Saung Amanah 2011-05-26 14:50:00


Al Kabair

Penulis : Imam Adz-Dzahabi
Ukuran : 24.4 x 17 x 2.7 cm
Tebal : 497 hlm
Penerbit : Darus Sunnah
Harga : Rp 97.000,-

Dosa adalah semua jenis perbuatan yang melanggar aturan dan ketetapan hukum Allah. Apabila dosa yang dilakukan berakibat diturunkannya siksa secara khusus bagi pelakunya, maka masuk dalam kategori dosa besar, seperti zina, membunuh, dan sebagainya. Sedangkan perbuatan dosa karena melanggar perkara yang dilarang dan tidak berakibat diturunkannya siksa secara khusus kepada pelakunya, maka termasuk dosa kecil, seperti merokok dan sebagainya. Akan tetapi, jika dilakukan secara terus menerus akan menjadi dosa besar.

Dosa merupakan tipu daya setan yang selalu disusupkan ke dalam hati manusia agar mereka selalu melakukannya, bahkan meremehkannya. Kita tidak boleh menganggap remeh dosa-dosa kecil, terlebih melakukan dosa-dosa besar. Sebab, dosa kecil yang dilakukan berkali-kali akan menjadi dosa besar, ibarat sebatang ranting yang dikumpulkan terus menerus sehingga akan menjadi tumpukan kayu bakar yang bisa menyalakan kobaran api.

Buku yang ditulis oleh Syaikh Utsaimin ini merupakan syarah dari kitab Al-Kabair karya Imam Adz-Dzahabi. Buku ini menjelaskan jenis-jenis amal perbuatan yang masuk dalam kategori dosa besar dengan merujuk kepada dalil-dalil Al-Qur an, As-Sunnah, dan atsar para shahabat.
Cukuplah buku ini menjadi nasehat dan pengingat bagi kita untuk senantiasa menjaga diri dari perbutan dosa. Tidak ada seorang pun yang luput dari kesalahan dan dosa, namun sebaik-baik orang yang melakukan dosa adalah yang mau bertaubat kepada Allah Ta'ala.
lintasberita

Lanjut Baca

Syarah Shahih Al Bukhari Jilid 3


Syarah Shahih Al Bukhari Jilid 3

Judul : Syarah Shahih Al-Bukhari 3
Penulis : Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Tebal : xx + 1060 hlm
Penerbit : Darus Sunnah

Syarah Shahih Al-Bukhari yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin merupakan Syarah Shahih Al-Bukhari yang ditulis oleh ulama hadits di era sekarang. Sitematika kitab ini lebih ringkas dari Syarah kitab Shahih Al-Bukhari yang ma ruf di kalangan umat Islam, Fath Al-Bari Syarah Shahih Al-Bukhari karya Al-Imam Al-Hafiz Muhammad bin Hajar Al-Atsqalani Al –Misri (w 852 H).
Penulis mensyarah hadits –dalam kitab ini– dengan lebih ringkas tanpa mengurangi substansi kandungan hadits, makna, dan faidah yang terkandung di dalamnya, namun memudahkan pembaca dalam memahami makna hadits. Sistematika dalam mensyarah hadits dimulai dengan menguraikan makna perkata hadits yang dipandang penulis butuh adanya penjelasan, kemudian diikuti dengan syarah hadits secara umum, dan ditutup dengan menyimpulkan intisari faidah dari hadits, baik yang menyangkut masalah hukum, fikih, dan faidah lainnya.

Pada jilid ketiga ini, pembahasannya meliputi Kitab Adzan, Kitab Shalat Jum at, Kitab Shalat Khauf, dan Kitab Dua Hari Raya.
lintasberita

Lanjut Baca

Syarah Shahih Al Bukhori Jilid 2



Syarah Shahih Al-Bukhari 2
 

Penulis : Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin
Tebal : xx + 1028 hlm
Berat : 1.725 gr

Harga : Rp 180.000
 

Resensi :
Syarah Shahih Al-Bukhari yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin merupakan Syarah Shahih Al-Bukhari yang ditulis oleh ulama hadits di era sekarang. Sitematika kitab ini lebih ringkas dari Syarah kitab Shahih Al-Bukhari yang ma ruf di kalangan umat Islam, Fath Al-Bari Syarah Shahih Al-Bukhari karya Al-Imam Al-Hafiz Muhammad bin Hajar Al-Atsqalani Al –Misri (w 852 H).

Penulis mensyarah hadits –dalam kitab ini– dengan lebih ringkas tanpa mengurangi substansi kandungan hadits, makna, dan faidah yang terkandung di dalamnya, namun memudahkan pembaca dalam memahami makna hadits. Sistematika dalam mensyarah hadits dimulai dengan menguraikan makna perkata hadits yang dipandang penulis butuh adanya penjelasan, kemudian diikuti dengan syarah hadits secara umum, dan ditutup dengan menyimpulkan intisari faidah dari hadits, baik yang menyangkut masalah hukum, fikih, dan faidah lainnya.

Pada jilid kedua ini, pembahasannya meliputi Kitab Mandi, Kitab Haid, Kitab Tayammum, Kitab Shalat, Kitab Waktu-waktu Shalat dan Kitab Adzan.

lintasberita

Lanjut Baca

Buku Hukum Lagu, Musik, dan Nasyid - Resensi Islam

... Ringkasan Buku ...
http://buku-ok.blogspot.com

Judul : Hukum Lagu, Musik, dan Nasyid
Penulis : Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Penerbit : Pustaka At Taqwa
Cetakan : Pertama, November 2008
Halaman : 128

Buku ini memuat dalil dalil yang terang dan begitu gamblang tentang hukum lagu, musik, dan nasyid. Banyak hal yang dibahas dalam buku ini diantaranya adalah status hukum nyanyian dan musik; nyanyian dan alat musik yang dibolehkan syari'at; hukum nyanyian tanpa alat musik; hukum nyanyian shufi dan nasyid Islami; dll.

Pada ringkasan ini hanya penulis kutipkan sebagiannya saja. Dalil dalil dari al Qur'an yang penulis kutipkan hanya satu saja dari tiga yang ada. Dalil dalil dari As Sunnah pun hanya satu saja dari enam hadits yang dibawakan di buku tersebut. Kemudian untuk perkataan para ulama tentang hal ini, penulis kutipkan sebagiannya saja dari jumlah semuanya yaitu 23. Dan footnote yang ada hanya saya sertakan sebagiannya saja. Semuanya ini demi ringkasnya tulisan ini.

[DALIL DALIL DARI AL QUR'AN TENTANG
HARAMNYA NYANYIAN DAN MUSIK ]
---------------------------
Firman Allah Tabaaraka wa Ta'ala:
"Dan diantara manusia ada orang orang yang membeli perkataan yang tidak berguna (lahwal hadiits) untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikan jalan Allah sebagai olok olokan. Mereka itu memperoleh adzab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat ayat Kami, dia berpaling dan menyombongkan diri seolah olah dia tidak mendengarnya, seakan akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah dia dengan adzab yang pedih." (QS. Luqman: 6-7).

Kalimat lahwal hadiits (perkataan yang tidak berguna) dalam ayat di atas ditafsirkan oleh para ulama tafsir dengan nyanyian.

a. Dari Abu Shahba' al Bakri rahimahullah bahwasanya ia mendengar 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu ditanya tentang tafsir dari ayat ini, beliau radhiyallahu'anhu mengatakan,

"Lahwal hadiits (perkataan yang tidak berguna) adalah nyanyian. Demi Dzat yang tidak ada ilah selain Dia." Beliau mengulang perkataannya tiga kali. (Lihat Tafsiir ath Thabari (X/202-203, no. 28040)).

b. Ibnu 'Abbas radhiyallahu'anhu (wafat th. 68 H) juga menafsirkan lahwal hadiits dengan nyanyian dan sejenisnya.

c. Mujahid bin Jabr rahimahullah (wafat th. 103 H) seorang imam ahli tafsir ternama di kalangan Tabi'in, dalam menafsirkan ayat ini beliau mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lahwal hadiits adalah nyanyian.

d. 'Ikrimah rahimahullaah (wafat th. 105 H) seorang murid Ibnu 'Abbas juga menafsirkan lahwal hadiits dengan nyanyian.

e. Ibnu Jarir ath Thabari (wafat th. 310 H) rahimahullaah telah menyebutkan beberapa perkataan para ulama Salaf yang mengatakan bahwa maksud dari lahwal hadiits adalah semua perkataan (pembicaraan) yang melalaikan seseorang dari jalan Allah Ta'ala serta yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Termasuk juga nyanyian.

f. Imam al Wahidi rahimahullaah (wafat th. 468 H) berkata, "Ayat ini, menurut tafsir ini (yakni tafsir para Shahabat), menunjukkan tentang haramnya nyanyian."

g. Imam asy Syaukani rahimahullaah (wafat th. 1255 H) mengatakan dalam kitab tafsirnya bahwa makna dari lahwal hadiits adalah semua yang melalaikan seseorang dari kebaikan, contohnya seperti nyanyian, permainan, dongeng dongeng, dan setiap perbuatan munkar. Beliau rahimahullaah mengatakan, "Imam al Qurthubi rahimahullaah (wafat th. 671 H) mengatakan, 'Sesungguhnya tafsir yang tepat untuk lahwal hadiits adalah nyanyian, dan ini merupakan tafsir para shahabat dan tabi'in.'"

[DALIL DALIL DARI AS SUNNAH TENTANG
HARAMNYA NYANYIAN DAN MUSIK]
---------------------------
Diriwayatkan dari 'Abdurrahman bin Ghanm al Asy'ari, dia berkata, "Abu 'Amir atau Abu Malik al Asy'ari radhiyallahu'anhu telah menceritakan kepadaku, demi Allah, dia tidak berdusta kepadaku, dia telah mendengar Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

'Sungguh, benar benar akan ada di kalangan ummatku sekelompok orang yang menghalalkan kemaluan (zina), sutera, khamr, dan alat alat musik. Dan beberapa kelompok orang benar benar akan singgah di lereng sebuah gunung dengan binatang ternak mereka, seorang yang fakir mendatangi mereka untuk suatu keperluan, lalu mereka berkata, 'Kembalilah kepada kami pada esok hari.'
Kemudian Allah mendatangkan siksaan kepada mereka dan menimpakan gunung kepada mereka serta Allah mengubah sebagian dari mereka menjadi kera dan babi sampai hari Kiamat."

Diriwayatkan oleh al Bukhari secara mu'allaq dengan lafazh jazm (pasti) (no. 5590/Fathul Baari X/51), Ibnu Hibban (no. 6719), al Baihaqi (X/221), Abu Dawud (no. 4039).

Hadits ini SHAHIH. Karena itulah para imam ahlul hadits menghukumi hadits ini dengan keshahihannya.
1. Dishahihkan oleh al Bukhari, Ibnu Hibban, al Barqani, dan Abu 'Abdillah al Hakim.
2. Ibnush Shalah mengatakan, "Hadits ini shahih."
3. Ibnu Taimiyyah berkata mengenai hadits ini, "Apa yang diriwayatkan oleh al Bukhari adalah shahih."
4. Dishahihkan juga oleh al Isma'ili dan Abu Dzarr al Harawi.
5. Ibnul Qayyim mengatakan, "Hadits ini shahih."
6. An Nawawi berkata, "Hadits ini shahih."
7. Ibnu Rajab mengatakan, "Maka hadits ini adalah shahih."
8. Ibnu Hajar mengatakan, "Dalam hadits ini shahih, tidak ada cacat dan celaan padanya."
9. Asy Syaukani mengatakan, "Hadits ini shahih, diketahui sanadnya yang bersambung berdasarkan syarat ash Shahiih."
10. Dan ad Dahlawi mengatakan, "(Sanadnya) bersambung dan shahih."

[PENJELASAN PARA ULAMA TENTANG
HARAMNYA NYANYIAN DAN MUSIK]
-----------------------------
3. Imam Abu Hanifah rahimahullaah (wafat th. 150 H).
Beliau adalah orang yang sangat membenci nyanyian, dan beliau mengatakan bahwa mendengarkan nyanyian adalah perbuatan dosa. (Talbiis Ibliis (hal. 236)).

4. Imam Adh Dhahhak bin Mujahim rahimahullaah (wafat th. 102 H).
Beliau mengatakan, "Nyanyian itu merusak hati dan mendatangkan kemurkaan Allah."

6. Imam Malik bin Anas rahimahullaah (wafat th. 179 H).
Beliau mengatakan, "Nyanyian itu hanyalah dilakukan oleh orang orang fasiq di daerah kami." (al Amru bil Ma'ruuf wan Nahyi 'anil Munkar (no. 165) karya al Khallal).

7. Imam asy Syafi'i rahimahullaah (wafat th. 204 H).
Beliau mengatakan, "Nyanyian adalah satu permainan yang tidak aku sukai, yang menyerupai kebathilan dan tipu daya. Barang siapa sering melakukannya, maka dia adalah orang yang bodoh dan persaksiannya ditolak." (Talbiis Ibliis (hal. 236), Ighaatsatul Lahfaan (I/413)).

8. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullaah (wafat th. 241 H).
Beliau mengatakan, "Nyanyian dapat menumbuhkan kemunafikan di dalam hati. Aku tidak menyukainya." (al Amru bil Ma'ruuf wan Nahyi 'anil Munkar (no. 164) karya al Khallal).

14. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaah (wafat th. 728 H).
Beliau mengatakan, "Empat Imam Madzhab berpendapat bahwa semua alat musik adalah haram.... Al Ma'aazif adalah alat alat musik sebagaimana yang disebutkan oleh para pakar bahasa Arab, bentuk jamak dari ma'zifah, yaitu alat yang dibunyikan. Dan tidak ada perselisihan sedikit pun dari pengikut para imam (tentang haramnya alat musik)." (Majmuu' Fataawaa (XI/576)).

[PERSONAL VIEW]
---------------
Ayat al Qur'an yang menjelaskan haramnya nyanyian dan musik sangat terang dan gamblang. Hadits yang menjelaskan tentang haramnya nyanyian dan musik juga sangat terang dan gamblang. Kemudian, penjelasan para ulama (termasuk empat Imam Madzhab) tentang haramnya nyanyian dan musik juga sangat jelas. Maka dari itu apakah patut berpendapat dengan selain dari pendapat tentang haramnya nyanyian dan musik?

Semoga bermanfaat.

Ringkasan buku ini selesai dibuat
Selepas Maghrib sehabis hujan
di Depok, 11 Mei 2009
Oleh Abu Isa Hasan Cilandak
Semoga Allah mengampuni dirinya


lintasberita

Lanjut Baca

SYARAH ARBA'IN AN NAWAWI

Syarah Arbain An Nawawi

Penulis : Yazid bin Abdul Qodir Jawas
Penerbit : Pustaka Imam Syafii
Harga : Rp 140.000,-
Tebal : xvi + 878 hal

Imam an-Nawawi , siapa yang tidak kenal dengan sosok ulama yang sangat tekun menuntut ilmu dan banyak meninggalkan karya tulis bermutu ini? Kepakarannya di bidang hadits tidak ada yang meragukan. Salah satu karyanya yang sering dibaca, dipelajari, dan ditelaah para ulama adalah al-Arbain an-Nawawiyyah, kitab yang memuat empat puluhan hadits pilihan yang mengandung jawaamiul kalim (perkataan ringkas namun luas dan padat maknanya). Maka, tidak heran apabila banyak ulama sepeninggalnya seakan berlomba-lomba dalam menulis syarah (penjelasan) terhadap kandungan hadits-hadits di dalamnya. Ini menandakan keberkahan ilmu beliau, yang merupakan buah dari keikhlasannya. Sekaligus juga, betapa penting dan bermanfaatnya kitab itu bagi umat.
Buku ini termasuk salah satu upaya baik penulisnya untuk ikut andil dalam mempopulerkan kitab Imam an-Nawawi tersebut, sebagaimana dilakukan para ulama terdahulu. Dalam buku ini penulis memberi judul pada setiap hadits, men-takhrij dan menjelaskan kedudukannya masing-masing, mensyarahnya satu per satu, bahkan menerangkan kaidah-kaidah beserta faedah-faedah tiap-tiap hadits itu yang disimpulkan oleh para ulama dan masyayikh (syaikh), serta tidak lupa mencantumkan referensi-referensinya. Demikianlah nilai keunggulan buku ini.
Melalui buku ini, kiranya umat Islam dapat mengambil pelajaran yang berharga dari 42 pesan Rasulullah yang berbentuk sabda di dalamnya, untuk kemudian mengamalkan perintah-perintah beliau tersebut, dan dengan itu pula diharapkan larangan-larangan beliau akan ditinggalkan dengan sendirinya.
lintasberita

Lanjut Baca

Perfume: The Story Of A Murderer - Patrick Suskind


Perfume: The Story Of A Murderer
Patrick Suuskind
Dastan Book
436 halaman; 12.5 x 19 cm
Jakarta 2006








Cerita fiksi dengan tema misteri pembunuhan, dengan sejuta trik dan intriknya, karakter sang pembunuh, korbannya dan pahlawan pembongkar misteri, selalu berhasil memukau saya, apalagi jika itu semua dijalin dengan cermat dan detil dengan alur yang teratur, buat saya kombinasi itu semua hasilnya adalah genius, selalu genius.

Begitu pula dengan karakter sang pembunuh, Jean Baptise Grenouille, dalam novel ini dari awal telah dibangun sedemikian rupa (terlalu sedemikian) sehingga saya merasa sedemikian dekatnya, sehingga bisa membangun chemistry dengan Grenouille untuk bisa ikut terobsesi dengan aroma sejagad. Ketegangan-ketegangannya terasa begitu intens, membuat saya bertanya-tanya apa sih yang akan dilakukan oleh si Grenouille-tanpa-bau dengan kompas bau-nya. Bab demi bab saya lalui, tetapi si pembunuh berdarah dingin Grenoille tak kunjung beraksi.

Patrick Suuskind, penulis asal German ini berhasil membuat saya ikut masuk dalam cerita, ikut merasakan ketegangan-ketegangan yang dibuatnya melalui tokoh Grenouille. Hanya dengan caranya bernafas pun, si pembunuh psikopat ini mampu membuat bulu kuduk saya berdiri. Melalui tulisan Suuskind, saya ikut hanyut dalam beribu aroma dan bau yang mengalir begitu mencekam dalam novel ini. Tetapi memang hanya kemisteriusan aroma yang dirasakan oleh seseorang Grenouille yang terobsesi dengannya karena memiliki kelebihan hidung setajam pisau yang tertajam diseluruh dunia yang ditawarkan oleh Suskind sedangkan Intrik pembunuhan dan misteri pembunuhan tidak ada dalam novel ini. Kalau boleh saya simpulkan, novel ini bercerita tentang petualangan seseorang yang tidak memiliki bau tetapi memiliki katajaman penciuman untuk membuat parfum terhebat sejagad dan menaklukkan dunia, tapi apa boleh buat, ternyata senjata penakluk itu sendiri malah menjadi senjata makan tuan.

Setidaknya Suuskind bisa menyelami karakter seseorang yang terobsesi untuk menciptakan bau terindah di dunia dengan tujuan bisa dicintai oleh orang lain. Sebuah karakter yang tak biasa, sulit dan genius. Dan hanyalah seorang genius yang bisa menghidupkan sebuah karakter yang genius.


Image hosted by Photobucket.com
lintasberita

Lanjut Baca
 
Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar