Mengubah Pola Pikir Kekayaan

Judul: I Can Make You Rich
Penulis: Paul McKenna
Penerjemah: Barokah Ruziati
Penerbit: Mozaik, Jakarta
Cetakan: I, Juli 2009
Tebal: 291 hlm.
----------------

Paul McKenna, ahli hipnosis dan pakar motivasi asal Inggris, bercerita beberapa tahun lalu dia ikut serta dalam acara reuni 20 tahun salah satu stasiun radio tempat dirinya pernah bekerja. Suatu ketika pada malam itu, mantan direktur pelaksana stasiun tersebut mendatangi dia. Sambil tersenyum orang itu menyerahkan selembar kertas kusut yang terlipat dengan tulisan tangan di dalamnya. Bunyi tulisan itu, adalah: ‘Saya akan menjadi jutawan di usia 30!’

Tepat di bawah tulisan itu tertera tanda tangan Paul McKenna. Sekonyong-konyong dia teringat kembali. Beberapa tahun berselang, dia sedang mengalami “perbedaan kreatif” dengan direktur pelaksana itu. Boleh dikatakan saat itu dia masih muda dan sombong, dan dia terlibat dalam diskusi panjang dengan direkturnya dan berkata bahwa dia lebih tahu dan suatu hari kelak dirinya akan sangat sukses. Di tengah-tengah perdebatan, dia menyatakan akan menjadi jutawan pada usia 30 tahun.

Benar, McKenna memang menjadi jutawan saat berusia 30 tahun, tapi tidak hanya karena dia menuliskannya. Dia menjadi jutawan karena selama 10 tahun berikutnya dia membayangkan hal itu dari semua sudut, secara berulang-ulang, dan disertai dengan tindakan.

Para pengusaha sukses biasanya mempunyai satu persamaan, yaitu visi kaya yang jelas mengenai apa yang ingin mereka ciptakan dalam hidup mereka. Visi yang sempit merupakan tanda model dunianya yang miskin. Hidup anda hanya bisa menjadi kaya jika anda mau membayangkannya.

Visi ibarat mimpi karena kita membayangkan sesuatu yang bersifat harapan. Visi adalah kemampuan untuk melihat apa yang saat ini belum terwujud. Ketika anda membuat visi, anda perlu membuatnya berdasarkan kemauan sendiri. Anda perlu membuatnya berdasarkan potensi dan bakat anda sendiri. Berdasarkan kemampuan dan kelebihan yang anda miliki saat ini. Atau yang anda pandang merupakan kelebihan dan kemampuan yang akan anda miliki. Bukan berdasarkan pandangan orang lain tentang kemampuan dan kelebihan anda.

“Sumber kekayaan dan modal yang sesungguhnya dalam zaman baru ini bukanlah benda-benda materi. Tetapi pikiran manusia, semangat manusia, imajinasi manusia, serta keyakinan kita akan masa depan,” ujar Steve Forbes, seorang miliarder. Nah, melalui buku ini, Paul McKenna, berbagi pengalamannya tentang prinsip-prinsip dan usaha-usaha cara meraih kekayaan yang sesuai dengan kata-kata Steve Forbes tersebut.

Menjadi kaya bukan sekadar soal menumpuk uang. Jauh dari itu. Untuk menjadi sukses di zaman sekarang, anda harus kaya dalam hal kebahagiaan, kesehatan, dan ide.

Buku ini membahas berbagai peluang tersebut dan memberikan saran tentang cara menjadi kaya, atau menambah kekayaan. Buku ini pula menawarkan wawasan yang sesungguhnya mengenai dunia orang-orang yang telah meraih kesuksesan dan merupakan salah satu buku paling orisinal tentang kekayaan yang pernah saya baca.

Selama bertahun-tahun, Paul McKenna telah melihat kekayaan pribadinya tumbuh seiring dengan kemauannya untuk menerapkan apa yang dia pelajari. Dia memperkenalkan sebuah sistem untuk menghasilkan lebih banyak uang. Dia mengaku sistemnya telah berhasil diterapkan oleh puluhan orang. Ada yang menghasilkan ratusan, ribuan, bahkan jutaan, tergantung pada hasrat dan kemauan mereka masing-masing untuk mengubah kebiasaan lama dan mencoba hal-hal baru. “Yang lebih penting, mereka semua telah merasakan kebebasan dahsyat yang berasal dari pola pikir kaya. Sekarang, giliran anda,” ujar Paul.

Namun, harus diketahui bahwa sistem Paul ini bukan “diet uang” dan sudah pasti bukan tentang skema “menjadi kaya dalam waktu singkat”.

Dalam bagian pertama buku ini membahas tentang penetapan arah yang jelas untuk tujuan yang ingin dicapai dalam hidup—visi kuat akan masa depan yang kaya dalam hidup.

Kunci pertama kesuksesan dalam bab ini adalah menyadari bahwa kekayaan tidak berada di tempat yang jauh, tapi di dalam pikiran anda, menunggu untuk ditemukan. Salah satu hal terpenting yang McKenna pelajari di awal penelitiannya tentang kekayaan adalah kita tak bisa begitu saja menilai kekayaan seseorang dari mobil yang dikendarai atau jumlah rekening banknya. Itu sebabnya dia tidak menggunakan istilah “orang kaya” atau “orang miskin” dalam buku ini. Sejauh pemahamannya, hal semacam itu tidak ada. Yang ada adalah “pemikir kaya” dan “pemikir miskin”.

“Pemikir kaya” akan selalu kaya berapa pun jumlah rekening bank mereka saat ini.Mereka akan selalu mencari peluang dan menjalani hidup sesuai keinginan mereka. Oleh sebab itu, pemikir kaya belum tentu orang dengan pendidikan terbaik atau bakat alami terhebat yang kita temui. Mereka sadar bahwa menghasilkan uang bukanlah proses misterius atau hadiah surgawi, melainkan suatu keahlian, seperti belajar akrobat atau mengendarai sepeda.

Bagian kedua berisi segala hal yang perlu kita ketahui untuk secara aktif pergi keluar dan menghasilkan lebih banyak uang. Setiap sub-bab dan latihannya akan membantu memprogram pola pikir kita untuk secara otomatis mencari kebijakan terbaik tentang bagaimana, kapan, dan di mana menghasilkan serta menggunakan uang kita.

Dalam bab terakhir, Paul membagi beberapa rahasia hidup kaya, tanpa menghiraukan sebanyak apa uang kita di bank saat ini. Ketika kita menerapkan ide-ide ini, kita akan semakin merasakan apa yang benar-benar kita inginkan—kebahagiaan dan kebebasan terus menerus yang tak ternilai harganya.

Buku ini dilengkapi pula dengan CD hipnosis, yang mampu mensinergikan proses pembelajaran kita. Membaca sistemnya, mengerjakan latihannya, dan mendengarkan CD hipnosis, akan mengefisienkan tujuan yang hendak kita capai.

Buku ini tidak berdasarkan pada teori-teori abstrak, tapi pada pemahaman baru mengenai cara memanfaatkan potensi yang menakjubkan dalam pikiran kita untuk menghasilkan kekayaan. Dalam menyusun sistem ini, Paul menghabiskan waktu bersama sejumlah pria dan wanita paling kaya di dunia dan mengajukan pertanyaan yang akan mengungkap keyakinan serta strategi terdalam mereka untuk meraih sukses.

Buku ini adalah model spesifik dan aplikatif tentang bagaimana kita bisa menjadi kaya dengan mengajari diri kita sendiri untuk berpikir dan bertindak seperti orang-orang paling sukses dalam masyarakat. Buku ini pula dan CD yang menyertainya berisi sistem yang akan membantu anda menanamkan “pola pikir” kaya dalam diri anda sendiri. Sistem ini terbukti membuat orang berpikir lebih positif, kreatif, dan optimistis tentang menghasilkan uang dan memiliki kehidupan yang lebih kaya.

Tidak seperti banyak orang yang menjual kursus kekayaan, Paul tidak menyarankan kita untuk menirunya, atau bahkan meniru banyak orang hebat yang berkontribusi terhadap keefektifan sistem ini. Sebaliknya, dia ingin kita menjadi diri kita dalam versi paling kaya, paling bahagia, dan paling sukses.

Paul merancang sistem ini semudah mungkin agar kita bisa mengubah hidup kita dan hidup orang-orang di sekitar kita menjadi lebih baik. Karena, menjadi kaya bukan hanya tentang kita, melainkan tentang bagaimana kita memengaruhi dunia di sekitar kita serta warisan yang kita tinggalkan.***

M. Iqbal Dawami
Staf pengajar STIS Magelang

lintasberita

Lanjut Baca

Indonesia Dikuasai Asing

Resensi ini dimuat di Seputar Indonesia, Minggu, 30 Agustus 2009
------------------------------------
Judul: Di Bawah Cengkeraman Asing
Penulis: Wawan Tunggul Alam
Penerbit: Ufuk Press, Jakarta
Cetakan: I, Juli 2009
Tebal: 224 hlm.
---------------

Membaca buku Di Bawah Cengkeraman Asing (2009) benar-benar membuat saya geram, miris, sekaligus membuka kesadaran. Betapa tidak, pelbagai sektor riil di Indonesia ternyata berada dalam penguasaan asing. Dominasi asing sudah keterlaluan merasup di tubuh kita sebagai bangsa dan negara. Tidak saja dalam penguasaan ekonomi, yang kemudian mencuatkan pengelolaan sistem ekonomi neoliberalisme, tapi juga pengaruhnya dalam bidang budaya, pendidikan, dan gaya hidup.

“Pernahkah anda menyadari, dari bangun tidur, beraktivitas, hingga tidur lagi, semuanya telah dikuasai perusahaan asing?” (hlm. 13). Begitulah Wawan, sang penulis buku ini, membuka pembahasannya. Tengok saja, dari mulai minum AQUA (74 persen sahamnya dikuasai perusahaan Danone asal Prancis), atau minum teh Sariwangi (100 persen sahamnya milik Unilever, Inggris), minum susu SGM (milik Sari Husada yang 82 persen sahamnya dikuasai Numico, Belanda), mandi dengan sabun Lux, sikat gigi pakai Pepsodent (milik Unilever), hingga merokok Sampoerna (97 persen sahamnya milik Philips Morris, Amerika Serikat) dikuasai pihak asing.

Betapa tergantungnya kita dengan perusahaan asing. Tapi, memang begitulah realitanya, bahwa bangsa kita sebenarnya sudah dijajah bangsa asing. Kalau dulu sebatas Belanda dan Jepang, sekarang ini beragam bangsa asing mencengkeram negeri kita. Bagaimana bisa perusahaan asing itu menguasai begitu dahsyat pasar di Indonesia sementara kita hanya menjadi penonton?

Perusahahaan asing bisa merajalela menguasai lahan-lahan di Indonesia, tentu besar kemungkinannya ada unsur kesengajaan dari pihak kita. Mengapa bisa demikian? Hal inilah yang ditelusuri Wawan dalam bukunya.

Menurut Wawan alasannya adalah kondisi tersebut sengaja diciptakan oleh bangsa kita sendiri lantaran para pengelola negeri ini (termasuk wakil rakyat, pembuat undang-undang) telah terjangkit mental korup, mental suap. Kondisi ketidakmampuan terhadap pihak asing ini diakibatkan oleh lemahnya hukum (produk hukum). Karena melalui produk hukum inilah penguasaan ekonomi Indonesia bisa mulus dilakukan pihak asing. Nah, produk hukum berupa undang-undang atau perangkat peraturan lainnya itu nyatanya dapat dibuat sesuai pesanan pihak asing. Tentu saja yang menjadi agennya adalah para birokrat dan anggota legislatif yang duduk menggodok undang-undang. Karena dari tangan-tangan merekalah undang-undang yang memperbolehkan kepemilikan asing itu diterbitkan.

Lihat saja, misalnya, kasus marak yang terjadi di pertengahan tahun 2008. Untuk membuat amandemen UU No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia (BI), pejabat BI harus mengelontorkan dana Rp 31,5 milyar untuk menyuap beberapa anggota DPR Komisi IX. Kasus ini terkuak setelah diadilinya anggota DPR Komisi IX Hamka Yandhu yang ditanggap KPK dan diadili di pengadilan Tipikor (Tindak Pidana Korupsi). Nah, bukankah menjadi besar kemungkinannya pula untuk menggelontorkan undang-undang yang melindungi kepentingan asing, para pembuat UU itu juga mendapat kucuran uang alias disuap?

Lantas, dari mana pihak asing berani mencampuri produk-produk hukum Indonesia. Menurut Wawan, hal itu bermula Presiden Soeharto naik tahta. Saat itu, Soeharto butuh banyak uang untuk modal pembangunan negeri. Ia kumpulkan para ekonom, termasuk orang-orang terdekatnya di bidang lain.Tujuannya untuk mencari dana ke luar negeri. Maka dibuatlah blue print pembangunan ekonomi Indonesia. Untuk itu, berkumpullah para negara pendonor guna berkonferensi di Jenewa, November 1967.

Para pejabat Indonesia yang hadir merasa puas, jumawa, tersenyum lega, lantaran berhasil mendapatkan utangan! Sekalipun untuk mendapatkan utang atau pinjaman itu, kekayaan alam Indonesia harus dibagi-bagikan kepada perusahaan transnasional raksasa, dan dengan harga murah. Freeport mendapat bukit di Timika, Papua, untuk mengeksplorasi “tembaga”, ternyata emas. Sedang perusahaan Alcoa mendapat bauksit. Sekelompok konsorsium Eropa mendapat nikel di Papua Barat, sekelompok perusahaan Amerika, Jepang dan Prancis giliran mendapat pengelolaan hutan-hutan tropis di Sumatera, Kalimantan dan Papua barat. Dan masih banyak lagi.

Begitulah, bagaimana negeri kita diobok-obok pihak asing yang ironisnya dibantu orang kita sendiri. Mereka banyak mengambil untung. Tapi, lihatlah, bagaimana dengan nasib bangsa Indonesia dan rakyatnya? Bagaimana nasib penduduk Papua? Sama sekali tak masuk diakal. Dengan kekayaan Gunung Grasberg (Tembagapura), pemerintah Indonesia masih mengemis-ngemis mencari pinjaman ke sana-sini. Padahal, cadangan emas dan tembaga yang dapat membayar seluruh utang Indonesia malah diserahkan kepada pihak asing. Sekarang, Indonesia justru kerepotan membayar bunga dan cicilan utang, sedangkan rakyatnya semakin miskin.

Nestapa Indonesia belum selesai sampai di situ. Saat negara-negara kaya pemberi utang Indonesia memberikan utangnya, ternyata membuat banyak persyaratan. Di antaranya, uang hasil utang harus dipakai untuk membeli barang dan jasa dari perusahaan asal negara pemberi utang. Walhasil, sekitar 80 persen uang tunai hasil dari berhutang itu kembali ke negara-negara pemberi pinjaman, sementara utang pemerintah kita tak lunas-lunas.

Kekuatan-kekuatan asing dalam bidang ekonomi yang terjalin dalam korporasi-korporasinya memang telah mendikte dari pelbagai sisi: perdagangan, perbankan, penanaman modal, kepelayaran dan kepelabuhan, kehutanan, perkebunan, pertambangan migas dan non-migas, dan lain-lain. Lantas, masihkah Indonesia pantas sudah disebut merdeka?

Buku ini patut dibaca guna menyegarkan kembali kesadaran kita dalam berbangsa dan bernegara yang pada saat ini sedang ditemukan momennya.***

M. Iqbal Dawami,
Staf pengajar STIS Magelang

lintasberita

Lanjut Baca

Menilik Bilik Investor Dunia

Judul: Buffett: Perjalanan Hidup dan Kiat Sukses Salah Satu Orang Terkaya di Dunia
Penulis: Roger Lowenstein
Penerjemah: Yohani Yuni
Penerbit: RedLine, Jakarta
Cetakan: I, Juni 2009
Tebal: xviii + 594 hlm.
-----------------------

Biografi investor Warren Buffett karya penulis bisnis Roger Lowenstein ini memetakan kemunculan bisnisman yang visioner ini pada awal tahun 1950-an. Buffett, seorang yang mendapatkan keberuntungan besar, namun menjalani gaya hidup yang sederhana (terhadap kekayaannya). Lowenstein menyampaikan kecerdasan bisnis Buffett dengan cerita mempesona tentang praktik bisnis yang rasional dan ungkapan-ungkapan tentang suatu pandangan dunia yang unik dan terkadang skeptis. Lowenstein menceritakan aspek publik dan pribadi dari seorang bisnisman dan filantropis ini.

Sejak publikasi dengan hardcover pada tahun Agustus 1995, Buffett telah muncul dalam daftar bestseller Wall Street Journal, New York Times, San Francisco Chronicles, Los Angeles Times Seattle Times, New Days Times, San Francisco Chronicles, Los Angeles Times, Seatlle Times, dan Newsday. Berawal dari goresan, secara sederhana dengan hanya memilih saham-saham dan perusahaan untuk berinvestasi, Warren Buffett telah mengumpulkan salah satu keberuntungan pada abad dua puluh—kekayaan bersih sebesar 10 miliar dollar yang luar biasa.

Catatan investasinya yang mengagumkan telah membuatnya menjadi figur yang dikagumi yang dikenal karena kontradiksi-kontradiksinya: seorang millioner dengan gaya hidup sederhana, seorang investor sukses yang menjauhkan revolving-door jual beli Wall Street modern, dan pembuat kesepakatan brilian yang mengolah aura tenunan sendiri. Penulis buku ini, Lowenstein, memanfaatkan tiga tahun aksesnya kepada keluarga Buffett, teman, dan koleganya untuk memberikan definitif pertama, laporan dari dalam mengenai kehidupan karir dari orang asli Amerika ini.

Buffett menjelaskan bahwa strategi investasinya—sebuah filosofi jangka panjang yang didasarkan pada pembelian saham perusahaan-perusahaan yang berharga murah di pasar dan memegangnya hingga nilainya tetap naik—dan menunjukkan bagaimana hal itu merupakan refleksi dari dirinya sendiri.

Bagi mereka yang telah mempelajari Buffett yang salah satunya pada karya Roger Lowenstein ini, sketsa kehidupan masa kecil Buffett begitu dikenal. Dari usia muda, Buffett telah terlibat dalam beberapa afinitas, etika kerja dalam mengumpulkan informasi dan ketertarikan dalam memperhitungkan hambatan-hambatan. Pada usia enam tahun, dia tengah menghasilkan keuntungan dari menjual bungkus permen karet.
Pekerjaannya sebagai pengantar koran menandai ketertarikannya pada koran dan perusahaan penerbitan. Kemampuan Buffett menyerap banyak sekali dokumen keuangan dan majalah industri tanpa ada bandingan, meskipun dia mencatat bahwa kesuksesan investasinya telah dipengaruhi oleh lingkungan teman yang merupakan penganut gaya investasi Graham.

Sumbangannya pada juni 2006 (pada waktu itu sekitar 31 milliar) kepada Bill and Mellinda Gates Foundation mengakibatkan suatu kegemparan. Biasanya orang-orang kaya yang paling luar biasa mendirikan yayasan mereka sendiri, sehingga nama dan reputasi mereka dapat terus bertahan setelah mereka meninggal, akan tetapi Buffett memiliki keyakinan bahwa kekayaannya akan berguna jika dikelola oleh kalangan muda, oleh orang yang berorientasi pada hasil seperti yayasan Gate. Modus operandi sebagai seorang investor adalah: tempatkan modal pada manajer yang kapabel dan menyingkir dari jalan mereka. Langkah tersebut menguntungkan Buffett pada sisi yang lain: cukup egois untuk mengurangi ego, dan cukup nyata untuk tidak bersifat konvensional.

Warren Buffett, yang lahir pada 30 Agustus 1930 adalah seorang investor yang paling sukses di dunia. Dia pemegang saham terbesar dan CEO Berkshire Hathaway. Buffett sering disebut sebagai "Oracle of Omaha" atau "Sage of Omaha" dan dikenal karena ketaatannya pada filosofi berinvestasi yang bernilai dan kesederhanaannya meskipun dia memiliki kekayaan yang melimpah.

Buffett juga seorang filantropi terkemuka, yang telah berkomitmen memberikan 85 persen dari kekayaannya kepada Gates Foundation. Dia juga bertindak sebagai salah seorang anggota dewan komisaris pada Grinnell College. Pada tahun 1999, Buffett dimasukkan pada kategori manajer uang yang top pada abad kedua puluh pada survey yang dilakukan oleh Carson Group. Dan pada tahun 2007, dia terdaftar sebagai 100 orang yang paling berpengaruh di dunia versi majalah Time.

Buku ini menceritakan secara rinci kehidupan Buffett sebagai pribadi yang sejak kecil memiliki obsesi menjadi investor andal. Ia hidup hemat, rajin belajar, dan, yang terpenting, sebagai wiraswasta berani mengambil risiko. Bagi setiap pengusaha, buku ini wajib dipelajari karena menyajikan pelbagai metode bisnis yang menguntungkan.

Buku ini memberikan kita sebuah pelajaran, bagaimana seorang Warren Buffett yang dijuluki sebagai “The Greatest Investor” mulai melakukan investasinya dari modal yang kecil sehingga menjadi orang terkaya di dunia. Dalam situasi yang tidak menentu di pasar keuangan dunia saat ini, kita pun dapat mulai mengikuti langkah-langkah yang dilakukan oleh Warren Buffett.

Buku ini pula menguraikan filosofi Warren Buffett, lengkap dengan pemaknaan rinci yang akan sangat membantu para pengusaha (terutama investor) di tengah kebingungan akibat krisis finansial dunia.

Daya tarik utama buku ini adalah kemampuannya untuk menghidupkan kembali kisah-kisah penting yang dialami oleh Warren Buffett, termasuk riwayat leluhur; kebiasaan-kebiasaan, cita-cita dan sahabat di masa kecil; falsafah dan motivasi hidup; kerisauan dan tragedi yang pernah dialami; lingkungan keluarga, teman dan kolega usaha memengaruhi pandangan dan perilaku Warren Buffett.***

M. Iqbal Dawami
Staf pengajar STIS Magelang

lintasberita

Lanjut Baca

Seni Meraih Kekayaan

Resensi ini dimuat di Koran Jakarta, Jum'at, 31 Juli 2009
Judul: I Can Make You Rich: Siapkah Anda Menjadi Bahagia dan Kaya?
Penulis: Paul McKenna
Penerbit: Mozaik, Jakarta
Cetakan: I, Juli 2009
Tebal: 291 hlm.
-----------------

“Sumber kekayaan dan modal yang sesungguhnya dalam zaman baru ini bukanlah benda-benda materi. Tetapi pikiran manusia, semangat manusia, imajinasi manusia, serta keyakinan kita akan masa depan.” Steve Forbes, miliarder.

Menjadi kaya bukan sekadar soal menumpuk uang. Jauh dari itu. Untuk menjadi sukses di zaman sekarang, anda harus kaya dalam hal kebahagiaan, kesehatan, dan ide.

Buku ini membahas berbagai peluang tersebut dan memberikan saran tentang cara menjadi kaya, atau menambah kekayaan. Buku ini menawarkan wawasan yang sesungguhnya mengenai dunia orang-orang yang telah meraih kesuksesan dan merupakan salah satu buku paling orisinal tentang kekayaan yang pernah saya baca.

Paul McKenna, penulis buku ini adalah jutawan yang ahli hipnosis dan pakar motivasi. Selama bertahun-tahun, dia telah melihat kekayaan pribadinya tumbuh seiring dengan kemauannya untuk menerapkan apa yang dia pelajari.

Dia memperkenalkan sebuah sistem untuk menghasilkan lebih banyak uang. Dia mengaku sistemnya telah berhasil diterapkan oleh puluhan orang. Ada yang menghasilkan ratusan, ribuan, bahkan jutaan, tergantung pada hasrat dan kemauan mereka masing-masing untuk mengubah kebiasaan lama dan mencoba hal-hal baru. “Yang lebih penting, mereka semua telah merasakan kebebasan dahsyat yang berasal dari pola pikir kaya. Sekarang, giliran anda,” ujar Paul.

Namun, harus diketahui bahwa sistem Paul ini bukan “diet uang” dan sudah pasti bukan tentang skema “menjadi kaya dalam waktu singkat”.

Dalam bagian pertama buku ini membahas tentang penetapan arah yang jelas untuk tujuan yang ingin dicapai dalam hidup—visi kuat akan masa depan yang kaya dalam hidup.

Bagian kedua berisi segala hal yang perlu kita ketahui untuk secara aktif pergi keluar dan menghasilkan lebih banyak uang. Setiap sub-bab dan latihannya akan membantu memprogram pola pikir kita untuk secara otomatis mencari kebijakan terbaik tentang bagaimana, kapan, dan di mana menghasilkan serta menggunakan uang kita.

Dalam bab terakhir, Paul membagi beberapa rahasia hidup kaya, tanpa menghiraukan sebanyak apa uang kita di bank saat ini. Ketika kita menerapkan ide-ide ini, kita akan semakin merasakan apa yang benar-benar kita inginkan—kebahagiaan dan kebebasan terus menerus yang tak ternilai harganya.

Buku ini dilengkapi pula dengan CD hipnosis, yang mampu mensinergikan proses pembelajaran kita. Membaca sistemnya, mengerjakan latihannya, dan mendengarkan CD hipnosis, akan mengefisienkan tujuan yang hendak kita capai.

Buku ini tidak berdasarkan pada teori-teori abstrak, tapi pada pemahaman baru mengenai cara memanfaatkan potensi yang menakjubkan dalam pikiran kita untuk menghasilkan kekayaan. Dalam menyusun sistem ini, Paul menghabiskan waktu bersama sejumlah pria dan wanita paling kaya di dunia dan mengajukan pertanyaan yang akan mengungkap keyakinan serta strategi terdalam mereka untuk meraih sukses.

Buku ini adalah model spesifik dan aplikatif tentang bagaimana kita bisa menjadi kaya dengan mengajari diri kita sendiri untuk berpikir dan bertindak seperti orang-orang paling sukses dalam masyarakat. Buku ini pula dan CD yang menyertainya berisi sistem yang akan membantu anda menanamkan “pola pikir” kaya dalam diri anda sendiri. Sistem ini terbukti membuat orang berpikir lebih positif, kreatif, dan optimistis tentang menghasilkan uang dan memiliki kehidupan yang lebih kaya.

Tidak seperti banyak orang yang menjual kursus kekayaan, Paul tidak menyarankan kita untuk menirunya, atau bahkan meniru banyak orang hebat yang berkontribusi terhadap keefektifan sistem ini. Sebaliknya, dia ingin kita menjadi diri kita dalam versi paling kaya, paling bahagia, dan paling sukses.

Paul merancang sistem ini semudah mungkin agar kita bisa mengubah hidup kita dan hidup orang-orang di sekitar kita menjadi lebih baik. Karena, menjadi kaya bukan hanya tentang kita, melainkan tentang bagaimana kita memengaruhi dunia di sekitar kita serta warisan yang kita tinggalkan.***
M. Iqbal Dawami
Staf pengajar STIS Magelang

lintasberita

Lanjut Baca
 
Copyright (c) 2010 Buku Bagus by Dunia Belajar