Buku BID'AH TANPA SADAR - resensi


Judul : BID'AH TANPA SADAR
Pengarang : Minbarul Usrah Wal Mujtama'
Penerbit : Pustaka At-Tibyan, Solo
Tebal : 112 hal.
Harga : Rp. 15.500,-

KATEGORI : BEST SELLER


Sinopsis
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah –rahimahullah- berkata : “Orang bodoh itu bagaikan lalat yang tidak hinggap kecuali pada kulit yang terluka, dan dia tidak mau hinggap pada kulit yang normal. Adapun orang yang berakal, ia akan memilah-milah, ini yang baik, dan ini yang baik.” (Minhajus Sunnah, VI/150)
Sungguh indah untaian kalimat ini, ringkas tetapi penuh arti. Demikianlah memang keadaan orang-orang bodoh, bagaikan seekor lalat yang tidak pernah berfikir apakah ini baik atau buruk, ini sunnah atau bid’ah, ini cantik atau jelek, dan ini wangi atau berbau busuk. Lain halnya dengan orang-orang yang berakal, sebelum melaksanakan sesuatu, ia akan berfikir dengan matang, apa akibat yang ditimbulkan, berpahala ataukah tidak, menuai keridhaan ataukah justru kemurkaan.
Bid’ah? Kalimat ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Bahkan praktiknya di tengah-tengah masyarakat bukanlah suatu barang yang baru. Ia begitu laris dan dielu-elukan. Dibudayakan dan dibela mati-matian. Setiap tahun, setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari. Begitu banyak kaum muslimin yang tertipu dengan perangkap setan ini. Tampaknya indah dan menakjubkan, padahal ia sesungguhnya sesuatu yang amat buruk dan menyesatkan.
Buku ini dengan kalimat-kalimatnya yang ringkas dan pasti, menelanjangi satu-persatu amalan-amalan bid’ah yang dilakukan oleh orang-orang bodoh tersebut. Dengan harapan kita semua tidak terjerumus ke dalam praktik-praktik bid’ah, baik harian, mingguan, maupun tahunan. Sederhana tetapi di dalam sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh tetapi di dalam bid’ah.
Selamat membaca!
lintasberita

Lanjut Baca

Buku Masa Depan Islam - Silsilah Hadits Shahih I - Resensi Islam

... Ringkasan Buku ...
http://buku-ok.blogspot.com

Judul : Masa Depan Islam - Silsilah Hadits Shahih Jilid I
Penulis : Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah
Penerjemah : Drs. H. M. Qodirun Nur
Penerbit : Qisthi Press
Cetakan : Pertama, April 2005
Halaman : xvi+560

Tulisan ini sangat perlu untuk diresapi oleh para pemuda Islam dan mereka yang bersemangat untuk membantu tegaknya Islam. Ini adalah kutipan yang insya Allah sangat berfaedah dari buku Silsilah Hadits Shahih Jilid Pertama pada bagian awalnya. Karya besar seorang ulama besar Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani Rahimahullah. Kami mencintainya, semoga kecintaan ini menjadi tanda bahwa kami adalah ahlussunnah wal jam'aah.

Tulisan beliau sangat inspiratif dan sangat memotivasi mereka yang peduli dengan Islam. Berikut ini saya kutipkan dari bagian awal Silsilah Hadits Shahih dengan meringkasnya.

[M A S A D E P A N I S L A M]
------------------------------------
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman (yang artinya):

"Dia lah yang telah mengutus Rasul Nya (dengan membawa) petunjuk (al Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan Nya atas segala agama, walaupun orang orang musyrik tidak menyukainya." (QS. At Taubah: 33).

Kita patut merasa gembira dengan janji yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui firman Nya itu, bahwa Islam dengan kearifan dan kebijaksanaannya mampu mengalahkan agama agama lain. Namun tidak sedikit yang mengira bahwa janji tersebut telah terwujud pada masa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, masa Khulafaur Rasyidin, dan pada masa masa khalifah sesudahnya yang bijaksana. Padahal kenyataannya tidak demikian. Yang sudah terealisasi saat itu hanyalah sebagian kecil dari janji di atas, sebagaimana diisyaratkan oleh Rasul Shallallahu'alaihi wa sallam, melalu sabdanya (yang artinya):

"Malam dan siang tidak akan sirna sehingga al Lata dan al 'Uzza telah disembah. Lalu Aisyah bertanya: "Wahai Rasul, sungguh aku mengira bahwa tatkala Allah menurunkan firman Nya: 'Dia lah yang telah mengutus Rasul Nya (dengan membawa) petunjuk (al Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan Nya atas segala agama walaupun orang orang musyrik tidak menyukai', hal itu telah sempurna (realisasinya)." Beliau menjawab: "Hal itu akan terealisasi
pada saat yang ditentukan oleh Allah.
"

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Imam yang lain. Saya (Syaikh Albani) telah mentakhrijnya di dalam kitab saya Tahdziru as Sajid min Ittikhadzi al Qubur Masajida. (Peringatan Bagi yang Sujud untuk Menjadikan Makam sebagai Masjid) (hal: 122).

Banyak hadits hadits lain yang menjelaskan masa kemenangan Islam dan tersebarnya di berbagai penjuru. Dari hadits hadits itu tidak dapat diragukan lagi bahwa kemenangan Islam di masa depan semata mata atas izin pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, dengan catatan harus tetap kita perjuangkan, itu yang penting.

Tidak diragukan lagi bahwa tersebarnya agama Islam kembali kepada umat Islam sendiri. Oleh karena itu mereka harus memiliki kekuatan moral, material dan persenjataan hingga mampu melawan dan mengalahkan kekuatan orang orang kafir dan orang orang durhaka. Inilah yang dijanjikan oleh Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam:

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Qubai. Ia menuturkan: "(Pada suatu ketika) kami bersama Abdullah ibn Amr ibn Al Ash. Dia ditanya tentang mana yang akan terkalahkan lebih dahulu, antara dua negeri, Konstantinopel atau Romawi.

Kemudian ia meminta petinya yang agak lusuh. Lalu ia mengeluarkan sebuah kitab." Abu Qubail melanjutkan kisahnya: Lalu Abdullah menceritakan: "Suatu ketika, kami sedang menulis di sisi Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam.

Tiba tiba beliau ditanya: "Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?" Beliau menjawab: "Kota Hiraclius lah yang akan terkalahkan lebih dulu." Maksudnya adalah Konstantinopel.

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad (II/176), ad Darimi (I/126), Ibnu Abi Syaibah dalam al Mushan (II/47, 153), Abu Amr ad Dani di dalam as Sunan al Waridah fi al Fitan (Hadits Hadits tentang Fitnah), al Hakim (III/422 dan IV/508) dan Abdul Ghani al Maqdisi dalam Kitabul 'Ilmi (II/30). Abdul Ghani bahwa hadits itu hasan sanadnya. Sedangkan Imam al Hakim menilainya sebagai hadits shahih. Penilaian al Hakim itu disetujui oleh Imam adz Dzahabi.

Kata Rumiyyah dalam hadits di atas maksudnya adalah Roma, ibu kota Italia sekarang ini, sebagaimana bisa kita lihat di dalam Mu'jam al Buldan (Ensiklopedi Negara).

Sebagaimana kita ketahui, bahwa kemenangan pertama ada di tangan Muhammad al Fatih Al Utsmani. Hal itu terjadi lebih dari delapan ratus tahun setelah Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam menyabdakan hadits di atas. Kemenangan kedua pun akan segera terwujud atas seizin Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana firman Nya (yang artinya):

"Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita al Qur'an setelah beberapa waktu lagi." (QS. Shaad: 88).

[PERSONAL VIEW]
---------------
Hadits di atas, sebagaimana diterangkan oleh Syaikh Albani, menjelaskan akan adanya kemenangan Islam yang kedua yang segera terwujud dengan izin Allah Jalla wa 'Ala. Dengan catatan harus diperjuangkan dan umat Islam harus kembali kepada agama Islam, mempelajari dan memegangi ajaran Islam. Tentu saja Islam yang dimaksud adalah Islam dengan cara beragamanya pada Shahabat yang mereka memegangi Islam secara murni tanpa penambahan dan pengurangan. Hal ini diterangkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani Rahimahullah dalam tulisannya yang lain yaitu dalam tulisan di bawah judul 'Menyongsong
Fajar Kemenangan Islam' penerbit Media Tarbiyah.

Semoga nasehat Syaikh Albani ini menyentuh hati hati para pemuda pemudi Islam. Nasehat ini semoga juga membangkitkan semangat para ikhwah dari keterpurukan yang dengannya dia yakin bahwa Islam masih membutuhkannya. Masih banyak yang bisa dilakukan untuk Islam.

Semoga anak keturunan kita nantinya ada yang mengambil peran dalam menyongsong kemenangan yang kedua, sehingga janji janji Allah menjadi terwujud. Amiin ya Rabbal 'alamin.

Ringkasan buku ini dibuat oleh Abu Isa Hasan Cilandak
27 Desember 2008 yang penuh hikmah,

kami berbaik sangka kepada Mu ya Rabb

 

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Jagalah Allah, Niscaya Allah Menjagamu - Resensi Islam

... Ringkasan Buku ...
http://buku-ok.blogspot.com

Judul : Wasiat Nabi kepada Ibnu 'Abbas
Penulis : Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Penerbit : Pustaka at Taqwa
Cetakan : kedua, Februari 2008
Halaman : vi+110

Buku ini menjelaskan wasiat Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam kepada seorang anak muda yang bernama Ibnu 'Abbas radhiyallahu'anhuma. Banyak wasiat yang diberikan oleh Rasulullah kepadanya. Diantaranya adalah wasiat untuk menjaga Allah.

Pada ringkasan ini hanya saya kutipkan sebagian wasiat yang dijelaskan di buku tersebut. Tidak semuanya. Yaitu hanya wasiat untuk menjaga Allah. Saya kutipkan dengan meringkasnya.

[JAGALAH ALLAH!!]
---------------------------
Maksudnya menjaga batas batas Allah, hak hak Nya, serta menjaga perintah perintah dan larangan larangan Nya. Yang dimaksud dengan menjaga batas batas Allah adalah dengan melaksanakan hal hal yang diwajibkan dan meninggalkan hal hal yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, serta menjaga hak hak Allah, sedangkan hak Allah yang terbesar atas para hamba Nya adalah mereka beribadah hanya kepada Nya dan tidak menyekutukan Nya dengan sesuatu dan bentuk apa pun. Inilah asas amal, yaitu tauhid kepada Allah Ta'ala.

Orang orang yang menjaga batas batas Allah adalah orang orang yang terpuji. Allah telah menyebutkan hal ini dalam firman Nya (yang artinya):

"Mereka itu adalah orang orang yang bertaubat, yang beribadat, memuji (Allah), yang mengembara (demi ilmu dan agama), yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum hukum Allah. Dan gembirakanlah orang orang mu'min itu." (At Taubah: 112).

Melalui ayat ini, Allah Ta'ala menjelaskan bahwa orang orang yang menjaga batas batas Allah termasuk orang orang yang beriman dan orang orang yang dijanjikan memperoleh Surga. Dalam ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman (yang artinya):

"Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) pada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan peraturan Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Rabb Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat." (QS. Qaaf: 32-33).

Makna "hafiizh" di sini bermakna "haafizh", yaitu orang orang yang menjaga (melaksanakan) perintah perintah Allah atau orang orang yang menjaga diri dari dosa dosanya dengan selalu bertaubat kepada Allah.

[ALLAH AKAN MENJAGAMU]
-----------------------
Hal ini termasuk balasan dari jenis amal (al jazaa' min jinsil 'amal) seperti firman Allah Ta'ala (yang artinya):

"Dan penuhilah janjimu kepada Ku, niscaya Aku penuhi janji Ku kepadamu; dan hanya kepada Ku lah kamu harus tunduk (patuh)." (QS. Al Baqaraah: 40).

Juga dalam firman Nya (yang artinya):
Karena itu, ingatlah kamu kepada Ku niscaya Aku akan ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat Ku." (QS. Al Baqarah: 152).

Penjagaan Allah kepada para hamba Nya yang selalu menjaga batas batas Nya ada dua macam:

Pertama,
Allah akan menjaga para hamba Nya dalam masalah / urusan duniawinya. Seperti penjagaan Allah atas badan, harta, anak, dan keluarga dari para hamba Nya.

Allah Ta'ala berfirman (yang artinya):
"Bagi manusia ada Malaikat Malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah." (QS. Ar Ra'd: 11).

Allah akan menjaga anak keturunan orang orang shalih yang menjaga batas batas Nya, sebagaimana firman Nya (yang artinya):

"Dan ayah kedua (anak ini) adalah orang shalih." (QS. Al Kahfi: 82).

Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, "Di dalam (ayat ini) terdapat dalil bahwa seorang yang shalih akan senantiasa dijaga keturunannya oleh Allah, juga mencakup barakah ibadahnya untuk mereka (anak keturunannya) di dunia dan di akhirat."

Dengan kata lain, seorang anak akan dijaga oleh Allah Ta'ala dengan sebab ibadah orang tuanya.

Kedua,
Bahwa Allah akan menjaga para hamba Nya dalam masalah/urusan agama dan keimanannya, menjaga dirinya dari syubhat syubhat dan dari bid'ah bid'ah yang menyesatkan, serta Allah akan menjaganya dari syahwat yang diharamkan. Allah akan menjaga agamanya hingga ia meninggal dunia dalam keadaan memeluk agama Islam.

[PERSONAL VIEW]
---------------
Dari penjelasan ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas di buku ini, kita mengetahui bahwa yang dimaksud dengan menjaga Allah adalah dengan menjaga batas batas Allah, hak hak Nya, serta menjaga perintah perintah Nya dan larangan larangan Nya. Kita harus berupaya semaksimal mungkin semampu kita, disertai dengan meminta pertolongan Nya agar bisa menjaga batas batas Nya.

Dan bila kita sudah menjaga Allah maka Allah akan menjaga kita.

Dan Allah akan menjaga anak keturunan orang orang shalih yang menjaga batas batas Nya.

Demikian semoga bermanfaat.

Ringkasan buku ini dibuat oleh Abu Isa Hasan Cilandak
Jum'at mubarak, 26 Desember 2008 ketika maag dan gejala tipes
Semoga Allah mencintai saya


lintasberita

Lanjut Baca

Buku Kisah Umar bin Abdul Aziz - Resensi Islam

... Ringkasan Buku ...
http://buku-ok.blogspot.com

Judul : Kisah-Kisah Teladan Umar bin Abdul Aziz
Penulis : Syaikh Usamah Na'im Musthafa
Penerbit : Daar An Naba'
Halaman : 192

Buku ini memuat kisah kisah teladan dari seorang khalifah Umar bin Abdul Aziz. Seorang khalifah dari Bani Umayyah yang paling melarat. Beliau memerintah dengan adil selama sekitar 29 bulan. Pada masanya seluruh rakyatnya hidup makmur.

Beliau wafat pada tahun 101 Hijriyah pada hari Jum'at di Hams dalam usia tiga puluh sembilan tahun enam bulan.

Berikut ini saya kutipkan sebagian dari kisah kisah tersebut. Semoga bisa menginspirasi para pembaca untuk meneladani perjalanan hidup Umar bin Abdul Aziz.

[Kisah Tentang Pakaian Umar yang Hanya Satu]
---------------------------------------------
Maslamah bin Abdul Malik mengisahkan:
Suatu hari saya masuk ke kamar Umar bin Abdul Aziz yang sedang sakit untuk menjenguknya. Saat itu, saya melihatnya memakai baju yang lusuh, maka akupun berkata kepada Fatimah (istrinya), "Hai Fatimah binti Abdul Malik... hai Fatimah, cucilah pakaian Amirul Mukminin ini."

Fatimah menyahut, "Insya Allah kami akan melakukannya."

Kemudian saya kembali, namum keadaan pakaian tersebut masih tetap seperti semula. Maka akupun kembali berkata kepada Fatimah, "Hai Fatimah, bukankah aku sudah menyuruhmu untuk mencuci pakaian Amirul Mukminin? Sebab orang-orang akan menjenguknya."

Fatimah menjawab, "Demi Allah, dia tidak mempunyai baju lagi selain itu."

[Kisah Umar Bersama Salah Seorang Keluarganya
Dalam Masalah Buah Apel dan Penyuapan]
-------------------------------------------
Amir bin Muhajir mengisahkan bahwa suatu hari Umar bin Abdul Aziz ingin sekali makan apel. Lalu salah seorang lelaki dari anggota keluarganya menghadiahkan apel kepadanya.

Umar berkata, "Betapa harum dan enaknya apel ini." Setelah itu, dia berkata, "Wahai pelayan, kembalikan apel itu kepada orang yang telah memberikannya dan sampaikan salam kepada tuanmu, katakan kepadanya: "Hadiahmu telah sampai kepadaku sebagaimana yang engkau inginkan.'"

Saya (Amir bin Muhajir) pun berkata, "Wahai Amirul Mukminin, yang memberikan ini adalah anak lelaki pamanmu yang adalah salah seorang lelaki dari keluargamu. Bukankah engkau juga sudah mendengar kalau Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam juga memakan hadiah yang diberikan kepadanya?"

Umar berkata, "Celaka kamu. Hadiah pada masa Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam adalah memang benar benar hadiah, sedangkan hadiah pada hari ini bagi kami adalah penyuapan."

[Kisah Orang Terkaya di Masa Kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz]
--------------------------------------------------------------
Seorang anak lelaki Zaid bin Al Khathab mengisahkan:
Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah selama dua setengah tahun. Dia meninggal dunia disaat rakyat semua dalam keadaan sejahtera, sampai sampai saat seorang lelaki datang kepada kami untuk menyerahkan harta yang banyak dengan pesan, "Bagikan harta ini kepada orang yang kamu anggap miskin", maka kami tidak menemukannya. Dia terus menerus mencari orang miskin, namun tetap saja tidak menemukan sehingga dia kembali lagi sambil membawa hartanya.

Saat dia berniat memberikan hartanya kepada orang yang biasa membagikannya (amil zakat) kepada para fakir miskin, ternyata dia sudah tidak menemukannya sehingga diapun kembali sambil membawa harta yang ingin dia bagikan.

Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah membuat manusia merasa berkecukupan (menjadi kaya) melalui kekuasaan Umar bin Abdul Aziz.

[PERSONAL VIEW]
---------------
Khalifah Umar bin Abdul Aziz hidup dalam kesederhaan yang amat sangat. Padahal beliau adalah seorang khalifah, amirul mukminin, seorang pemimpin negara dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas, tetapi kehidupannya sangat sederhana. Amat jarang pemimpin yang seperti ini.

Saya pernah membaca pada sebuah harian ibu kota yang mengulas kehidupan seorang pemimpin di negara Amerika Latin. Wartawannya berdecak kagum dengan kesederhanaan pemimpin negara tersebut. Sayangnya dia tidak melihat kehidupan para pemimpin Islam yang adil seperti Umar bin Abdul Aziz. Bila dia melihatnya, tentu dia akan lebih berdecak kagum dengan kehidupan Umar bin Abdul Aziz. Seorang khalifah yang hanya mempunyai satu baju yang tidak bisa dicuci karena hanya itu yang dia punya.

Kemudian beliau meninggalkan rakyatnya dalam keadaan berkecukupan hidup makmur. Seperti beliau lah seharusnya profil seorang pemimpin sejati.

Ya Allah, semoga suatu saat akan lahir putera Islam yang memimpin dengan adil seperti Umar bin Abdul Aziz. Semoga ada anak cucu keturunan kita yang menjadi pemimpin yang adil. Semoga Allah mengabulkan do'a ini.

Ringkasan buku ini dibuat oleh Abu Isa Hasan Cilandak
Di akhir tahun 2008 yang penuh hikmah, kami berbaik sangka kepada Mu, ya Rabb..
Semoga Engkau mengokohkan kami..


lintasberita

Lanjut Baca

Buku Menyongsong Fajar Kemenangan Islam - Resensi Islam

.. Ringkasan Buku ...
http://buku-ok.blogspot.com

Judul : Menyongsong Fajar Kemenangan Islam
Penulis : Al Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah
Penyusun : Syaikh Salim bin 'Ied al Hilali
Penerjemah : Abu Sumayyah Beni Sarbeni, LC
Penerbit : Media Tarbiyah
Cetakan : Pertama/ November 2007
Halaman : 125

Seperti telah kita ketahui bersama bahwa kaum muslimin sekarang ini telah ditimpa oleh kehinaan yang menyebabkan kaum muslimin lemah dihadapan umat yang lain. Padahal kondisi seperti ini tidak seharusnya terjadi. Menarik untuk diselidiki bagaimana kehinaan bisa menimpa kaum muslimin? Apa
penyebabnya? Setelah kita mengetahui penyebabnya, maka diharapkan kita bisa memberikan solusi atas keterpurukan ini. Untuk kemudian bisa melepaskan kehinaan yang menimpa kaum muslimin dan membawa kaum muslimin ke alam kejayaan sebagaimana telah dialami oleh generasi sebelumnya.

Buku ini merupakan karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani rahimahullah yang kemudian disusun ulang dan diberi catatan oleh murid beliau yaitu Syaikh Salim bin 'Ied al Hilali. Di dalamnya dijelaskan tentang penyebab keterpurukan yang dialami oleh kaum muslimin. Selanjutnya Syaikh memberikan solusi untuk mengatasi keterpurukan tersebut.

Syaikh Albani menerangkan di buku tersebut bahwa keterpurukan ini telah disketsakan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dalam sebagian hadits-hadits tsabit, diantaranya:

"Jika kalian telah berjual beli dengan cara 'inah, kalian pun telah mengikuti ekor-ekor sapi, ridha terhadap pertanian dan meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian, yang (kehinaan tersebut) tidak akan bisa dicabut hingga kalian kembali kepada agama kalian." (As Silsilah Ash Shahiihah no. 11).

Syaikh Albani melanjutkan tentang penyebab keterpurukan ini,
"Dalam hadits ini dapat kita ketahui bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam menyebutkan beberapa penyakit yang menyebar, bahkan meliputi kaum muslimin. Dalam hadits di atas beliau menyebutkan dua penyakit sebagai permisalan bukan untuk membatasi:

Penyakit pertama: Terjatuhnya kaum muslimin ke dalam berbagai perbuatan haram dengan berbagai siasat, padahal ia mengetahuinya.

Penyakit kedua: Dari perkara yang diketahui dan disepakati oleh kaum muslimin tentang penyimpangannya dari syariat Islam."

Untuk penyakit yang pertama, Syaikh Albani menyebutkan contohnya adalah 'inah, yang pada hakikatnya adalah pinjaman dengan tambahan. Dengan demikian termasuk dalam riba. Dalam hal ini Syaikh Albani berkata,

"Dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam menyebutkan jual beli 'inah, hal ini hanya merupakan contoh, bukan pembatasan. Dengannya, beliau Shallallahu'alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa setiap perbuatan haram yang dilakukan oleh seorang muslim, lalu ia menganggapnya sebagai
amalan halal dengan berbagai jalan takwil, maka akibatnya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menghinakannya, dan Allah pun akan menghinakan kaum muslimin apabila perbuatan tersebut telah merebak dan menyebar di kalangan mereka."

Untuk penyakit yang kedua Syaikh Albani menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah sibuk dengan usaha dan berjalan di belakang gemerlapnya dunia. Kemudian lupa dengan kewajiban dan tenggelam dalam pertanian, peternakan, dan usaha yang lainnya. Dan diantara kewajiban yang dilupakan itu adalah
jihad di jalan Allah. Ini adalah penyebab kaum muslimin tertimpa kehinaan. Dan solusinya adalah
"Hingga kalian kembali kepada agama kalian" sebagaimana disebut dalam hadits Nabi di atas.

Berkata Syaikh Albani,
"Sungguh, kita telah terjangkiti penyakit ini yang akhirnya menjadikan kita sakit, yakni kita berada dalam kehinaan. Karenanya, hendaklah kita mengambil obat yang disifati dan dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, bahwa jika kita kembali kepadanya niscaya kehinaan itu akan Allah
lenyapkan."

Untuk kembali kepada agama bukanlah perkara yang mudah. Bahkan ini perlu kerja keras.

Syaikh Albani melanjutkan,
"Jadi, saya tegaskan bahwa satu-satunya jalan adalah kembali kepada agama, namun -seperti diketahui oleh semua, khususnya orang-orang faqih- banyak sekali masalah dalam agama ini yang diperdebatkan, dan perbedaan ini tidak hanya terbatas pada sedikitnya masalah cabang, bahkan sebaliknya, perbedaan
ini banyak terjadi dalam masalah 'aqidah ..."

Berkata Syaikh Albani menjelaskan yang dimaksud dengan kembali kepada agama,
"Lalu, agama bagaimana yang mesti dijadikan tempat kembali?! Apakah agama yang berdasarkan madzhab si fulan, atau madzhab lainnya? Dan perhatikanlah perbedaan yang terjadi diantara madzhab yang empat, yang kita katakan sebagai madzhab Ahlus Sunnah. Kemudian, agama manakah yang menjadi solusi agar kehinaan tersebut dilenyapkan dari kita? Padahal jika kita kembali kepada salah satu madzhab,
maka kita akan mendapati beberapa masalah-masalah -bahkan puluhan atau ratusan masalah- yang menyelisihi Sunnah, jika sebagiannya tidak dikatakan menyelisihi Al Qur'an. Karenanya, kami melihat bahwa perbaikan -yang harus dilakukan oleh setiap da'i dan orang-orang yang menyerukan tegaknya daulah Islamiyah dengan ikhlas- adalah memberikan pemahaman kepada diri mereka sendiri terhadap
Islam sebagai langkah pertama.
Langkah kedua, memberikan pemahaman kepada umat akan hal itu, dan tidak ada jalan untuk kembali kepada Islam yang hakiki seperti yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kecuali dengan MEMPELAJARI AL QUR'AN DAN ASSUNNAH".

Pada beberapa halaman berikutnya Syaikh Albani menegaskan,
"Maka kembali kepada agama adalah kembali kepada Al Qur'an dan As Sunnah, karena itulah yang dimaksud agama berdasarkan kesepakatan para Imam, dan itulah jaminan agar kita tidak menyimpang dan tidak juga terjerumus ke dalam kesesatan. Oleh karena itu Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

"Aku telah tinggalkan dua hal bagi kalian di mana kalian tidak akan tersesat setelah (berpegang teguh kepada) keduanya; yaitu Kitabullah dan Sunnahku, dan keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya datang kepadaku di haudh (telaga)." (Shahiihul Jaami' no. 2937)."

Kemudian Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani berkata,
"Ungkapan terakhir dari saya tentang "Kembali kepada Agama" adalah:
Jika kita ingin mendapatkan kemuliaan dan terlepas dari segala kehinaan, maka tidak cukup dengan mewujudkan langkah yang telah saya isyaratkan sebelumnya, yakni tidak cukup hanya dengan meluruskan pemahaman, atau dengan melenyapkan berbagai pendapat yang menakwilkan dalil-dalil syar'i di
kalangan para ulama dan ahli fiqh."

"Bahkan ada perkara lain yang sangat penting dari proses pemurnian, yaitu amal, karena sesungguhnya ilmu adalah media dalam mencapai pengamalan. Jika Anda mengenal seseorang yang berilmu dan ilmunya pun bersih lagi jernih, akan tetapi ia tidak mengamalkannya, maka sangat logis jika kita mengatakan bahwa ilmunya tidak berbuah. Oleh karena itu ilmu haruslah disertai pangamalan. Dan wajib bagi para ulama membina generasi muslim yang baru di bawah naungan ajaran Al Qur'an dan As Sunnah. Maka, tidak dibenarkan mereka membiarkan manusia berada di atas ajaran yang mereka dapat dari berbagai pemahaman yang salah, sebagian darinya merupakan kebathilan yang disepakati, dan sebagian lainnya diperdebatkan walaupun secara ijtihadi terdapat sisi kebenaran, akan tetapi sebagian dari ijtihad tersebut bertentangan dengan Sunnah."
"Pembinaan inilah yang akan membuahkan masyarakat Islam yang murni, dan pada akhirnya Daulah Islamiyah bisa ditegakkan. Tanpa dua pendahuluan ini, yaitu ilmu dan tarbiyah yang benar menuju pengamalan, maka mustahil -menurut keyakinan saya- Islam atau Daulah Islamiyah bisa tegak."

[EPILOG]
---------------
Membaca dan memahami dari apa yang diterangkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani rahimahullah, bahwa agar kaum muslimin bisa mencapai kejayaannya, tidak bisa ditempuh kecuali dengan kembali kepada agama Islam. Dan hal ini tidak bisa dicapai kecuali dengan kembali kepada Al Qur'an dan
As Sunnah. Tentu saja yang dimaksud dengan As Sunnah adalah hadits-hadits yang sah yang bisa dijadikan pegangan.
Kemudian, bila kita telah sepakat untuk kembali kepada Al Qur'an dan As Sunnah, tentu kita harus meninggalkan pendapat-pendapat dari madzhab yang bertentangan dengan Al Qur'an dan As Sunnah. Pada ringkasan ini tidak saya sertakan contoh-contoh yang dibawakan oleh Syaikh Albani, semata-mata untuk ringkasnya tulisan ini.

Demikian secara sangat ringkas apa yang bisa saya kutip dari buku Menyongsong Fajar Kemenangan Islam. Saya berharap agar apa yang saya tuliskan ini mempunyai nilai di sisi Allah Jalla wa 'Ala dan mempunyai andil untuk kemenangan yang kedua setelah kemenangan yang pertama di tangan Muhammad al Fatih al Utsmani yang membebaskan negeri Konstantinopel. Amiin.

Ringkasan buku ini dibuat oleh Chandraleka
di Depok, 02 January 2008


 

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Membongkar Gurita Cikeas - resensi


Buku yang mengundang Kontroversial
dalam wkatu sekejap buku ini menjadi buruan orang.

" Bukankah SBY berkata akan memimpin sendiri pemberantasan korupsi di negeri ini? "
- Abdurrahman Wahid, (Gus Dur) (Alm), Mantan Presiden Republik Indonesia

"Bahwa korupsidi negeri ini sudah jauh melampaui batas toleransi, tidak ada yang meragukan. tetapi bagaimana melawannya, kita belum menemukan cara yang paling efektif. Aparat penegak hukum dapat menjadikan buku ini sebagai salah satu pintu masuk untuk melihat korupsi yang telah menggurita kemana-mana. Tanpa keberanian luar biasa, akan sangat sulit bagi Indonesia untuk mengucapkan sayonara kepada perbuatan hitam yang bernama korupsi itu."
- Ahmad Syafii Maarif ,
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah

"George Adutjondro tidak pernah lelah memetakan relasi patronase politik dan bisnis di tanah air dari satu rezim ke rezim yang lain. Spirit ini hanya dimiliki oleh mereka yang betul betul memahami bagaimana bahayanya state capture yang menghisap perekonomian kita. Fenomena ini bukan khas Indonesia saja, yang sekarang mungkin juga tidak dalam tingkat predatory corruption di era Soeharto, bisa juga terjadi di negara demokrasi maju sekalipun. Hanya memang harus terus diperangi, dan jangan sampai membangun kleptokrasi, supaya betul-betul sumber daya ekonomi nasional dinikmati oleh rakyat.
- Teten Masduki
Sekjend Transparency International Indonesia (TII)

" Dalam buku ini, George J.Aditjondro kembali membongkar jejaring kolusi, korupsi, dan nepotisme yang melibatkan pembantu, kerabat dna orang dekat Presiden. Menurut saya buku ini justru harus dibaca oleh presiden agar dapat melihat dari sudut pandang lain bagaimana kekuasaan yang ada padanya bisa dengan mudah jatuh ke dalam kubangan korupsi"
- Danang Widoyoko,
Sekretaris Indonesia Corruption Watch (ICW)
lintasberita

Lanjut Baca
 
Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar