Buku Tipping Point - ulasan | Buku Bagus

Buku Tipping Point - ulasan

Saya memang berusaha untuk menulis review setiap minggu pagi. Namun, blog saya ini masih sangat baru. Sedangkan ada beberapa buku yang sudah saya baca jauh sebelum saya memutuskan untuk membuat blog review. Karena itu saya rasa ada baiknya saya menulis review buku – buku lama itu sembari tetap menuliskan review buku yang baru saya baca di setiap minggu pagi.
Saya akan awali dengan membuat review buku – buku Malcolm Gladwell, salah satu pengarang kesukaan saya. Buku pertama Malcolm Gladwell adalah Tipping Point, How Little Things Can Make a Big Different (Edisi Indonesianya: Tipping Point, Bagaimana Hal – Hal Kecil Berhasil Membuat Perubahan Besar). Benar – benar buku yang ditulis dengan sangat baik, oleh seorang pengarang yang baik. Malcolm Gladwell adalah penulis kelahiran Inggris tahun 1963. Pernah menjadi reporter di The Washington Post dan sejak 1996 menjadi penulis di majalah The New Yorker. Latar belakang pendidikannya di bidang sejarah dan pengalamannya di dunia jurnalistik membuat tulisannya dipenuhi dengan data – data yang mengagumkan. Gaya penulisan semacam ini mengingatkan saya kepada buku Daniel Goleman, Emotional Intelligence.
Membaca judul buku ini, kita pasti segera tahu apa isinya. Kita, entah kita sadari atau tidak, dikelilingi oleh berbagai macam hal yang nampaknya tidak akan mungkin bisa diubah. Namun, sering tanpa kita sadari, tiba – tiba saja keadaan berubah sama sekali. Gladwell menuliskan sesuatu yang menakjubkan di awal buku ini sebagai contoh. Perusahaan Wolverine sudah berencana untuk menghentikan produksi sepatu Hush Puppies karena semakin menurun daya jualnya. Namun tiba – tiba saja Wolverine dibanjiri pesanan sepatu Hush Puppies itu. Penjualan sepatu itu membumbung hingga Wolverine mengurungkan niatnya untuk menutup perusahaan. Pertanyaannya, apa yang membuat perubahan besar ini? Dari yang awalnya sangat tidak populer menjadi sangat populer hanya dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun? Ternyata, perubahan ini dipicu oleh hal yang kecil. Beberapa anak muda yang ingin tampil beda, menggunakan sepatu Hush Puppies itu. Tanpa mereka sadari, ini mempengaruhi pemuda lain untuk menggunakannya hingga semua anak muda menjadi begitu terobsesi dengan sepatu yang hampir punah itu.
Gladwell menyebutnya dengan Tipping Point. Apa itu Tipping Point? Ungkapan ini pertama dikenalkan pada tahun 1970an. Pada saat itu, banyak terjadi perpindahan warga kulit putih karena semakin bertambahnya warga kulit hitam di daerah mereka.  Saat pendatang kulit hitam  mencapai angka tertentu di suatu wilayah, warga kulit putih langsung berpindah dari daerah itu. Bertambahnya warga kulit hitam yang menyebabkan warga kulit hitam berpindah itu, saat itu disebut sebagai Tipping Point.  
Kasus serupa Hush Puppies ini ternyata berulang dan terus terjadi di bidang lain. Dan menurut Gladwell, perubahan yang ekstrem semacam ini seringkali dipicu oleh hal – hal yang kecil. Akan tetapi, tidak semua hal kecil bisa merubah keadaan yang sudah mapan. Ada tiga syarat menurut Gladwell, yang harus terpenuhi agar hal kecil bisa melakukan perubahan yang besar.
Yang pertama adalah Hukum Tentang yang Sedikit (The Law of The Few). Hal kecil bisa membuat perubahan yang besar ini jika syarat Hukum Tentang yang Sedikit ini terpenuhi. Agar dapat berubah, harus ada orang – orang yang walaupun jumlahnya sedikit, memiliki ketrampilan bergaul, semangat hidup yang tinggi dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Dalam kasus Hush Puppies, ada sekelompok anak muda yang memakainya. Sangat besar kemungkinannya bahwa anak – anak muda yang memakai Hush Puppies di saat sepatu ini hampir hilang dari peredaran, merupakan anak yang memiliki ketiga faktor di atas. Sehingga dengan mudahnya mereka bisa menularkan gaya berdandan mereka kepada orang lain. Di sepanjang buku ini, Gladwell menyebutkan orang – orang yang memiliki kemampuan ini. Salah satu dari orang yang disebut adalah Mark Alpert yang membuat saya juga terkagum – kagum.
Yang kedua adalah adanya Faktor Kelekatan (The Stickiness Factor). Contoh yang saya rasa tepat untuk mendeskripsikan Faktor Kelekatan ini adalah film anak – anak, Sesame Street. Sesame Street adalah sebuah tayangan anak – anak yang terbukti mampu mengajari anak – anak pra sekolah untuk membaca. Bagaimana bisa begitu? Sesame Street memiliki tokoh – tokoh yang berpotensi diingat (baca: melekat) oleh anak – anak. Ketika belajar mengeja kata “HUG” misalnya, tokoh Sesame akan mendekati huruf H, mengucapkannya, lalu ke U dan G, juga dengan mengucapkannya, kembali ke H, U dan G lagi, baru mengucapkan HUG sebagai sebuah kata. Lalu muncullah tokoh lain yang juga melakukan hal yang sama dan diakhiri dengan saling berangkulan. Adegan semacam ini melekat (Sticky). Kelekatan akan memudahkan perubahan.
Lalu yang ketiga adalah Kekuatan Konteks (The Power of Context). Perilaku manusia sangat ditentukan oleh lingkungan. Menurut Gladwell, masalah – masalah yang besar bisa diselesaikan dengan menangani masalah – masalah kecil yang terjadi di lingkungan. Untuk yang ketiga ini  Gladwell memberikan contoh turunnya angka kejahatan di New York hanya dengan menangani graffiti yang tersebar di penjuru kota.
Buku ini ditulis dengan sempurna. Namun saya harus mengerutkan dahi untuk memahami setiap potongan dari buku ini. Saya harus berusaha keras menyusun potongan – potongan ini agar membentuk satu kesatuan. Ketidak mampuan saya ini mungkin disebabkan oleh kurangnya saya dalam membaca buku – buku sejenis. Namun, Malcolm Gladwell tidak membuat saya kapok. 

Informasi Buku:
Buku 3
Judul: Tipping Point, Bagaimana Hal - Hal Kecil Berhasil Membuat Perubahan Besar
Penulis: Malcolm Gladwell
Penerjemah: Alex Tri Kantjono Widodo
Penerbit: Gramedia
Tebal: 340 halaman
Cetakan: IV,Agustus 2007


lintasberita

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar