasaan politik?

Kata Ahmad ada fakta lain yang lebih shahih. Pada abad ke-11, di pulau Jawa telah berdiri pula kekuasaan politik Islam di Leran, Gresik, Jawa Timur yang didirikan oleh Fatimah binti Maimun. Pendirian kekuasaan politik Islam tersebut hampir bersamaan waktunya dengan tahta kekuasaan politik Hindu di Kediri, Jawa Timur, di bawah Raja Airlangga.

Berdirinya kekuasaan politik Islam di Gresik jauh sebelum kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, pada 1294. Keberadaan nisan Fatimah binti Maimun (di Gresik) karena bersifat nisan tunggal, oleh sejarawan tidak diakui keberadaannya.

Dari fakta sejarah ini, tergambarkan bahwa kekuasaan politik Hindu, Budha, dan Islam dapat dikatakan hampir mempunyai kesamaan waktu keberadaannya di Indonesia. Hanya dalam perjalanan sejarah berikutnya, agama Islam berhasil memenangkan massa mayoritas. Jadi, kemunculan Islam di Indonesia jauh melebihi yang kita perkirakan.

Demi memperkuat argumen di atas, Ahmad mencoba memetakan Indonesia dalam konteks global. Dia membahas terlebih dahulu perkembangan Islam di timur tengah, asia afrika, dan eropa sebelum dan sesudah meninggalnya Nabi Muhammad (632 H), setelah itu barulah masuk pembahasannya ke Indonesia. Ahmad menganggap bahwa pembahasan seperti itu perlu dilakukan karena segenap perubahan yang terjadi di timur tengah, asia afrika, dan eropa pada masa Nabi Muhammad sebelum dan sudah wafatnya sangat berpengaruh terhadap masuk dan perkembangan Islam di Indonesia.

Saat membahas eropa, ada hal yang menarik dari analisa Ahmad prihal imperialisme Barat. Jadi, pada saat pudarnya kekuasaan Hindu dan Budha serta berkembangnya kekuasaan Islam, datanglah prahara imperialisme Barat mulai menanamkan kekuasaannya di Indonesia. Diawali dengan masuknya Portugis menduduki Malaka, pada 1511. dan diikuti Belanda menduduki Jayakarta, pada 1619. Timbulnya imperialisme barat sendiri adalah sebentuk usaha untuk menaklukkan Islam. Ide ini dibangun oleh Vatikan, Portugis dan Spanyol pada abad ke-15 M.

Pihak Vatikan memberikan kewenangan kepada kerajaan Portugis untuk menguasai dunia belahan timur, sedang kerajaan Spanyol diberikan kewenangan untuk menguasai dunia belahan barat. Dalam perkembangannya, gerakan komunis menentang imperialisme barat tersebut. Tidak heran jika Karl Marx, penganut komunisme, menolak ajaran agama. Dia menilai agama sebagai candu, dan agama identik dengan alat penjajahan, buat menidurkan rakyat yang ditindas oleh pemerintah penjajah yang didukung oleh Vatikan untuk merealisasikan tujuannya, yaitu tiga G: God, Glory, and Gospel.

Oleh karena itu, tidak heran ketika imperialisme barat (baca: Portugis dan Belanda) bercokol di Indonesia mencoba “menaklukkan” masyarakat muslim, di samping karena sering mendapat perlawanan yang sengit namun juga menjadi embiro istilah ‘nasionalisme’. Salah satu upayanya adalah “menghancurkan” situs-situs Islam dan menonjolkan situs-situs Hindu dan Budha. Di antara usaha itu adalah pemerintah Belanda memugar candi Borobudur dan candi Prambanan.

Dari upaya rekonstruksi sejarah, pemugaran candi dan patung, serta pembacaan ulang prasasti Hindu dan Budha, ditargetkan akan memudahkan upaya menghidupkan kembali ajaran Hindu dan Budha. Dengan demikian akan tergeserlah pengaruh Islam. Sebaliknya, peninggalan Islam dibiarkan begitu saja. Salah satunya peninggalan sejarah Banten, yaitu kerajaan Banten. Bekas kesultanan Banten itu pun dibiarkan rata dengan tanah. Jadi, kebangkitan semangat keislaman masyatakat Banten yang pernah berjaya diperhitungkan akan sangat membahayakan eksistensi Batavia pada waktu itu. Oleh karena itu harus dihancurkan.

Dengan begitu, keberadaan Belanda akan aman dan tidak lagi menemui perlawanan karena kalangan penganut Hindu dan Budha ditargetkan akan berpihak kepada pemerintah Belanda. Sungguh, pemerintah Belanda sangat khawatir akan bangkitnya kesadaran sejarah masyarakat muslim.

Buku yang ketebalannya mencapai 584 halaman ini boleh dibilang sangat antusias untuk memaparkan sejarah Islam Indonesia dari kemunculannya hingga tahun 1950. Fakta-fakta lainnya dalam buku ini jarang ditemukan dalam buku-buku sejarah Islam Indonesia sehingga cukup menggelitik untuk ditelaah lebih jauh. Namun, referensi yang dipakai sang penulis dalam menggunakan argumentasinya memaksa kita untuk berpikir dua kali untuk membantahnya.

Hanya saja, patut disayangkan, buku ilmiah ini sedikit “ternoda” oleh ambisi sang penulis sendiri yang kentara sekali ingin memunculkan istilah ulama dan santri. Kesan yang saya tangkap bahwa yang dimaksud kaum muslim dalam perjuangan pada zaman pra dan pasca kemerdekaan hanyalah ulama dan santri. Tentu, hal itu mengecilkan kaum muslim sendiri yang notabene-nya banyak kaum muslim yang berada di luar dua kelompok itu. Mestinya, dijelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud ‘ulama’ dan ‘santri’ itu?

Selain itu, beberapa hal juga sedikit mengganggu dalam membaca buku ini, seperti di halaman 100 paragraf kedua, mestinya di situ ditulis ‘sunni’ bukan ‘ahlush shunnah wal jama’aah’, karena dikontraskan dengan ‘syi’ah’. Dalam hal penulisan juga masih banyak ditemukan kesalahan, seperti ‘wirauswasta’ yang mungkin dimaksud adalah ‘wiraswasta’. Hal ini termasuk dalam judul. Jika di cover depannya tertulis judul kecilnya Buku yang akan Mengubah Drastis Pandangan Anda Tentang Sejarah Indonesia sedang di halaman Pembuka-nya (hlm. 23), sang penulis menulis judul kecilnya Mahakarya Perjuangan Ulama dan Santri, Menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi, mana yang benar? []

lintasberita

Lanjut Baca

Membongkar Organisasi Perusak Dunia

Judul: Secret Societies: 21 Organisasi Perusak Dunia
Penulis: Michael Bradley
Penerjemah: Ety Triana
Penerbit: Rajut Publishing House, Jakarta
Cetakan: IV, 2009
Tebal: 209 hlm. (termasuk indeks)
---------------------

Sejak awal terbit, buku ini ternyata mampu menyita perhatian banyak orang. Terbukti, pada 2009, buku ini sudah mengalami cetak ulang yang keempat (dari tahun 2008). Rasa penasaran adalah hal yang menjadi daya magnet buku ini. Betapa tidak, buku berjudul Secret Societies:Organisasi Perusak Dunia ini hendak membuat penasaran kita, bahwa ada 21 organisasi rahasia yang terbukti telah merusak dunia baik secara lokal maupun inter-lokal dari pelbagai sisi: politik, ekonomi, budaya, dan lain-lain.


Yang dimaksud Secret Societies oleh Michael Bradley—sang penulis buku ini—adalah sekumpulan organisasi sosial maupun (atas nama) keagamaan di seluruh dunia dari masa ke masa yang mewajibkan anggota-anggotanya untuk menyembunyikan aktifitas-aktifitas tertentu dari orang luar seperti ritual inisiasi atau upacara perkumpulan. Anggota-anggotanya mungkin diwajibkan untuk menyembunyikan atau menyangkal keanggotaan mereka dan sering disumpah untuk menjaga rahasia perkumpulannya. Biasanya, mereka identik dengan rencana-rencana politis;pembentukan pemerintahan global atau apa yang disebut dengan Tata Dunia Baru (The New World Order – NOW). Ciri khas mereka adalah mencari keuntungan untuk dirinya sendiri dengan pelbagai cara, meski dengan cara kotor sekalipun.

Bradley menulis buku ini dengan maksud agar masyarakat dunia mengenal komplotan – komplotan rahasia paling berbahaya di dunia. Merekalah para pengendali ekonomi, politik dan seluruh isu – isu global internasional. Secara kasat mata, komplotan itu menampilkan diri moderen dan terhormat di mata publik, namun berbeda dengan pekerjaan mereka sebenarnya.

Organisasi-organisasi yang mereka susun sangat rapi. Mereka memulai menjajah dan meneror, melalui politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan seterusnya. Keduapuluh satu organisasi yang dimaksud adalah The Assasin, The Bilderbergers, The Bohemian Club, The Club of Rome, Council on Foreign Relations (CFR), Essex Junto, Freemasonry, The Golden Dawn, The Illuminati, Knight Templar, Ku Klux Klan, Mafia, Majestik-12 The Aviary and The Aquarium, Mensur, Opus Dei, The Order of Skull and Bones, Sionus Prioratus, The Rosicrucians, The Round Table, Triad, dan Trilateral Commision.

The Assasin (abad 12-13), misalnya, sebuah organisasi yang berasal dari Syiria namun kekuasaannya meliputi negara-negara Islam di timur tengah. Organisasi ini disebut Nizariyah, karena mereka berusaha mengembalikan pangeran Nizar Al-Toyyib (dianggap sebagai reinkarnasi Nabi Ismail) ke tahta kekuasaan Mesir. Komplotan ini mulai disebut The Assasin karena mulai mencuci otak para pemuda untuk diperbudak dengan menempatkan mereka di istana layaknya surga dunia. Untuk mendapatkan kenikmatan surga tersebut mereka halalkan segala cara dan rela meski nyawa sebagai taruhannya. Pengaruh Assasin menyebar ke seantero jagad hingga pertengahan abad 13.

Jika The Assasin dan beberapa organisasi lainnya seperti The Bohemian Club, The Club of Rome, Essex Junto, The Golden Dawn, Ku Klux Klan eksis pada abad yang lampau, sedang—sekadar menyebut—The Bilderbergers, CFR (Council on Foreign Relationship), Freemasonry dan Trilateral Commission adalah beberapa organisasi yang eksis pada masa kini. Keempat organisasi ini memiliki hubungan erat dan saling berelasi. Mereka menguasai minyak & mineral dunia, bank sentral dunia, media massa, teknologi persenjataan, dan penguasaan pangan.

Menurut Bradley, anggota organisasi The Bilderbergers adalah orang-orang penting dalam pemerintahan di Eropa dan Amerika, seperti Bill Clinton mantan presiden AS, Pangeran Charles, Ratu Sophia dari Spanyol, Ratu Beatrix dari Belanda, keluarga Rockefeller Amerika dan Rothschild Eropa.

Organisasi ini didirikan pada tahun 1968 dan merupakan salah satu organisasi terbesar di dunia. Ada yang menyebutnya komplotan elit rahasia yang berambisi menguasai dunia. Untuk menjalankan misi, mereka berkedok "kerja sama" yang didukung oleh kalangan elit dunia, Bank Dunia hingga Dana Moneter Internasional (IMF).
Banyak hal yang terjadi di dunia, termasuk di Indonesia—krisis ekonomi, pergantian rezim, perang, dan lain sebagainya—tak lepas dari peran kelompok rahasia ini. Semua ini demi memantapkan hegemoni mereka.

Menurut hasil penelusurannya, komplotan Bilderberg ini tidak punya nama dan eksistensi resmi. Mereka beranggotakan politisi elite dunia yang berjumlah 100 orang lebih; terdiri dari para pakar keuangan internasional, bos-bos internasional, para pemimpin politik dan keluarga-keluarga kerajaan Eropa.

Contohnya Bill Clinton. Saat masih menjadi gubernur, dia dijadikan alat organisasi ini guna menaklukkan North America Free Trade Agreement (NAFTA). Untuk itu, Clinton terpilih sebagai presiden AS. Mereka juga pernah menjebak Uni Soviet dengan bantuan finansial. Kompensasi yang harus dibayar adalah Uni Soviet menyerahkan sumber daya alam. Hal ini juga diterapkan pada negara-negara berkembang. Tujuan mereka agar negara-negara dunia ketiga lumpuh dan bergantung total kepada mereka. Setelah mendapat pinjaman dana dari IMF, penduduk negara-negara berkembang menjadi hamba sahaya abadi untuk melayani kepentingan mereka. Bukankah hal ini menjadi kenyataan pada masa kini, termasuk Indonesia?

Harus diakui informasi keduapuluh satu organisasi yang didapat dari buku ini memang tidak terlalu banyak. Ulasannya kurang mendalam. Oleh karena itu, buku ini hanya menjadi semacam pengantar saja, tak lebih. Secara tematis, buku ini pun kurang lengkap, karena tidak mencantumkan beberapa secret societies yang juga berpengaruh seperti: Jesuit, Zionist, CIA, MI-5, MI-6, MOSSAD, dan KGB.

Meski begitu, buku ini dapat dipercaya informasinya. Bahkan, di akhir halaman buku ini, penulis menantang pembaca untuk mengumpulkan semua alasan, jika tak satupun fakta isi buku ini benar. Sebab, buku ini ditulis dengan menggunakan riset dan penelitian yang matang. Ditambah dengan ilustrasi-ilustrasi yang relevan dengan masing-masing organisasi yang disebutkan tersebut.[]

M Iqbal Dawami,
Staf pengajar STIS Magelang

lintasberita

Lanjut Baca

Kiamat 2012

Judul: The Mystery of 2012
Penulis : Gregg Braden, dkk
Penerbit : Ufuk Publishing House
Cetakan: I, Juni 2009
Tebal : 579 Halaman
--------------------

DEMAM tahun 2012 telah melanda dunia. Tak terkecuali Indonesia. Tak ketinggalan pula para penulis mengulas fenomena 2012 tersebut. Walhasil, pelbagai buku menjelaskan 2012 ini dari pelbagai sudutnya.
Angka 2012 mendadak menggetarkan banyak orang. Hal ini bermula dari ramalan bangsa Maya yang meramalkan bahwa pada 21 Desember 2012 akan terjadi gangguan pada rotasi bumi. Pada waktu itu, tata surya, dengan matahari sebagai pusatnya, akan menutupi pemandangan pusat galaksi Bimasakti dari bumi. Ini terjadi setiap 26.000 tahun sekali.

Bangsa Maya adalah bangsa yang pernah ada di Amerika Tengah dan Meksiko. Dalam sejarahnya, bangsa ini pernah mengalami peradabannya. Salah satu buktinya adalah, tanpa teleskop dan mesin hitung, mereka bisa menyusun kalender melalui pengamatan benda langit dengan mata telanjang yang disusun secara sistematis. Suku Maya yang diketahui primitif, namun memiliki pengetahuan astronomi yang maju. Mereka memiliki sistem kalender sendiri dengan siklus 260 hari setahun yang dikenal tzolkin (baca = zolkeen) yang terdiri atas 13 angka dan 20 tanda hari.

Nah, Kalender bangsa Maya tersebut hitungannya berakhir pada 2012. Hitungan tersebut bukan hanya ramalan Suku Maya Kuno belaka, tapi berdasarkan fakta yang logis secara hitungan kosmis dan siklus penanggalan mereka. Para ilmuwan pun berhasil membuktikannya. Tidak berhenti di situ saja, sistem penanggalan peradaban kuno Cina, India, dan Persia juga menunjukkan sesuatu yang besar akan terjadi di seputar tahun dan tanggal tersebut.

Salah satu buku yang menjelaskan ihwal “kiamat” 2012 adalah The Mystery of 2012. Melalui buku ini, pembaca akan diberikan pemahaman yang lengkap bagaimana Suku Maya menetapkan kalender waktu dan prediksi apa yang akan terjadi sebelum dan setelah 2012. Tidak hanya itu, buku setebal 579 halaman ini menyajikan analisis dari prediksi 23 ahli tentang fenomena Kalender Maya tersebut. Para ahli dalam buku ini memberikan penjelasan logis yang mendasarkan tulisannya dari penelitian situs langsung, wawancara dan wacana keilmuan yang bersifat empiris.

Ervin Laszlo, Peneliti dan Kepala Evolution Research Group, misalnya, mengakui kebenaran siklus akhir kalender Maya. Bahwa pada saat itu terjadi "titik kekacauan" dalam kehidupan manusia. Bisa jadi "titik kekecauan" ini sebagai gejala akhir dunia. Hanya saja, dia menganalisis “titik kekacauan” itu bukan berarti sebagai waktu terjadinya hari akhir. Siklus itu hanya menandai terjadinya akhir hari dan masih ada hari berikutnya yang baru. Setelah 2012 akan ada masa yang lebih baik lagi bagi manusia.

Sedang menurut Greg Braden, ahli sistem komputer untuk ruang angkasa yang menjembatani ilmu pengetahuan dan spiritualitas, sekaligus ketua tim investigasi untuk buku ini, bahwa 2012 akan membawa pembalikan kutub magnetik bumi. Kemagnetan planet akan membalik dan titik atau badai matahari akan jadi tanda bagi perubahan mendatang. Dia menarik dari bukti fisik, teori kuantum, dan kecenderungan sejarah untuk mengukur kemungkinan destruksi masif atau kemunculan realitas baru yang memberdayakan pada 2012. Dia juga menyatakan bahwa yang terpenting bukan apa yang akan terjadi, tetapi bagaimana potensi kolektif muncul dari pemahaman holistik dan kesadaran tentang siapa diri kita di tengah Semesta Raya.

Peter Russel mempunyai sudut pandang lain lagi. Dia lebih banyak bercerita tentang perubahan di tahun 2012 sebagai dampak evolusi yang berakselerasi. Hal yang lebih penting dari fenomena 2012 ini, menurut Russel, adalah sebagai permulaan zaman kearifan ketimbang menamai fenomena 2012 sebagai kiamat. Tiap fase baru dalam inteligensi yang berkembang berlangsung dalam pecahan waktu dari fase sebelumnya sehingga kita dapat mengharapkan permulaan Zaman Kearifan yang berlangsung selama berpuluh-puluh tahun yang akan berpijak di Zaman Informasi. Hal itu memungkinkan akan ada transformasi menuju spesies baru.

Dengan adanya multi tafsir mengenai fenomena 2012, kita sebenarnya diajak berpikir untuk memaknai pula fenomena tersebut, dengan pelbagai macam pemaknaan. Boleh jadi kita memahami hal itu sebagai ramalan yang terlalu dilebih-lebihkan karena memang kejadian pada tahun itu adalah sesuatu yang sunnatullah (hukum alam), namun boleh pula kita melihat dari sisi spiritualitas bahwa sudah saatnya manusia sungguh-sungguh introspeksi diri sembari melakukan perbaikan diri, untuk sesama maupun untuk alam sekitar.

Pada akhirnya, buku ini paling tidak memberi wawasan akan fenomena alam dan (lebih penting lagi) membuka kesadaran kita untuk hidup lebih sungguh-sungguh dalam menjaga alam sekitar kita.***

lintasberita

Lanjut Baca

Rahasia Sukses Jack Welch

Judul: The Jack Welch Secrets: 10 Rahasia Sukses CEO Paling Fenomenal di Zaman Kita
Penulis: Stuart Crainer
Penerjemah: Arfan Achyar
Penerbit: Daras Books, Jakarta
Cetakan: I, September 2009
Tebal: 208 hlm.
---------------

Jack Welch adalah salah satu tokoh yang dikenal dalam dunia bisnis karena kepemimpinannya saat ia menjabat sebagai Pemimpin dan Ketua Eksekutif dari General Electric (GE), Amerika, pada periode 1981-2001. Reputasinya diraih berkat kecerdasan bisnis yang tinggi dan strategi kepemimpinannya di GE. Ia tetap menjadi tokoh yang disegani di kalangan bisnis mengingat strategi manajemennya yang inovatif dan gaya kepemimpinannya.

GE adalah perusahaan teknologi dan jasa dengan bidang usaha yang sangat luas, dari peralatan rumah tangga, lampu listrik, finansial, mesin jet pesawat, sampai pembangunan pembangkit nuklir. Nilai total perusahaan ini sekarang mencapai 500 miliar dolar. Jack sudah bekerja jadi teknisi di General Electric sejak 1960. Ia mulai benar-benar dari bawah. Dengan usahanya yang luar biasa, Jack berhasil naik terus ke puncak. Umur 37 tahun, ia sudah menjadi Vice President di GE. Dan pada 1981, Jack menjadi penguasa di GE, sebagai CEO termuda dalam sejarah perusahaan ini.

Jack Welch sering dipanggil "Neutron Jack" karena gaya kepemimpinannya yang penuh ledakan, persis seperti bom neutron. Banyak tindakan besar yang drastis yang ia lakukan selama kepemimpinannya. Misalnya, ia memotong gaji 10 % eksekutif yang kerjanya terburuk tiap tahun. “Habisi semua yang tidak memberikan sumbangan pada perusahaan”. Ujar Jack.

Dan Jack juga menjadikan perusahaan yang awalnya sangat tidak efisien, menjadi salah satu perusahaan paling menguntungkan di dunia. Jack adalah legenda dalam manajemen perusahaan. Jack sendiri berhenti dari GE tahun 2001. Sekarang, GE adalah salah satu perusahaan terbesar Amerika, bernilai hampir setengah triliun dolar.

Melalui buku ini kita akan mengetahui prinsip-prinsip yang dijalankan Jack Welch dalam mencapai semua hal di atas. Melalui buku ini pula, kita akan mengetahui gaya manajemen dan kepemimpinannya yang telah terbukti itu. Penulis buku ini, Stuart Crainer, adalah seorang pendiri Suntop Media, sebuah firma konsultasi, konsep, dan konten media di Amerika, yang telah menghasilkan beberapa buku juga mengenai bisnis dan manajemen.

Sedikit menukik ke belakang, GE didirikan oleh Thomas Alva Edison, sang penemu bola lampu, dan sudah berusia lebih dari satu abad. Sejak didirikan, perusahaan ini berkembang pesat dan menjadi perusahaan raksasa. Tapi, akhir tahun 70-an, GE telah menjadi perusahaan raksasa yang gemuk dan sama sekali tidak efisien. Bisnisnya tidak fokus, birokrasinya besar dan bertingkat-tingkat, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah juga lambat. GE adalah perusahaan besar yang akan segera ketinggalan zaman dan dilindas pesaingnya.

Namun, pada 1981, ada seorang pemimpin baru di GE. Namanya Jack Welch, dan ia akan segera menciptakan sejarah. Nah, dalam kepemimpinannya, nilai GE telah naik berkali-kali lipat. Saat Jack masuk, GE bernilai 14 miliar dolar dan saat Jack keluar GE bernilai 130 miliar. Tidak ada satu pun pemimpin bisnis di dunia, bahkan Bill Gates sekalipun, yang mampu menciptakan perkembangan nilai perusahaan yang sedahsyat ini.

Jack Welch diangkat menjadi vice president GE pada 1972, lalu senior vice president pada 1977, dan vice chairman pada 1979. Welch akhirnya menjadi chairman dan CEO termuda GE pada 1981. Saat pensiun pada 2004, gaji tahunannya US$ 4 juta. Kekayaan bersihnya kini ditaksir US$ 270 juta.

Nah, berdasar capaian di atas, penulis buku ini mengidentifikasi ada sepuluh bumbu utama dari gaya manajerial Jack: berinvestasi pada manusia, dominasi pasar anda… atau enyah, tak pernah tinggal diam, pikirkan layanan, lupakan masa lalu, ciptakan masa depan, belajar dan memimpin, tanpa basa-basi, hilangkan birokrasi, tidak kemana-mana, dan mengurus toko kelontong.

Dari kesepuluh gaya manajemen Jack, ada dua hal yang menjadi perhatian saya ketimbang yang lainnya yaitu, hilangkan birokrasi dan mengurus toko kelontong. Dua hal ini boleh dikata jarang saya temukan di dalam manajemen bisnis mana pun. Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan ‘hilangkan birokrasi’ dan ‘mengurus toko kelontong’?

Direpotkan dengan birokrasi dan hierarki yang membuang waktu, Jack Welch hampir meninggalkan GE setelah setahun bekerja di sana. Ia berhasil dibujuk, tetapi kejengkelannya tetap bersemayam. Setelah mencapai puncak, Welch membuang aturan-aturan birokratis.

“Bayangkan satu gedung. Perusahaan menambah jumlah lantai ketika bertambah besar. Ukuran menambah jumlah lantai. Kompleksitas menambah jumlah dinding. Kita semua membangun departemen—departemen transportasi, departemen riset. Itulah kompleksitas. Itulah tembok. Pekerjaan kita dalam bisnis adalah meratakan bangunan dan menghancurkan tembok. Jika melakukan itu, kita akan mendapatkan lebih banyak orang yang datang dengan lebih banyak ide untuk berbagai tindakan yang dibutuhkan oleh fungsi bisnis” (hlm. 168-169). Itulah salah satu terobosan Jack dalam upaya menghilangkan birokrasi. Dan terbukti menguntungkan.

Jack Welch mengelola GE layaknya sebuah toko kelontong. Hal yang harus diperhatikan sama. Kualitas dan pelayanan. Arus uang. Tahu betul tentang apa yang akan laku dijual, bisnis apa yang berhasil saat ini. Fakta bahwa kita menjual reaktor nuklir, bukan menjual permen, tidaklah penting.

Jack dikenal sangat keras, tetapi adil. Keuntungan akan dikejar, tapi karyawan yang baik selalu diperhatikan. Untuk mereka, berbagai sistem promosi, bonus, dan saham di perusahaan diberikan secara kompetitif. Jack juga hafal nama dan pekerjaan dari hampir 1.000 orang yang bekerja di GE. Gabungan dari sistem reward dan punishment yang ekstrem ini membuat GE menjadi salah satu perusahaan terbesar Amerika.

Bagi Jack, semua pihak harus belajar jadi yang terbaik atau, jika tidak, akan dieliminasi. Eksekutif akan dipecat, anak perusahaan yang tidak mampu memberi keuntungan atau bukan dua besar dalam industrinya akan ditutup atau dijual. Semua harus belajar dengan cepat karena perusahaan seperti itulah yang akan unggul. Jadi, semua pihak di GE akan belajar mati-matian, atau ditendang keluar. Kalau bukan oleh pesaingnya, oleh Jack sendiri. Perusahaan pun bergerak semakin cepat, begitu pula keuntungannya.

Belajar dari Jack, bahwa manajemen adalah sebuah seni. Dan hal itu (terkadang) tidak bisa dipelajari di buku, melainkan dari sebuah pengalaman.[]

M. Iqbal Dawami,
Staf pengajar STIS Magelang

lintasberita

Lanjut Baca

Pewaris Mimpi Sang Ayah

Judul: Dreams From My Father: Pergulatan Hidup Obama
Penulis: Barack Obama
Penerjemah: Miftahul Jannah Saleh, dkk.
Penerbit: Mizan, Bandung
Cetakan: I, Juni 2009
Tebal: 493 hlm.
------------------

Inilah buku perjalanan hidup sang presiden Amerika Serikat (AS) saat ini, Barack Obama, yang ditulis oleh Obama sendiri. Selama ini banyak sekali buku mengenai Obama dari pelbagai sisi semenjak dia menjadi orang nomor satu di AS. Kisah hidup dan spekulasi kiprah politiknya menjadi daya tarik para penulis dari pelbagai dunia. Untuk itu, buku ini sebenarnya referensi utama buku tentang Obama dari sudut pandang dirinya sendiri.

Buku pergulatan Obama ini menjadi inspirasi bagi pembaca, karena memiliki kekuatan impian, harapan, cita-cita, persaudaraan, serta toleransi yang nyata. Hal ini pula yang menjadikan buku ini bestseller versi New York Times sebagai peraih British Book Award 2009 kategori Biografi terbaik. Sungguh, sebuah prestasi yang prestisius.

Dalam buku ini, secara detail Obama menuturkan asal-usulnya, masa kecilnya di Hawaii, lalu kepindahannya ke Jakarta, serta kuliahnya di Chicago. Pria berayahkan pria kulit hitam asal Kenya dan ibu asli Amerika ini juga menelusuri perjalanan mencari akar budayanya di Afrika, di tengah-tengah kerabatnya yang muslim. Di buku ini, Obama yang akrab disapa Barry mengaku sempat kehilangan jati diri. Dia marah dan frustrasi akibat diskriminasi terhadap orang-orang kulit hitam.

Namun, Obama tak mampu menuangkan amarahnya, karena selalu teringat ibunya yang berkulit putih. Logikanya, jika dia melampiaskan kebenciannya kepada orang-orang kulit putih, berarti sama saja benci terhadap ibunya. Padahal, ibunya adalah orang yang begitu dia cintai. Akibat dilema itu, dia kesal atas dirinya sendiri. Kekesalan itu membuat dirinya putus asa, hidup tak bersemangat, dan akrab dengan madat, serta minuman beralkohol.

Namun, keadaan itu tidak menyembuhkan dirinya. Setelah jenuh dengan keadaan itu, dia sadar. Titik nadirnya itu menyadarkannya bahwa banyak hal positif bisa dilakukan ketimbang melakukan hal negatif yang sebenarnya merusak dirinya sendiri. Kemudian, dia bangkit. Pertama yang dilakukannya adalah merengkuh semangat persaudaraan yang melintasi warna kulit yang menyatukan ayah dan ibunya (kulit hitam dan kulit putih).

Obama menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu merupakan impian sang ayah yang belum tercapai. Ayahnya bercita-cita membuat persaudaraan antar-warna kulit, di mana masa itu rasisme begitu kental dan sering terjadi kekerasan dan diskriminasi yang menjadi konsumsi sehari-hari. Keinginan tersebut, ayah Obama merintisnya melalui jalur pendidikan dan politik.

Obama merasa menemukan kembali impian yang diwariskan ayahnya itu. Dulu, ayahnya seorang anak miskin kulit hitam dari desa terpencil di Kenya mengejar ilmu sampai ke Amerika. Obama pun mengikuti jejak sang ayah. Dia menjadi aktifis, satu-satunya senator dari kulit hitam, yang hingga kini kemudian menjadi presiden Amerika Serikat.

Dalam buku ini pun, Obama menulis bagian khusus mengenai Indonesia. Dia menceritakan bahwa Ibunya menikah dengan Lolo Soetoro, asal Indonesia, yang bertemu saat di Hawaii. Awalnya, Obama menganggap Indonesia sebagai Negara miskin, belum berkembang yang sama sekali asing dibandingkan Negara lain. Namun, setelah menikmati hidup di Jakarta pandangannya pun berubah mengenai Indonesia. Bahkan, dia mengaku banyak pelajaran berharga yang dia dapatkan selama di Indonesia.

Obama begitu sayang dan bangga kepada kedua orangtuanya—Barrack Hussein Obama Sr - Shirley Ann Dunham—meski keduanya telah berpisah saat Obama berusia dua tahun. Walaupun Obama tinggal dan dibesarkan oleh ibunya, namun hubungan dengan ayah dan keluarga besarnya yang masih tinggal di Kenya, Afrika, tak pernah putus. Dari sini pula Obama mengetahui ayahnya lebih mendalam dan impian yang belum tercapai. Impian-impian yang sejatinya menyangkut pada kemanusiaan.

Memoar Rasa Sastra
Memoar ialah tulisan tentang peristiwa masa lalu yang menyerupai autobiografi, bahkan bisa dikatakan semi-autobiografi. Isinya bisa macam-macam. Bisa pendapat, kesan, atau kritikan terhadap peristiwa pada waktu yang diihat dan dialami si penulisnya. Yang membedakan di antara keduanya ialah pesannya. Autobiografi biasanya yang ingin perlihatkan adalah perjalanan sang tokoh tersebut, terutama perjalanan kesuksesannya. Sedangkan memoar menitikberatkan pada kesan sang tokoh tersebut terhadap sebuah peristiwa yang dia temui. Kesannya bisa berupa kritikan, gagasan, ataupun yang lainnya.

Buku Obama ini dapat dikategorikan memoar. Dia mengisahkan perjalanan hidupnya dari masa kecil hingga masa mudanya. Tepatnya sampai pada awal-awal karier politik dan tunangannya dengan Michelle Robinson. Dia mengawali kisahnya dengan berita bahwa ayah kandungnya meninggal dunia dalam kecelakaan mobil, padahal selama itu sosok ayahnya lebih merupakan mitos yang diceritakan ibunya daripada kenyataan. Kematian mendadak itu memberi dia inspirasi pengembaraan emosional, pertama-tama ke sebuah daerah kecil di Kansas, menapaki lagi perpindahan keluarga ibu ke Hawaii, kemudian ke Kenya, negeri tempat sisi Afrika dirinya berasal, berhadap-hadapan dengan kenyataan pahit kehidupan sang ayah, dan akhirnya menerima warisan terbelah dalam dirinya. Di sinilah dia bercerita tentang pertama kali merasakan arti rasisme dan artinya bagi seorang African American. Refleksi tentang ras dan hubungan antar-ras di AS banyak disinggung di sini.

Bagi penikmat sastra akan mengetahui bahwa Obama menggunakan teknik penulisan sastra dalam penulisan buku ini. Narasinya begitu kuat dan memukau hingga pembaca bisa terbawa pada kegetiran, kekecewaan, dan kecemasan yang ditimbulkan oleh politik rasial dan kemiskinan di AS. Klimaks dalam memoar ini adalah terjadi di pedesaan Kenya, yang dia kunjungi sebelum masuk Harvard Law School. Perasaannya berkecamuk tatkala dia duduk di antara kuburan ayah dan kakeknya. Dia menitikkan air mata.

Mengenang Indonesia
Dalam buku ini menyisihkan sub-bab yang berjudul Indonesia. Ketika Ibu Obama bercerai dengan ayah Obama, Ibunya kemudian menikah lagi dengan lelaki asal Indonesia, bernama Lolo Soetoro. Pernikahan tersebut menjadikan Obama mencicipi tanah Indonesia. Obama tinggal di Indonesia, tepatnya di Jakarta, kira-kira empat tahun, yaitu pada 1967 hingga 1971, ketika berumur 6-10 tahun. Di Indonesia, dia sempat sekolah di dua SD, pertama SD Katolik Franciskus Assisi, dari kelas 1 hingga kelas 3, kemudian meneruskan sekolah di SDN 1 Menteng sampai pertengahan kelas 5.

Di Jakarta, keluarga Obama awalnya tinggal di sekitar wilayah Warung Buncit, namun kemudian pindah ke kawasan Menteng. Di sini pengalaman masa kecilnya cukup banyak dikenang oleh Obama.

Membaca tuturan pengalamannya di Indonesia, Obama nampaknya terkenal ramah, mudah bergaul, berjiwa pemimpin, dan suka membawa teman-teman main ke rumahnya; kalau tidak dia main-main dengan teman di lingkungan sekitar. Di sini dia terkenang suka main bola ketika hujan, becek-becekan, main lumpur di sawah, mengejar-ngejar ayam, dan permainan yang biasa dilakukan anak-anak Indonesia, misalnya, kelereng. Di sekolahnya, dia sering jadi pengatur barisan sebelum anak-anak masuk ke kelas dan suka melindungi anak lemah dari tekanan anak nakal. Kisah-kisah seperti itu memenuhi halaman 56 hingga 75.

Selain itu Obama juga memotret realita yang ada di Indonesia pada masa itu dan mencoba merefleksikannya. Dia melihat pandangan kosong wajah-wajah petani pada tahun ketika hujan tak jua datang dan putus asa ketika tahun berikutnya hujan turun selama satu bulan, dan memenuhi sungai dan sawah. Korupsi, perubahan radikal polisi dan militer, seluruh industri dikelola oleh keluarga presiden dan pengikutnya, para pengemis, dan kualitas pelayanan Rumah Sakit, adalah sisi lain yang diingat Obama dalam memoarnya. Begitukah gambaran Indonesia di mata Obama?

Namun, di sisi lain, Indonesia juga mengajari dan memberikan wawasan dirinya untuk toleransi, kerja sama di masyarakat, dan rukun antar umat beragama.

Peran Orangtua
Peran orangtua begitu memengaruhi karakter Obama. Membaca memoarnya, tidak heran jika Obama saat ini menjadi orang nomor satu di AS. Obama bukan berasal dari keluarga berada, tapi orangtuanya adalah orang-orang yang terpelajar. Ibunya menempuh pendidikan sampai doktor. Ayahnya setelah lulus dari Universitas Hawaii juga sempat melanjutkan ke Universitas Harvard. Ayah tirinya, Lolo Soetoro, juga lulusan Universitas Hawaii.

Dalam buku ini, terlihat bahwa Obama berusaha mengenali sosok ayah kandungnya. Setelah mendapat kabar ayahnya telah meninggal karena kecelakaan, tak ada yang bisa diperbuatnya lagi. Dia hanya mengenalinya dari cerita-cerita ibu dan kakek-neneknya. Pesona ayahnya rupanya mengalir pula pada Obama yang di semasa kuliah pernah terlibat dalam kampanye mendukung gerakan pembebasan Afrika Selatan. Bahkan, dipercaya membuka sebuah rapat dengan sebuah orasi—pidato pertamanya—yang masih terekam dalam benaknya hingga saat ini.

Mencuri perhatian teman-teman kulit putih Obama di kelas adalah sebuah bukti kehebatan dari sang ayah. Dan mencuri perhatian dunia, kini adalah sebuah bukti kehebatan Obama—presiden pertama AS dari kalangan kulit berwana. Ibunya, kerap bercerita kepada Obama tentang sosok ayah kandungnya.Tak ayal, bagi Obama, ayah kandungnya lebih menyerupai mitos daripada manusia. Ayah kandung Obama mewariskan semangat integrasi, cinta-kasih, dan perdamaian.

Kondisi perceraian baik dengan ayah kandungnya maupun dengan ayah tirinya membuat Obama lebih dekat kepada ibunya dan mengagumi sebagai perempuan yang luar biasa. Obama dilatih berempati kepada orang lain yang tertindas. Dia juga dilatih berdisiplin. Saat di Indonesia, misalnya, ibunya membangunkan dan mengajari Obama kecil dini hari jam 4 pagi belajar bahasa Inggris. Ibunya mengajarkan nilai-nilai kehidupan, kemandirian, tidak banyak menuntut, dan kesopanan. Ibunya juga mengajarkan untuk mengabaikan gabungan antara kebodohan dan kesombongan yang acap kali mencirikan orang Amerika.

Terlepas dari ukuran font yang terlalu padat dan rapat sehingga membuat mata lelah, buku ini mampu menyihir saya dengan decak kagum akan kelihaian Obama menuturkan perjalanan hidupnya. Saya salut dengan kemampuan Obama dalam merekam balada hidupnya. Gaya bahasanya pun begitu hidup dan nyastra.

Kini, Obama menjadi presiden AS. Obama memiliki kesempatan besar untuk mewujudkan mimpi-mimpi ayahnya yang belum terwujud sebagaimana dipaparkan dalam buku ini. Dunia sedang menunggunya.***

lintasberita

Lanjut Baca

Fenomena Wikipedia

Judul: Kisah Sukses Wikipedia :Ensiklopedia Gratis Terbesar Dan Terpopuler di Dunia
Penulis: Andrew Lih
Penerjemah: Alex Tri Kantjono W.
Penerbit: Gramedia, Jakarta
Cetakan: I, 2009
Tebal: xxi + 287 hlm.
-----------------------

“Bayangkan sebuah dunia ketika setiap orang bisa mendapatkan semua pengetahuan yang telah dicapai oleh manusia secara cuma-cuma. Itulah yang sedang kami usahakan.”(Jimmy Wales, pendiri Wikipedia)

Buku ini adalah kisah proyek ensiklopedia bebas dan multibahasa yang didukung oleh Yayasan Wikimedia. Nama situs Web ini menggabungkan makna dua kata, yakni Wiki (teknologi untuk menciptakan situs Web kolaboratif) dan Ensiklopedi. Sepuluh juta artikel Wikipedia telah ditulis secara kolaboratif oleh relawan-relawan dari seluruh dunia, dan hampir semua artikelnya dapat disunting oleh siapa pun yang dapat mengakses situs Web Wikipedia.

Diluncurkan pada tahun 2001 oleh Jimmy Wales dan Larry Sanger, kini Wikipedia menjadi karya rujukan umum paling besar dan paling populer di Internet. Buku ini menapak tilas sukses fenomenal Wikipedia ke akar-akarnya, dan menampilkan orang-orang yang telah memberikan sumbangan mereka dalam meraih tujuan memberi setiap orang akses bebas ke kumpulan pengetahuan manusia.

Andrew Lih, penulis buku ini, telah menjadi administrator (pengguna yang memperoleh kepercayaan untuk memiliki akses ke fasilitas-fasilitas teknis) di Wikipedia selama lebih dari empat tahun, selain menjadi pembawa acara tetap dalam mingguan Podcast Wikipedia. Dalam buku ini, ia merinci proses kelahiran situs Wikipedia pada tahun 2001, evolusinya, serta pertumbuhannya yang luar biasa, sambil menerangkan reaksi-reaksi budayanya yang lebih besar. Wikipedia tidak hanya sebuah situs web; Wikipedia juga komunitas global yang terdiri atas kontributor-kontributor yang sengaja bergabung berkat hasrat bersama untuk menjadikan pengetahuan sesuatu yang bebas.

Dengan lebih dari 2.000.000 artikel tentang segala sesuatu dari Aa! (Sebuah kelompok penyanyi pop Jepang) hingga Zzyzx, California, yang ditulis oleh banyak sekali kontributor relawan, Wikipedia menjadi situs kedelapan paling populer di World Wide Web. Dibuat (dan dikoreksi) oleh siapa pun yang memiliki akses ke komputer, kumpulan pengetahuan dalam jumlah sangat mengesankan ini tumbuh dengan laju perkembangan yang memesona, lebih dari 30.000.000 kata dalam satu bulan.

Wikipedia adalah ensiklopedia bebas lisensi yang ditulis oleh sejumlah relawan dalam banyak bahasa. Sekarang Wikipedia besar sekali. Ensiklopedia ini berisi lebih dari satu miliar kata, yang menjadikannya beberapa kali lebih besar daripada gabungan Britannica dan Encarta.

Dalam waktu kurang dari satu dasawarsa Wikipedia telah melengkapi sekaligus mengubah dunia ensiklopedia, dengan melibas hampir setiap ensiklopedia yang sudah mapan dalam berbagai bahasa di dunia.

Wikipedia menjadi begitu populer sehingga tanpa disengaja orang mengambil informasi dari dalamnya setiap hari di internet, dan juga semakin sering dirujuk dalam buku-buku, dokumen-dokumen legal, bahkan budaya pop. Namun, hanya sebagian kecil masyarakat pengguna Wikipedia sadar bahwa Wikipedia sepenuhnya dibuat oleh sejumlah besar relawan yang tidak menerima bayaran, dan sering tidak ingin dikenal. Setiap artikel dalam Wikipedia mempunyai sebuah tombol bertuliskan “edit this page”, yang memungkinkan siapa pun, termasuk anonim yang semula hanya “numpang lewat”, menyunting isi setiap entri yang ada.

Karena telah menemukan cara untuk bekerja sama (co-labor), komunitas Wikipedia telah mampu menghasilkan kerja sama sehari-semalam yang lebih cepat daripada kantor pemberitaan mana pun yang bekerja dua puluh empat jam. Wikipedia tidak akan menjadi sepopuler hari ini tanpa laporan-laporan yang tepat waktu dan tersusun rapi secepat kejadian-kejadian yang sedang diberitakan. Dengan cara ini, Wikipedia melanggar peran tradisional sebuah ensiklopedia sebagai rangkuman sejarah yang sudah berlalu. Kebalikannya, Wikipedia bekerja secepat media pemberitaan. Secepat kejadian yang sedang berlangsung, seperti lebah pekerja yang sedang sibuk di sebuah sarang, Wikipedia mencatatkan, menyunting, dan mengorganisasikan berita-berita sampai detik terakhir ke dalam artikel-artikel di situs web ini. Fungsinya sebagai mesin pencatat sejarah yang terus berjalan betul-betul belum pernah memiliki tandingan dan secara unik mengisi “kesenjangan informasi” tradisional yang tercipta oleh selang waktu antara penerbitan surat kabar dan buku sejarah.

Dalam Wikipedia berbahasa Inggris, dengan kegiatan yang tak kenal henti, artikel-artikelnya telah menjadi potret sesaat situasi dunia, yang bertindak sebagai catatan sejarah yang terus dilengkapi.

Awalnya, Wikipedia didominasi oleh sekelompok pengguna yang ahli dalam teknologi komputer. Akan tetapi, setelah menjadi besar dan makin dipandang penting, kelompok pengguna serius dan setia yang tumbuh belakangaan mencakup orang-orang non-teknik—mahasiswa, akademisi, pakar hukum, dan seniman. Mereka yang menemukan kebahagiaan setelah menyumbangkan karya mereka ke dalam proyek ini secara online menemukan bahwa mereka juga ingin bertemu di dunia nyata. Wikipedia adalah sebuah produk maya di sebuah ruang maya, tetapi ia tetap mempunyai implikasi di “ruang pertemuan” fisik.***

lintasberita

Lanjut Baca
 
Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar