Emak-Emak Fesbuker Mencari Cinta


Fesbuk...Fesbuk...Fesbuk...


Sejak tahun 2008, Indonesia telah diguncang dengan kemunculan Facebook. Sempat muncul pesaing bernama Twitter, tetapi tampaknya masih tidak mampu merobohkan kegagahan Facebook. Tidak dipungkiri bahwa kejayaan ini tidak lepas dari usaha Mark Zuckerberg dalam membangun dunia Facebook. Uniknya di salah satu blog saya membaca bahwa facebook awalnya adalah situs untuk kontak jodoh. Well, kalau melihat berbagai fitur yang tersedia saat ini, tidak dipungkiri memang sangat mendukung untuk menjadikan Facebook sebagai "biro jodoh".

Bisa dilihat sekarang kan, bagaimana fesbuk ternyata sangat berjodoh dengan warga Indonesia. Jodoh memang tidak akan ke mana :P


Berjodohnya fesbuk ini ternyata ditanggapi dengan baik oleh para emak yang rupanya juga 'berjodoh' dengan situs jejaring yang satu ini.


"Emak-Emak Fesbuker Mencari Cinta"


Membaca judul di atas saya pribadi tertarik dengan buku bersampul dasar pink ini. Mungkin tidak hanya perempuan yang berstatus emak, tapi para gadis pun akan bertanya-tanya setelah membaca judulnya, "Gimana ya para emak 'pecandu' fesbuk bergulat dengan yang namanya facebook?"


Maka sukses lah, judul, penampilan sekaligus sinopsis buku ini menarik minat pembeli yang gandrung dengan fesbuk.


Seperti yang diperkirakan di awal, buku ini memang berisi kumpulan cerita dari para emak-emak saat "berkumpul" dengan fesbuk. Namun, saya pribadi merasa sebagian tulisan menceritakan hal yang sama. Kurang lebih poin cerita berisi pengalaman pertama ketemu fesbuk yang tidak terlalu dikenal, kemudian tentang positif-negatifnya fesbuk tergantung dari si pemakai, fesbuk melancarkan bisnis onlen, fesbuk bisa mempertemukan si Emak dengan teman-teman jadulnya.


Jujur, saya merasa bahwa tidak menemukan bagian yang menggemaskan pada cerita-cerita para emak ini. Setiap menemukan cerita yang 'senada', saya hanya bergumam, "Oh...sama kayak yang tadi." Memang beda cara penyampaiannya teatapi saya melihatnya penulis tidak memiliki fokus cerita, tidak ada sesuatu yang spesial dan (maaf) terasa monoton. Bahkan untuk contoh-contoh kasus yang disuguhkan pun hampir sama antara cerita satu dengan cerita yang lain.


Namun, terlepas dari semua kekurangan tersebut, saya menemukan cerita-cerita yang menurutku cantik dan ada poin yang ditonjolkan di sana. Di antaranya "Bukan Cinta Pertama" dimana saya merasa cerita ini layak untuk dijadikan ikon untuk buku ini. Si emak di sini menitik-beratkan pada cinta yang ditemukan lewat Facebook, sangat cocok dengan judul pada buku ini.


Selain itu masih ada beberapa cerita yang saya nikmati, seperti 'Dalam Sekelipan Mata', The 'Mantans', Konsultan Kuliner di FB? Hah... ? dan masih ada beberapa cerita yang menurutku cukup menarik dan menyuguhkan sesuatu yang unik dan menonjol dalam cerita.


Dari sekian banyak cerita, ada sebuah tulisan ini yang membuatku meletakkannya dalam posisi "my favorit story".


Keputusan Terbaik


Apa yang membuatnya spesial? Jika dibandingkan cerita yang lain, 'porsi' fesbuk dalam tulisan ini sangat sedikit. Bisa dibilang hanya menjadi secuil kecil dari rentetan cerita yang diuraikan. Namun, terlepas dari 'porsi' yang sedikit, ternyata fesbuk dalam cerita ini menjadi sesuatu yang terlihat sangat mengena. Facebook menjadi penyambung cinta antara ibu dan anak. Sekaligus membuat 'sosok' fesbuk yang tadinya hanya 'begitu-begitu saja' berubah menjadi sangat spesial.


Di akhir review ini saya hanya ingin mengucapkan mohon maaf untuk segala kritikannya dan jempol-salut untuk para emak yang telah berhasil menuangkan isi kepalanya hingga menjadi sebuah buku.


Judul : Emak-Emak Fesbuker Mencari Cinta
Penulis : Lin Wullyne dkk
Penerbit : Leutika Publisher
Terbit : Juni 2010
Tebal : 228 halaman


lintasberita

Lanjut Baca
 
Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar