Author: Jostein Gaarder | Buku Bagus

Author: Jostein Gaarder

Melihat keramaian Multiply menulis tentang penulis favorit, saya juga tertarik untuk ikut merusuhkan lomba yang diadain Mbak Gita Lovusa. Dari sekian banyak penulis yang kusukai, kali saya tertarik untuk memberikan gelar “penulis-favorit” kepada penulis kelahiran Norwegia, Jostein Gaarder.

Sebenarnya aneh juga saya menetapkan dia sebagai penulis favorit, karena saya baru membaca Gadis Jeruk dan Putri Sirkus dan Lelaki Penjual Dongeng, sedangkan Dunia Sophie masih berstatus “currently reading”. Hanya saja, dua buku inilah yang menggerakkan saya untuk memburu buku-buku Gaarder, hingga saat ini saya sudah memiliki tujuh karyanya, yaitu Putri Sirkus dan Lelaki Penjual Dongeng, Dunia Sophie, Cecillia dan Malaikat Ariel, Misteri Soliter, Vita Brevis, Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken dan Maya.

Pertama kali saya jatuh cinta dengan karya Jostein adalah saat membaca Gadis Jeruk. Atas rekomendasi dari Mbak Lia, saya menyewa dari sebuah rental buku di Bandung.

“Bagaimana perasaan Anda jika mendapat surat seperti di atas dari ayah Anda yang meninggal sebelas tahun yang lalu? Bingung, tentunya.”
-sinopsis

Sedikit penggalan dari sinopsis di sampul belakang inilah yang membuat saya tergoda untuk mengambilkan. Membaca keseluruhan sinopsis Gadis Jeruk, mengingatkan dengan buku yang beberapa waktu sebelumnya saya beli di Togamas Bandung, berjudul Misteri Soliter, yang lucunya baru saya ketahui selanjutnya kalau penulisnya ternyata orang sama. Ya, keduanya sama-sama mengambil tokoh ayah-anak dan sama bergelut dengan filosofi kehidupan.


Sebagai dosen filsafat dan lulusan Teologi di University of Oslo, pastinya tidak diragukan bagaimana kapasitas Gaarder dalam membeberkan seluk beluk kehidupan. Gadis Jeruk, salah satu karyanya yang menggali esensi kehidupan. Buku ini menceritakan tentang seorang bocah lelaki 12 tahun yang tiba-tiba menemukan surat dari ayahnya yang telah meninggal 11 tahun yang lalu. Saya merinding membaca buku ini, cara penceritaan Jostein yang sederhana tapi terasa begitu dalam. Saya sangat menyukai momen di mana sang ayah memangku putranya, yang saat itu masih berumur setahun sembari mengamati bintang di langit. Mengajak putranya berbicara tentang astronomi yang berujung dengan apa itu kehidupan. Gadis Jeruk juga saya merenung, terdiam, dan berpikir, "Suatu saat saya juga akan mati, apa saya sudah berterima kasih kepada Sang Pemberi Nafas? Saya juga akan terpendam dalam tanah, apa saya sudah memberikan ketertundukanku kepada Sang Pemeluk Jiwaku?"


"Jika kau memilih untuk hadir di tempat tertentu di dunia ini, kamu juga harus meninggalkannya suatu hari dan pergi meninggalkan segalanya" [h.233]

Waktu, kumpulan detik, menit, jam, yang tak pernah menghentikan langkah barang sejenak. Waktu yang tak akan pernah bersedia menoleh ke belakang, yang terus angkuh meninggalkan kita bersama kelalaian.

Berbeda dengan Gadis Jeruk, buku Gaarder yang berjudul Putri Sirkus dan Lelaki Penjual Dongeng alur ceritanya lebih kompleks, karena tidak lagi hanya sekadar berbicara tentang filosofi kehidupan, tetapi juga intrik dunia kepenulisan dan kisah cinta terlarang.

“ …dalam satu kesempatan Calvero berkata: Saat kecil aku biasa mengeluh kepada Ayah karena tidak punya mainan. Kata Ayah: (Calvero menunjuk kepalanya) Ini mainan terdahsyat yang pernah diciptakan. Disini letaknya semua rahasia kebahagiaan!” [hal 225:]

Lewat buku ini Gaarder mengajak pembaca berimajinasi, sebuah mainan terdahsyat yang dimiliki manusia. Buku ini terbilang agak berat dan rumit, untuk saya cerna, tetapi lagi-lagi tidak diragukan kalau saya benar-benar terpesona dengan kemampuan Gaarder untuk menciptakan ide-ide lewat tokohnya yang bernama Petter. Dari sini saya jadi semakin tahu bahwa imajinasi bisa sedemikian luas asalkan manusia berkenan membebaskannya.


Sosok Gaarder adalah sosok yang sangat peduli dengan sekitar. Sebagai seorang aktivis lingkungan dan hak asasi manusia, pada tahun 1997, dia mendirikan Sophie Prize bersama istrinya, Siri Danneviq, untuk pembangunan masyarakat dan pelestarian lingkungan, sebesar US$ 100,000, yang diberikan setiap tahun.


lintasberita

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar